Eddy Yunus
eddyyunus67@yahoo.com
Program Pascasarjana Universitas Narotama Surabaya
ABSTRACT
This research aims to analyze the extent to which communication skills, teamwork, leadership and disconnection
opinion affect employee performance of KPPBC Customs Office Middle Type Tanjung Perak Surabaya. The total
population is 334 people who are employees KPBBC Customs Office Middle Type Tanjung Perak Surabaya. The
Object of this study is 25% of the population that is as much as 83 respondents. The analyzes were performed
using multiple linear regression analysis were used to prove the effect of independent variable (X) to the bound
variable (Y). The result of this research is, employee communication skills is an obstacle to the success of a work
group or team work. Communications will generate positive synergy within the group. Good communication
will be created through an organized effort by a leader who can mobilize, align, leading the group, and have the
ability to explain the ideas that can be accepted by others. Good decision is a decision resulting from a thorough
analysis of a problem, and decisions affect employee performance improvement.
Key words: communication skill, team cooperation, leadership, decision making, and employee performance.
ABSTRAK
368
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 369
rata-rata. Menurut Cira dan Benjamin hasil kerja yang akan digunakan oleh pihak
(1998), dengan mengevaluasi kompetensi- manajemen untuk memberi informasi ke-
kompetensi yang dimiliki seseorang, kita pada para pegawai secara individual, ten-
akan dapat memprediksikan kinerja orang tang mutu hasil pekerjaannya dipandang
tersebut. Kompetensi dapat digunakan dari sudut kepentingan perusahaan. Dalam
sebagai kriteria utama untuk menentukan hal ini, seorang pegawai harus diberitahu
kerja seseorang. tentang hasil pekerjaannya, dalam arti baik,
Dalam lingkungan bisnis yang semakin sedang atau kurang. Pegawai akan ter-
kompetitif, instansi dituntut untuk member- dorong untuk berperilaku baik atau mem-
dayakan dan mengoptimalkan seluruh sum- perbaiki serta mengikis kinerja (prestasi)
ber daya yang dimiliki, termasuk dilingku- dibawah standar. Menurut Nurmianto
ngan KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung (2006:41), bahwa kinerja adalah suatu pro-
Perak Surabaya. Salah satu konsep yang ses penilaian prestasi kinerja pegawai yang
diajukan untuk menjawab perkembangan dilakukan pemimpin perusahaan secara
perdagangan internasional dan menanggapi sistematik berdasarkan pekerjaan yang
tuntutan masyarakat dunia usaha adalah ditugaskan.
pembentukan kantor modern yang diwujud Penilaian kinerja pegawai sebagai pe-
kan dalam bentuk Kantor Pelayanan Bea laku dalam organisasi dengan membuat
dan Cukai Utama (KPU) dan Kantor Penga- ukuran kinerja yang sesuai dengan tujuan
wasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe organisasi. Standar penilaian kinerja suatu
Madya (KPPBC Tipe Madya). organisasi harus dapat diproyeksikan ke-
Upaya ini merupakan salah satu bentuk dalam standar kinerja para pegawai sesuai
pembaharuan administratif kepabean dan dengan unit kerjanya. Evaluasi kinerja
cukai yang bertujuan untuk meningkatkan harus dilakukan secara terus menerus agar
kinerja pelayanan dan kemampuan DJBC tujuan organisasi dapat tercapai secara
dalam meningkatkan efisiensi pelayanan efektif dan efisien. Sedangkan menurut
dan efektifitas pengawasan berdasarkan Dhermawan et al. (2012: 59) kinerja pegawai
peraturan perundang-undangan yang ber- salah satunya dapat dilihat dari tingkat
laku, dengan berlandaskan pada prinsip- kedisiplinan pegawai. Kinerja adalah fungsi
prinsip “Good Governance”. Mengelola Sum- dari motivasi, kecakapan dan persepsi pera-
ber Daya Manusia di organisasi dengan nan. Kompetensi, berpengaruh signifikan
berbagai ragam sifat, sikap dan kemampu- terhadap kinerja pegawai.
an manusia agar mereka dapat bekerja Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pe-
menuju satu tujuan yang direncanakan or- nilaian kinerja secara periodik yang ber-
ganisasi. Sumber Daya Manusia sebagai orientasi pada masa lalu atau masa yang
pelaku organisasi mempunyai perbedaan akan datang. Suatu organisasi perlu me
dalam sikap (attitude) dan pengalaman ngetahui berbagai kelemahan atau kelebi
(experience). Perbedaan tersebut menyebab- han pegawai sebagai landasan untuk mem-
kan tiap individu yang melakukan kegiatan perbaiki kelemahan dan menguatkan kelebi
dalam organisasi mempunyai kemampuan han dalam rangka meningkatkan produkti-
kerja atau kinerja (performance) yang vitas pegawai.
