Ca Mamae

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
LENGKAP
HOME ALL ARTICLE ( DAFTAR ISI ) PRIVACY AND POLICY ABOUT ME MOTTO ▼

Saturday, January 25, 2014

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE


(CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/

KANKER PAYUDARA

1. PENGERTIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

Ca mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan


payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak,
maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening
ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang,
paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel


kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.
Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak
maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)

Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen


yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono,
2006).

Carsinoma mammae atau kanker payudara adalah neoplasma ganas dengan


pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).

Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang


terjadi pada jaringan payudara. Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan
kenyal tanpa adanya batas. Mungkin adanya garis asimetris antara kedua
payudara.Bila kanker sudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti
jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.

Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan


di Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak
terbanyak di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer, Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).

Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada lateral atasnya,


jaringan kelenjar ini keluar dari buatannya ke arah aksila, disebut tonjolan spence atau
ekor payudara.

Setiap payudara terdiri atas 12 sampai 20 lobulus kelenjar yang masing-masing


mempunyai saluran ke papila mammae, yang disebut duktus laktiferus.

Pendarahan payudara terutama berasal dari cabang arteri Perforantes Anterior


dari arteri Mammaria Interna, arteri torakalis yang bercabang dari arteri aksilaris dan
beberapa arteri Interkostalis.

Penyaliran limf dari daerah sentral dan medial yang selain menuju ke kelenjar
sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila kontra lateral, ke m.
rektus abdominis lewat ligamentum falsifarum hepatis ke hati, pleura dan payudara
kontra lateral. (Sjamsuhidajat, 2004)
2. ETIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price &
Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab
terjadinya Ca mammae, yaitu:

• Mekanisme hormonal

Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam


lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae
(Smeltzer & Bare, 2002: 1589).

 Virus

Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.

 Genetik

- Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage


genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).

- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17


mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder,
Martin, 1997).

- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi
gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).

 Defisiensi imun

Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon


yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor .

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko
pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

a. Tinggi melebihi 170 cm

b. Masa reproduksi yang relatif panjang.

c. Faktor Genetik

d. Ca Payudara yang terdahulu


e. Keluarga
Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3
anggota keluarga terkena carsinoma mammae.

f. Kelainan payudara ( benigna )

Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa
wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat.

g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain

h. Faktor endokrin dan reproduksi

Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche
kurang dari 12 tahun

i. Obat anti konseptiva oral

Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko
lebih besar untuk terkena kanker.

3. ANATOMI DAN FISIOLOGI

a. Anatomi Payudara
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot


penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral
ats kelenjr payudara, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya kearah aksila,
disebut penonjolan Spence atau ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20
lobulus kelenjar yang masing-masing mempunyai saluran ke papilla mammae, yang
disebut duktus lactiferous. Diantara kelenjar susu dan fasia pectoralis, juga diantara
kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobules
tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamnetum cooper yang memberi rangka
untuk payudara.

Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a. perforantes


anterior dan a. mammaria interna, a. torakalis lateralis yang bercabang dari a.
aksilaris, dan beberapa a. interkostalis.

Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.


interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada
beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan
mati rasa pasca bedah, yakni n. intercostalis dan n. kutaneus brakius
medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas.

Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi
ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula
penyaliran yang ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 buah
kelenjar getah bening yang berada disepanjang arteri dan vena brakialis.

Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain
menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke aksila
kontralateral, ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis ke hati,
pleura dan payudara kontralateral.

b. Fisiologi Payudara

Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang,


terdiri atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap lobus
mempunyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan bermuara pada puting
susu, disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis yang rendah, lalu
ke duktus alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis, kemudian bermuara
ke duktus laktiferus yang berakhir pada putting susu.

Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :

a) Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia

b) Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid

c) Perubahan karena kehamilan dan laktasi.

4. PATOFISIOLOGI CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

a. Fase Inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam
sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan
terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel
menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

b. Fase Promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari
sel yang peka dan suatu karsinogen).

Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena


kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada
beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae,
yaitu:

 Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen


dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor
pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi
estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada
usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu
tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan
kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause
lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko
kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada
usia lebih dari 30 tahun.

 Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya
massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.\

 Genetik

o Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya


“linkage genetic” autosomal dominan.

o Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom


17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.

o mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995)
serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
 Defisiensi imun

Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi


interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi
tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan
paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan
perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari
sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi
sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan
menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang
tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.

Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan
melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe
menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu
juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’
orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan
timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang
tengkorak, vertebredan panggul)

Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif


lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat,
anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai
kakeksi kanker.

Pathway CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


5. MANIFESTASI KLINIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER
PAYUDARA

Gejala umum Ca mamae adalah :

 Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara

 Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai
timbul pembengkakan

 Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu,
mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
 Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas

 Ada cairan yang keluar dari puting susu

 Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi
retraksi

 Ada rasa sakit

 Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah
meningkat

 Ada pembengkakan didaerah lengan

 Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.

 Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.

 Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati,
serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.

 Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).

 Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.

 Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

6. PENTAHAPAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

Pentahapan mencangkup mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan


pada keluasan penyakit. Pentahapan segala bentuk kanker sangat penting karena hal
ini dapat membantu tim perawatan kesehatan merekomendasikan pengobatan terbaik
yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa pemeriksaan darah dan prosedur
diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit. Pemeriksaaan dan prosedur ini
mencankup rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi hepar, pentahapan klinik yang
paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang
mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya
metastasis yang jauh.

Tumor primer (T) :

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan


2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor <>
a. T1a : Tumor <>

b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm

c. T1c :Tumor 1 – 2 cm

5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax
atau kulit :
a. T4a : Melekat pada dinding dada

b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange

c. T4c : T4a dan T4b

d. T4d : Mastitis karsinomatosis

Nodus limfe regional (N) :

1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila

3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat

4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu


sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya

5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

Metastas jauh (M) :

1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan


2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:

1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan
otot pektoralis.
2. Stadium IIa
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa
keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

3. Stadium IIb
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.
4. Stadium IIIa
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.

5. Stadium IIIb
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan
terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan
limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi
/ menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa


juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer.
Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan
lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh
6. Stadium IIIc

Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis
kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau
metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral

6. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang
rusuk.
Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :

1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.


2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.
3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri
50% dari waktu sadar.
4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu
tiduran lebih 50% dari waktu sadar.
5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya
tiduran saja.

7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK CA MAMMAE (CARSINOMA


MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

a. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis

b. Test diagnostik lain:

 Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET

 Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi
biopsy, Eksisi biopsy

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :

1. Pemeriksaan payudara sendiri

2. Pemeriksaan payudara secara klinis

3. Pemeriksaan manografi

4. Biopsi aspirasi
5. True cut

6. Biopsi terbuka

7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis,


pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.

LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA


LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

8. KOMPLIKASI

Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan
hati.

Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:

a. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler (


penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab hematogen dan limfogen
dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf.

b. gangguan neuro varkuler

c. Faktor patologi

d. Fibrosis payudara

e. kematian

9. PENATALAKSANAAN MEDIS CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER


PAYUDARA

1. Pembedahan

a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi


Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis
mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis
minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.

b. Mastectomy total

Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding
dada tidak diangkat.

c. Lumpectomy/tumor

Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang
berada di sekitar tumor tersebut.

d. Wide excision/mastektomy parsial.

Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.

e. Ouadranectomy.

Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis
mayor.

2. Radiotherapy

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan
therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan,
nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.

3. Chemotherapy

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.

4. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan
therapi endokrin lainnya.\

ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE


A. PENGKAJIAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,


kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan


klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.

b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu


berminyak.

c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.

d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda


infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.

h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi


atau tanda-tanda radang.

i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.


j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon

a. Persepsi dan Manajemen

Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada


payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.

b. Nutrisi – Metabolik

Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi
makanan mengandung MSG.

c. Eliminasi

Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,


nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.

d. Aktivitas dan Latihan

Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien
terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.

e. Kognitif dan Persepsi

Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan


ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.

f. Istirahat dan Tidur

Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.

g. Persepsi dan Konsep Diri

Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.

h. Peran dan Hubungan

Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam


melakukan perannya dalam berinteraksi social.

i. Reproduksi dan Seksual

Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress

Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus
asaan.

k. Nilai dan Keyakinan

Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan


lapang dada.

Pemeriksaan Diagnostik

1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.

2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2

3. Penanda tumor

4. Mammografi

6. sinar X dada

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)/ KANKER


PAYUDARA

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis;


anoreksia

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan

4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan

5. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .

6. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan kurang


pemajanan informasi

7. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuh

8. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh,


perubahan dalam citra diri

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA MAMMAE)


/ KANKER PAYUDARA
DIAGNOSA KEP. NOC NIC

Nutrisi kurang dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh
v Nutritional Status : Nutrition Management
berhubungan dengan
food and Fluid Intake
pembedahan, mis; § Kaji adanya alergi makanan
anoreksia Kriteria Hasil :
§ Kolaborasi dengan ahli gizi
v Adanya peningkatan untuk menentukan jumlah kalori
berat badan sesuai dan nutrisi yang dibutuhkan
dengan tujuan pasien.
v Berat badan ideal § Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan tinggi meningkatkan intake Fe
badan
§ Anjurkan pasien untuk
v Mampu meningkatkan protein dan
mengidentifikasi vitamin C
kebutuhan nutrisi
§ Berikan substansi gula
v Tidak ada tanda
§ Yakinkan diet yang dimakan
tanda malnutrisi
mengandung tinggi serat untuk
v Tidak terjadi mencegah konstipasi
penurunan berat badan
§ Berikan makanan yang
yang berarti
terpilih ( sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
§ Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan
harian.
§ Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya penurunan
berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
§ Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
§ Monitor lingkungan selama
makan
§ Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
§ Monitor mual dan muntah
§ Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
§ Monitor makanan kesukaan
§ Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
§ Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan intake
nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
§ Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

Gangguan rasa nyaman NOC : NIC :


nyeri berhubungan
v Pain Level, Pain Management
dengan proses
pembedahan v Pain control, § Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
v Comfort level
lokasi, karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
v Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab § Observasi reaksi nonverbal
nyeri, mampu dari ketidaknyamanan
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, § Gunakan teknik komunikasi
mencari bantuan) terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
v Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan § Kaji kultur yang
menggunakan mempengaruhi respon nyeri
manajemen nyeri
§ Evaluasi pengalaman nyeri
v Mampu mengenali masa lampau
nyeri (skala, intensitas,
§ Evaluasi bersama pasien dan
frekuensi dan tanda
tim kesehatan lain tentang
nyeri)
ketidakefektifan kontrol nyeri
v Menyatakan rasa masa lampau
nyaman setelah nyeri
§ Bantu pasien dan keluarga
berkurang
untuk mencari dan menemukan
v Tanda vital dukungan
dalam rentang normal
§ Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi
nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
§ Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter
jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
§ Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
§ Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
§ Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
§ Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
§ Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
§ Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
§ Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
§ Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)

Kerusakan integritas kulit NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure Management


berhubungan dengan Skin and Mucous
 Anjurkan pasien untuk
pengangkatan bedah Membranes
menggunakan pakaian yang
jaringan
Kriteria Hasil : longgar
v Integritas kulit yang  Hindari kerutan padaa tempat
baik bisa dipertahankan tidur
(sensasi,
 Jaga kebersihan kulit agar
elastisitas, temperatur,
tetap bersih dan kering
hidrasi, pigmentasi)
 Mobilisasi pasien (ubah
v Tidak ada luka/lesi
posisi pasien) setiap dua
pada kulit
jam sekali
v Perfusi jaringan baik
 Monitor kulit akan adanya
v Menunjukkan kemerahan
pemahaman dalam
proses perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya sedera  Oleskan lotion atau
berulang minyak/baby oil pada derah
yang tertekan
v Mampu melindungi
kulit dan  Monitor aktivitas dan
mempertahankan mobilisasi pasien
kelembaban kulit dan
 Monitor status nutrisi pasien
perawatan alami

