Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
GIZI
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas hidayah nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktu nya. Makalah ini kami buat untuk
melengkapi tugas mata kuliah Ekologi pangan dan gizi mengenai “ Perspektif ekologi
dalam pangan dan gizi ”. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca,demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan supaya kita selalu berada di bawah
lindunganNya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perspektif atau sudut pandang dapat diartikan sebagai cara seseorang dalam
menilai sesuatu yang bisa dipaparkan baik secara lisan maupun tulisan. Hampir setiap
hari orang-orang selalu mengungkapkan perspektif dan sudut pandang mereka mengenai
berbagai macam hal. Menurut Soemarwoto (1998), pandangan manusia kepada
lingkungan (ekosistem) dapat dibedakan atas dua golongan yaitu pandangan imanen dan
transenden. Menurut pandangan imanen (holistic) manusia dapat memisahkan dirinya
dengan system biofisik sekitarnya (hewan, tumbuhan, sungai dan gunung) namun merasa
adanya hubungan fungsional dengan factor biofisik itu sehingga membentuk satu
kesatuan sosio biofisik. Imanen hidup dan berkembang dimasyarakat timur yang masih
tradisional, tunduk dan patuh pada perangkat peraturan kosmos yang sacral dijaga dalam
bentuk adat istiadat berupa kebiasaan, kewajiban, pantangan atau tabu (buyut) sebagai
panduan untuk bertingkah laku dengan baik dan benar
Pandangan transenden walau secara ekologi bagian dari lingkungannya manusia merasa
terpisah dari lingkungannya karena lingkungan dianggap sebagai sumber daya yang
diciptakan untuk dieksploitasi sebesar-besarnya kemampuan (Soemarwoto dalam
Iskandar Djauhari, 2001:11).
Ekologi pangan adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek lingkungan yang
terkait dengan pangan dan gizi untuk kesehatan masyarakat. Tujuan dari ekologi pangan
dan gizi adalah agar dapat mengetahui berbagai hubungan dan masalah antar variabel
yang berkaitan dengan penyediaan pangan, sosio ekonomi dan budaya pangan, konsumsi
gizi, penggunaan zat gizi dalam tubuh, status gizi dan status kesehatan masyarakat, serta
upaya peningkatan gizi masyarakat . Ekologi dapat berfungsi sebagai pendekatan untuk
mengkaji dan menganalisis suatu masalah yang berhubungan dengan lingkungan hidup,
maka muncul istilah ekologi pembangunan, ekologi kependudukan, ekologi pangan dan
sebagainya (Soemarwoto, 1997:146-153).
RUMUSAN MASALAH
B. TUJUAN
Bio Eco Culture adalah Sanjur (1982) = pangan dalam dimensi bioculture
Bio : pangan atau gizi mengalam proses biologi setelah masuk dalam tubuh dan
mempunyai pengaruh pada fungsi organ tunuh untuk tumbuh kembang dan kesehatan
optimal sehingga produktif
Culture : faktor kultur atau budaya yang menyangkut aspek sosial, ekonomi ,
politik dan proses budaya , mempengaruhi jenis pangan yang dikonsumsi bagaimana
mengolahnya, bagaimana cara mengkonsumsinya, kapan dan dimana mereka makan
(suhardjo 1989).
Mandiri pangan dipahami sebagai upaya pemenuhan kebutuhan yang dapat dicakupi
oleh kemampuan sumberdaya yang dimiliki, dilihat dari bekerjanya subsistem
ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan dalam konsep bio-eco cultur keberadaan
lingkungan hidup yang baik sangat mendukung terwujudnya tujuan akhir dari
implementasi dan rekayasa pada konsep ini. Kedaulatan pangan merupakan konsep
pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya,
diproduksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Ketahanan, kemandirian dan kedaulatanpangan merupakan kerangka fikir filosofis dalam
penyelenggaraan pangan (seperti diatur dalam UU18/2012 tentang pangan.
Ekoistem adalah suatu sistem ekologi terbentuk karena adanya hubungan timbal
balik yang tak terpisahkan antara makluk hidup dengan lingkungan fisik di sekitarnya.
Ekologi bisa juga diartikan sebagai penggabungan dari tiap-tiap unit biosistem yang
didalamnya terhadap hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungan fisik
sehingga aliran energi mengarah ke stuktur biotik tertentu yang mengakibatkan
terjadinya siklus materi organisme dengan organisme. Dalam hal ini, matahari
merupakan sumber dari semua energi yang ada dalam suatu ekosistem.
Dengan kata lain, pengertiam ekosistem adalah suatu kesatuan yang utuh dari
ligkungan dan makluk hidup yang saling mempengaruhi. Artinya, makluk hidup akan
beradaptasi dengan lingkungannya, dan sebaliknya lingkungannya untuk perlu hidup.
Komponen - komponen dari ekosistem:
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik yaitu komponen yang terdiri dari bahan-bahan tidak hidup
(nonhayati), yang meliputi komponen fisik dan kmponen kimia pada suatu ekosistem.
Contohnya dari komponenberupa abiotik dalam ekosistem ini seperti tanah, air, matahari,
udara dan energi.
2. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari makluk hidup dalam suatu
ekosistem. Contoh anggota komponen biotik antara laian manusia,hewan,tumbuhan.
Komponen biotik dibagi menjadi 3, yaitu produsen,konsumen,dan pengurai.
