SKRIPSI
Disusun Oleh :
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
( Matius 7 : 7)
Kakakku
Sahabat-sahabatku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria,
dan Santo Fransiskus Asisi pelindung saya yang telah memberikan berkat, rahmat dan
karunia yang berlimpah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Dharma.
dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih tak
terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
penulis.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. Selaku Ketua Program Studi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. selaku dosen pembimbing
akademik.
telah banyak meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan arahan dalam
melakukan penelitian.
7. Bapak, mama dan kakak yang selalu mendoakan dan memberikan semangat
Vero, Tiara, Riri) yang selalu membantu dan menemani penulis selama
kuliah.
penulisan skripsi
11. Teman-teman MPAT kelas Ibu Atik yang berjuang bersama, saling
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis
rasio keuangan yang didukung dengan analisis trend.
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the level of corporate financial
performance of PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. which reviewed through
financial ratios (liquidity ratio, solvency ratio, activity ratio and rentability ratio) in
2011-2015.
This type of research was case study. Data collection techniques used
documentation. Data analysis techniques used are financial ratio analysis which
supported by trend analysis.
The results showed that PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. tended to increase
except in the solvency ratio when the company has not been able to reduce the
amount of debt and has not yet maximized sales in the last five years.
Kata kunci: financial analysis ratio, level of corporate financial peformance
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi perusahaan yang baik merupakan kekuatan untuk dapat bertahan dan
mengelola sumber daya yang dimiliki dengan efisien dan efektif agar perusahaan dapat
dapat diketahui dari laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode.
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat
penguji dari pekerjaan bagian pembukuan. Laporan keuangan tidak dapat menentukan
atau menilai posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan melakukan analisis,
didalamnya maka perlu dilakukan analisis sehingga dapat menjadikan informasi dalam
laporan keuangan lebih bermakna dan dapat mendukung dalam pengambilan keputusan.
Media yang dapat dipakai untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan
keuangan. Laporan keuangan adalah gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha
perusahaan, laporan keuangan tersebut digunakan untuk membantu para manajer dalam
menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat. Secara
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
periodik perusahaan mengeluarkan laporan keuangan yang dibuat oleh bagian akuntansi
manajemen, kreditor dan pemerintah. Laporan keuangan terdiri dari laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan laporan
keuangan.
adanya ukuran atau standar tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis
keuangan adalah rasio. Analisis rasio dapat menggambarkan posisi, kondisi maupun hasil
kerja yang telah dicapai. Analisis rasio dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis,
diantaranya yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas,
dengan adanya rasio keuangan ini dapat diketahui tingkat likuiditas, aktivitas,
Obyek penelitian ini adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ini merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang komunikasi yang merupakan
perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Suatu penelitian kinerja yang
menggambarkan efesiensi dan efektifitas perusahaan, dimana hasil dari penilaian ini
mengetahui keadaan keuangan yang dimiliki sehingga bisa menentukan rencana strategis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
analisis rasio likuiditas, rasio seolvabilitas, rasio aktivitas danrasio rentabilitas pada
D. Manfaat Penelitian
Sebagai penerapan metode atau ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan bacaan untuk menambah ilmu
pengetahuan.
Dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan serta perrbandingan dan sebagai acuan
E. Batasan Masalah
2. Rasio yang digunakan rasio likuiditas (current ratio, quick ratio, cash
equity ratio), rasio aktivitas (total asset turnover, receivable turnover, working
3. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis rasio keuangan dan analisis
Trend
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
penulisan.
Pada bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian dan
Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, subjek dan objek
Dalam bab ini berisi analisis data dan pembahasan untuk mengetahui hasil
BAB VI Penutup
Pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dari analisis data yang telah
BAB II
LANDASAN TEORI
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut
(Munawir 2004). Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2002), laporan keuangan adalah
digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
“Laporan Keuangan merupakan output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi
bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
Menurut hanafi dan Halim (2012) dalam menganalisis seorang analisis harus
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Memahami konsep dan prinsip yang mendasari laporan keuangan dan rasio keuangan
3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang
Dari beberapa pendapat para ahli dan pakar akuntansi di atas, maka dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan informasi yang berkaitan tentang
posisi atau keadaan keuangan perusahaan pada periode tertentu yang nantinya akan
Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi
a. Investor
investasi tersebut.
b. Kreditor
untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh
tempo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Pelanggan
f. Pemerintah
g. Karyawan
h. Masyarakat
dan manfaat. Ada beberapa tujuan laporan keuangan yang dikutip dari beberapa ahli
yakni: Menurut Fahmi (2012), tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
10
perode.
informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam
keuangan :
a. Dapat Dipahami
kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai laporan keuangan.
b. Relevan
c. Keandalan
kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material
dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat Dibandingkan
11
laporan arus kas, catatan laporan lain. Menurut IAI (2002 :1) :
a. Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, utang serta modal pada
c. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklarifikasikan
d. Catatan atas laporan lain meliputi penjelasan naratif atau jumlah rincian yang
tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan perubahan ekuitas
Dengan memperhatikan sifat – sifat dari laporan keuangan yang telah dituliskan
diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan itu memiliki
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim
report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang mempunyai sifat
sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. Semua jumlah atau hal-hal
yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuiditas atau
12
pasti dan tepat tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang
konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus
sehingga aktiva tetap dinilai berdasar nilai-nilai historis atau harga perolehannya
akumulasiannya. Oleh karena itu, angka yang tercantum dalam laporan keuangan
hanyalah merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar
nilai rupiah dari berbagai waktu dimana daya beli uang tersebut semakin
tingkat penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau
kenaikan harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti oleh kenaikan
tingkat harga-harga.
tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan
prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau
serta integritas manajernya dan sebagainya. Bagi mereka yang tidak biasa atau
13
laporan keuangan itu merupakan suatu daftar yang berdasarkan fakta-fakta yang
memperlihatkan nilai dari perusahaan secara keseluruhan dengan pasti dan tepat
statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan
bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan
Menurut M.Hanafi dan Abdul Halim dalam Analisis Laporan Keuangan (2012)
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan yaitu:
2. Angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya, untuk itu diperlukan
perbandingan yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh
perusahaan.
hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan yang melengkapi laporan keuangan
4. Analisis akan memerlukan informasi lain. Semua informasi yang diperlukan bisa
14
Laporan keuangan agar menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan
dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak
pemilik dan manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat
mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan,
setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah
perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
Menurut Munawir (2007), ada dua metode yang digunakan oleh setiap
1. Analisis Horizontal
2. Analisis Vertikal
Apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau
satu saat saja yaitu membandingkan antar satu pos dengan satu pos lainnya dalam
laporan keuangan tersebut sehingga akan diketahui keadaan keuangan atau hasil
Teknik analisa data yang biasa digunakan dalam laporan keuangan adalah:
a. Analisa perbandingan laporan keuangan yaitu metode dan teknik analisa dengan
b. Trend atau tredensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan
dalam prosentase adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui
atau turun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement adalah
jumlah penjualan.
d. Analisis sumber dan pengeloaan modal kerja adalah suatu analisa untuk
e. Analisa sumber penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-
f. Analisa perubahan laba kotor adalah suatu metode untuk mengethaui sebab-
sebab perubahan laba kotor suatu periode dengan laba dibudgetkan untuk
periode tersebut.
g. Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari
h. Analisis break even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan
yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak
even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk
16
analisis yang paling popular untuk mengidentifikasian kondisi keuangan perusahaan dan
hubungan antara berbagai pos-pos laporan keuangan itu. Hubungan antara pos yang satu
Djarwanto (2001), yang dimaksud dengan rasio dalam analisis laporan keuangan
adalah : “Suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur
tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”. Bambang (2001), “Rasio
hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmetical term yang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubunngan antara dua macam data financial”. Rasio keuangan pada
dasarnya disusun dengan menggabungkan angka angka di dalam atau antara laporan laba
Analisis ini merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal dan juga dalam
tingkat kemampuan perusahaan yang ditujukan dalam bentuk angka atau persentase.
Berdasarkan pengertian analisis rasio diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan
mengadakan analisis rasio terhadap laporan keuangan dalam suatu perusahaan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan
Ada beberapa analisis rasio keuangan yang dilakukan oleh pihak manajemen
tersebut terdiri dari rasio neraca, rasio laporan laba rugi, dan rasio antar laporan.
Rasio neraca yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca misalnya:
rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total
aktiva, rasio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang dan sebagainya.
Rasio laporan laba rugi yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan
laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha dengan
Rasio antar laporan yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan
laporan laba rugi, misalnya: rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio
penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan
Adapun penjabaran dari rasio-rasio keuangan (financial) yang utama dalam laporan
keuangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar
lainnya dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan pada posisi jangka pendek
paling likuid guna menjamin pengembalian hutang jangka pendek yang telah
jatuh tempo dengan mengetahui angka perbandingan dari rasio ini, maka akan
jangka pendeknya. Rasio ini tidak bicara masalah solvabilitas (kewajiban jangka
tatapi rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang juga akan mempengaruhi
solvabilitas perusahaan.
menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Current Ratio biasa disebut dengan
Rumus :
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = x100%
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Quick Ratio merupakan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar yang lebih liquid. Rasio ini adalah ukuran kemampuan
Rumus :
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = x100%
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang akan segera atau
harus dilunasi dengan uang kas yang tersedia dengan uang kas yang tersedia
dalam perusahaan.
Rumus:
Rasio ini merupakan perbandingan antara modal kerja (aktiva lancar dikurangi
hutang lancar) dengan total aktiva. Working Capital to Total Assets yang
20
Rumus:
2) Rasio Solvabilitas
dengan aktiva yang dimilikinya jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Rasio ini
mengukur perbandingan dan yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang
dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga menunjukkan
indikasi keamanan dari pemberi pinjaman atau bank, bisa juga rasio ini menghitung
seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap
bunga.
Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aktiva, dengan kata lain seberapa
Rumus :
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 = 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Debt to Equity Ratio rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik
dapat menutupi hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini akan menjadi
3) Rasio Aktivitas
pemakaian dana perusahaan. Rasio ini berkaitan dengan kegiatan perusahaan yang di
ukur dengan kegiatan penjualan dan pendapatan perusahaan dalam operasinya. Rasio
aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar
melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva
tersebut pada kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu
akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva
tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang
lebih produktif.
tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu atau
Rumus :
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b) Receivable Turnover
Rumus :
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔
dengan aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya
penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap – tiap modal kerja.
Rumus :
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
d) Inventory Turnover
tertanam dalam satu periode tertentu atau mengkur likuiditas dari inventori dan
Rumus : 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
4) Rasio Rentabilitas
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan
23
perusahaan.
diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya maka akan semakin baik
Rumus :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
keuntungan bersih.
Rumus :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Rasio ini adalah
Rumus :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑥 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
D. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2001), adalah “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yanng diberikan kepadanya”. Kualitas yang dimaksud disini adalah dilihat dari
kehalusan, kebersihan dan ketelitian dalam pekerjaan sedangkan kuantitas dilihat dari
penilaian prestasi kerja (kinerja) adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis
untuk mengetahui hasil kerja karyawan dan kinerja organisasi. Untuk menentukan
pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggapan yang lebih baik di masa
mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan
dan penentuan imbalan. Tujuan dari kinerja adalah memperbaiki atau meningkatkan
kinerja organisasi dari SDM organisasi. Secara spesifik, tujuan dari evaluasi adalah
sebagai berikut:
b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka lebih
25
kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu
individu dalam organisasi. Nilai penting dari penilaian kinerja adalah menyangkut
a. Membuat analisis kerangka dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan
26
c. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung
jawab perorangan dan kelompok sehngga untuk periode selanjutnya jelas apa yang
harus dicapai, sarana dan prasaran yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan
hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinan untuk meyususn suatu proposal
mementukan unsur yang harus dinilai dalam proses penilaian kinerja yang dilakukan
manajemen disebabkan perusahaan, juga karena belum terdapat standar baku tentang
unsur yang perlu diadakan penilaian. Berikut adalah unsur-unsur penilaian dalam
a. Kesetiaan
dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung
jawab.
b. Hasil Kerja
Yang dimaksud adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam
c. Tanggung Jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang
memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukan
d. Ketaatan
e. Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas
telah diberikan.
f. Kerjasama
Kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja sama dengan orang lain mampu
dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga
g. Prakarsa
tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari manajemen lainnya.
h. Kepimpinan
Kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu penelitian mengenai
objek tertentu pada PT. Telekomunikasi, Tbk. Metode penelitian yang digunakan dalam
peneltian ini adalah metode analisis kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian
yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
data yang digunakan diperoleh dari website resmi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
yaiitu www.telkom.co.id
1. Subjek Penelitian
Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah PT. Telkomunikasi
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah data laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk. periode 2011 – 2015. Laporan keuangan yang adalah neraca dan laporan laba
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
D. Data Penelitian
Data sekunder
Diperoleh atau dikumpulkan peneliti adalah data yang digunakan dalam penelitian ini
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. berupa neraca dan laporan laba rugi yang didapat
Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumen serta catatan yang
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa dalam menganalisa data, yaitu
1. Menghitung rasio likuiditas perusahaan dari tahun 2011 sampai 2015 yang meliputi :
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 x 100%
ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk beberapa kali atau dalam bentuk presentase.
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancar
30
Rasio ini menggambarkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
Rasio ini merupakan perbandingan antara kas dan surat berharga dengan hutang
Rasio ini merupakan perbandingan antara modal (aktiva lancar dikurangi hutang
2. Menghitung rasio solvabilitas perusahaan dari periode 2011 sampai 2015 meliputi :
Rasio ini merupakan hutang dapat ditutup oleh aktiva yang dimiliki perusahaan.