Ansietas berhubungan NOC : NIC :


dengan diagnosa,
v Anxiety control Anxiety Reduction
pengobatan, dan
(penurunan kecemasan)
prognosanya . v Coping
· Gunakan pendekatan
Kriteria Hasil :
yang menenangkan
v Klien mampu
· Nyatakan dengan jelas
mengidentifikasi dan
harapan terhadap pelaku
mengungkapkan gejala
pasien
cemas
· Jelaskan semua
v Mengidentifikasi,
prosedur dan apa yang
mengungkapkan dan
dirasakan selama prosedur
menunjukkan tehnik
untuk mengontol cemas · Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
v Vital sign dalam batas
mengurangi takut
normal
· Berikan informasi faktual
v Postur tubuh,
mengenai diagnosis, tindakan
ekspresi wajah, bahasa
prognosis
tubuh dan tingkat
aktivitas menunjukkan · Dorong keluarga untuk
berkurangnya menemani anak
kecemasan
· Lakukan back / neck rub
· Dengarkan dengan
penuh perhatian
· Identifikasi tingkat
kecemasan
· Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
· Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
· Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
· Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease Process
tentang penyakit,
v Kowlwdge : disease - Kaji tingkat pengetahuan
perawatan,pengobatan
process klien dan keluarga tentang
kurang paparan terhadap proses penyakit
v Kowledge : health
informasi
Behavior -Jelaskan tentang patofisiologi
penyakit, tanda dan gejala
Kriteria Hasil :
serta penyebabnya
v Pasien dan keluarga
-Sediakan informasi tentang
menyatakan
kondisi klien
pemahaman tentang
penyakit, kondisi, -Berikan informasi tentang
prognosis dan program perkembangan klien
pengobatan
-Diskusikan perubahan gaya
v Pasien dan keluarga hidup yang mungkin
mampu melaksanakan diperlukan untuk mencegah
prosedur yang komplikasi di masa yang
dijelaskan secara benar akan datang dan atau
kontrol proses penyakit
v Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan -Jelaskan alasan
kembali apa yang dilaksanakannya tindakan
dijelaskan perawat/tim atau terapi
kesehatan lainnya
-Gambarkan komplikasi yang
mungkin terjadi
-Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
-Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan

Gangguan body image 1) Klien tidak malu  Diskusikan dengan klien


berhubungan dengan dengan keadaan atau orang terdekat
kehilangan bagian dan dirinya. respon klien terhadap
fungsi tubuh penyakitnya.
2) Klien dapat
menerima efek Rasional : membantu
pembedahan. dalam memastikan
masalah untuk memulai
proses pemecahan
masalah

 Tinjau ulang efek


pembedahan
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat
membantu pasien
memulai proses adaptasi.

 Berikan dukungan emosi


klien.
Rasional : klien bisa
menerima keadaan
dirinya.

 Anjurkan keluarga klien


untuk selalu mendampingi
klien.
Rasional : klien dapat
merasa masih ada orang
yang memperhatikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification
(NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby
Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi
4. Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
: Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd
wiwing setiono Jam 9:33 AM

3 comments:
1.

AnonymousJanuary 25, 2014 at 10:27 AM

kk payudara nya besar ya???


Reply

2.

Obat Penyakit Kanker Hati AlamiJune 20, 2015 at 9:49 AM

terimakasih buat artikelnya.. informasi yang sangat bermanfaat..


Reply

3.

Pengobatan Herbal Abses PayudaraJune 27, 2015 at 2:16 PM

Terimakasih banyak untuk artikelnya, sangat mebantu sekali..


Reply

Komentar, Kritik dan sarannya ya !!!!!!!!!!!!!



Home

View web version


Author

 Benksquarz
 wiwing setiono
 wiwing setiono.skep.ns
Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai