BAB I
PENDAHULUAN
oleh Schneider dan Waltz pada tahun 1829. Sebenarnya prinsip terapi
yaitu bentuk powder (bubuk). Serta bahan yang digunakan tidak turut
Berikut akan ditulis sebuah tinjauan pustaka mengenai terapi inhalasi dan
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Anatomi Paru
terletak pada tractus respiratorius inferior, yang mengembang oleh udara dari
respirasi eksternal.
terpisah satu sama lain oleh cor, aortae thoracalis, oesophagus dan trachea.
permukaan yang halus, licin, mengkilap, tekstur dalam yang berpori seperti
ini bermassa ringan dan dapat mengapung pada permukaan air. Puncak
pulmo disebut apex pulmonis yang kurang lebih terletak setinggi clavicula
pada level di bawah regio cervicalis, di sini terdapat pula sulcus arteriae
subclaviae.
3
(Rudinski. 2009)
dexter serta pulmo sinister dari lobus hepatis sinister, gaster dan lien.
pulmo yang tipis dan tajam serta meluas ke sinus costophrenicus disebut
margo inferior, tepi depan pulmo yang juga menyelimuti sebagian dari
merupakan tepi belakang pulmo yang tebal dan tumpul serta lebih panjang
Pulmo dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura yang terbagi menjadi
dan pleura parietalis yang melindungi pulmo dari facies costalis, serta di
respirasi. Selain itu, pulmo dexter terbagi atas tiga lobus, yaitu lobus superior,
lobus medius dan lobus inferior, sedangkan pulmo sinister tersusun atas
lobus superior dan lobus inferior. Lobus superior dan medius pulmo dexter
terpisah oleh fissura horizontalis serta pemisah antara lobus medius dan
inferior ialah fissura obliqua, sedangkan pulmo sinister hanya memiliki fissura
Selanjutnya lobus superior pulmo dexter terbagi lagi menjadi tiga segmen
yaitu apical, posterior dan anterior, untuk lobus medius terdiri atas segmen
lateral dan medial, sementara lobus inferior terbagi menjadi lima segmen
yaitu superior, basalis media, basalis lateralis (anterior dan posterior) dan
menjadi bagian atas dan lingulae, yang sebenarnya masih merupakan satu
(gabungan) dan anterior, serta segmen superior dan inferior pada lingulae,
Sama halnya dengan pulmo dexter, lobus inferior pulmo sinister juga terdiri
saccus alveolaris.
Setiap alveolus diselimuti oleh jaringan kapiler (arteriole & venula) yang
merupakan lokasi pertemuan sirkulasi vena dan arteri sekaligus proses difusi
CO2 dari seluruh tubuh untuk ditukar dengan O 2 lalu dibawa oleh vena
7
2. Fisiologi Paru
dan tekanan pulmo akibat kerja mekanik otot-otot pernapasan yang mengatur
anterior dan mm. scalenus. Adapun musculi expiratori yakni mm. rectus
Agar inspirasi terjadi, tekanan pulmo harus lebih rendah (negatif) dari
Gradien tekanan ini dibentuk saat volume paru yang meningkat (elevasi) saat
inspirasi dan menurun (depresi) pada ekspirasi, sesuai dengan hukum Boyle
Proses difusi terjadi di mana gas melintasi membran alveolus yang tipis
(<0.5 um). Kekuatan pendorong pemindahan ini ialah selisih tekanan parsial
antara darah dan fase gas. Tekanan atmosfer berkisar 760 mmHg. Komposisi
udara bebas antara lain meliputi nitrogen (79%) dan oksigen (21%), sehingga
tekanan parsial nitrogen (pN2) sekitar 600 mmHg (79% dari 760 mmHg) dan
oksigen (pO2) ± 160 mmHg (21% dari 760 mmHg). Ketika udara atmosfer
napas, yang mana tekanan uap air pada suhu tubuh adalah 47 mmHg. Saat
mencapai alveoli pO2 menurun lagi hingga ± 105 mmHg karena tercampur
dengan udara dalam ruang mati anatomi pada saluran napas. Difusi gas
berdifusi ke dalam aliran darah. Di sisi lain, tekanan parsial CO 2 (pCO2) pada
alveolus bernilai kecil, pertukaran molekul gas ini memadai serta dapat
berdifusi sekitar dua puluh kali lebih cepat dibandingan O 2 karena daya
seluruh jaringan (sel) tubuh oleh jantung. Pada tingkat sel, tekanan parsial
oksigen berkisar 40 mmHg, sehingga darah yang kaya akan oksigen (HbO 2)
ini berdifusi lagi untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang akan digunakan
(Mullër. 2011)
Sejalan dengan proses respirasi, istilah fisiologis yang ikut terlibat yakni
(Sherwood. 2013)
1. Tidal Volume (TV) : jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap
ml).