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Rasio Hutang Atas Modal (Debt to Equity) Rasio ini menunjukan sejauh mana
hutang dapat ditutup oleh aktiva atau dapat juga dikatakan berapa besar porsi hutang
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙
3. Menghitung rasio aktivitas perusahaan dari tahun 2011 sampai tahun 2015 meliputi :
berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. (Hanafi dan Halim, 2012:78)
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
b. Receivable Turnover
Rasio ini biasanya digunakan dalam hubungan dengan analisis terhadap modal kerja
karena memberikan ukuran seberapa cepat piutang perusahaan berubah menjadi kas
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔
Rasio ini menghubungkan antara penjualan dengan modal kerja dan memberikan
indikasi perputaran modal kerja selama periode tertentu. Rasio yang rendah
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Inventory Turnover
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 = 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
4. Menghitung rasio rentabilitas perusahaan dari periode 2013 sampai 2015 meliputi :
a. Profit Margin
Semakin besar rasionya akan menjadi semakin baik karena dianggap kemampuan
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
b. Return on Investment
tersebut maupun dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik (Prastowo &
Juliaty,2005:90)
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Return on Equity
Kemampuan Perusahaan dengan modal sendiri dalam menghasilkan laba. Rasio ini
pemegang saham
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑥 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
diketahui rasio tersebut cenderung naik atau turun. Rumus dari persamaan Trend
Yt = a + bX
diketahui :
∑𝑌
a=
𝑛
∑ 𝑋𝑌
b=∑
𝑋2
Y : nilai Rasio
34
Agar perhitungan trend menjadi lebih mudah, maka dapat menggunakan tabel sebagai
berikut.
Jumlah
Dari perhitungan tersebut, maka akan diketahui keadaan yang dapat diklarifikasi
sebagai berikut:
a. Bila b bernilai positif, maka rasio keuangan perusahaan tersebut dari tahun ke tahun
b. Bila b bernilai negatif, maka rasio keuangan perusahaan tersebut dari tahun ke tahun
6. Untuk menentukan analisis rasio, maka dapat dilakukan dengan langkah langkah
b. Menghitung angka rasio sama dengan perhitungan rasio pada peusahaan yang
diteliti.
BAB IV
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah Suatu Badan Milik Negara (BUMN)
yang bergerak dalam bidang jasa Telekomunikasi. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
menyediakan sarana dan jasa layanan Telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat
luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT. Telekomunikasi, Tbk. di
Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos
dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905
puluh delapan perusahaan. Pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu
jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst/ PTT).
Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan
perusahan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan perusahaan Negara
1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa Telekomunikasi Internasional
yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation (INDOSAT) yang terpisah dari
Telekomunikasi.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Perubahan di lingkungan PT. TELKOM Indonesia, Tbk terus berlanjut mulai dari
tahun 1995 meliputi (1) Restrukturisasi Internal; (2) Kerjasama Internal; (3) Intial Publik
Offering (IPO). Jenis usaha PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah penyelenggara
jasa Telekomunikasi dalam negeri dan bidang usaha terkait seperti jasa sistem Telepon
Bergerak (STBS) sirkuit pelanggan, teleks, penyewaan transpoder satelit, VSAT (Verry
Small Apenture Terminal) dan jasa nilai tambah tertentu. Pada tanggal 1 Juli 1995
telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi network yang keduanya
teritorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat
bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa Telekomunikasi
jarak jauh. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, (Telkom) Saat ini sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia (53,6%), dan 46,4% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan
Investor dalam Negeri. Telkom mempunyai 13 anak perusahaan. Telkom telah melayani
lebih dari 151,9 juta pelanggan yang terdiri dari seluler (Telkomsel) lebih dari 125 juta
interkoneksi jaringan telepon, multimedia, data dan layanan terkait komunikasi internet,
sewa transponder satelit, sirkit langganan, televisi berbayar dan layanan VoIP. Perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kawasan regional ini telah mendominasi lebih dari 60 persen pangsa pasar broadband
Indonesia. Telkom sudah memiliki lebih dari 19 juta pelanggan broadband. Telkom
memiliki kapasitas gateway internet lebih dari 106,4 Gbps. Perusahaan ini selalu berusaha
layanan enterprise, dan layanan wholesale dan internasional, yang didukung oleh 10 juta
sambungan POTS dan 5 juta sambungan Speedy. Serta pertumbuhan inorganik yang
bertujuan untuk memenuhi dan atau mencapai visi, misi, nilai yang diterapkan
perusahaan. Visi dan misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. adalah sebagai berikut :
1. Visi
38
2. Misi
kompetitif.
3. Budaya Perusahaan
dimilikinya kesadaran Perusahaan dan karyawan yang peka akan tanggung jawab
sosial kepada masyarakat sebagai wujud warga negara yang baik. Lebih dari itu sistem
dan budaya terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan perubahan bisnis untuk
industrinya dan dapat menjadi role model Perusahaan. Sejak tahun 2009 dilakukan
transformasi budaya baru Perusahaan yang disebut dengan “The Telkom Way”
4. Nilai
1. Commitment to long-term
2. Customer first
3. Caring meritocracy
5. Collaborative innovation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
C. Struktur Organisasi
Dewan Komisaris
Direksi
40
Berikut ini adalah penjelasan mengenai deskripsi dari officer (pegawai) 2 dan officer
1. Mission statement
Officer 2 dan Officer 3 bertugas memastikan kelengkapan data administrasi (fisik) dan
2. Main Responbility
support CRM.
a. Keamanan dokumen.
b. Pelaporan hasil kerja tepat waktu dan informatif untuk pengambilan keputusan
d. Tepat sarana.
41
4. Main Autorhity
a. Aksesibilitas terhadap data, informasi, dan dokumen yang terkait secara penuh.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dilakukan analisis laporan keungan pada PT. Telekomunikasi
Indosia, Tbk. berdasarkan teknik analisis data seperti yang telah diuraikan pada Bab III.
1. Rasio Likuiditas
Current Ratio
hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Hery,
2015:178)
aktiva lancar
Tahun 2011 = x 100%
hutang lancar
21.258.000.000
= 22.189.000.000 x 100%
= 95%
aktiva lancar
Tahun 2012 = hutang lancar x 100%
27.973.000.000
= 24.107.000.000 x 100%
= 116%
aktiva lancar
Tahun 2013 = hutang lancar x100%
33.075.000.000
=28.437.000.000 x 100%
= 116%
aktiva lancar
Tahun 2014 = hutang lancar x 100%
34.294.000.000
= x100%
32.318.000.000
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
= 106%
aktiva lancar
Tahun 2015 = hutang lancar x100%
47.912.000.000
= 35.413.000.000 x 100%
= 135%
Berikut perhitungan current ratio PT. Telekomunkasi Indonesia, Tbk. Tahun
2011-2015.