3. Proses Ekosistem
Suatu ekosistem akan mengalami proses-proses ekosistem. Dari proses proses ini
kemudian secara alamiah akan menjaga keseimbangan dari unsur unsur atau materi-
materi yang terdapat dalam ekosistem tersebut. Proses dalam ekosistem digolongkan
menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
1) Siklus Materi
Siklus materi merupakan siklus yang melibatkan unsur senyawa kimia yang
mengalami pemindahan melalui organisme hidup dan beredar kembali ke lingkungan
fisik. Siklus materi yang dianggap penting, yaitu siklus air, oksigen, karbon, nitrogen,
fospor, dan belerang.
2) Aliran Energi
Aliran energi adalah pemindahan energi dari energi matahari kemudian Masuk
kedalam komponen biotik ekosistem melalui produsen. Energi ini disimpan dalam bentuk
zat organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Energi yang terdapat dalam
tumbuhan (produsen) akan berpindah kepada herbivora yang memakannya. Energi
tersebut akan diserap selama proses pencernaan, dan tentunya tidak semua energi dapat
diserap. Energi yang tidak dapat diserap akan dibuang setelah proses pencernaan dan
diserap oleh detrivor dan perombak (pengurai).
3) Rantai Makanan
Rantai makanan yaitu peristiwa makan dan dimakan pada suatu urutan tertentu.
Dalam proses rantai makanan terjadi perpindahan energi dari mulai sinar matahari yang
energinya diserap tumbuhan (produsen), kemudian dimakan konsumen tingkat pertama
(hewan herbivora). Setelah itu, aliran energi ini dipindahkan dan melewati rentetan
organisme yang memakan hewan sebelumnya dan dimakan hewan berikutnya sebagai
penyedia energy dan zat hara.
Asas-asas ekosistem :
a. Keanekaragaman
Jumlah jenis makhluk hidup di alam baik hewan (fauna) maupun tumbuhan
(flora) sangatlah beragam. Demikian pula fungsi dan peranannya masing-masing. Ada
yang berfungsi sebagai produsen (menghasilkan), konsumen (pemakai), dan pemangsa
atau dimangsa.
b. Interaksi
Interaksi adalah hubungan timbal balik. Pertumbuhan dan perkembangan
individu, kelompok, atau jenis makhluk hidup di dalam suatu ekosistem terjadi karena
adanya hubungan timbal balik di antara sesama atau lingkungannya. misalnya, petani di
desa hidup karena berinteraksi dengan lahan pertaniannya sebagai sumber daya
lingkungannya. Kehidupan petani tersebut ada dalam ekosistem pertanian di desa. Desa
sebagai suatu ekosistem berinteraksi pula dengan ekosistem lainnya, seperti dengan kota
c. Kesinambungan
Proses keanekaragaman, kerja sama, persaingan, dan interaksi di antara makhluk
hidup dengan lingkungan berlangsung terus-menerus (berkesinambungan). Jika proses
tersebut terputus maka terjadi kegoncangan yang dapat berakibat pada terjadinya
kehancuran.
Adaptasi
Adaptasi ialah penyesuaian diri individu, manusia terhadap lingkungan. Manusia
dapat beradaptasi sesuai dengan lingkungan yang ditempati. Menurut Odum, semua
bentuk tingkah laku pada hakekatnya adalah bentuk adaptasi atau reaksi manusia
terhadap kondisi lingkungan demi kelangsungan hidup.
Ada 3 jenis adaptasi, yaitu:
a. Adaptasi morfologi ialah cara untuk menyesuaikan bentuk tubuh dan juga alat-
alat yang terdapat pada tubuh organisme terhadap sebuah lingkungannya. Dan
adaptasi ini bisa dengan mudah untuk kita amati, dikarenakan perubahannya
terjadi pada bagian luar dari organisme saja.
b. Adaptasi fisiologi ialah dengan menggunakan cara menyesuaikan fungsi kerja
kepada bagian organ-organ tubuh organisme terhadap lingkungannya. Dan untuk
bisa mengamati adaptasi ini tidaklah mudah dikarenakan menyangkut dengan
fungsi-fungsi organ yang ada pada tubuh yang biasanya terletak di dalam tubuh
organisme.
c. Adaptasi tingkah laku ialah yang dilakukan oleh sebuah organisme yang berupa
sebuah penyesuaian tingkah laku dengan keadaan lingkungannya.
A. KESIMPULAN
Konsep Bio-Eco-culture berkaitan dengan ketahanan , kemandirian dan
kedaulatan pangan. Dalam pola untuk mempertahankan eksistensinya dituntut adanya
pola adaptasi yang tinggi diantara seluruh aspek yang ada dalam lingkungan, sehingga
konsep bio-eco culture dapat diterapkan dalam pemenuhan pangan dan gizi.
Ekoistem adalah suatu sistem ekologi terbentuk karena adanya hubungan timbal
balik yang tak terpisahkan antara makluk hidup dengan lingkungan fisik di sekitarnya.
Asas-asas ekosistem terdiri atas keanekargaman, interaksidan kesinambungan. Analisis
ekosistem pangan dan gizi mencakup sistem pangan dan gizi, daya dukung gizi, indikator
ekologi, efisiensi ekologi, dan adaptasi.
B. SARAN
Setelah kita mengkaji materi tentang perspektif ekologi pangan dan gizi diharapkan
kepada penulis dan pembaca agar mampu menerapkan pengetahuan yangtelah di peroleh
dari makalah ini.
C. DAFTAR PUSTAKA