11
ml).
6. Residual Volume (RV) : jumlah udara yang masih tertinggal dalam pulmo
1500 ml).
7. Functional Residual Capasity (FRC) : jumlah udara yang tertinggal dalam
ml).
8. Total Lung Capasity (TLC) : total jumlah udara yang dapat dimasukkan
target organ bisa berupa pembuluh darah, kelenjar dan otot polos. Agar obat
12
dapat sampai pada saluran napas bagian distal dan mencapai target organ,
saluran napas.
refleks batuk, bersin serta klirens mukosilier yang akan melindungi epitel
mengendap karena benturan inersial bila terdapat aliran udara yang cepat
disertai perubahan arah atau arus turbulen. Partikel berukuran 5-9 μm akan
sedimentasi karena gaya gravitasi dan gerak Brown lalu mencapai bronchioli
dan alveoli.
suspensi partikel di dalam gas, dan partikel dalam aerosol yang mempunyai
13
ukuran berkisar atau 1-7 μm. Penelitian lainnya mendapatkan bahwa partikel
1. Struktur Anatomis
aliran udara respirasi lebih rendah dan menyebabkan deposisi obat menurun.
2. Mekanisme Fisiologis
aerosol yang diinhalasi ke dalam paru, di mana pada bayi dan anak volume
tidal paru kecil sehingga mengurangi penghantaran partikel obat. Pada bayi
3. Kapabilitas
yang kompleks.
14
4. Iritabilitas
Pada bayi dan anak yang menangis akan menyebabkan masker wajah
Adapun terapi inhalasi yang ideal dan bersifat efektif untuk penyakit
atau rendah.
5. Mudah digunakan.
6. Efek terapeutik tercapai yang ditandai dengan tampaknya perbaikan
klinis.
agar menjadi pengobatan yang ideal, seperti alat yang sederhana, mudah
napas atas serta dapat digunakan oleh anak, orang cacat, atau orang tua.
Namun keadaan ideal tersebut tidak dapat sepenuhnya tercapai dan masing-
kerugian. Oleh karena itu, saat ini sudah dikenal 3 sistem inhalasi yang
(MDI) dengan atau tanpa spacer/alat penyambung dan dry powder inhaler
(DPI).
16
1. Nebulizer
Nebulizer adalah suatu alat yang dapat mengubah obat dengan bentuk
awal berupa larutan berubah menjadi aerosol yang dikeluarkan secara terus
menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau
partikel yang dihasilkan dan juga teknik pemakaiannya. Alat ini dapat
a. Jenis Nebulizer
1) Ultrasonic Nebulizer
melalui osilasi frekuensi tinggi dari piezo-electric crystal yang berada dekat
larutan dan cairan memecah menjadi aerosol. Nebuliser jenis ini tidak
2) Jet Nebulizer
nebuliser. Prinsip kerja alat ini adalah dengan gas jet berkecepatan tinggi
17
yang berasal dari udara yang dipadatkan dalam silinder kemudian ditiupkan
dihisap oleh pasien melalui mouth piece atau sungkup. Dengan mengisi
berukuran < 5 φm, sebanyak 60-80% larutan nebulisasi akan terpakai dan
lama nebulisasi dapat dibatasi. Dengan cara yang optimal maka hanya 12%
3) Nebulizer Mini-Portable
Nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah yang terdiri dari
dengan ukuran yang tepat, larutan obat yang melalui nebulizer berubah
b. Kontraindikasi
1) Pasien yang tidak sadar, tidak akan kooperatif dengan prosedur ini.
saluran napas.
c. Prosedur Pemakaian
1) Persiapan Pasien
napas, frekuensi napas, denyut nadi dan saturasi oksigen. Jika terdapat
perlahan, tarik napas dalam dan tahan napas saat inspirasi puncak untuk
2) Tahapan Prosedur
nebulizer.
benar, lalu dengan menambahkan larutan NaCl 0.9% sebanyak 1-1.5 ml.