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dilihat dari sisi rasio lancarnya, secara umum
dari tahun 2011 sampai 2015 perusahaan ini berada dalam posisi yang kurang
baik. Pada tahun 2011 sebesar 95% yang disebabkan hutang lancar lebih besar
dari aktiva lancar yang artinya setiap Rp.1,00 hutang lancar dijamin dengan
Rp.0,95 aktiva lancar, dimana rasio lancar yang rendah dapat dikatakan bahwa
tahun 2012 dan 2013 mengalami peningkatan sebesar 116% disebabkan jumlah
aktiva lancar meningkat dan bisa melunasi utang lancar sebesar yang artinya
setiap Rp.1,00 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp.1,16 aktiva lancar yang
jangka pendek kepada perusahaan, hal ini disebabkan pertambahan aktiva lancar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dengan berkurangnya hutang lancar, semakin tinggi rasio ini belum tentu
kinerja keuangan perusahan berada pada kondisi illikuid karena nilai aktiva lancar
sebagai jaminan atas hutang lancarnya lebih kecil, maka ditahun 2015 perhitungan
current ratio sebesar 135% sebesar yang artinya setiap Rp.1,00 hutang lancar
perusahaan berada pada tingkat yang baik, karena besarnya nilai aktiva lancar
sebagai jaminan atas hutang lancarnya lebih besar yang disebabkan meningkatnya
piutang usaha.. Rasio lancar yang tinggi dapat terjadi karena kurang efektifnya
manajemen kas dan persediaan. Dalam praktik, standar rasio lancar yang baik
dalam perusahaan berkisar pada angka 2:1 atau 200% besaran rasio ini sering
dianggap sebagai ukuran yang baik atau memuaskan bagi tingkat likuiditas
perusahaan. Artinya, dengan hasil perhitungan rasio sebesar itu, perusahaan sudah
Quick Ratio
2015:181)
aktiva lancar−persediaan
Tahun 2011 = x 100%
hutang lancar
21.258.000.000−758.000.000
= 𝑥 100%
22.189.000.000
= 92,3%
aktiva lancar−persediaan
Tahun 2012 = x 100%
hutang lancar
27.973.000.000−579.000.000
= 𝑥 100%
24.107.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
=113,6%
aktiva lancar−persediaan
Tahun 2013 = x 100%
hutang lancar
33.075.000.000−509.000.000
= x 100%
28.347.000.000
= 114,5%
aktiva lancar−persediaan
Tahun 2014 = x 100%
hutang lancar
34.294.000.000−528.000.000
= x 100%
32.318.000.000
= 104,4%
aktiva lancar−persediaan
Tahun 2015 x 100%
hutang lancar
47.912.000.000−474.000.000
= x 100%
35.413.000.000
= 134%
Berikut perhitungan quick ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tahun 2013-
2015.
2011-2015 yaitu:
baik selama tahun 2011 sampai 2015. Pada tahun 2011 sebesar 92,3% disebabkan
utang lancar meningkat yang disebabkan utang jangka panjang meningkat, artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
setiap Rp.1,00 hutang lancar dijamin sebesar Rp.0,92 aktiva lancar (Hery,
2015:184) yang berasal dari kas yang sangat rendah. Pada tahun 2015 quick
jumlah aset lancar dan hutang jangka pendek semakin rendah yang artinya setiap
Rp. 1,00 hutang lancar dapat dijamin sebesar Rp. 1,34 aktiva lancar yang berasal
Cash Ratio
Rasio ini merupakan seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk
=42,2%
kas dan setara kas
Tahun 2012 = x 100%
hutang lancar
13.118.000.000
=24.107.000.000 𝑥 100%
=54,4
kas dan setara kas
Tahun 2013 = x 100%
hutang lancar
14.696.000.000
= x 100%
28.437.000.000
= 51,6%
kas dan setara kas
Tahun 2014 x 100%
hutang lancar
17.672.000.000
= x 100%
32.318.000.000
= 54,7%
kas dan setara kas
Tahun 2015 x 100%
hutang lancar
28.117.000.000
= 35.413.000.000 x 100%
= 79,4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berikut Perhitungan cash ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tahun 2011-
2015.
Berdasarkan tabel 5.3 perhitungan cash ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Jika dilihat dari cash rationya, PT. Telekomunikasi, Tbk. tidak mampu melunasi
hutang. Berdasarkan perhitungan cash ratio pada tahun 2011 sampai 2014 belum
bisa melunasi hutang lancar dengan kas dan setara kas yang disebabkan karena
meningkatnya jumlah hutang lancar jika dilihat dari rata rata keseluruhan dibawah
benar-benar terlihat. Semakin besar nilai rasio kas maka semakin mudah
perusahaan Rasio ini menjelaskan bahwa aktiva lancar yang digunakan untuk
memenuhi kewajiban lancar adalah kas (Kashmir, 2008:141). Pada tahun 2015
cash ratio sebesar 79,4% yang artinya perusahaan hanya memiliki kas dan setara
kas untuk membayar kewajiban lancarnya sebesar Rp. 0,79 dari total hutang atau
setiap Rp.1,00 hutang lancar dapat dijamin sebesar Rp. 0,79 oleh kas (Kashmir,
2008:139). Angka cash ratio mempunyai nilai nilai Rp1,00 atau 100% yang
artinya setiap hutang bisa dilunasi apabila kas mampu menutupi hutang lancar.
Kondisi keuangan, dilihat dari Cash Ratio, PT. Telekomunikasi, Tbk. dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dikatakan tidak baik karena tidak dapat menutupi hutang lancar dengan kas yang
Rasio ini merupakan perbandingan antara modal kerja (aktiva lancar dikurangi
=0,90%
aktiva lancar−hutang lancar
Tahun 2012 = x 100%
total aktiva
27.973.000.000−24.107.000.000
= x 100%
111.369.000.000
=2,8%
aktiva lancar−hutang lancar
Tahun 2013 = x 100%
total aktiva
33.075.000.000−28.437.000.000
= x 100%
127.951.000.000
= 3,62%
aktiva lancar−hutang lancar
Tahun 2014 x 100%
total aktiva
34.294.000.000−32.318.000.000
= x 100%
141.822.000.000
= 1,4%
aktiva lancar−hutang lancar
Tahun 2015 x 100%
total aktiva
47.912.000.000−25413.000.000
= x 100%
166.173.000.000
= 7,52%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Working capital to total asset merupakan perbandingan modal kerja (aktiva lancar
dikurangi hutang lancar) Modal kerja yang dimaksud disini adalah modal kerja,
yaitu sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk
2012:140). Rasio yang semakin tinggi menunjukkan semakin besar porsi modal
kerja yang dimiliki perusahaan dari total aktivanya. Berdasarkan perhitungan pada
tabel tersebut diperoleh bahwa pada tahun 2011 dan 2014 memiliki Working
Capital to Total Asset sebesar 0,90 dan 1,4 yang artiya setiap Rp.1,00 hutang
lancar dapat dijamin Rp. 0,90 dan Rp. 1,4 total aktiva yang disebabkan oleh
kenaikan biaya dan meningkatnya hutang tanpa diikuti kenaikan penjualan dan
penghasilan (Nurjati dan Ekawati 2003). Pada tahun 2015 mengalami peningkatan
yang sangat tinggi sebesar 7,52 yang artinya setiap Rp.1,00 hutang lancar dapat
dijamin sebesar Rp.7,52 total aktiva yang disebabkan perusahaan ada kenaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
sektor modal baik berasal dari laba maupun penambahan modal saham dan jumlah
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk sejauh mana aktiva perusahaan dibayai
Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan
total hutang
Tahun 2011 = total aktiva x 100%
42.037.000.000
=103.054.000.000 𝑥 100%
=40,8%
total hutang
Tahun 2012 = total aktiva x 100%
44.391.000.000
=111.369.000.000 𝑥 100%
=39,8%
total hutang
Tahun 2013 = total aktiva x 100%
50.257.000.000
= 127.951.000.000 x 100%
= 39,5%
total hutang
Tahun 2014 x 100%
total aktiva
55.830.000.000
= x 100%
141.822.000.000
= 38,55%
total hutang
Tahun 2015 x 100%
total aktiva
72.745.000.000
= 166.173.000.000 x 100%
= 43,77%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berikut perhitungan total debt to asset ratio (debt ratio) PT. Telekomunikasi
Berdasarkan tabel 5.5 debt ratio PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. tahun 2011-
2015 yaitu:
yang baik. Hal ini dapat dilihat dari rasio hutang terhadap total aktiva pada tahun
2011 sebesar 40,8% yang artinya setiap Rp.1,00 aset, Rp.0,408 nya dibiayai oleh
hutang dan Rp.0,592 nya dibiayai oleh modal (Hery, 2015:196). Hal ini
disebabkan aset tidak tetap menurun dari tahun sebelumnya dan diikuti
total aset yang dimiliki. Semakin tinggi rasionya, semakin besar pula risiko yang
di masa depan tanpa risiko yang signifikan (Kashmir, 2008:156). Pada tahun 2013
sebesar 39,5% yang artinya setiap Rp.1,00 aset, Rp.0,395 nya dibiayai oleh hutang
dan Rp.0,605 dibayai oleh modal (Hery, 2015:196). Pada tahun tersebut dapat
52
karena dapat mengurangi jumlah hutang yang dimiliki, semakin kecil rasio ini
menggambarkan bahwa sedikitnya aset perusahaan yang dibiayai oleh utang. Pada
tahun 2011 sampai 2014 nilai total debt to asset ratio cenderung stabil. Pada tahun
2015 mengalami kenaikan kembali sebesar 43,77% yang artinya bahwa setiap
Rp.1,00 aset, Rp.0,437 dibiayai oleh hutang dan Rp0,563 dibayai oleh modal
yang solvabel karena rata rata dari tahun 2011-2015 masih dibawah 50%.
Debt to Equity
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi
total hutang
Tahun 2011 = x 100%
modal
42.037.000.000
=60.981.000.000 𝑥 100%
=70%
total hutang
Tahun 2012 = x 100%
modal
44.391.000.000
=66.978.000.000 𝑥 100%
=66,2%
total hutang
Tahun 2013 = x 100%
modal
50.257.000.000
= 77.424.000.000 x 100%
= 65%
total hutang
Tahun 2014 x 100%
modal
55.830.000.000
= 93.428.000.000 x 100%
= 59%
total hutang
Tahun 2015 = x 100%
modal
72.745.000.000
= 85.992.000.000 x 100%
= 84%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tahun 2011-2015.
Berdasarkan tabel 5.6 debt to equity ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Jika dilihat dari debt to equity ratio, secara umum PT.Telekomunikasi Indonesia,
Tbk. juga berada dalam posisi yang baik. Pada tahun 2011 angka debt to equity
sebesar 70% yang artinya bahwa kreditor menyediakan Rp.0,7 pada tahun 2011
untuk setiap Rp.1,00 yang disediakan pemegang saham (Kashmir, 2015:159) hal
kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan
Rasio Hutang terhadap Ekuitas yang optimal pada suatu perusahaan adalah sekitar
100%, dimana Jumlah Hutang adalah sama dengan Jumlah Ekuitas. Pada tahun
2015 utang kembali meningkat 84% yang artinya bahwa kreditor menyediakan
Rp.0,84 pada tahun 2015 untuk setiap Rp.1,00 yang disdiakan pemegang saham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang disebabkan meningkatnya jumlah hutang dan jumlah modal yang dimiliki,
memberi pinjaman kepada debitur yang meiliki tingkat debt to equity yang tinggi
menimbulkan resiko bagi kreditor untuk menanggung resiko yang lebih besar
pada saat debitur mengalami kegagalan keuangan. Hal ini tentu saja tidak
menguntungkan kreditor. Dengan kata lain, akan lebih aman bagi kreditor apabila
memberikan pinjaman kepada debitur yang memiliki tingkat debt to equity ratio
yang rendah karena hal ini berarti bahwa akan semakin besar jumlah modal
3.Rasio Aktivitas
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua
aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang
penjualan
Tahun 2011 =total aktiva
71.253.000.000
=103.054.000.000
=0,69 kali
penjualan
Tahun 2012 =total aktiva
77.143.000.000
=111.369.000.000
=0,64 kali
penjualan
Tahun 2013 =total aktiva
82.967.000.000
= 127.951.000.000
= 0,64 kali
penjualan
Tahun 2014 =total aktiva
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
89.696.000.000
= 141.822.000.000
= 0,61 kali
penjualan
Tahun 2015 =total aktiva
102.470.000.000
= 166.173.000.000
= 0,61 kali
tahun 2011-2015.
Berdasarkan tabel 5.7 total asset turnover PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Total asset turnover dilihat dari tahun 2011 sampai 2015 mengalami penurunan
setiap tahun. Pada tahun 2011 total asset turnover sebesar 0,69 kali yang artinya
(Kashmir, 2008:186). Aktiva dapat lebih cepat berputar dan menghasilkan laba
mengurangi modal, yang berarti perusahaan memiliki total aset yang cukup
dimana total aset yang ada sudah dimanfaatkan secara maksimal untuk
menciptakan penjualan. Pada tahun 2012 sampai 2015 sebesar 0,64 kali dan 0,61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kali yang artinya setiap Rp.1,00 total aset turut berkontribusi menciptakan Rp.0,64
dan Rp.0,61 penjualan disebabkan jumlah barang yang akan dijual masih belum
banyak penjualan. Dalam hal ini penting bagi perusahaan meningkatkan penjualan
atau mengurangi sebagian aset yang kurang produktif yang berarti perusahaan
perusahaan memiliki kelebihan total aset, dimana total aset yang belum
Receivable Turnover
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama
penjualan
Tahun 2011 =piutang dagang
71.143.000.000
= 4.509.000.000
=15,8 kali
penjualan
Tahun 2012 =piutang dagang
71.253.000.000
= 4.522.000.000
=15,75 kali
penjualan
Tahun 2013 =piutang dagang
82.967.000.000
= 5.126.000.000
= 16,1 kali
penjualan
Tahun 2014 piutang dagang
89.696.000.000
= 6.124.000.000
= 14,64 kali
penjualan
Tahun 2015 piutang dagang
102.470.000.000
= 6.413.000.000
= 16,68 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tahun 2011-2015.
Berdasarkan Tabel 5.8 receivable turnover PT. Telekomunikasi, Tbk. tahun 2011-
2015 yaitu:
dalam kondisi yang baik, rasio ini menggambarkan kualitas piutang dan
Pada tahun 2014 mengalami penurunan 14,64 kali yang artinya setiap Rp.1,00
turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang besar yang
artinya piutang tak tertagih dalam tahun 2011 membutuhkan waktu yang lama
agar menjadi kas, rasio yang kecil menggambarkan bahwa modal kerja yang
tertanam dalam piutang usaha semakin besar dan hal ini tidak baik bagi
perusahaan karena lamanya penagihan piutang semakin panjang, atau dengan kata
lain bahwa penagihan piutang tidak dapat tertagih pada waktu yang tepat. Pada
tahun 2015 mengalami kenaikan kembali 16,68 kali yang artinya setiap Rp.1,00
piutang dijamin Rp.0,167 modal kerja (Hery, 2015:213) dan telah mencapai angka
stabil seperti tahun tahun sebelumnya yang menggambarkan bahwa modal kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
yang tertanam dalam piutang usaha semakin kecil dan hal ini berarti semakin baik
perusahaan.
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektian modal
penjualan
Tahun 2011 =aktiva lancar−hutang lancar
71.143.000.000
=21.258.000.000−22.189.000.000
=22,1 kali
penjualan
Tahun 2012 =aktiva lancar−hutang lancar
71.253.000.000
=27.973.000.000−24.107.000.000
=24,1 kali
penjualan
Tahun 2013 =aktiva lancar−hutang lancar
82.967.000.000
= 33.075.000.000−28.437.000.000
= 17,88 kali
penjualan
Tahun 2014 aktiva lancar−hutang lancar
89.696.000.000
= 34.294.000.000−32.318.000.000
= 45,4 kali
penjualan
Tahun 2015 aktiva lancar−hutang lancar
102.470.000.000
= 47.912.000.000−35.413.000.000
= 51,85 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
suatu periode siklus kas dari perusahaan berdasarkan dari tabel terebut dari tahun
2011 sampai 2015. Pada tahun 2011 perputaran modal kerja mencapai angka 22,1
kali yang artinya setiap Rp.1,00 aset lancar dapat menghasilkan Rp.22,1 penjualan
dan pada tahun 2013 perputaran modal kerja turun sebesar 17,88 kali yang artinya
bahwa setiap Rp.1,00 aset lancar dapat menghasilkan Rp.17,88 kali (Hery,
memiliki kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya
perputaran persediaan barang atau piutang, atau bisa juga karena terlalu besarnya
saldo kas (Kashmir, 2008:182). Pada tahun 2015 perputaran modal kerja
mencapai angka 51,85 kali yang artinya bahwa setiap Rp.1,00 aset lancar dapat
atau bisa juga karena terlalu kecilnya saldo kas. Dalam hal ini manajemen sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
maksimal.
Inventory Turnover
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
penjualan
Tahun 2011 =
persediaan
71.143.000.000
= 758.000.000
=93,85 kali
penjualan
Tahun 2012 =persediaan
71.253.000.000
= 579.000.000
=123 kali
penjualan
Tahun 2013 =persediaan
102.470.000.000
= 509.000.000
= 163 kali
penjualan
Tahun 2014 persediaan
89.696.000.000
= 528.000.000
= 169 kali
penjualan
Tahun 2015 persediaan
102.470.000.000
= 474.000.000
= 216 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
tahun 2011-2015.
2015 setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 angka perputaran
persediaan sebesar 93,85 kali yang artinya sediaan barang dagangan diganti dalam
satu tahun sebesar 93,85 kali (Kashmir, 2008:181) dan pada tahun 2015 angka
perputaran persediaan mencapai angka yang baik sebesar 216 kali yang artinya
dalam setahun terjadi proses penjualan barang sebanyak 216 kali (Kashmir,
perusahaan bekerja secara efisien persediaan semakin baik , bila rasio ini rendah
berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak peroduktif dan banyak
barang sediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi dalam
62
4.Rasio rentabilitas
Rasio rentabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
perusahaan didalam mendapatkan laba. Perhatian ditekankan pada rasio ini karena hal
Profit Margin
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persetase
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖
Tahun 2011 =penjualan 𝑥 100%
10.965.000.000
=71.143.000.000 𝑥 100%
=15,4%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖
Tahun 2012 =penjualan 𝑥 100%
12.580.000.000
=71.253.000.000 𝑥 100%
=18%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖
Tahun 2013 =penjualan 𝑥 100%
14.317.000.000
= 82.967.000.000 x 100%
= 17,25%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2014 𝑥 100%
penjualan
15.296.000.000
= 89.696.000.000 x 100%
= 17,05%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2015 𝑥 100%
penjualan
16.130.000.000
= 102.470.000.000 x 100%
= 15,7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2011-2015.
Berdasarkan tabel 5.11 profit margin PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. tahun
2011-2015 yaitu:
Semakin besar rasionya akan menjadi lebih baik karena dianggap kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang cukup tinggi. Berdasarkan pada
tabel tersebut dapat dilihat bahwa laba bersih dari tahun 2011 sampai 2015
mengalami naik turun yang disebabkan penjualan meningkat namun laba bersih
turun dan laba bersih naik namun penjualan bersih turun karena Profit margin
dan berhasil mengendalikan biaya dengan baik. Pada tahun 2011 angka profit
margin mencapai sebesar 15,4% dari total penjualan bersih yang artinya setiap
menghasilkan laba bersih yang rendah dan pada tahun berikutnya sebesar 18%
total penjualan bersih yang artinya setiap Rp.1,00 penjualan bersih turut
64
hal ini dikarenakan pada tahun 2011 dan 2012 jumlah penjualan meningkat dan
menghasilkan laba bersih yang tinggi. Rasio ini menggambarkan berapa besar
presentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan dan rasio yang besar
penurunan sebesar 15,7% dari total penjualan bersih yang artinya setiap Rp.1,00
artinya semakin kecil profit margin berarti semakin rendah juga laba bersih yang
Return on Investment
Rasio ini merupakan rasio yang menggambarkan hasil atas jumlah aktiva yang
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2011 =total aktiva 𝑥 100%
10.965.000.000
=103.054.000.000 𝑥 100%
=10,6%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2012 =total aktiva 𝑥 100%
12.850.000.000
=111.369.000.000 𝑥 100%
=11,5%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2013 =total aktiva 𝑥 100%
14.317.000.000
= 127.951.000.000 x100%
= 11%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2014 𝑥 100%
total aktiva
15.296.000.000
= 141.822.000.000 x100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
= 10%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2015 =total aktiva 𝑥 100%
16.130.000.000
= 166.173.000.000 x100%
= 9%
Berikut perhitungan return on investment PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Tahun 2013-2015.
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang
perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dimiliki. Pada tabel tesebut
sebesar 11,5% artinya hasil pengembalian investasi meningkat sebesar 0,9% dan
(Kashmir, 2008:203). Pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 9% hal ini
disebabkan karena meningkatnya jumlah aset tetap dan aset tidak lancaral dan
disebabkan juga aktivitas penjualan yang belum optimal, banyaknya aset yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
tidak produktif dan belum memanfaatkan total aset secara maksimal untuk
menciptakan penjualan.
Return on Equity
Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2011 = 𝑥 100%
modal
10.965.000.000
=60.981.000.000 𝑥 100%
=18%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2012 = 𝑥 100%
modal
12.850.000.000
=66.978.000.000 𝑥 100%
=19%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2013 = 𝑥 100%
modal
14.317.000.000
= 77.424.000.000 x100%
= 18%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2014 𝑥 100%
modal
15.296.000.000
= 93.428.000.000 x100%
= 16%
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑠𝑖
Tahun 2015 = 𝑥 100%
modal
16.130.000.000
= 85.992.000.000 x100%
= 18%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2011-2015.
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan modal yang dimiliki
kepada pemilik entitas induk dan meningkatnya laba usaha. hal ini berarti bahwa
setiap Rp. 1,00 modal yang disetor pemegang saham memberikan tingkat
pengembalian sebesar Rp. 0,19 dari modal yang. Pada tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 16% dari tahun sebelumnya hal ini disebabkan menurunnya
jumlah ekuitas yang dapat diartibusikan kepada pemilik entitas induk yang artinya
bahwa setiap Rp.1,00 modal yang disetor pemegang saham memberikan tingkat
68
semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah yang
1. Rasio likuiditas
a. Current Ratio
69
CR trend
b. Quick Ratio
70
Tbk. tahun 2011-2015, maka grafik trend quick ratio adalah sebgai berikut.
140
120
100
80
60
40
20
0
2011 2012 2013 2014 2015
QR trend
c.Cash Ratio
71
282,3 74,7
= =
5 10
= 56,46 = 7,47
= 56,46+7,47X
Jadi persamaan trend untuk cash ratio adalah Yt = 56,46 + 7,74X. berdasarkan
perhitungan trend cash ratio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. tahun 2011-
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015
CR trend
72
∑𝑌 ∑𝑋𝑌
a= b= ∑𝑋 2
𝑁
16,24 11,84
= =
5 10
= 3,248 = 1,184
= 3,248+1,184X
WCtA trend
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Berdasarkan pada gambar 5.2 diatas, maka dapat dilihat, current ratio
73
b. Quick Ratio
Berdasarkan pada gambar 5.3 diatas, maka dapat dilihat, quick ratio
c. Cash Ratio
Berdasarkan pada gambar 5.4 diatas, maka dapat dilihat, cash ratio
74
2. Rasio Solvabilitas
∑𝑌 ∑𝑋𝑌
a= b= ∑𝑋 2
𝑁
202,42 4,69
= =
5 10
= 40,5 = 0,469
=40,5+0,469X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
DR trend
b. Debt to Equity
76
∑𝑌 ∑𝑋𝑌
a= b= ∑𝑋 2
𝑁
344,2 20,8
= =
5 10
= 68,84 = 2,08
= 68,84+2,08X
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015
ER trend
Berdasarkan pada gambar 5.6 diatas, maka dapat dilihat, debt ratio
77
yang dimiliki
b. Debt to Equity
3. Rasio aktivitas
78
∑𝑌 ∑𝑋𝑌
a= b= ∑𝑋 2
𝑁
3,19 −0,19
= =
5 10
= 0,638 = -0,019
= 0,638-0,019X
0,7
0,68
0,66
0,64
0,62
0,6
0,58
0,56
0,54
2011 2012 2013 2014 2015
TAT trend
b. Receivable Turnover
79
∑𝑌 ∑𝑋𝑌
a= b= ∑𝑋 2
𝑁
78,97 0,65
= =
5 10
= 15,79 = 0,065
= 15,79+0,065X
16,5
16
15,5
15
14,5
14
13,5
2011 2012 2013 2014 2015
RT trend
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
∑𝑌 ∑𝑋𝑌
a= b= ∑𝑋 2
𝑁
161,33 80,8
= =
5 10
= 32,26 = 8,08
= 32,26+8,08X
Jadi persamaan trend untuk working capital turnover adalah Yt= 32,26
81
50
40
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015
WCT trend
d. Inventory Turnover
∑𝑌 ∑𝑋𝑌
a= b= ∑𝑋 2
𝑁
764,85 290,3
= =
5 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
= 152,97 =29,03
=a+bX
Yt =152,97+29,03X
200
150
100
50
0
2011 2012 2013 2014 2015
IT trend
Berdasarkan pada gambar 5.8 diatas, maka dapat dilihat, total asset
83
produktif.
b. Receivable Turnover
modal kerja yang tertanam dalam piutang usaha semakin kecil dan hal
lain bahwa piutang usaha dapat ditagih dalam jangka waktu yang
84
d. Inventory Turnover
lain bahwa persediaan barang dagang dapat dijual dengan waktu yang
tepat.
4. Rasio Rentabilitas
a. Profit Margin
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
18
17,5
17
16,5
16
15,5
15
14,5
14
2011 2012 2013 2014 2015
PM trend
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
b. Return on Investment
∑𝑌 ∑𝑋𝑌
a= b= ∑𝑋 2
𝑁
52,1 −4,7
= =
5 10
= 10,42 = 0,47
=a+bX
Yt=10,42-0,47X
87
12
10
0
2011 2012 2013 2014 2015
ROI trend
c. Return on Equity
88
19,5
19
18,5
18
17,5
17
16,5
16
15,5
15
14,5
2011 2012 2013 2014 2015
ROE trend
a. Profit Margin
89
b. Return on Investment
c. Return on Equity
lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada PT.
berikut:
Tbk. berada dalam kondisi yang tidak baik. Hal ini berarti perusahaan tidak mampu
memenuhi semua kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar, dan bila dilihat dari
cash rationya, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. tidak mampu melunasi setiap
hutang lancarnya, dan hutang lancarnya tidak dijamin dengan kas dan setara kas.
Hal ini berarti PT. Telekomunikasi, Tbk. berada dalam kondisi keuangan yang
kurang baik.
Indonesia, Tbk. berada dalam tingkat yang baik atau solvabel dimana total
hutangnya di atas rata rata dari total aktiva. Selain itu, debt to equity ratio juga
menggambarkan posisi total hutang di atas rata-rata modal sendiri, hal ini berarti
menimbulkan konsekuensi bagi kreditor untuk menanggung resiko yang lebih besar
Indonesia, Tbk. belum efektif karena masih banyak aset yang belum terjual secara
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
tetapi kurang mampu menggunakan aktiva yang dimiliki secara efektif untuk
menghasilkan penjualan.
