1
BAB 1
PENDAHULUAN
PT. Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit PLTA Jelok selama ini telah
memproduksi energi listrik untuk kebutuhan listrik Jawa - Bali. Setiap proses
produksi listrik di setiap pembangkit pasti akan memiliki kendala produksi. Sebagai
contohnya, PLTA Jelok memiliki perencanaan yang baik dalam mengatasi kendala
kendala dalam proses produksinya dengan menggunakan “Daily Meeting” untuk
merencanakan dan menganalisis sistem operasi dan produksi. Dengan sistem ini,
PLTA Jelok dapat memperkirakan berapa besar target produksi yang akan
didapatkan per- harinya.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) memanfaatkan aliran air untuk
diubah menjadi industri listrik melalui putaran turbin dan kemudian memutar
generator yang akhirnya menjadi listrik. Keunggulan PLTA adalah biaya
Operasinya yang murah karena hanya memerluhkan air sebagai industri
pembangkitnya. Selain itu waktu untuk operasi PLTA tidak lama, tidak seperti
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang memakan waktu 8-10 jam untuk
beroperasi.Salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah PLTA Jelok yang
berada dibawah naungan PT Indonesia Power yang menggunakan turbin Francis
sebagai penggerak utamanya.
Dari beberapa analisa sebuah oprasi di PLTA jelok mendapat suatu kendala
yaitu sering terjadi Trip atau mengalami panas yang berlebih karena sistem
pendingin kurang bekerja efektif dan sensor bemberi tahu bahwa terjadi trip sedang
rusak,maka rencana untuk menganggulangi trip selalu membersihkan saringan
pendingin agar stabil untuk mendinginkan turbin yang bekerja,dan mengganti
sensor untuk memberikan tanda bahwa satu unit turbin mengalami trip. Oleh karena
itu,pada laporan ini akan menganalisis sistem operasi dan produksi di
PT.INDONESIA Power sub unit Plta jelok untuk mengetahu beban per
Unit,evaluasi Dam Tuntang dan buangan Dam Tuntang.
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah :
1. Menghitung beban maksimum dan minimum yang di berikan dari
sistem per Unit generator
2. Menghitung besar hasil produksi yang di hasilkan PLTA jelok untuk
di kumpulkan di GI (gardu induk).
3. Mengetahui maximal dan minimal evaluasi Dam Tuntang
4. Mengetahui buangan Dam Tuntang.
3
1.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan menulis dalam menyusun
laporan kerja praktek ini yaitu :
a) Metode Pengamatan (Observasi)
Pengumpulan data dengan cara mengamati, mempelajari, dan
mengambil data secara langsung di tempat kerja praktek.
b) Metode Wawancara (Interview)
Pengumpulan data dengan cara wawancara kepada pembimbing
lapangan atau teknisi yang bersangkutan untuk mendapatkan data
secara jelas.
c) Metode Studi Pustaka (Studi Literature)
Pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengabil data dari
buku panduan yang ada pada tempat kerja praktek maupun buku
penunjang lainnya.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tempat,
dan waktu pelaksanaan, tujuan, batasan masalah, metode
penulisan, serta sistematika penulisan.
4
BAB III DASAR TEORI
Dalam bab ini menjelaskan tentang prinsip pembangkitan,
alur proses PLTA Jelok, sumber air, bendungan, penstock,
saluran buang, pengosongan penstock, bangunan sentral
,prinsip kerja turbin dan tata letak layout.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dari laporan dan
saran dari seluruh pembahasan dan analisa yang dilakukan.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PLTA JELOK
6
Sejak tanggal 3 Oktober 2005 PT. PLN PJB I berubah nama menjadi PT. Indonesia
Power Unit Bisnis Pembangkitan Mrica Sub Unit PLTA Jelok sampai sekarang.
2.3 Visi, Misi, Kompetensi Inti, IP Aksi, Moto, dan Tujuan PT. Indonesia Power
Visi
Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan.
Misi.
Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait yang
bersahabat dengan lingkungan.
Kompetensi Inti
Operasi pemeliharaan pembangkitan dan pengembangan pembangkit.
