Anda di halaman 1dari 21

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393

Akreditasi No. 110/DIKTI/Kep/2009

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA


TERHADAP KINERJA PEGAWAI KPPBC TIPE MADYA
PABEAN TANJUNG PERAK SURABAYA

Eddy Yunus
eddyyunus67@yahoo.com
Program Pascasarjana Universitas Narotama Surabaya

ABSTRACT

This research aims to analyze the extent to which communication skills, teamwork, leadership and disconnection
opinion affect employee performance of KPPBC Customs Office Middle Type Tanjung Perak Surabaya. The total
population is 334 people who are employees KPBBC Customs Office Middle Type Tanjung Perak Surabaya. The
Object of this study is 25% of the population that is as much as 83 respondents. The analyzes were performed
using multiple linear regression analysis were used to prove the effect of independent variable (X) to the bound
variable (Y). The result of this research is, employee communication skills is an obstacle to the success of a work
group or team work. Communications will generate positive synergy within the group. Good communication
will be created through an organized effort by a leader who can mobilize, align, leading the group, and have the
ability to explain the ideas that can be accepted by others. Good decision is a decision resulting from a thorough
analysis of a problem, and decisions affect employee performance improvement.

Key words: communication skill, team cooperation, leadership, decision making, and employee performance.

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis sejauh mana kemampuan berkomunikasi, kerjasama kelompok,


kepemimpinan dan pemutusan pendapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai KPPBC Tipe Madya
Pabean Tanjung Perak Surabaya. Jumlah keseluruhan populasinya adalah 334 orang yang merupakan
pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Surabaya. Objek penelitian ini adalah 25% dari
populasi yaitu sebanyak 83 responden. Analisa dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda yang digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y). Hasil dari penelitian ini adalah, kemampuan berkomunikasi pegawai merupakan penghambat
bagi suksesnya pekerjaan kelompok atau suatu tim kerja. Komunikasi akan menghasilkan sinergi
positif dalam kelompok. Komunikasi yang baik akan tercipta melalui usaha yang terorganisasi oleh
seorang pemimpin yang mampu memobilisasi, menyelaraskan, memimpin kelompok, dan memiliki
kemampuan menjelaskan gagasan sehingga dapat diterima oleh orang lain. Keputusan yang baik
adalah keputusan yang dihasilkan dari analisis menyeluruh terhadap suatu masalah, dan keputusan
mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai.

Kata kunci : kemampuan berkomunikasi, kerjasama kelompok, kepemimpinan, pemutusan


pendapat, dan kinerja pegawai.

PENDAHULUAN Menurut Byrd (2011:5), Sumber Daya


Sumber daya manusia mempunyai pe- Manusia (SDM) adalah aset yang paling
ran utama dalam setiap kegiatan organisasi. penting dalam sebuah perusahaan atau
Walaupun didukung dengan sarana dan organisasi. Karyawan dapat menjadi poten-
prasarana serta sumber dana yang ber- si bila dikelola dengan baik dan benar,
lebihan, tanpa dukungan sumber daya tetapi akan menjadi beban apabila salah
manusia yang handal, pelaksanaan kegiatan kelola.
tidak akan terselesaikan dengan baik. Pengelolaan sumber daya manusia