masing-masing berbeda juga. Indikator penilaian kinerja meliputi tiga
Kinerja pegawai merupakan interaksi kelompok yaitu hasil kerja yang ber-
antara motivasi dan kemampuan, dimana hubungan dengan kemampuan pegawai,
kinerja merupakan hal penting yang di pelayanan pelanggan dan peningkatan pe-
butuhkan dalam rangka menunjang pen- gawai. Penilaian kinerja yang sudah ada
capaian tujuan organisasi (Yunus, 2010) perlu dilengkapi dengan kompetensi yang
Prawirosentono (1999), menyatakan bah- berhubungan dengan skill dan knowledge
wa penilaian kinerja adalah proses penilaian yaitu, komunikasi, kerjasama kelompok, ke-
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 371
gunakan oleh organisasi untuk meningkat- 2. Kualitas keluaran. 3. Jangka waktu kelua-
kan kinerja organisasi. Menurut Mathis dan ran. 4. Kehadiran di tempat kerja. 5. Sikap
Jackson (2002), sistem manajemen kinerja kooperatif
berusaha mengidentifikasikan, mendorong, Penilaian kinerja merupakan suatu pro-
mengukur, mengevaluasi, meningkatkan ses organisai untuk menilai kinerja pegawai
dan memberi penghargaan terhadap kinerja nya. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja
pegawai. secara umum adalah untuk memberikan
Bacal (2001) mengemukakan bahwa, umpan balik kepada pegawai dalam upaya
manajemen kinerja meliputi upaya mem- memperbaiki kinerjanya dan meningkatkan
bangun harapan yang jelas serta pemaha- produktivitas organisasi, khususnya yang
man tentang beberapa aspek. Aspek-aspek berkaitan dengan kebijaksanaan terhadap
tersebut terangkum dalam unsur-unsur beri pegawai seperti untuk tujuan promosi,
kut: 1. Fungsi kerja esensial yang diharap- kenaikan gaji, pendidikan dan latihan.
kan dari para pegawai. 2. Seberapa besar Saat sekarang ini dengan lingkungan
kontribusi pekerjaan pegawai bagi pen- yang bersifat dinamis penilaian kinerja
capaian tujuan organisasi. 3. Apa arti konk- merupakan suatu yang sangat berarti bagi
retnya "melakukan pekerjaan yang baik". 4. organisasi. Organisasi haruslah memilih
Bagaimana pegawai dan penyedianya be- kriteria secara subjektif maupun objektif.
kerja sama untuk mempertahankan, mem- Kriteria kinerja secara objektif adalah evalu-
perbaiki, maupun mengembangkan kinerja asi kinerja terhadap standar-standar spe-
pegawai yang sudah ada sekarang. 5. Bagai- sifik, sedangkan ukuran secara subjektif
mana prestasi kerja akan diukur. adalah seberapa baik seorang pegawai
Mengelola kinerja sebaiknya dilakukan bekerja keseluruhan.
secara kolaboratif dan kooperatif antara Penilaian kinerja (performance appraisal,
pegawai, manager dan organisasi. Mana- PA) adalah proses evaluasi seberapa baik
jemen kinerja merupakan cara mencegah pegawai mengerjakan, ketika dibandingkan
kinerja buruk dan cara bekerja sama me- dengan satu set standar dan kemudian
ningkatkan kinerja. Lebih penting lagi, mengkomunikasikannya dengan para pega-
manajemen kinerja berarti komunikasi dua wai (Mathis dan Jackson, 2002). Penilaian
arah yang berlangsung terus menerus anta- kinerja disebut juga sebagai penilaian pega-
ra pengelola kinerja (penyelia atau manajer) wai, evaluasi pegawai, tinjauan kinerja,
dan anggota staf. evaluasi kinerja dan penilaian hasil.
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat Kompetensi adalah karakteristik dasar
dicapai oleh seseorang atau sekelompok dari seseorang yang memungkinkan mere-
orang dalam suatu organisasi sesuai dengan ka mengeluarkan kinerja superior dalam
wewenang dan tangungjawab masing- pekerjaannya. (Boulter et. al, 1996). Berdasar
masing, dalam rangka upaya mencapai kan uraian tersebut maka makna kompe-
tujuan organisai bersangkutan sacara legal, tensi mengandung bagian kepribadian yang
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan mendalam dan melekat pada seseorang
moral dan etika (Prawirosentono, 1999). dengan perilaku yang dapat diprediksi
Kinerja pegawai lebih mengarah pada pada berbagai keadaan dan tugas pekerja-
tingkatan prestasi kerja pegawai. an. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan
Mathis dan Jackson (2002), mendefinisi- kurang baik dapat diukur dari kriteria atau
kan bahwa kinerja pada dasarnya adalah standar yang digunakan.
apa yang dilakukan dan tidak dilakukan Analisis kompetensi disusun sebagian
pegawai. Kinerja pegawai adalah yang mem besar untuk pengembangan karier, tetapi
pengaruhi seberapa banyak mereka mem penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan
berikan kontribusi kepada organisasi yang untuk mengetahui efektivitas tingkat kiner-
antara lain termasuk : 1. Kuantitas keluaran. ja yang diharapkan. Menurut Boulter, et al.