20
kompresor nebulizer.
menghirup uap yang keluar dan uap dihirup sampai obat habis (± 10-15
Metered dose inhaler (MDI) atau inhaler dosis terukur merupakan cara
tinggi. Namun oleh karena jenis ini dianggap dapat merusak lapisan ozon,
dalam tabung (kanister) tetap berbentuk cairan. Bila kanister ditekan, aerosol
21
droplet dengan dosis tertentu melalui aktuator (lubang). Pada ujung aktuator
teknik inhalasi yang benar maka 80% aerosol yang dihasilkan akan
mengendap di mulut dan orofarings oleh karena kecepatan yang tinggi dan
ukurannya besar, 10% tetap berada dalam aktuator, dan hanya sekitar 10%
napas.
1. Terlebih dahulu kanister dikocok agar obat tetap homogen, lalu tutup
kanister dibuka.
2. Inhaler dipegang tegak kemudian pasien melakukan ekspirasi maksimal
secara perlahan.
3. Mulut kanister diletakkan diantara bibir, lalu bibir dirapatkan dan dilakukan
maksimal.
5. Setelah 30 detik atau 1 menit prosedur yang sama diulang kembali.
6. Setelah proses selesai, jangan lupa berkumur untuk membersihkan residu
sehingga pengobatan asma kurang efektif dan timbul efek samping yang
tidak diinginkan. Beberapa kesalahan yang sering dijumpai oleh para ahli
koordinasi pada saat menekan kanister dan saat menghisap, terlalu cepat
muda, manula, wanita, dan penderita dengan sosial ekonomi dan pendidikan
yang rendah. Untuk membedakan zat aktif pada MDI, digunakan 2 warna,
Spacer ini berfungsi sebagai penambah jarak antara aktuator dengan mulut
sehingga kecepatan aerosol pada saat dihisap menjadi berkurang dan akan
panjang sekitar 10- 20 cm, atau bentuk lain berupa kerucut dengan volume
banyak obat akan terinhalasi pada setiap inspirasi. Beberapa alat dilengkapi
dengan katup satu arah yang akan terbuka saat inhalasi dan akan menutup
diberikan bila digunakan spacer dengan katup satu arah. Pada spacer tanpa
pada anak karena pada anak koordinasinya belum baik. Dengan bantuan
dapat dikurangi atau bahkan tidak memerlukan koordinasi. Apabila spacer ini
yang murah dan mudah dibuat yaitu dari plastic coffee cup yang dilubangi
dasarnya untuk tempat aerosol. Namun alat ini sudah terbukti bermanfaat
b. Easyhaler
Merupakan suatu inhaler yang terdiri dari plastik dan cincin stainless steel
dosis) yang digunakan sebagai alternatif terapi inhalasi selain MDI. Pada
inhaler ini, masing-masing dosis obat dihitung secara akurat dengan cara
cylindric) pada bagian bawah alat tersebut. Cekungan dosis berisi sejumlah
mouthpiece ini berbentuk corong dengan tujuan agar obat di saluran napas
dapat terdeposisi secara baik. Selain itu kita juga dapat menemukan takaran
dosis pada alat ini yang berguna untuk memberi informasi kepada pasien
25
kelembaban. Partikel obat yang halus (<10 μm) sulit untuk melayang jauh
dan cenderung untuk menggumpal, oleh karena itu zat aktif tersebut
Pada easyhaler ukuran partikel laktosa cukup besar untuk deposit di saluran
obatnya benar terhisap dengan rasa manis di mulut. Contoh merek dagang
c. Turbuhaler
indicator dosis yang akan memberitahu anda jika obat hampir habis. Contoh
d. Rotahaler
kali akan menghisap obat, rotahaler harus didiisi dulu dengan obat yang
26
sangat cocok untuk anak-anak dan usia lanjut. Contoh produk: Ventolin
Rotacap.