IP Aksi
Integritas, Profesional, Proaktif, dan Sinergi
Moto
Trust us for power excellence.
Tujuan PT. Indonesia Power
a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam
pengunaan sumber daya perusahaan.
7
b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan
bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang
berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari
berbagai sumber yang saling menguntungkan.
d. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta
mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, kendala, efisiensi,
maupun kelestarian lingkungan.
e. Mengembangkan budaya perusahan yang sehat selain saling menghargai
antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas
pribadi dan profesionalisme.
8
c. Titik atau bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan
simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT PLN
PJBI. titik tersebut merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar
bagian komunikasi perusahaan. Dengan simbol kecil ini, hal ini
diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
Warna Logo PT. Indonesia Power di tinjau dari warna logo tersebut, logo dari PT.
Indonesia Power memiliki makna sebagai berikut :
a. Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang
kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi
tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia.
b. Biru
Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan dengan memiliki ciri yaitu berteknologi tinggi,
efisien, aman, dan ramah lingkungan.
9
b. Membuat kesepakatan kontrak pengusahaan Sub Unit PLTA
Jelok yang telah ditetapkan Manager Unit.
c. Menyusun dan merealisasikan rencana kerja anggaran
(RKA) Sub Unit PLTA Jelok sesuai dengan target kinerja
yang telah disusun serta mengusahakan kebutuhan material,
suku cadang, dan biaya yang diperlukan.
d. Membantu dan merevisi pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
operasional produksi kWH, serta memastikan bahwa setiap
karyawan telah menguasai SOP sesuai dengan bidangnya.
e. Melaksanakan perbaikan apabila terjadi gangguan atau
kerusakan pada unit pembangkit.
2.5.2 Teknisi Mesin
Teknisi mesin merupakan petugas yang berada di bawah
wewenang Supervisior Senior yang memiliki tugas dan fungsi
sebagai berikut :
a. Melakukan komisioning dan uji coba hasil perbaikan mesin
dan peralatan bantunya.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP)
instalasi turbin generator beserta peralatan bantunya, yang
meliputi daftar kebutuhan suku cadang dan material,
kebutuhan jasa tenaga kerja serta peralatan kerja yang
diperlukan sesuai dengan jadwal dan target yang telah
ditentukan oleh Supervisor Senior.
c. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan instalasi turbin
generator dan mekanis lainnya berdasarkan batasan Rencana
Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP) yang telah disetujui yang
meliputi pemeliharaan rutin, perbaikan, inspeksi tahunan
maupun modifikasi sistem peralatan terkait.
d. Mengarahkan dan membantu mengawasi pekerjaan
pemeliharaan yang telah dilaksanakan oleh pihak luar
10
termasuk menyiapkan dan mengurus administrasi yang
berkaitan dengan sistem pengadaan dan pergudangan.
e. Melaksanakan uji coba hasil perbaikan apabila terjadi
gangguan atau kerusakan pada peralatan turbin generator.
f. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas, kondisi peralatan setelah melaksanakan pemeliharaan
dan perbaikan.
2.5.3 Teknisi Senior Listrik
Teknisi Senior Listrik merupakan petugas yang berada dibawah
wewenang Supervisor Senior yang memiliki tugas dan fungsi
sebagai berikut :
a. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh
pihak luar termasuk membantu menyiapkan kebutuhan suku
cadang dan material yang dibutuhkan serta mengurus
administrasi yang berkaitan dengan sistem pergudangan.
b. Melaksanakan uji coba hasil perbaikan dan modifikasi
peralatan serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan
sekaligus berita acara pekerjaan selesai.
c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan (RPP) motor-
motor listrik, jaringan, dan instalasi listrik yang meliputi
daftar kebutuhan suku cadang dan material, kebutuhan jasa,
dan tenaga kerja yang dibutuhkan.
d. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan motor-motor
listrik lainnya berdasarkan batasan RPP yang telah disetujui
yang meliputi pemeliharaan rutin, perbaikan, inspeksi
tahunan, maupun modifikasi peralatan terkait.
e. Melakukan perbaikan apabila terjadi gangguan atau
kerusakan pada peralatan jaringan dan instalasi listrik.
f. Membantu melaksanakan uji coba hasil peralatan dan
perbaikan pada peralatan.