368
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 369

akan mempengaruhi kinerja organisasi. Faktor penilaian objektif memfokuskan


Pengelolaan sumber daya dapat dilakukan pada fakta yang bersifat nyata dan hasilnya
dengan mengatur berbagai keahlian yang dapat diukur, misalnya kuantitas, kualitas,
dimiliki oleh sumber daya manusia dalam kehadiran dan sebagainya, sedangkan
sebuah organisasi. Pengelolaan dalam kon- faktor-faktor subjektif cenderung berupa
teks ini terkait dengan praktek manajemen opini seperti menyerupai sikap, kepribadi-
dan berbagai sasarannya yang cukup luas, an, penyesuaian diri dan sebagainya.
sehingga tidak terbatas hanya pada pegawai Faktor-faktor subjektif seperti pendapat
operasional semata, namun juga meliputi dinilai dengan meyakinkan bila didukung
aspek manajerial. Pramudyo (2010) men- oleh kejadian-kejadian yang terdokumen-
definisikan kepemimpinan sebagai usaha tasi. Dengan pertimbangan faktor-faktor
menggunakan pengaruh untuk mendo- tersebut di atas dalam penilaian kinerja
rong individu mencapai suatu tujuan, harus benar-benar objektif yaitu dengan
sedang menurut Irawati (2004:7), kemampu- mengukur kinerja pegawai yang sesungguh
an berkomunikasi dalam memberikan dan nya atau mengevaluasi perilaku yang men-
menerima informasi merupakan keharusan cerminkan keberhasilan pelaksanaan peker-
bagi pemimpin. Pemimpin adalah orang jaan. Penilaian kinerja yang objektif akan
yang bekerja dengan menggunakan bantu- memberikan feed back yang tepat terhadap
an orang lain, karena itu pemberian perin- perubahan perilaku ke arah peningkatan
tah, menyampaikan informasi kepada orang produktivitas kinerja yang diharapkan.
lain mutlak perlu dikuasai. Menurut Friska Dalam mengukur kinerja masalah yang
(2004:7), top manajemen dalam organisasi paling pokok adalah menetapkan kriteria-
mempunyai tugas dan tanggungjawab un- nya (Winarti, 2007:256). Kriteria pekerjaan
tuk mengambil keputusan yang bersifat adalah faktor yang terpenting dari apa yang
menyeluruh dalam arti bahwa keputusan- dilakukan oleh orang di pekerjaannya.
nya akan mempunyai implikasi yang luas Dalam arti, kriteria pekerjaan menjelaskan
terhadap seluruh organisasi. apa-apa yang sudah dibayar oleh organisasi
Dari beberapa pendapat tentang pemim- untuk dikerjakan oleh para karyawannya.
pin dan kepemimpinan di atas, pegawai Oleh karena itu, kriteria-kriteria ini penting.
bersama atasan masing-masing bisa saja Kinerja Individual dalam kriteria pekerjaan
menetapkan sasaran kerja dan standar ki- haruslah diukur, dibandingkan dengan stan
nerja yang harus dicapai serta menilai hasil- dar yang ada dan hasilnya harus dikomuni-
hasil yang sebenarnya dicapai pada akhir kasikan kepada setiap karyawan.
kurun waktu tertentu. Peningkatan kinerja (Armstrong, 1998:102-103), mengemu-
pegawai secara perorangan akan men- kakan bahwa penilaian kinerja didasarkan
dorong kinerja sumbar daya manusia secara pada pengertian knowledge, Skill, expertise
keseluruhan, yang direfleksikan dalam ke- dan behavior yang diperlukan untuk me-
naikan produktifitas. ngerjakan pekerjaan dengan baik dan ana-
Berdasarkan uraian tentang standar lisa lebih luas terhadap attributes dan peri-
kinerja dan peningkatan kinerja ini me- laku individu. Dalam manajemen kinerja
nunjukkan bahwa penilaian kinerja merupa kompetensi lebih berperan pada dimensi
kan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan perilaku individu dalam menyesuaikan
dengan organisasi. Penilaian kinerja harus suatu pekerjaan dengan baik. Attributes
dilakukan secara objektif. Untuk mendu- terdiri dari knowledge, skill dan expertise.
kung penilaian kinerja yang objektif, maka Kompetensi kinerja dapat diartikan se-
dukungan dari tiap manajemen berupa bagai perilaku-perilaku yang ditunjukkan
pengarahan dan dukungan sumber daya mereka yang memiliki kinerja yang sempur-
akan lebih mempermudah penilaian kinerja na, lebih konsisten dan efektif, dibanding-
yang objektif. kan dengan mereka yang memiliki kinerja
370 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387

