(040112981823100)
KESADARAN
efektif antara hemisfer otak dan formasio retikularis di batang otak. Kesadaran dapat
terhadap keadaan lingkungan atau rentetan pikiran kita. Hal ini berarti bahwa
seseorang menyadari seluruh asupan dari panca indera dan mampu bereaksi secara
optimal terhadap seluruh rangsangan baik dari luar maupun dari dalam tubuh. Orang
normal dengan tingkat kesadaran yang normal mempunyai respon penuh terhadap
pikiran atau persepsi yang tercermin pada perilaku dan bicaranya serta sadar akan diri
fluktuasi dari kesadaran penuh (tajam) atau konsentrasi penuh yang ditandai dengan
pembatasan area atensi sehingga berkurangnya konsentrasi dan perhatian, tetapi pada
individu normal dapat segera mengantisipasi untuk kemudian bisa kembali pada kondisi
kesadaran penuh lagi. Mekanisme ini hasil dari interaksi yang sangat kompleks antara
bagian formasio retikularis dengan korteks serebri dan batang otak serta semua
rangsang sensorik.
global transien dikarakteristikkan dengan onset cepat, durasi yang pendek, dan
sistem aktivasi retikular yang berlokasi pada batang otak dan tidak membutuhkan
detik dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Restorasi tingkah laku dan orientasi
setelah episode sinkop biasanya segera terjadi. Sinkop, sebagaimana didefinisikan disini,
merepresentasikan sebuah cabang dari spektrum kondisi yang jauh lebih luas sebagai
Derajat kesadaran itu sendiri ditentukan oleh banyak neuron penggerak atau
ialah kemampuan untuk dapat digalakkan sehingga menimbulkan potensial aksi. Selain
itu juga didukung oleh proses-proses yang memelihara kehidupan neuron-neuron serta
bergantung pada jumlah neuron-neuron tersebut yang aktif. Adanya gangguan baik
langsung.
Sinkop kardiogenik terjadi akibat peningkatan aktivitas simpatis perifer dan venous pooling. Pada kondisi
ini, aliran darah balik menurun dan kosongnya ventrikel kiri akan mengaktifkan mekanoreseptor otot
jantung dan nervus vagus afferent yang menginhibisi aktivitas simpatis dan meningkatkan aktivitas
parasimpatis. Hasil dari vasodilatasi dan bradikardi menginduksi hipotensi dan sinkop.
pada ekstremitas bawah dan diduga terjadi dengan pengaruh komponen serebral (peningkatan kadar ser
Sinkop refleks (Neurally Mediated Syncope)
Sinkop refleks secara tradisional mengacu pada kondisi heterogen dimana refleks kardiovaskular yang
secara normal berfungsi untuk mengontrol sirkulasi mengalami gangguan secara intermitten, dalam
respon terhadap pencetus, menyebabkan vasodilatasi dan/atau bradikardi dan dengan demikian
membuat turunnya tekanan darah arteri dan perfusi serebral global.3 Sinkop refleks biasanya
diklasifikasikan berdasarkan jalur eferen yang paling terlibat, yakni simpatik atau parasimpatik. Istilah ‘tipe
vasodepresor’ seringkali digunakan bila didominasi hipotensi akibat hilangnya tonus vasokonstriktor pada
saat posisi tegak. Istilah ‘kardioinhibitor’ digunakan bila didominasi bradikardi atau asistol dan ‘campuran’
merupakan istilah bila kedua mekanisme tersebut ditemukan secara bersama.. Sinkop refleks juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan pemicunya yaitu jalur aferen otonin mendadak).
Sinkop kardiogenik terjadi akibat peningkatan aktivitas simpatis perifer dan venous pooling. Pada
kondisi ini, aliran darah balik menurun dan kosongnya ventrikel kiri akan mengaktifkan
mekanoreseptor otot jantung dan nervus vagus afferent yang menginhibisi aktivitas simpatis dan
meningkatkan aktivitas parasimpatis. Hasil dari vasodilatasi dan bradikardi menginduksi hipotensi
dan sinkop.
Setelah terjadinya cedera pada otak, pingsan tidak menyebabkan kerusakan fisik yang nyata.
Konkusio menyebabkan kelainan fungsi otak tetapi tidak menyebabkan kerusakan struktural yang
nyata. Hal ini bahkan bisa terjadi setelah cedera kepala yang ringan, tergantung kepada
goncangan yang menimpa otak di dalam tulang tengkorak.
3. Apakah faKtor usia memengaruhi tingkat keluhan pada kasus?
Daftar pustaka
Management of Syncope: The Task Force for The Diagnosis and Management of
2009;30:2646
Thijs RD, Benditt DG, Mathias CJ,et al. Unconscious confusion—a literature
search for definitions of syncope and related disorders. Clin Auton Res
2005;15:35–39
Harsono 2007 Kapita Selekta Neurologi, Edisi Kedua Cet.ke-6; Gadjah Mada