11
g. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan kondisi peralatan setelah pemeliharaan atau
perbaikan.
h. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik
yang terdapat pada unit pembangkit berdasarkan batasan
rencana pelaksanaan pemeliharaan yang telah ditetapkan
oleh Supervisor Senior.
i. Membantu mengawasi pemeliharaan yang dilakukan oleh
pihak luar.
j. Membantu melakukan perbaikan apabila terjadi gangguan
pada peralatan listrik yang berada pada unit pembangkit.
2.5.4 Pelaksana Senior Administrasi
Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan dan Akutansi merupakan
petugas yang berada di bawah wewenang Supervisor Senior yang
memiliki tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan tata usaha keuangan dan akutansi yang
meliputi pengajuan serta penyelenggaraan uang kas
administrasi kiriman uang melalui bank, pembuatan
rekapitulasi, memeriksa kebenaran dokumen, pembayaran
biaya pegawai dan biaya-biaya lainnya.
b. Melakukan pembukuan dan pencatatan ke dalam buku kas
dan buku bank serta memerikasa saldo harian.
c. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas serta laporan lain sesuai kebutuhan manajemen.
d. Melaksanakan administrasi penilaian kinerja pegawai serta
memberi masukan kepada atasan dan pejabat terkait untuk
pembinaan dan pengembangan.
e. Menyelenggarakan dan mengelola sistem kearsipan data
pegawai dan pensiunan, mencatat perubahan data, serta
menjaga keamanan dan kerahasian sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
12
f. Melaksanakan tata usaha kepegawaian, penghasilan, dan
emolument sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Melayani kebutuhan pegawai yang berkaitan dengan
administrasi pegawai.
h. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas serta laporan sesuai dengan kebutuhan manajemen.
i. Melaksanakan tata usaha kesekretariatan, transportasi,
pergudangan, keamanan, serta kerumahtanggan.
j. Melaksanakan tata usaha umum, pengadaan sarana kerja,
dan pelayanan.
k. Membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan
tugas serta laporan lain sesuai dengan kebutuhan manajemen
ASEP HEDI
13
BAB III
DASAR TEORI
Dimana
P = Tenaga yang dikeluarkan secara teoristis
H = Tinggi jatuh air efektif (m)
3
Q = Debit air (m /s)
Daya yang dikeluarkan dair generator dapat dapat diperoleh dari perkalian
efisiensi turbin dan generator dan dengan daya yang keluar secara
teoritis.Sebagaimana dapat dipahami dari rumus tersebut diatas,daya yang
dihasilkan adalah hasil kali dari tinggi jatuh dan debit air; oleh karena itu
berhasilnya pembangkitan tenaga air tergantung daripada usaha untuk mendapatlan
tinggi jatuh dan debut yang besar secara efektid dan ekonomis. Pada umumnya debit
yang besar membutuhkan fasilitas dengan ukuran yang besar untuk, misalknya,
bangunan ambil air (intake), saluran air dan turbin; oleh karena itu tinggi jatuh yang
besar dengan sendirinya lebih murah. Di hulu sungai dimana pada umumnya
kemiringan dasar sungai lebih curam akan mudah diperoleh tinggi jatuh yang
besar. Sebaliknya disebelah hilir sungai, tinggi jatuh renda dan debit besar.
Oleh karena itu bagian hulu sungai lebih ekonomis, sedangkan bagian
hilirnya kurang ekonomis mengingat tinggi jatuh yang kecil dan debit yang besar
tadi. Lagipula di bagian hilir tersebut penduduknya padat, sehingga sehingga akan
timbul masalah perpindahan penduduk, dank arena itu dalam banyak hal tak dapat
14
dihindari tambahnya biaya untuk konstruksi. Akhir-akhir ini giat dilakukan
pengembangan sungai secara serba guna (multi- purpose) dan serentak di daerah
hilir sungai.