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 373
(1996), level kompetensi secara berurutan pir 70% dari waktu aktif kita untuk
adalah sebagai berikut: Skill, Knowledge, Self berkomunikasi, menulis, membaca, berbi-
Concept, Self Image, Trait dan Motive. cara, mendengar sehingga beralasan untuk
Kompetensi Skill dan Knowledge cende- menyimpulkan bahwa satu dari kekuatan
rung lebih nyata (visible) dan relatif berada yang paling menghalangi suksesnya pekerja
di permukaan (ujung) sebagai karakteristik an kelompok adalah kelangsungan komuni-
yang dimiliki manusia. Social role dan self kasi efektif.
image cenderung sedikit visibel dan dapat Komunikasi diperlukan agar pegawai
dikontrol perilaku dari luar, sedangkan trait mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
dan motive letaknya lebih dalam pada titik nya, hal ini berarti pegawai mengetahui
sentral kepribadian. posisinya dalam organisasi. Jadi mekanisme
Kompetensi pengetahuan dan keahlian komunikasi dapat membuat keterpaduan
relatif mudah untuk dikembangkan, misal- perilaku setiap pegawai dalam kelompok-
nya dengan program pelatihan untuk nya, agar mencapai satu tujuan.
meningkatkan tingkat kemampuan sumber Menurut Tjiptono (1997), ciri-ciri pro-
daya manusia, sedangkan motif kompetensi ses komunikasi yang ideal yaitu: 1. Bisa
dan trait berada pada kepribadian sese- menghasilkan efektifitas yang lebih besar. 2.
orang, sehingga cukup sulit dinilai dan Dapat menempatkan orang-orang pada po-
dikembangkan. Salah satu cara yng paling sisi yang seharusnya (the right man on the
efektif adalah memilih karakteristik tersebut right place). 3. Mampu meningkatkan keter-
dalam proses seleksi. Adapun konsep diri libatan, motivasi dan komitmen setiap
dan social role terletak diantara keduanya organisasi. 4. Dapat menghasilkan hubu-
dan dapat diubah melalui pelatihan, psiko- ngan dan saling pengertian yang lebih baik
terapi sekalipun memerlukan waktu yang antara atasan dan bawahan, antar rekan
lebih lama dan sulit. kerja serta antara orang-orang dalam organi
Berdasarkan uraian di atas dapat di- sasi dan diluar organisasi. 5. Mampu mem-
simpulkan bahwa kompetensi adalah ke- bantu setiap individu dalam organisasi
mampuan dan kemauan untuk melakukan untuk memahami perlunya perubahan, ya-
sebuah tugas dengan kinerja yang efektif. itu berkenaan bagaimana mengelola peru
Kesimpulan ini sesuai dengan yang dikata- bahan tersebut dan bagaimana mengurangi
kan Michael Armstrong (1998), bahwa penolakan terhadap perubahan.
kompetensi adalah knowledge, skill dan kuali Keberadaan sistem informasi yang
tas individu untuk mencapai kesuksesan tepat merupakan alat penting bagi komuni-
pekerjaannya. kasi. Menurut Hariandja (2002), sistem
Komunikasi merupakan bagian yang komunikasi dapat dikategorikan menjadi
penting dalam kehidupan kerja suatu tiga yaitu, komunikasi ke bawah (downward
organisasi. Hal ini dapat dipahami sebab communication), komunikasi ke atas (upward
komunikasi yang tidak baik mempunyai communication) dan komunikasi kesamping
dampak yang luas terhadap kehidupan (lateral communication)
organisasi, misalnya konflik antar pegawai, Kerjasama kelompok merupakan salah
dan sebaliknya komunikasi yang baik dapat satu unsur yang sangat penting dalam peru-
meningkatkan saling pengertian, kerja sama sahaan. Pemahaman mengenai kerjasama
dan kepuasan kerja. Oleh karena itu hubu- kelompok tergantung beberapa aspek di-
ngan komunikasi yang terbuka harus di- antaranya aspek individual yang mampu
ciptakan dalam organisasi. mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai
Robbins (2002), mengemukakan konflik tujuan yang telah ditetapkan secara efektif
antar perseorangan yang mungkin paling dan efisien bagi organisasi.
sering dikemukakan adalah buruknya Sasaran kerja kelompok, berupa sasa-
komunikasi, sebab kita menggunakan ham- ran yang harus dicapai dalam kurun waktu
374 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387
tertentu, dan dibagi dalam tugas-tugas dan orang untuk memobilisasi, menyelaraskan,
pekerjaan yang harus dilakukan dengan memimpin kelompok, kemampuan men-
tepat dan benar oleh semua orang. Ke- jelaskan gagasan sehingga dapat diterima
untungan dari cara ini adalah bahwa setiap orang lain. Pemimpin penting dalam mem-
pegawai akan saling mengingatkan untuk pengaruhi perubahan. Pemimpin bertang-
bekerja dengan benar, karena keberhasilan gung jawab untuk menggerakkan setiap
pekerjaan atau pencapaian unit kerja sangat usaha dan hambatan untuk menjamin ke-
tergantung pada semua pegawai dalam jelasan visi. Pemimpin harus dapat men-
melakukan tugas masing-masing. Cara ini ciptakan iklim organisasi dimana pegawai
sangat efektif untuk meningkatkan sema- merasa bebas tapi penuh tanggung jawab.
ngat kerja team dan mengurangi friksi dan Riyono dan Zulaifah (2001), menyata-
konflik yang terjadi. kan bahwa kepemimpinan berkaitan de-
Tjiptono (1997), menyatakan bahwa ngan kemampuan untuk memotivasi dan
faktor-faktor yang mendasari perlunya di- mempengaruhi bawahan. Seorang pemim-
bentuk tim-tim khusus dalam perusahaan pin sukses karena mampu bertindak se-
adalah: 1. Pemikiran dari dua orang atau bagai pengarah dan pendorong yang kuat
lebih cenderung lebih baik dari pada pemi- serta berorientasi pada tujuan yang di-
kiran satu orang saja. 2. Konsep sinergi tetapkan.