rata-rata. Menurut Cira dan Benjamin hasil kerja yang akan digunakan oleh pihak
(1998), dengan mengevaluasi kompetensi- manajemen untuk memberi informasi ke-
kompetensi yang dimiliki seseorang, kita pada para pegawai secara individual, ten-
akan dapat memprediksikan kinerja orang tang mutu hasil pekerjaannya dipandang
tersebut. Kompetensi dapat digunakan dari sudut kepentingan perusahaan. Dalam
sebagai kriteria utama untuk menentukan hal ini, seorang pegawai harus diberitahu
kerja seseorang. tentang hasil pekerjaannya, dalam arti baik,
Dalam lingkungan bisnis yang semakin sedang atau kurang. Pegawai akan ter-
kompetitif, instansi dituntut untuk member- dorong untuk berperilaku baik atau mem-
dayakan dan mengoptimalkan seluruh sum- perbaiki serta mengikis kinerja (prestasi)
ber daya yang dimiliki, termasuk dilingku- dibawah standar. Menurut Nurmianto
ngan KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung (2006:41), bahwa kinerja adalah suatu pro-
Perak Surabaya. Salah satu konsep yang ses penilaian prestasi kinerja pegawai yang
diajukan untuk menjawab perkembangan dilakukan pemimpin perusahaan secara
perdagangan internasional dan menanggapi sistematik berdasarkan pekerjaan yang
tuntutan masyarakat dunia usaha adalah ditugaskan.
pembentukan kantor modern yang diwujud Penilaian kinerja pegawai sebagai pe-
kan dalam bentuk Kantor Pelayanan Bea laku dalam organisasi dengan membuat
dan Cukai Utama (KPU) dan Kantor Penga- ukuran kinerja yang sesuai dengan tujuan
wasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe organisasi. Standar penilaian kinerja suatu
Madya (KPPBC Tipe Madya). organisasi harus dapat diproyeksikan ke-
Upaya ini merupakan salah satu bentuk dalam standar kinerja para pegawai sesuai
pembaharuan administratif kepabean dan dengan unit kerjanya. Evaluasi kinerja
cukai yang bertujuan untuk meningkatkan harus dilakukan secara terus menerus agar
kinerja pelayanan dan kemampuan DJBC tujuan organisasi dapat tercapai secara
dalam meningkatkan efisiensi pelayanan efektif dan efisien. Sedangkan menurut
dan efektifitas pengawasan berdasarkan Dhermawan et al. (2012: 59) kinerja pegawai
peraturan perundang-undangan yang ber- salah satunya dapat dilihat dari tingkat
laku, dengan berlandaskan pada prinsip- kedisiplinan pegawai. Kinerja adalah fungsi
prinsip “Good Governance”. Mengelola Sum- dari motivasi, kecakapan dan persepsi pera-
ber Daya Manusia di organisasi dengan nan. Kompetensi, berpengaruh signifikan
berbagai ragam sifat, sikap dan kemampu- terhadap kinerja pegawai.
an manusia agar mereka dapat bekerja Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pe-
menuju satu tujuan yang direncanakan or- nilaian kinerja secara periodik yang ber-
ganisasi. Sumber Daya Manusia sebagai orientasi pada masa lalu atau masa yang
pelaku organisasi mempunyai perbedaan akan datang. Suatu organisasi perlu me
dalam sikap (attitude) dan pengalaman ngetahui berbagai kelemahan atau kelebi
(experience). Perbedaan tersebut menyebab- han pegawai sebagai landasan untuk mem-
kan tiap individu yang melakukan kegiatan perbaiki kelemahan dan menguatkan kelebi
dalam organisasi mempunyai kemampuan han dalam rangka meningkatkan produkti-
kerja atau kinerja (performance) yang vitas pegawai.
masing-masing berbeda juga. Indikator penilaian kinerja meliputi tiga
Kinerja pegawai merupakan interaksi kelompok yaitu hasil kerja yang ber-
antara motivasi dan kemampuan, dimana hubungan dengan kemampuan pegawai,
kinerja merupakan hal penting yang di pelayanan pelanggan dan peningkatan pe-
butuhkan dalam rangka menunjang pen- gawai. Penilaian kinerja yang sudah ada
capaian tujuan organisasi (Yunus, 2010) perlu dilengkapi dengan kompetensi yang
Prawirosentono (1999), menyatakan bah- berhubungan dengan skill dan knowledge
wa penilaian kinerja adalah proses penilaian yaitu, komunikasi, kerjasama kelompok, ke-
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 371