Bangunan-bangunan air semacam itu pada umumnya dipergunakan untuk
berbagai kepentingan, misalnya, untuk pengaturan banjir, perairan kota, industry,
perairan dan pembangkitan tenaga. Jika biaya pembangunannya dapat dipikul
bersama oleh karena digunakan untuk banyak tujuan, maka mungkin untuk
memanfaatkan sumber-sumber alam itu secara ekonomis; sebaliknya, biaya tersebut
akan menjadi mahal kalau dipergunakan hanya untuk satu tujuan saja misalnya,
untuk pembangkitan tenaga lisrik.
15
Tinggi permukaan dari permukaan air laut = ± 460,50 m
Luas permukaan = ±650 Ha
16
Kontruksi diatas dibangun untuk menampung, mengambil, menyalurkan
dan sebagai pembuangan air dengan sumber air yang berasal dari Rawa Pening.
Volume debit air sudah di tentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Selanjutnya air
akan masuk melalui water intake dan di salurkan melalui terowongan bawah tanah
yang saluran pengelaknya terhubung dengan saluran pelimpas sebagai peredam
pukulan air (water hammer) Bila MIV (Main Inlet Valve) menutup secara
mendadak. Pipa pesat berpangkal di rumah katup yang mana aliran air terbagi
menjadi dua bagian yaitu pada masing-masing pipa pesat, selanjutnya digunakan
untuk memutar turbin, penstock 1 untuk unit 1 dan 2, penstock 2 untuk unit 3 dan
4 karena pengaturan pemakaian air sudah ditentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum,
pengoperasian PLTA Jelok harus di sesuaikan dengan persediaan air dan kebutuhan
irigasi didaerah hilir (down steam).
3.4 Bendungan
Bendungan berfungsi sebagai penampung air serta menaikkan permukaan
atau elevasi air guna mendapatkan tinggi jatuh (head) air yang digunakan pada
turbin air. Bendungan untuk PLTA Jelok terletak 750 meter dari jalan raya Solo-
Semarang adan dinamakan DAM Tuntang, mempunyai level maksimum 463,60
mdpl dan level minimum 460,5 mdpl. Bendungan ini dilengkapi dengan :
17
3.4.1 Saringan-saringan
Berupa saringan kasar dan saringan halus sebagai penghalang
kotoran dari Rawa Pening.
18
Gambar 3.5 Saringan Halus.
19
Gambar 3.7 Pintu Air DAM.
20
3.4.4 Terowongan Air
Terowongan ini disebut juga terowongan tekan dari pipa baja
berlapis beton yang ditanam yang memiliki panjang 627 meter
dengan diameter 2,34 meter yang memiliki beberapa bagian
diantaranya :
a. Aquaduct
Yang berfungsi menempatkan air diatas sungai
sehingga air dari Rawa Pening dapat mengalir tanpa
melewati sungai Tuntang.
21
c. Ventil Udara
Berfungsi untuk mengeluarkan udara, memperkecil
gelembung-gelembung udara yang terjebak dalam tunnel
dan menyelamatkan pipa agar tidak rusak alibat perbedaan
tekanan di dalam dan di luar pipa.
22
Gambar 3.11 Penstock di PLTA Jelok.
23
Gambar 3.12 Pembagian pipa pesat (penstock).
Selain itu pipa pesat juga dilengkapi dengan flowmeter ultrasonic dan
overvelocity endulum. Alarm pada 105,4% flow dan trip pada 110% flow. Katup-
katup yang terdapat pada rumah katup yaitu:
1. Katup otomatis
2. Katup by pass
3. Katup pemeliharaan (manual)
4. Katup buang
24
Gambar 3.13 Anchor block.
2. Sambungan Ekspansi
Berfungsi untuk menghindari penyusutan pipa pesat dengan
melengkung ke atas atau ke bawah yang diakibatkan karena perubahan
suhu yang menyebabkan pemuaian.
25
3. Pondasi Penyangga
Dibangun di antara tiap-tiap anchorblock, masing-masing berjarak 6-
12 m, pondasi ini di buat sedemikian rupa sehingga memungkinkan
penstock mengadakan pergerakan apabila terjadi pemuaian atau
penyusutan sehingga pondasi ini berfungsi pula sebagai penyangga
penstock.