(yang disimbolkan: 1+1 >2), yaitu bahwa Lucky (2000), menyatakan bahwa ke-
hasil keseluruhan (tim), jauh lebih baik/ pemimpinan di masa yang akan datang
besar dari pada jumlah bagiannya (anggota cenderung mengarah pada teaching organi-
individu). 3. Anggota tim dapat saling me- zation, yang dapat mengantisipasi peruba-
ngenai dan saling percaya, sehingga mereka han dan keaneka ragaman knowledge, skill
dapat saling membantu. 4. Kerjasama tim dan ability sumber daya manusia, sehingga
dapat menyebabkan komunikasi terbina meningkatkan kinerja perusahaan. Kesukse-
dengan baik. san perusahaan di kompetensi global di
Kerjasama kelompok selalu membahas tentukan oleh kecepatan perusahaan untuk
proses dan hasil kerja dalam tim, yang berubah sesuai dengan lingkungan bisnis
meliputi tentang bagaimana sekelompok nya.
orang yang memiliki pendidikan, nilai dan Kesimpulan yang dapat diambil dari
kepribadian yang berbeda berinteraksi dan uraian di atas adalah kepemimpinan mem-
bersama-sama menyelesaikan tugas yang punyai efek yang penting terhadap upaya
diberikan perusahaan. Robbins (2002), me- organisasi mendapatkan daya saing dan
nyatakan bahwa suatu tim kerja akan keuntungan di era globalisasi. Pemimpin
menghasilkan sinergi yang positif melalui bertanggungjawab untuk mengerakkan se-
usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha indi tiap usaha dan hambatan untuk menjamin
vidu memberikan tingkat kinerja yang lebih kejelasan visi. Pemimpin harus dapat men-
besar dari pada jumlah input individu ciptakan iklim organisasi dimana pegawai
tersebut. Penggunaan tim yang ekstensif merasa bebas tapi penuh tanggungjawab.
menciptakan potensi bagi suatu organisasi Pengambilan keputusan secara analitis
untuk menghasilkan output yang lebih besar merupakan salah satu aspek fundamental
dengan tidak ada peningkatan dalam input. dalam organisasi. Pengambilan keputusan
Berdasarkan uraian di atas dapat di- bukan menjadi wewenang tunggal pimpi-
simpulkan bahwa kerjasama kelompok nan atau manager. Pegawai juga membuat
yang terkoordinasi akan memberikan dam- keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan
pak yang positif terhadap kinerja pegawai, mereka dan organisasi tempat mereka be-
dengan mengutamakan kepentingan ber- kerja. Jadi semua individu dalam organisasi
sama/organisasi. terlibat dalam pengambilan keputusan,
Kepemimpinan adalah kemampuan se- yaitu menentukan pilihan antara dua atau
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 375
X.1.Kemampuan Berkomunikasi H1
H2 Kinerja
X.2 Kerjasama Kelompok
Pegawai
H5
Gambar 1
Rerangka Konseptual
Keterangan :
: pengaruh secara simultan
: pengaruh secara parsial
kesimpulan populasi (Arikunto, S, 2002). 5. Kinerja (Y) adalah elemen kunci dari
Data yang dikumpulkan merupakan data proses manajemen organisasi. Untuk
yang bersifat cross sectional yang diperoleh mengatur pegawai dalam meningkatkan
dari responden dalam merespon item-item kompetensi mereka, maka digunakan
yang berkaitan dengan variabel-variabel penilaian kinerja sebagai tolak ukur
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, proses penilaian formal atas hasil kerja
kepemimpinan, pemutusan pendapat secara pegawai yang dilakukan oleh penilai.
analitis, dan kinerja pegawai.
Populasi
Klasifikasi Variabel Populasi merupakan keseluruhan objek
Variabel yang dianalisis dalam peneliti- penelitian yang terdiri dari manusia, benda-
an ini dibedakan menjadi variabel terikat/ benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-
dependen (Y) dan variabel bebas/inde- gejala, peristiwa-peristiwa sebagai sumber
penden (X). Dalam penelitian ini variabel data yang memiliki karakteristik tertentu
terikat/dependen (Y) adalah kinerja pe- dalam suatu penelitian (Nawawi, 1985).
gawai KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Singarimbun, M. dan S. Effendi (1987),
Perak Surabaya, sedangkan variabel bebas/ menyatakan bahwa, populasi adalah jumlah
independen (X) dalam penelitian ini yaitu, keseluruhan dari unit analisis yang ciri-
kemampuan berkomunikasi (X1), kerjasama cirinya akan diduga.