pemimpinan dan pengambilan keputusan ja pegawai. Variabel-variabel tersebut ber-


secara analitis. Penambahan kompetensi pengaruh positif terhadap kinerja pegawai,
dalam penilaian kinerja diharapkan dapat sedangkan menurut Widyatmini dan
memperbaiki proses penilaian kinerja pe- Hakim. L (2008), kompetensi memberikan
gawai. Oleh karena itu dirasa perlu untuk kontribusi sebesar 48,9 % terhadap variasi
mengupas lebih lanjut dalam suatu pene- yang terjadi pada kinerja pegawai. Artinya
litian tentang, Analisis kemampuan ber- semakin tinggi kompetensi pegawai, se-
komunikasi dimana kemampuan berkomu- makin tinggi kinerja pegawai. Menurut
nikasi merupakan faktor penentu kesukse- Denni, A. Jamaran, (2010), sistem mana-
san setiap individu maupun organisasi jemen kinerja berbasis kompetensi merupa-
untuk bertahan dalam persaingan bisnis kan cara formal pembentukan ketrampilan
yang sangat kompetitif saat ini dan di dan perilaku karyawan untuk berhasil
perlukan dalam setiap kondisi misalnya dalam perannya saat ini demi pertumbuhan
pada saat mempersiapkan sebuah presen- organisasi dimasa depan.
tasi bisnis, menyampaikan ide-ide atau gaga Penelitian yang dilakukan Jamaran, et
san dalam suatu rapat negosiasi bisnis, al. (2010) menyimpulkan bahwa salah satu
melatih tim, membangun sebuah tim kerja manfaat utama penggunaan kompetensi da-
dan dalam setiap aktivitas organisasi lam organisasi adalah menggerakkan sum-
(Nurrohim, 2009:7) kerjasama kelompok, ber daya manusia ke arah target yang ingin
kepemimpinan, pemutusan pendapat secara dicapai perusahaan. Disamping itu kompe-
analisis terhadap kinerja pegawai KPPBC tensi akan mendorong pegawai untuk men-
Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Sura- dapatkan dan menerapkan Skill dan Know-
baya. Kerjasama tim berpengaruh secara ledge sesuai kebutuhan pekerjaan, karena
signifikan terhadap kinerja manajer oleh hal ini merupakan instrumen bagi pen-
karena itu perusahaan terutama para mana- capaian targetnya. Untuk itu System pe-
jer hendaknya memberikan kepercayaan- ngembangan sumber daya manusia di peru-
pada anggota tim atas tugas yang terlaksana sahaan haruslah berdasarkan kompetensi.
dengan baik sehingga akan memotivasi Sistemnya harus terintegrasi mulai dari
anggota tim untuk bekerja lebih giat dan rekrutmen, penempatan orang, performance
tangkas, memberikan tantangan kepada tim appraisal, sistem kompensasi, dan pengemba
karena reaksi atau tanggapan terhadap ngan karir.
tantangan tersebut akan membentuk sema- Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang
ngat persatuan, kebanggaan, dan kesatuan dipaparkan di atas, tampak bahwa beberapa
lain (Poernomo, 2006: 107-108) peneliti belum sepenuhnya menjelaskan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji lebih lanjut tentang faktor-faktor kompe-
sejauh mana keterkaitan antara variabel- tensi yang berbasis SKA terhadap kinerja,
variabel yang mempengaruhi kinerja pega- sebagai upaya pengembangan sumber daya
wai. manusia.
Manajemen kinerja (performance mana-
TINJAUAN TEORETIS gement) adalah suatu upaya untuk mem-
Dalam penelitian tentang Kompetensi peroleh hasil terbaik dari organisasi, ke-
Kinerja pengembangan sumber daya manu- lompok dan individu melalui pemahaman
sia, hasil penelitian yang bisa dijadikan dan penjelasan kinerja dalam suatu kerang-
bahan perbandingan adalah penelitian yang ka kerja atas tujuan-tujuan terencana, stan-
dilakukan oleh Fitriyadi (2001). Hasil dar dan persyaratan-persyaratan atribut
penelitiannya menunjukkan variabel kompe atau kompetensi yang disetujui bersama
tensi skill teknis, kompetensi skill non teknis, (Armstrong, 1998). Manajemen kinerja ber-
knowledge dan ability mempunyai pengaruh sifat menyeluruh dan menjamah semua
yang signifikan terhadap peningkatan kiner elemen, unsur atau input yang harus didaya
372 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387