4. Saluran Pengelak
Berfungsi untuk mengurangi tekanan air serta untuk mengalirkan air
yang ada di dalam pipa saluran apabila terjadi gangguan dimana katup
pada ujung penstock menutup dengan tiba-tiba.
5. Cerobong Udara
Cerobong ini berupa menara dengan ketinggian 25 m, yang berfungsi:
- Mengurangi tekanan yang tinggi saat main inlet valve penstock
menutup karena gangguan.
- Membuang udara sewaktu diadakan pengisian penstock.
6. Rumah Katup
Berada pada ujung akhir dari pipa saluran tekan dan merupakan awal
dari penstock.
Terdapat beberapa jenis katup di dalam rumah katup ini, yaitu:
- Katup tangan ( manual )
- Katup Hidrolis / otomatis
- Katup buang / drain valve
- Katup Pengisian (katup by pass)
- Katup-katup ini digunakan pada waktu pengisian serta pengosongan
penstock.
26
Gambar 3.15 Rumah katup.
27
3.8 Pengisian Penstok
Berikut adalah langkah-langkah saat akan melakukan pengisian penstock ;
1. Katup drainage pada ruang MIV ditutup.
2. Katup manual (mekanis) dibuka dengan pemutar roda tangan kekiri
sampai terbuka penuh.
3. Katub by pass dibuka selanjutnya air mengisi penstock sampai penuh.
4. Kemudian klep Hydrolis dibuka dengan menekan tombol open pada
panel control IHC, katup terbuka sampai penuh.
5. Selanjutnya katup by pass ditutup kembali degan demikian air dalam
penstock menjadi normal kembali serta dapat berfungsi seperti
semula.
28
Gambar 3.16 Bangunan Sentral (Power House).
29
4.11 Prinsip Kerja Turbin Francis
Turbin Francis adalah turbin reaksi yang bekerja pada aliran yang
bertekanan. Rumah siput (spiral case) terbuat dari plat baja cor atau besi cor yang
disesuaikan dengan tinggi terjun dan kapasitas dayanya. Rumah siput berfungsi
menahan sebagian besar dari tekanan hidrolis yang diterima oleh turbin. Sudu-
sudu antar (guide vane) diatur di sekeliling luar rotor (runner) dan mengatur
ukuran sudu antar sesuai dengan perubahan beban melalui mekanisme suatu
pengatur.
Air bertekanan tinggi dari penstock masuk ke rotor dengan arah radial yang
arahnya dibelokkan sehingga sebagian besar tenaga aliran air dipindahkan ke rotor
dengan kecepatan tinggi, akibatnya rotor memperoleh tenaga reaksi dari aliran
tersebut. Jadi tenaga yang timbul pada rotor tergantung dari tekanan hidrostatis
dan debit air.
30
Selanjutnya air dikeluarkan dari turbin dengan arah aksial dan disalurkan
kepembuangan. Pada jenis turbin ini, banyaknya air yang masuk diatur oleh sudu
antar (guide vane) yang digerakan secara otomatis oleh governor dengan posisi
sudu jalan adalah tetap. Turbin Francis adalah turbin yang paling banyak berubah-
ubah yang dipakai saat ini. Desain inisial dari penggerak-penggerak lambat (NS
= 60) adalah untuk aliran radial.
Turbin Francis bekerja dengan aliran air yang bertekanan. Jadi, turbin-turbin
francis itu selalu mengalir penuh penggerak yang sama dengan selubung penuh
air. Penggerak dari turbin terdiri dari sebuah nomor dari pisau-pisau melengkung
yang di las benar-benar pada dua shourd. Deretan pisau-pisau bervariasi mulai
dari 12-22 tergantung pada kecepatan spesifik.
31
mengalir meninggalkan penggerak, air melalui sebuah rube yang terkenal sebagai
tube sementara dan saluran buang. Tube sementara merupakan aliran
hydraulically aclosedconduit. Tube sementara merupakan aflaring tube lurus atau
tipe busur dan hanya penting untuk reaksi (tekanan) turbin. Tube sementara
berfungsi untuk mengetahui kecepatan dari tinggi aliran air yang keluar dari
penggerak dan juga untuk mengusahakan penggerak mempunyai tingkat aliran
hilir tanpa mengorbankan tinggi air yang bersangkutan.