kelompok (X2), kepemimpinan (X3) dan Berdasarkan pengertian tersebut di atas
pengambilan keputusan secara analitis (X4). maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pegawai yang bekerja di KPPBC
Definisi Operasional Variabel Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Sura-
1. Kemampuan berkomunikasi (X1) adalah baya yang berjumlah 334 orang.
kemampuan mengekspresikan dengan
tepat apa yang disampaikan, mendengar Sampel
kan dan memahami pendapat orang lain Apabila subjeknya kurang dari 100,
secara empati, serta membuat kesepaka- lebih baik diambil semua sehingga pene-
tan bersama melalui pendekatan persua- litiannya merupakan penelitian populasi/
sif. sensus. Selanjutnya jika jumlah subjeknya
2. Kerjasama kelompok (X2) adalah ke- besar dapat diambil antara 10%-20% atau
mampuan dalam membangun kepercaya 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006:115).
an antar anggota/saksi lain, sehingga Berpegang dari pendapat tersebut maka
terbentuk kerja sama atau team work yang sampel penelitian ini menggunakan 25%
baik dengan mengutamakan kepenti- dari jumlah keseluruhan populasi pegawai
ngan bersama di atas kepentingan pri- KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak
badi. Surabaya, sehingga sampelnya berjumlah 83
3. Kepemimpinan (X3) adalah kemampuan orang pegawai.
dalam mengemukakan dan mewujudkan
visi organisasi melalui rencana meng- Prosedur Pengumpulan Data
hadapi suatu perubahan, menciptakan Sumber data yang didapat dari objek
anggota tim yang mandiri serta mengerti penelitian yang berkaitan dengan faktor-
hak dan tanggung jawabnya. faktor kompetensi pegawai yang terdiri dari
4. Pengambilan keputusan secara analisis komunikasi, kerjasama kelompok, kepemim
(X4) adalah kemampuan dalam proses pinan dan pengambilan keputusan secara
pengambilan keputusan yang optimal analisis. Data primer diperoleh dari respon-
melalui analisa menyeluruh terhadap den dengan cara pengisian kuisioner yang
suatu masalah berdasarkan data dan disediakan. Data sekunder diperoleh dari
informasi secara objektif. dokumen-dokumen atau laporan tentang
378 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387
Tabel 1
Hasil Pengujian Validitas
r hitung r tabel
Variabel
(Corrected Item – Keterangan
Total Correlation)
KemampuanBerkomunikasi / X1
X1.1 0,455 0,213 Valid
X1.2 0,400 0,213 Valid
X1.3 0,492 0,213 Valid
Kerjasama Kelompok / X2
X2.1 0,616 0,213 Valid
X2.2 0,776 0,213 Valid
X2.3 0,795 0,213 Valid
X2.4 0,694 0,213 Valid
Kepemimpinan / X3
X3.1 0,565 0,213 Valid
X3.2 0,482 0,213 Valid
X3.3 0,793 0,213 Valid
X3.4 0,774 0,213 Valid
X3.5 0,671 0,213 Valid
Pengambilan Keputusan Secara Analisis /X4
X4.1 0,784 0,213 Valid
X4.2 0,670 0,213 Valid
X4.3 0,786 0,213 Valid
X4.4 0,670 0,213 Valid
X4.5 0,686 0,213 Valid
Kinerja Pegawai / Y
Y.1 0,812 0,213 Valid
Y.2 0,757 0,213 Valid
Y.3 0,781 0,213 Valid
Y.4 0,782 0,213 Valid
Sumber: diolah penulis
Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas
Alpha Nilai
Variabel Keterangan
Cronbach kritis
Kemampuan Berkomunikasi (X1) 0,634 0,6 Reliabel
Kerjasama kelompok (X2) 0,867 0,6 Reliabel
Kepemimpinan (X3) 0,844 0,6 Reliabel
Pemutusan Pendapat Secara Analisis (X4) 0,883 0,6 Reliabel
Kinerja Pegawai (Y) 0,903 0,6 Reliabel
Sumber: Hasil kuesioner, diolah
380 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387
Tabel 3
Hasil Regresi Linear Berganda
kantor KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Hasil pengujian yang terdapat pada
Perak Surabaya juga akan berubah secara tabel 3 menunjukkan nilai toleransi lebih
positif (meningkat pula) dimana setiap besar dari 0,10 dan VIF kurang dari 10, ber-
kenaikan variabel bebas tersebut akan juga arti tidak terjadi gejala multikolinearitas.
meningkatkan variabel terikatnya. Uji homokedastisitas dimaksudkan un
Nilai koefisien determinasi (R Square) tuk mengetahui tidak adanya korelasi (hubu
yang dihasilkan sebesar 0,773 menunjukkan ngan) antara variabel bebas dengan variabel
bahwa model regresi berganda ini yang pengganggu (risidu).
