Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan
dilakukan. Dalam pengertian sempit laboratorium sering diartikan sebagaitempat
yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya
terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum. Peranan kegiatan laboratorium sangat
penting untuk mencapai tujuan pendidikan sains (Restuati, Martina, dkk. 2011)
Fungsi utama dari laboratorium adalah wadah untuk melakukan praktik
atau penerapan atas teori, penelitian dan pengembangan keilmuan, sehingga
menjadi unsur penting dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat.
Belakangan ini sering dijumpai kesalahan-kesalahan baik dalam
penggunaan laboratorium maupun pengelolaannya. Contohnya yaitu saat
melakukan praktikum ada bermacam-macam alat yang berbahan listrik, mekanik,
optik dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut sering di gunakanoleh praktikan
tanpa mengetahui peraturan penggunaannya dengan baik sehingga hal itu
menimbulkan berbagai masalah, diantaranya kerusakan alat atau terjadinya
kecelakaan dalam melakukan percobaan yang sering disebut dengan kecelakaan
kerja.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi dilaboratorium dapat diminimalisir
apabila para pengguna laboratorium memahami sekaligus menerapkan peraturan
penggunaan dan pengelolaan laboratorium .Peraturan penggunaan dan
pengelolaan laboratorium tercantum dalam Standar Operasional Prosedur (SOP).
Standar Operasional Prosedur adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan
sebagai suatu petunjuk atau direktif. Standar Operasional Prosedur diperlukan
sebagai standar kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Oleh karena itu
aturan yang ada dalam Standar Operasional Prosedur semestinya dapat menjadi
patokan dan acuan dalam bekerja di laboratorium.

1
Berdasarkan alasan diatas perlu disusun suatu makalah yang mengulas
mengenai Standar Operasional Prosedur agar menjadi dapat acuan, pedoman dan
aturan dalam setiap kegiatan yang berlangsung di laboratorium. Standar
Operasional Prosedur ini diharapkan dapat diterapkan sebagaimana fungsinya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini merupakan rumusan
masalah yang digunakan dalam makalah ini:
1 Apa yang dimaksud dengan SOP?
2 Hal-hal apa sajakah yang menjadi SOP peminjaman alat praktikum?
3 Hal-hal apa sajakah yang menjadi SOP pengembalian alat praktikum?
4 Hal-hal apa sajakah yang menjadi SOP pelaksanaan praktikum?

1.3. Tujuan
Berdasarkan topik yang diangkat dalam pembuatan makalah ini, maka
tujuan yang ingin dicapai yaitu ingin mengetahui lebih mendalam mengenai tata
tertib peserta praktikum, yaitu mengetahui SOP peminjaman dan pengembalian
alat praktikum serta SOP pelaksanaan praktikum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian SOP


Standar Operasional Prosedur merupakan bagian yang sangat penting
dalam menjalin ketertiban suatu proses kerja. Hakekatnya Standar Operasional
Prosedur digunakan untuk menghindari terjadinya miskomunikasi, konflik dan
permasalahan pada pelaksanaan tugas/pekerjaan dalam suatu organisasi. Standar
Operasional Prosedur dibuat untuk menjaga keseragaman pola kerja dan kualitas
dari sebuah proses yang akan dilaksanakan.
Standar Operasional Prosedur juga dapat didefinisikan sebagai aturan,
pedoman dan tata cara tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku anggota
suatu organisasi, dapat dikatakan bahwa Standar Operasinal Prosedur mengatur
segala aktivitas yang ada dalam organisasi tersebut termasuk bagaimana proses
pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang harus bertanggung
jawab, kapan dilakukan dan keterangan-keterangan pendukung lainnya.
Pedoman yang baku seperti Standar Operasional Prosedur diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan di laboratorium. Sebagaimana halnya Standar
Operasional Prosedur yang lain, Standar Operasional Prosedur yang ada di
laboratorium juga dibuat untuk menjalin ketertiban dan kedisiplinan pelaksanaan
kegiatan yang ada, seperti praktikum atau kegiatan percobaan dan penelitian
lainnya. Standar Operasional Prosedur tersebut disusun secara teliti dan mendetail
dengan mempertimbangkan berbagai faktor kebutuhan sehingga dapat berjalan
dengan jelas, efektif dan mudah digunakan oleh pelaksana.
“Standar operasional prosedur kerja di laboratorium adalah petunjuk atau
pedoman yang menunjukkan bagaimana laboran harus bersikap dengan benar
dalam melakukan tindakan di laboratorium. Standar operasional prosedur atau
disingkat SOP dalam sebuah laboratorium sangat diperlukan dalam upaya
membentuk sistem pelayanan dan pengelolaan laboratorium yang ideal.” (Silaban,
2013).