Pintu-pintu kecil diletakkan sepanjang bagian pinggir dari penggerak yang
diletakkan pada pivot-pivot dan dapat berputar sekelilingnya. Perputaran dari
pintu-pintu kecil diatur secara kontrol dan perubahan ukuran dari pembukaan
pintu masukan turbin melalui pintu dimana air dapat mengalir dan mengawasi
kecepatan mengalir berlebihan.
Fungsi lain dari kedua pintu-pintu ini adalah untuk melangsungkan air ke
penggerak pada sudut yang dikehendaki. Pada Gambar 3.20 memperlihatkan
pintu-pintu kecil pada posisi tertutup dan terbuka.
32
Gambar 3.20 Pintu-pintu kecil pada posisi tertutup dan terbuka.
33
Gambar 3.22 Generator PLTA Jelok.
34
BAB IV
ANALISA DAN HASIL
35
4.1.1 Produksi perunit
Setiap pembangkit di Indonesia pasti memiliki produksi perunit,seperti
halnya di PLTA Jelok. Produksi perunit ini dibuat untuk mengetahui batas
minimal produksi tiap harinya. Hal ini sangat penting, karena setiap
pembangkit dapat menargetkan berapa daya maksimal yang dapat dihasilkan
oleh pembangkit tersebut.
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi produksi
perunit.Berikut ini
adalah hal – hal yang mempengaruhi target produksi :
power mesin
Musim
A. Power out 1 unit = 3,675 MW
4 unit = 3,675 x 4 = 14,7 MW
kWH = MW x h
= 14,7 x 24(jam) x 30(hari)
= 10584 MWH
= 10.584.000 kWH
36
= 5.256.000 kWH
Power out 1 unit = 3,675 MW
1 unit = 3,675 x 1 = 3,6 MW
kWH = MW x h
= 3,6 x 24(jam) x 30(hari)
= 2646 MWH
= 2.646.000 kWH
B. Musim
Musim sangat berpengaruh terhadap proses produksi PLTA Jelok.
Hal ini terbukti pada tabel dibawah ini, karena lamanya musim penghujan
di Indonesia memiliki jadwal tersendiri. 6 bulan penghujan : Oktober –
Maret . 6 bulan panas : April – September
Selain itu air yang diperoleh PLTA Jelok tidak didapatkan secara
Cuma – cuma. PLTA Jelok harus membayar per kWH yang
dibangkitkan sebesar Rp 5,-
A. Daily Meeting
PLTA Jelokc setiap harinya mengadakan rapat (meeting) untuk
Menganalisa hasil produksi di hari sebelumnya. Hal ini dilakukan
untukmengatasi terjadinya gangguan hasil produksi yang disebabkan oleh
kesalahan alat atau kerusakan alat. Tidak hanya gangguan dari dalam, tetapi
gangguan dari luar juga selalu dibahas dalam rapat tersebut. Berikut contoh
pengambilan data operasinya :
37
Gambar 4.23 Data Daily Meeting PLTA Jelok
38
Gambar 4.24 Ruang Operator PLTA Jelok
D. Hasil Produksi
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Tanggal
39
Dari gambar diatas bahwa kapasitas air yang masuk melalui 2 pipa
pesat PLTA Jelok m3/det mengalami perbedaan. Hal tersebut dikarenakan
oleh pembagian pada securyti valve.
461.5 sebelum
461 Hari ini
460.5
maximal
460
459.5 minimal
459
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920212223242526272829
Tanggal
8
m3/detik
4 Buangan damtuntang
2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Tanggal
40
Dari gambar diatas dapat dilihat besarnya buangan air dari DAM
Tuntang yang masuk ke Jelok. Buangan air dari PLTA Jelok akan
ditampung di Kolam Tandon Harian (KTH) yang selanjutnya akan
berguna untuk pembangkitan di PLTA Timo.
