Anda di halaman 1dari 4

8.

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

Sistem informasi dapat diimplementasikan di berbagai bidang.

1) Bidang Pemerintahan
Informasi yang terkait dengan pelaksanaan fungsi dari wewenang pemerintah diproses
oleh suatu sistem informasi yang merupakan kumpulan dari sistem-sistem yang
digunakan untuk :
a) Mengumpulkan informasi
b) Mengklasifikasi informasi
c) Mengolah informasi
d) Menginterpretasikan informasi
e) Mengambil informasi dari tempat penyimpanan
f) Transmisi (penyampaian)
g) Penggunaan informasi
2) Bidang Kesehatan
Teknologi informasi juga diaplikasikan pada bidang medis. Banyak Rumah Sakit
menggunakan sistem informasi untuk menangani transaksi yang berhubungan dengan
karyawan, juru medis, dan pasien. Sistem Informasi terkadang diperluas, tidak hanya
pada pemakaian internal, melainkan juga pemakaian eksternal (pengunjung) agar
memudahkan mencari data pasien yang sedang menginap di rumah sakit.
Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan :
a) Sistem Informasi Puskesmas
b) Sistem Informasi Klinik
c) Sistem Informasi Rumah Sakit
d) Sistem Informasi PMI
e) Sistem Informasi Laboratoriun Kesehatan
f) Sistem Informasi Asuransi Kesehatan
g) Sistem Informasi Obat
h) Sistem Informasi Apotek
i) Sistem Informasi Perusahaan Farmasi
j) Sistem Informasi Tenaga Kesehatan (Dokter, Perawat)
3) Bidang Perbankan
Teknologi informasi ikut mewarnai dunia perbankan. Kehadiran sistem online yang
ditangani oleh teknologi komputer dan teknologi komunikasi memungkinkan nasabah
mengambil uang dari kantor cabang dari bank yang sama yang berada di mana saja. Pada
perkembangan selanjutnya, sistem seperti ini juga dilengkapidengan mesin-mesin ATM,
yang memungkinkan nasabah mengambil uang tanpa tergantung oleh jam kerja bank.
4) Bidang Manufaktur
Di bidang industri, komputer telah digunakan untuk mengendalikan mesin-mesin
produksi dengan ketepatan tinggi, misalnya sebuah mesin serbaguna dalam industri
logam sehingga dapat kita jumpai berbagai produk industri logam yang bervariasi dan
jika dibayangkan dikerjakan secara manual akan sangat sulit dikerjakan. Banyak pula
industri garmer yang dilengkapi dengan kendali komputer, misalnya melakukan
pewarnaan, membuat bordir, dan sebagainya.
Selain itu, industri modern saat ini juga memanfaatkan robot. Robot tersebut secara
otomatis melakukan kerja-kerja tertentu dalam sebuah industri yang dikontrol oleh
komputer yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia.
5) Bidang Transportasi
Intelligent Transportation System (ITS) teknologi menyediakan alat yang signifikan
untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan transportasi. Dasar dari aplikasi ITS
didasarkan pada transportasi sensor lingkungan, efektif komunikasi, perangkat lunak
komputer, dan pengolahan informasi perangkat keras.
ITS menggunakan berbagai teknologi maju dan aplikasi untuk meningkatkan transportasi
keselamatan, menyediakan informasi perjalanan ke pengguna sistem serta lebih efektif
dalam mengelola sistem transportasi. Rencana strategi ITS: 1997-2017 menyatakan
bahwa tujuan ITS untuk:
a) Meningkatkan produktivitas dari sistem pengguna transportasi
b) Meningkatkan keselamatan
c) Meningkatkan efisiensi sistem transportasi
d) Meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas
e) Meningkatkan antarmoda koneksi
f) Mempromosikan tanggung jawab lingkungan dan mengurangi penggunaan
energi.

Masalah-masalah berikut perlu diperhatikan secara khusus dalam setiap tahap


pengembangan sistem ketika proses implementasi dikelola secara tidak sempurna:

1. Analisis: Waktu, uang dan sumber daya belum dialokasikan untuk menemukan
masalah. Waktu yang diperlukan dalam perencanaan pendahuluan sangat sedikit
bahkan tidak ada. Penempatan staf pada proyek tidak tepat. Beberapa requirement
didapatkan dari dokumentasi sistem yang tidak mencukupi. Pengguna menolak
menghabiskan waktu untuk membantu tim proyek. Analisis proyek tidak dapat
mewawancarai pengguna secara baik.
2. Desain: Pengguna tidak memiliki tanggung jawab terhadap input untuk aktifitas
desain. Sistem di desain hanya untuk melayani kebutuhan saat ini. Perubahan yang
drastis dalam prosedur-prosedur atau staffing direncanakan tanpa dilakukan analisa
dampak organisasi. Spesifikasi fungsional tidak di dokumentasikan secara cukup.
3. Pemrograman: Jumlah waktu dan uang yang diisyaratkan untuk pengembangan
software adalah terlampau rendah. Programmer disuplai dengan spesifikasi yang tidak
lengkap. Tidak cukupnya waktu yang diberikan untuk pengembangan program secara
logis, terlalu banyak waktu terbuang dalam penulisan kode. Programmer tidak
menggunakan kesempatan secara maksimal dari desain struktur atau teknik-teknik
yang berorientasi pada objek. Program tidak didokumentasikan secara cukup. Sumber
daya yang diperlukan tidak dijadwalkan.
4. Pengujian: Jumlah waktu dan uang yang diperlukan untuk testing lebih rendah. Tim
proyek tidak mengembangan rencana tes secara terorganisasi. Pengguna tidak terlibat
didalam testing secara cukup. Tim implementasi tidak mengembangkan tes
penerimaan yang cocok untuk manajemen review.
5. Konversi: Waktu dan uang untuk aktivitas konversi, khususnya untuk konversi data
yang dianggarkan tidak cukup. Tidak semua individual yang akan menggunakan
sistem dilibatkan sampai konversi dimulai. Dokumentasi sistem dan pengguna tidak
cukup. Evaluasi kinerja tidak dilakukan. Persediaan untuk perbaikan sistem tidak
cukup.

9. MENGELOLA PENERAPAN SISTEM INFORMASI

Tidaklah semua aspek dalam proses implementasi dapat secara mudah dikontrol atau
direncanakan (Ginzberg, 1978). Namun demikian, peluang untuk berhasilnya sebuah sistem
dapat ditingkatkan melalui antisipasi masalah-masalah implementasi yang mungkin terjadi
dan menerapkan strategi koreksi yang paling tepat. Berbagai manajemen proyek, penentuan
kebutuhan, dan metodologi perencanaan dikembangkan untuk masalah yang spesifik. Strategi
juga telah diformulasikan untuk memastikan bahwa pengguna memainkan peran yang tepat
pada keseluruhan periode implementasi dan untuk mengelola proses perubahan organisasi.
Pelaksanaan dapat ditingkatkan dengan penyesuaian strategi manajemen proyek
dengan tingkat resiko yang melekat pada masing-masing proyek. Jika sebuah proyek
pengembangan sistem diganti dalam kategori resiko yang tepat, maka tingkat resiko dapat
diprediksi sebelumnya dan strategi yang dikembangkan tersebut dapat digunakan untuk
melawan faktor resiko yang tinggi (McFarlan, 1981).

Anda mungkin juga menyukai