3
Standar Operasional Prosedur yang ada di laboratorium disesuaikan
dengan standar keselamatan dan kesehatan. Langkah-langkah operasional ini
dilaksanakan dalam rangka memperlancar proses kerja di laboratorium agar dapat
berjalan dengan benar serta dilaksanakan sesuai ketentuan, sehingga memiliki
output yang sama dan terstandar.

2.2. SOP Peminjaman Alat Praktikum


Kegiatan praktikum di laboratorium tentunya membutuhkan berbagai alat
dan bahan. Alat dan bahan tersebut dapat dipinjam dari laboratorium sebelum
kegiatan praktikum berlangsung. Standar Operasional Prosedur peminjaman
alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki oleh laboratorium dalam hal
pertanggung jawabannya dipegang oleh Kepala laboratorium dan dibantu oleh
masing-masing Penanggung jawab laboratorium. Standar Operasional Prosedur
ini ditujukan untuk menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan
dalam meminjam inventaris alat/barang/sarana dan prasarana di bawah
pertanggung jawaban Kepala aboratorium dan Penanggung jawab aboratorium
yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan.
Sebelum melakukan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana dari
laboratorium terdapat kegiatan-kegiatan prosedural yang harus dilakukan.
Kegiatan-kegiatan ini diperlukan agar peminjam dapat bertanggung jawab penuh
dan menjadi bukti bahwa alat atau barang tersebut sedang dipinjam. Prosedur
tersebut meliputi :
a. Pengajuan surat permohonan peminjaman
Alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki dan menjadi tanggung
jawab Kepala laboratorium dan Penanggungjawab laboratorium, pada dasarnya
dapat dipergunakan oleh semua sivitas akademika. Oleh karena itu semua sivitas
akademika yang ingin mempergunakan alat/barang/sarana dan prasarana tersebut,
haruslah mengajukan surat permohonan peminjaman alat/barang/sarana dan
prasarana tersebut kepada Kepala laboratorium.
Surat permohonan pinjaman berisi nama peminjam, jabatan peminjam,
bagian peminjam, alamat peminjam (alamat kampus dan ruang), keperluan

4
pinjaman (acara, waktu dan tempat), lama peminjaman, serta nama barang yang
akan dipinjam dan jumlahnya.
b. Pengesahan permohonan pinjaman
Terdapat beberapa tahap pengesahan permohonan pinjaman di
laboratorium diantaranya yaitu:
1. Alat/barang/sarana dan prasarana milik laboratorium yang akan
dipinjam tersebut, setelah melalui tahap pertama atau pengajuan surat
permohonan pinjaman akan segera ditindak lanjuti;
2. Penanggungjawab laboratorium akan memeriksa surat permohonan
pinjaman tersebut dan Penanggung jawab laboratorium mempunyai hak
kuasa penuh untuk menerima atau menolak setiap surat permohonan
pinjaman yang masuk terutama melihat kepentingan peminjaman
alat/barang/sarana dan prasarana tersebut dengan diketahui oleh Kepala
laboratorium. Selama permohonan peminjaman tersebut untuk keperluan
kegiatan bukan untuk kepentingan pribadi, maka permohonan peminjaman
tersebut akan diterima;
3. Pemohon yang tertulis dalam surat permohonan peminjaman menjadi
penanggung jawab terhadap alat/barang/sarana dan prasarana yang
dipinjamnya;
c. Pengisian surat pinjaman
Tahapan ketiga dari prosedur ini adalah pengisian surat pinjaman bagi
yang surat permohonan pinjaman telah diperiksa dan disetujui oleh penanggung
jawab laboratorium dan diketahui oleh Kepala laboratorium.
d. Penyerahan pinjaman dan pengecekan awal
Setelah pemohon mengisi surat bukti peminjaman, langkah yang harus
dilakukan selanjutnya adalah menerima alat/barang/sarana dan prasarana yang
dipinjam tersebut dan melakukan pengecekan awal terhadap semua barang yang
dipinjam. Pemohon kemudian dapat mempergunakan alat/barang/sarana dan
prasarana pinjaman tersebut untuk keperluan yang dimaksud dan
bertanggungjawab penuh terhadap alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman
tersebut.