sebelumnya walapun dengan tujuan yang berbeda. Pada tahun 1957 Dry
bisa digunakan untuk pengobatan asma anak. Pada tahun 1970, dibuat
inhaler spinhaler dan rotahaler yang hanya memuat serbuk kering dosis
tunggal, dan akhir tahun 1980 diperkenalkan inhaler yang memuat multiple
dosis yaitu yang dikenal dengan diskhaler (8 dosis) dan turbuhaler. Akhir
akhir ini, telah diperkenalkan diskhaler (di Inggris dikenal dengan accuhaler)
yang dapat memuat dosis yang lebih banyak (± 60 dosis) untuk pemberian
terapi selama 1 bulan. Inhaler jenis ini tidak mengandung propelan sehingga
cukup kuat. Pada anak yang kecil hal ini sulit dilakukan mengingat inspirasi
kuat belum dapat dilakukan, sehingga deposisi obat pada saluran pernafasan
berkurang. Pada anak yang lebih besar, penggunaan obat serbuk ini dapat
MDI. Dengan cara ini deposisi obat di dalam paru lebih tinggi dan lebih
tahun. Cara DPI ini tidak memerlukan spacer sebagai alat bantu sehingga
mudah dibawa dan dimasukkan ke dalam saku. Hal ini yang juga
Berbagai jenis golongan obat untuk terapi inhalasi antara lain β2 – agonis,
1. β2 – Agonis
Mekanisme kerja dari obat jenis ini ialah relaksasi otot polos saluran
pembuluh darah, memodulasi pelepasan mediator dari sel mast dan terutama
yang cepat, yakni antara 4-6 jam. Yang termasuk dalam golongan LABA
Untuk nebulisasi, dosis awal Salbutamol (Nebule 2.5 mg/ 2.5 ml) ialah 2.5
mg, dapat diulang hingga 4x/hari. Pemberian Terbutaline (Respule 2.5 mg)
dapat diulang 2-4x/hari, dengan dosis untuk anak berat badan > 25 kg ialah 5
mg dan untuk yang < 25 kg sebanyak 2-4 mg. Fenoterol solution 0.1% (1
mg/ml) diberikan sebanyak 0.5-2 ml pada anak usia > 12 tahun dengan
pengulangan hingga 4x bila perlu, untuk anak usia 6-12 tahun sebanyak
0.25-1.5 ml juga bila perlu dengan pengulangan 4x, sementara untuk anak
bila perlu.
hisapan dengan pengulangan hingga 4x, begitu juga Salbutamol serbuk (100;
200 DPI).
29
2. Antikolinergik/Antimuskarinik
seefektif agonis beta-2 kerja singkat, onsetnya lama dan dibutuhkan 30-60
tipe cepat ataupun tipe lambat dan juga tidak berpengaruh terhadap
inflamasi. Pada pemakaian jangka panjang, efek samping dari obat ini ialah
onset kerjanya. Yang termasuk dalam kerja singkat (short acting) ialah
Sedangkan yang termasuk dalam kerja panjang (long acting) ialah Tiotropium
mg/ml) ialah 0.4-2 ml sebanyak 3-4x/hari pada usia ≥ 14 tahun, dan untuk
usia 6-14 tahun diberikan 0.4-1 ml, juga sebanyak 3-4x/hari. Secara dosis
terukur, Ipratropium Bromide (20; 40 MDI) diberikan pada anak usia s/d 6
sementara untuk usia 7-12 tahun diberikan 1x semprot (20 atau 40 mcg) juga
3. Kortikosteroid
untuk usia ≥ 12 tahun ialah 1-2 mg dua kali sehari, sementara untuk usia 3
bulan-12 tahun diberikan 0.5-1 mg dua kali sehari. Untuk dosis rumatan, usia
≥ 12 tahun ialah 0.5-1 mg dua kali sehari, sementara untuk usia 3 bulan-12
0.5 mg/2 ml) pada anak usia 4-16 tahun ialah 1000 mcg dua kali sehari,
sementara anak usia > 16 tahun diberi 500-2000 mcg dua kali sehari.
31
Dosis awal Budesonide serbuk (200 DPI) ialah 200-2000 mcg/hari yang
dibagi dalam 2-4 dosis, sementara dosis rumatannya ialah 200-400 mcg
diberikan 2x/hari.
DAFTAR PUSTAKA
32
CB, Basir D, Dadiyanto DW, et al eds. Buku Ajar Respirologi Anak. 1 th ed.
2. Kliegman RM, Stanton BF, Geme JW, Schor NF. Nelson Textbook of
Kesehatan Anak. 5th ed. Bandung: Departemen SMF Ilmu Kesehatan Anak
2014. p.928-31.
4. González JCF, Morillo MAM, Campoy PR, Guerrero JJP, Moyano BS,
134: e1474–e1502.
33
dari https://www.bartleby.com/107/240.html.