60
50
turbin1
°celcius
40 turbin 2
30 turbin 3
turbin 4
20
alrm
10
trip
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
Tanggal
41
Operasi Unit
18
15
Unit dan Beban
12
9
Beban
6
Unit
3
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Tanggal
42
Tabel 4.2 Flow penstok
Penstok1 Penstok 2
NO Tanggal
(m3 /det) (m3/det)
1 1 nov 2017 5,0996 2,508
2 2 Nov 2017 5,0996 2,508
3 3 Nov 2017 5,0996 2,508
4 4 Nov 2017 5,0996 2,508
5 5 Nov 2017 5,0996 2,508
6 6 Nov 2017 5,0996 2,508
7 7 Nov 2017 5,1832 2,5916
8 8 Nov 2017 5,1832 2,5916
9 9 Nov 2017 5,1832 2,5916
10 10 Nov 2017 5,7684 2,926
11 11 Nov 2017 5,7684 2,926
12 12 Nov 2017 5,7684 2,926
13 13 Nov 2017 5,852 2,926
14 14 Nov 2017 5,852 2,926
15 15 Nov 2017 5,852 2,926
16 16 Nov 2017 6,688 3,344
17 17 Nov 2017 6,7716 3,6784
18 18 Nov 2017 6,7716 3,762
19 19 Nov 2017 6,7716 3,762
20 20 Nov 2017 6,7716 3,762
21 21 Nov 2017 6,4372 5,852
22 22 Nov 2017 6,4372 6,1864
23 23 Nov 2017 6,688 6,3536
24 24 Nov 2017 6,5208 6,27
25 25 Nov 2017 5,3504 6,0192
26 26 Nov 2017 5,1832 6,0192
27 27 Nov 2017 6,6044 5,9356
28 28 Nov 2017 6,5208 6,27
43
Tabel 4.3 Elevasi dam tuntang
44
Tabel 4.4 temperatur bantalan thrust bearing
45
Tabel 4.5 Beban Unit Tabel 4.6 Buangan Dam
46
Tabel 4.7 Hasil produksi listrik 24 jam
Pada gambar di atas dapat dilihat total produksi selama saya menjalankan
Kerja Praktek. Dari gambar terlihat total produksi per- harinya mengalami
peningkatan dan penurunan sesuai kinerja oprasi perunit, Sehingga sangat
berpengaruh terhadap hasil produksi PLTA Jelok
47
Gambar Tabel 4.8 Pemakaian air total
Pada gambar tabel di atas menunjukan pemakaian air selama 24 jam yang
digunakan untuk mengoprasikan 4 unit turbin dan 1 unit mesin HA,dalam 1 bulan
saya kerja praktek di PLTA JELOK.
48
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek yang telah penulis laksanakan maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Dari sistem oprasi per unit generator dapat kita lihat dari analisis hasilnya
maximum beban yang di berikan sebesar 4,5 MW dan minimum 3 MW.
2. Maka analisa hasil produksi yang di hasilkan PLTA jelok 30 MW untuk di
alirkan ke GI(Gardu Induk) agar di tingkatkan menjadi 150 MW.
3. Analisa Evaluasi Dam Tuntang di dapatkan hasil standar maxsimal 463 dan
minimal 460,5 dapat dikatakan normal jika tidak melewati batas yang telah
di tentukan.
4. Analisa buangan Dam Tuntang yang selalu normal di angka 0,5 m3/detik
mengalami kenaika di tanggal 28 November menjadi 10 m3/detik.
5.2 Saran
1. Perawatan terhadap alat-alat proses produksi tenaga listrik sudah baik,
harus dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Perbaikan terhadap alat-alat proses produksi tenaga listrik yang sudah
rusak atau sudah tidak layak pakai harus segera diperbaiki agar proses
produksi tenaga listrik tidak berkurang atau terhambat.
3. Diadakan penyuluhan-penyuluhan tentang tenaga listrik dan pemakaian
energi listrik yang bijak kepada seluruh masyarakat Kota Semarang dan
sekitarnya.
4. Memberi penyuluhan tentang warga untuk selalu menjaga kebersihan air
dari daerah rawa penening.
5. Kepercayaan masyarakat terhadap PT.Indonesia Power khususnya UBP
Semarang harus selalu dipertahankan dan ditingkatkan.
49
50