Tbk menggambarkan hasil yang baik. Hal ini disebabkan adanya kenaikan
B. Keterbatasan penelitian
Penjelasan mengenai rasio PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. periode tahun 2011-
2015 tidak seluruhnya dapat diperoleh oleh peneliti karena laporan keuangan hanya
C. Saran
Berdasarkan data hasil penelitian, analisis yang telah dilakukan, dan kesimpulan yang
mengurangi biaya, sehingga laba yang diperoleh perusahaan dapat lebih besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
DAFTAR PUSTAKA
Agus Muqorobin dan Moech. Nasir, 2009. “Penerapan Rasio Keuangan Sebagai Alat
Ukur Kinerja Perusahaan”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Albertus, Rony 2012. “Analisis Rasio Keungan untuk Mengukur Tingkat Kesehatan
Keuangan Perusahaan Tahun 2005 – 2009 (studi kasus pada PT.Kalbe Farma tbk)”.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Data Primer dan Data Sekunder 2016. Pengertian data primer dan data sekunder.
2016.https://nagabiru86.wordpress.com/2009/06/12/data-sekunder-dan-data-
primer/ Diakses pada tanggal 20 September 2016.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2012. Analisis Laporan Keuangan. UPP-AMP
YKPN, Yogyakarta
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan CAPS (Center for
Academic Publishing Service), Yogyakarta.
Kashmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Kharisma Putra Utama Offset, Jakarta
Megawati, Galuh 2009. “Analisis Rasio Sebagai Dasar Penilaian Kinerja KeuanganPada
KPRI Guyub Rukun Cabang Dinas Dikpora Kecamatan Laweyan Surakarta”.
Skripsi.Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Paulin, Yolan 2009. “Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi Kasus di Perusahaan PDAM Kabupaten Kupang)” . Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
93
PengertianAnalisisLaporanKeuangan.http://muhamadanggaismail.blogspot.co.id/2013/0
3/analisa-laporan-keuangan-terdiri-dari.html. Diakses pada tanggal 29 Januari
2018
Prastowo Dwi dan Julianty Rifka. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan
Aplikasi. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Ribo, Agustinus 2013. “Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan
Peusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus
di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hassanuddin Makassar.
94
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
b. Quick ratio
Tahun Aktiva lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(a) (b) (c) (d)=(a-b)/(c)
2011 Rp.21.258.000.000 Rp.758.000.000 Rp.22.189.000.000 92,3%
2012 Rp.27.973.000.000 Rp.579.000.000 Rp.24.107.000.000 113,6%
2013 Rp. 33.075.000.000 Rp.509.000.000 Rp. 28.437.000.000 114,5%
2014 Rp.34.294.000.000 Rp.528.000.000 Rp.32.318.000.000 104,4%
2015 Rp.47.912.000.000 Rp.474.000.000 Rp.35.413.000.000 134%
c. Cash ratio
Tahun Kas dan Setara Kas Hutang Lancar Cash Ratio
(Rp) (Rp) (Rp)
(a) (b) (c)=(a)/(b)
2011 Rp.9.673.000.000 Rp.22.189.000.000 42,2%
2012 Rp.13.118.000.000 Rp.24.107.000.000 54,4%
2013 Rp.14.696.000.000 Rp. 28.437.000.000 51,6%
2014 Rp.17.672.000.000 Rp.32.318.000.000 54,7%
2015 Rp.28.117.000.000 Rp.35.413.000.000 79,4%
108
2. Rasio solvabilitas
a. Debt ratio
Tahun Total Hutang Total Aktiva Debt Ratio
(Rp) (Rp) (Rp)
(a) (b) (c)=(a)/(b)
2011 Rp.42.037.000.000 Rp.103.054.000.000 40,8%
2012 Rp.44.391.000.000 Rp.111.369.000.000 39.8%
2013 Rp.50.527.000.000 Rp. 127.951.000.000 39,5%
2014 Rp.55.830.000.000 Rp.141.822.000.000 38,55%
2015 Rp.72.745.000.000 Rp.166.173.000.000 43,77%
3. Rasio aktivitas
a. Total asset turnover
Tahun Penjualan Total Aktiva TAT
(Rp) (Rp) (Rp)
(a) (b) (c)=(a)/(b)
2011 Rp.71.253.000.000 Rp.103.054.000.000 0,69 kali
2012 Rp.71.143.000.000 Rp.111.369.000.000 0,64 kali
2013 Rp.82.967.000.000 Rp.127.951.000.000 0,64 kali
2014 Rp. 89.696.000.000 Rp.141.822.000.000 0,61 kali
2015 Rp.102.470.000.000 Rp.166.173.000.000 0,61 kali
b. Receivable turnover
Tahun Penjualan Piutang dagang Receivable Turnover
(Rp) (Rp) (Rp)
(a) (b) (c)=(a)/(b)
2011 Rp.71.143.000.000 Rp.4.509.000.000 15,8 kali
2012 Rp.71.253.000.000 Rp.4.522.000.000 15,75 kali
2013 Rp.82.967.000.000 Rp.5.126.000.000 16,1 kali
2014 Rp. 89.696.000.000 Rp.6.124.000.000 14,64 kali
2015 Rp.102.470.000.000 Rp.6.413.000.000 16,68 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
d. Inventory turnover
Tahun Penjualan Persediaan Inventory Turnover
(Rp) (Rp) (Rp)
(a) (b) (c)=(a)/(b)
2011 Rp.71.143.000.000 Rp.578.000.000 93,85 kali
2012 Rp.71.253.000.000 Rp.579.000.000 123 kali
2013 Rp.82.967.000.000 Rp.509.000.000 163 kali
2014 Rp. 89.696.000.000 Rp.528.000.000 169 kali
2015 Rp.102.470.000.000 Rp.474.000.000 216 kali
4. Rasio rentabilitias
a. Profit margin
Tahun Laba Bersih Penjualan Profit Margin
(Rp) (Rp) (Rp)
(a) (b) (c)=(a)/(b)
2011 Rp.71.143.000.000 Rp.10.965.000.000 15,4%
2012 Rp.71.253.000.000 Rp.12.850.000.000 17,6%
2013 Rp.14.317.000.000 Rp.82.967.000.000 17,25%
2014 Rp.15.296.000.000 Rp. 89.696.000.000 17,05%
2015 Rp.16.130.000.000 Rp.102.470.000.000 15,7%
b. Return on investment
Tahun Laba Bersih Total aktiva ROI
(Rp) (Rp) (Rp)
(a) (b) (c)=(a)/(b)
2011 Rp.10.965.000.000 Rp.103.054.000.000 10,6%
2012 Rp.12.850.000.000 Rp.111.369.000.000 11,5%
2013 Rp.14.317.000.000 Rp.127.951.000.000 11%
2014 Rp.15.296.000.000 Rp.141.822.000.000 10%
2015 Rp.16.130.000.000 Rp.166.173.000.000 9%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
c. Return on equity
Tahun Laba Bersih Modal ROE
(Rp) (Rp) (Rp)
(a) (b) (c)=(a)/(b)
2011 Rp.10.965.000.000 Rp.60.981.000.000 18%
2012 Rp.12.850.000.000 Rp.66.978.000.000 19%
2013 Rp.14.317.000.000 Rp.77.424.000.000 18%
2014 Rp.15.296.000.000 Rp.93.428.000.000 16%
2015 Rp.16.130.000.000 Rp.85.992.000.000 18%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111