variabel bebasnya terdiri dari kompetensi Uji heteroskedastisitas dilakukan de-
komunikasi, kerjasama kelompok, kepemim ngan melihat grafik plot antara nilai pre-
pinan dan pemutusan pendapat secara ana- diksi variabel terikat yaitu ZPRED (Z
lisis secara bersama-sama mampu menjelas- predictor) dengan residualnya SRESID
kan adanya perubahan kinerja pegawai (Y) (standardized residual). Deteksi terjadinya
sebesar 77,3 % (diatas 50%) dan yang sisa heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
nya 22,7 % adalah kontribusi atas variabel melihat penyebaran titik-titik pada sumbu
lain yang tidak ikut diteliti. Y. Jika data tersebut baik di atas maupun di
bawah sumbu Y, maka dapat disimpulkan
Uji Asumsi Klasik bahwa tidak terjadi gejala heteroskedas-
Uji multikolinearitas digunakan untuk tisitas.
mengetahui ada atau tidaknya hubungan Dari hasil pengujian heteroskedastisitas
yang sempurna antar variabel bebas dalam sebagaimana pada gambar.2 menunjukkan
model regresi. Apabila terjadi multikol ber- jika data tersebut terletak di atas maupun di
arti antara variabel bebas sendiri saling ber- bawah nilai nol, sehingga dapat disimpul-
korelasi sehingga dalam hal ini sulit di- kan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas,
ketahui variabel mana yang mempengaruhi artinya antara variabel bebas dengan varia-
variabel terikat. Pendeteksian dilakukan de- bel pengganggu (risidu) tidak ada korelasi
ngan memakai VIF (Variance Inflation (hubungan).
Factor). Uji multikolinieritas dilakukan de-
ngan mencari nilai variance inflation factor Uji Autokorelasi
(VIF) dan toleransi. Jika nilai toleransi lebih Untuk mendeteksi tingkat suatu keera-
besar dari 0,10 dan VIF kurang dari 10, tan. Asumsi suatu autokorelasi didifinisikan
berarti tidak terjadi gejala multikolinearitas. sebagai terjadinnya suatu korelasi di antara
Sebaliknya, jika nilai toleransi kurang dari dua pengamatan, dimana munculnya suatu
0,10 dan VIF lebih besar dari 10, berarti data dipengaruhi oleh data sebelumnya.
terjadi gejala multikolinearitas.
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 381
Scatterplot
Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
dengan kata lain dapat diterima kebenaran- orang ke orang lain dalam kehidupan orga-
nya. nisasi, dimana komunikasi menjadi sesuatu
yang sangat penting, karena komunikasi
Pengujian Hipotesis Kelima dapat meningkatkan saling pengertian anta-
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa ra karywan dan atasan, mengadakan koordi
nilai F hitung sebesar 66,263 lebih besar dari nasi dari berbagai macam kegiatan. Per-
pada nilai F tabel yaitu 2,48 dengan signi- nyataan ini sesuai dengan hasil penelitian
fikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari Ariefin (2005) mengemukakan bahwa ter-
0,05. Artinya, kemampuan berkomunikasi, dapat hubungan positif antara komunikasi
kerjasama kelompok, kepemimpinan dan organisasi dengan kinerja karyawan. Hubu-
pemutusan pendapat secara analisis secara ngan komunikasi lebih kuat khususnya
simultan (bersama-sama) berpengaruh posi- dalam komunikasi superior, iklim komuni-
tif dan signifikan terhadap kinerja pegawai kasi dan umpan balik. Begitu juga peneliti-
pada kantor KPPBC Tipe Madya Pabean an Sutrisno (2007) maupun Kiswanto (2010)
Tanjung Perak Surabaya atau dapat dikata- menyatakan bahwa , komunikasi merupan
kan hipotesis kelima dalam penelitian ini vaiabel yang berpengaruh dominan ter-
dapat diterima. hadap kinerja karyawan. Oleh karena itu
komunikasi yang jelas, terarah merupakan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN hal penting guna menyampaikan pesan
Berdasarkan hasil persamaan regresi dalam suatu organisasi, keadaan tersebut
linear berganda pada keseluruhan masing- dipertegas oleh Robbins (2002), mengemuka
masing variabel bebas meliputi kemampuan kan bahwa konflik antar perseorangan yang
berkomunikasi, kerjasama kelompok, ke- mungkin paling sering dikemukakan adalah
pemimpinan, pemutusan pendapat secara buruknya komunikasi. Kemampuan ber-
analisis menunjukkan nilai yang positif ber- komunikasi ini dapat dilakukan kepada pim
pengaruh terhadap kinerja pegawai KPPBC pinan, anak buah maupun rekan kerja da-
Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Sura- lam instansi. Komunikasi diperlukan agar
baya. Hubungan tersebut menunjukkan bah pegawai mengetahui kewajiban dan tang-
wa apabila variabel kemampuan berkomuni gung jawabnya, hal ini berarti pegawai
kasi, kerjasama kelompok, kepemimpinan, mengetahui posisinya dalam organisasi.