5
2.3 SOP Pengembalian Alat Praktikum
Setelah alat atau barang tersebut selesai digunakan, maka alat harus
dikembalikan lagi kepada penangging jawab laboratorium. Berikut adalah
beberapa tahap pengembalian pinjaman dan pengecekan akhir di laboratorium:
a. Melakukan pengecekan akhir terhadap semua barang pinjaman dan harus
sesuai dengan kondisi awal pada saat barang tersebut dipinjam;
b. Jika ternyata pada saat pengembalian, alat/barang/sarana dan prasarana
pinjaman tersebut dinyatakan rusak atau hilang sebelum dikembalikan,
maka pemohon pinjaman harus bertanggungjawab terhadap
alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut dan harus
menggantinya.
c. Pengisian surat pengembalian
Sebelum mengembalikan alat atau barang yang dipinjam, maka peminjam
harus mengisi surat pengembalian sebagai bukti bahwa alat tersebut bukan
lagi menjadi tanggung jawab peminjam. Tahapan pengisian surat
pengembalian di laboratorium adalah sebagai berikut:
1. Pemohon mengisi tanggal pengembalian alat/barang/sarana dan
prasarana pinjaman tersebut;
2. Setelah pemohon mengisi tanggal pengembalian, maka proses
peminjaman ini dinyatakan selesai.

2.3.SOP Pelaksanaan Praktikum


1. Pembimbing praktikum melakukan koordinasi dengan laboran dan asisten
praktikum terkait waktu pelaksanaan praktikum, kebutuhan dan fasilitas
untuk kegiatan praktikum.
2. Laboran menganalisis kebutuhan alat dan bahan praktikum.
3. Laboran membuat daftar kebutuhan alat dan bahan praktikum.
4. Asisten didampingi laboran mempersiapkan alat dan bahan praktikum.
5. Praktikan melaksanakan praktikum didampingi pembimbing praktikum
dan asisten.

6
6. Setiap satu materi praktikum selesai diselenggarakan, maka praktikan
wajib membuat laporan praktikum dan mengumpulkan laporan pada
minggu berikutnya.
7. Pembimbing praktikum memeriksa dan menilai laporan praktikan. Jika
laporan lengkap maka dinilai, jika tidak lengkap maka dikembalikan ke
praktikan yang bersangkutan.
8. Setelah praktikum selesai, praktikan membersihkan dan merapikan
kembali seluruh peralatan, bahan, dan fasilitas yang digunakan.
9. Praktikan menyerahkan kembali peralatan, bahan, dan fasilitas yang
digunakan kepada asisten untuk dilakukan pengecekan dan persiapan
untuk praktikum berikutnya.
10. Laboran mengecek alat, bahan, dan fasilitas yang telah selesai digunakan
untuk praktikum.
11. Jika ada kerusakan alat (pecah, dsb), praktikan wajib mengganti alat
dengan spesifikasi yang sama. Penggantian alat sebagai syarat keluarnya
nilai praktikum.
12. Pada pertemuan terakhir diadakan responsi oleh Pembimbing praktikum
dan/atau asisten.
13. Responsi dinilai oleh Pembimbing praktikum dan/atau asisten sesuai
dengan kesepakatan.
14. Pembimbing praktikum menentukan nilai praktikum yang dihitung
berdasarkan hasil perolehan nilai pretes, kinerja, laporan, dan responsi.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Standar Operasional Prosedur laboratorium adalah seperangkat aturan atau
tata cara untuk menunjukkan tahapan secara jelas, yang mengatur kegiatan dan
sikap laboran/praktikan agar dapat menjalankan kegiatan di dalam laboratorium
dengan baik. Standar operasional prosedur diperlukan untuk menjaga agar
kegiatan yang berlangsung di laboratorium menjadi lebih tertata dan terstruktur.
Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium mengatur kegiatan-
kegiatan yang dilakukan sebelum praktikum, selama praktikum, selesai praktikum
dan peraturan-peraturan lain. Standar Operasional kerja juga meliputi panduan
umum keselamatan terhadap berbagai bahaya di laboratorium maupun prosedur
peminjaman dan pengembalian alat.

3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat menyadari
pentingnya keberadaan Standar Operasional Prosedur sekaligus menerapkannya
dalam pelaksanaan kegiatan di laboratorium.

8
DAFTAR PUSTAKA

Restuati, Martina, dkk. 2011. Teknik Laboratorium. Medan: FMIPA UNIMED


Halide. 2008. Standar Operating Procedures (SOP) Laboratorium. Makassar :
Universitas Fajar.

Anda mungkin juga menyukai