pemutusan pendapat secara analisis meng- Jadi mekanisme komunikasi dapat mem-
alami perubahan (meningkat) maka kinerja buat keterpaduan perilaku setiap pegawai
pegawai pada KPPBC Tipe Madya Pabean dalam kelompoknya, agar mencapai satu
Tanjung Perak Surabaya juga akan berubah tujuan. Pengaruh positf kemampuan ber-
secara positif (meningkat pula) dimana se- komunikasi yang dilakukan terhadap kiner-
tiap kenaikan variabel bebas tersebut akan ja karena terciptanya komunikasi yang ide-
juga meningkatkan variabel terikatnya. al, hal tersebut sesuai pendapat Tjiptono
Pada pengujian hipotesis pertama dike- (1997), dengan komunikasi ideal dapat
tahui variabel kemampuan berkomunikasi menghasilkan hubungan dan saling penger-
(X1) berpengaruh positif terhadap kinerja tian yang lebih baik antara orang-orang
pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pe- dalam dan luar organisasi.
layanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Pada pengujian hipotesis kedua dike-
Tanjung Perak Surabaya, hasil ini mem- tahui variabel kerjasama kelompok (X2)
buktikan bahwa kemampuan dalam ber- berpengaruh positif terhadap kinerja pega-
komunikasi sangat diperlukan dalam kegia- wai pada Kantor Pengawasan dan Pelaya-
tan bekerja. Hal ini sesuai dengan panda- nan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
ngan Indrawan (2009) dimana komunikasi Tanjung Perak Surabaya, hasil ini mem-
adalah proses penyampaian informasi, gaga buktikan bahwa suatu tim kerja akan meng-
san, fakta, fikiran dan perasaan, dari satu hasilkan sinergi yang positif melalui usaha
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 383
yang terkoordinasi. Usaha-usaha bersama Perak Surabaya, hal ini sesuai dengan hasil
memberikan tingkat kinerja yang lebih penelitian Brahmasari (2008), bahwa ke-
besar dari pada jumlah input individu ter- pemimpinan berpengaruh positif dan signi-
sebut. Keterlibatan kelompok sangat diperlu fikan terhadap kinerja perusahaan sedang-
kan dalam organisasi, hal ini sesuai per- kan Thoyib (2005), hasil penelitiannya me-
nyataan Hariandja (2002), bahwa pendeka- ngemukakan bahwa seorang pemimpin me-
tan kerja kelompok diperlukan karena miliki peran membentuk iklim organisasi
dapat meningkatkan kualitas kerja karena yang lebih kondusif sehingga terbentuk ting
mereka secara langsung terlibat dalam pro- kat prestasi kerja karyawan. Hasil ini mem-
ses produksi. Penggunaan tim yang eksten- buktikan bahwa kompetensi dalam memim-
sif menciptkan potensi bagi suatu organisasi pin merupakan kemampuan seorang pega-
untuk menghasilkan output yang lebih wai untuk memobilisasi, menyelaraskan,
besar dengan tidak ada peningkatan dalam memimpin kelompok, kemampuan men-
input. Dari kerjasama kelompok membuah- jelaskan gagasan sehingga dapat diterima
kan pemikiran dari dua orang atau lebih orang lain. Kepemimpinan merupakan ke-
cenderung lebih baik dari pada pemikiran mampuan untuk mengorganisasikan sesuai
satu orang saja. Kedua konsep sinergi, yaitu dengan tujuan perusahaan yang perlu men-
bahwa hasil keseluruhan (tim), jauh lebih dapat dukungan pegawai, hal ini ber-
baik/besar dari pada jumlah bagiannya pengaruh terhadap kinerja. Oleh karena itu
(anggota individu). Ketiga anggota tim kepemimpinan sangat diperlukan, keadaan
dapat saling mengenal dan saling percaya, tersebut dipertegas oleh Dubrin, (dalam
sehingga mereka dapat saling membantu Brahmasari 2008), bahwa kepemimpinan itu
dan keempat kerjasama tim dapat me- adalah upaya mempengaruhi banyak orang
nyebabkan komunikasi terbina dengan baik. melalui komunikasi untuk mencapai tujuan,
Berdasarkan data tersebut di atas dapat di- cara mempengaruhi orang dengan petunjuk
simpulkan bahwa kerjasama kelompok atau perintah, tindakan yang, menyebabkan
yang terkoordinasi akan memberikan dam- orang lain bertindak atau merespon dan
pak yang positif terhadap kinerja pegawai, menimbulkan perubahan positif, kekuatan
dengan mengutamankan kepentingan ber- dinamis penting yang memotivasi dan
sama/organisasi. Pernyataan ini dipertegas mengkoordinasikan organisasi dalam rang-
oleh Mathis, (dalam Qamariah, 2011) me- ka mencapai tujuan. Hal ini dipertegas pula
ngemukakan bahwa kinerja karyawan me- oleh Robbins (2002), bahwa kepemimpinan
ningkat disamping karena kualitas kerja, adalah sebagai kemampuan untuk mem-
pemanfaatan waktu kerja, juga dipengaruhi pengaruhi suatu kelompok kearah capaian
oleh kerjasama kelompok/tim yaitu kemam tujuan, dan lebih lanjut Nimran (2004),
puan menangani hubungan dengan pekerja- menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah
an. Lebih lanjut Khadafi (2010) memper- proses mempengaruhi perilaku orang lain.
tegas dari hasil penelitiannya dimana antara Kinerja pegawai yang diciptakan akibat
kerjasama tim dan orientasi hasil dengan kontribusi dari kepemimpinan karena pe-
kinerja pegawai sarah, hal ini harus di mimpin adalah seorang motivator yang
jadikan nilai-nilai yang mempunyai pedo- mampu memberikan meningkatkan kinerja,
man karyawan untuk membantu perusaha- hal ini sejalan dengan pendapat Mintzberg,
an meningkatkan kinerja dan tujuan peru- (dalam Luthans 2002), bahwa peran ke-
sahaan. pemimpinan dalam organisasi adalah seba-
Pada pengujian hipotesis ketiga di- gai pengatur visi, motivator, penganalisis
ketahui variabel kepemimpinan (X3) ber- dan penguasaan pekerjaan.
pengaruh positif terhadap kinerja pegawai Pada pengujian hipotesis keempat di-
pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan ketahui variabel pemutusan pendapat seca-
Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung ra analisis (X4) berpengaruh positif terhadap
384 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387
kinerja pegawai pada Kantor Pengawasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan serta
dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya teknologi dan pengalaman yang relevan
Pabean Tanjung Perak Surabaya. Pengaruh dengan bidang tugas sehingga dapat me-
positif terhadap kinerja pegawai karena ningkatkan kinerjanya. Lebih lanjut Klemp,
ketegasan dan ketepatan didalam pengambi (dalam Sudarmanto 2005), mengemukakan
lan keputusan, hal tersebut seirama dengan bahwa kompetensi merupakan karakteristik
pendapat Sunu (1999) menyatakan bahwa mendasar yang menghasilkan kinerja ung-
pengaruh dari pengambilan keputusan dari gul dan atau effektif dalam suatu pekerjaan.
pimpinan sangat besar karena keputusan Kinerja pegawai diciptakan karena kemam-
tersebut berdasarkan hasil dari evaluasi puan kerja pegawai yang dimanifestasikan
yang telah dilakukan. Pengambilan keputu- dalam bekerja adalah sangat baik, hal ini
san merupakan suatu proses untuk memilih sesuai dengan pendapat Civell, (dalam
suatu rangkaian tindakan dari dua atau Sudarmanto 2005), mengemukakan bahwa
lebih alternatif yang mencakup penentuan kompetensi diciptakan berhubungan de-
pilihan dan pemecahan masalah. Kompe- ngan bakat, sifat personalitas dan penge-
tensi dalam memutuskan suatu tindakan tahuan yang telah dicapai seseorang.
dapat melalui: mendefinisikan masalah, Berkaitan dengan hal tersebut bawa kinerja
kedua mengidentifikasi kriteria keputusan, yang meningkat senantiasa didambakan
ketiga menimbang criteria, keempat meng- oleh setiap organisasi, karena kinerja adalah
hasilkan alternatif dan kelima menilai hasil kerja yang dapat dicapai oleh sese-
semua alternatif pada masing-masing kri- orang atau sekelompok orang dalam suatu
teria. Berdasarkan uraian tersebut dapat organisasi sesuai dengan wewenang dan
disimpulkan bahwa pengambilan keputu- tangungjawab masing-masing, dalam rang-
san yang optimal melalui analisa yang ka upaya mencapai tujuan organisasi.
menyeluruh terhadap suatu masalah ber- Kompetensi SDM yang dimiliki pegawai
dasarkan data dan informasi secara akurat mampu menciptakan dan membentuk kiner
sangat penting keberadaannya bagi pega- ja pegawai, karena kinerja pegawai (indi-
wai dalam mengelola suatu pekerjaan. vidual performance) baik maka kemungkinan
Keterlambatan dan kecerobohan dalam besar kinerja perusahaan (corporate perfor-
pengambilan keputusan yang tidak tepat mance) juga akan baik. Pernyataan ini
akan menyebabkan terganggunya kinerja didukung oleh Kamidin (2010) dari hasil
organisasi secara keseluruhan. penelitiannya pada sekretariat Daerah Kabu
Pada pengujian hipotesis kelima di- paten Bantaeng mengemukakan bahwa
ketahui variabel kompetensi komunikasi, kompetensi sangat berpengaruh terhadap
kerjasama kelompok, kepemimpinan dan prestasi kinerja pegawai.
pemutusan pendapat secara analisis ber-
pengaruh secara simultan terhadap kinerja SIMPULAN, SARAN DAN
pegawai pada Kantor Pengawasan dan KETERBATASAN
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya. Simpulan
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan ha- Hasil penelitian ini menunjukkan bah-
sil penelitian Hartati (2005), yang menyata- wa kemampuan berkomunikasi, kerjasama
kan bahwa kompetensi berpengaruh secara kelompok, kepemimpinan, pemutusan pen-
nyata dan positif terhadap kinerja pegawai. dapat secara analisis, secara simultan ber-
Hal ini karena sumberdaya yang dimiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja, yang
oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea artinya semakin tinggi tingkat kompetensi
dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung pegawai, maka kinerja mereka akan se-
Perak Surabaya memiliki kemampuan da- makin meningkat.
lam melaksanakan tugas sesuai dengan
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 385