gunakan oleh organisasi untuk meningkat- 2. Kualitas keluaran. 3. Jangka waktu kelua-
kan kinerja organisasi. Menurut Mathis dan ran. 4. Kehadiran di tempat kerja. 5. Sikap
Jackson (2002), sistem manajemen kinerja kooperatif
berusaha mengidentifikasikan, mendorong, Penilaian kinerja merupakan suatu pro-
mengukur, mengevaluasi, meningkatkan ses organisai untuk menilai kinerja pegawai
dan memberi penghargaan terhadap kinerja nya. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja
pegawai. secara umum adalah untuk memberikan
Bacal (2001) mengemukakan bahwa, umpan balik kepada pegawai dalam upaya
manajemen kinerja meliputi upaya mem- memperbaiki kinerjanya dan meningkatkan
bangun harapan yang jelas serta pemaha- produktivitas organisasi, khususnya yang
man tentang beberapa aspek. Aspek-aspek berkaitan dengan kebijaksanaan terhadap
tersebut terangkum dalam unsur-unsur beri pegawai seperti untuk tujuan promosi,
kut: 1. Fungsi kerja esensial yang diharap- kenaikan gaji, pendidikan dan latihan.
kan dari para pegawai. 2. Seberapa besar Saat sekarang ini dengan lingkungan
kontribusi pekerjaan pegawai bagi pen- yang bersifat dinamis penilaian kinerja
capaian tujuan organisasi. 3. Apa arti konk- merupakan suatu yang sangat berarti bagi
retnya "melakukan pekerjaan yang baik". 4. organisasi. Organisasi haruslah memilih
Bagaimana pegawai dan penyedianya be- kriteria secara subjektif maupun objektif.
kerja sama untuk mempertahankan, mem- Kriteria kinerja secara objektif adalah evalu-
perbaiki, maupun mengembangkan kinerja asi kinerja terhadap standar-standar spe-
pegawai yang sudah ada sekarang. 5. Bagai- sifik, sedangkan ukuran secara subjektif
mana prestasi kerja akan diukur. adalah seberapa baik seorang pegawai
Mengelola kinerja sebaiknya dilakukan bekerja keseluruhan.
secara kolaboratif dan kooperatif antara Penilaian kinerja (performance appraisal,
pegawai, manager dan organisasi. Mana- PA) adalah proses evaluasi seberapa baik
jemen kinerja merupakan cara mencegah pegawai mengerjakan, ketika dibandingkan
kinerja buruk dan cara bekerja sama me- dengan satu set standar dan kemudian
ningkatkan kinerja. Lebih penting lagi, mengkomunikasikannya dengan para pega-
manajemen kinerja berarti komunikasi dua wai (Mathis dan Jackson, 2002). Penilaian
arah yang berlangsung terus menerus anta- kinerja disebut juga sebagai penilaian pega-
ra pengelola kinerja (penyelia atau manajer) wai, evaluasi pegawai, tinjauan kinerja,
dan anggota staf. evaluasi kinerja dan penilaian hasil.
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat Kompetensi adalah karakteristik dasar
dicapai oleh seseorang atau sekelompok dari seseorang yang memungkinkan mere-
orang dalam suatu organisasi sesuai dengan ka mengeluarkan kinerja superior dalam
wewenang dan tangungjawab masing- pekerjaannya. (Boulter et. al, 1996). Berdasar
masing, dalam rangka upaya mencapai kan uraian tersebut maka makna kompe-
tujuan organisai bersangkutan sacara legal, tensi mengandung bagian kepribadian yang
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan mendalam dan melekat pada seseorang
moral dan etika (Prawirosentono, 1999). dengan perilaku yang dapat diprediksi
Kinerja pegawai lebih mengarah pada pada berbagai keadaan dan tugas pekerja-
tingkatan prestasi kerja pegawai. an. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan
Mathis dan Jackson (2002), mendefinisi- kurang baik dapat diukur dari kriteria atau
kan bahwa kinerja pada dasarnya adalah standar yang digunakan.
apa yang dilakukan dan tidak dilakukan Analisis kompetensi disusun sebagian
pegawai. Kinerja pegawai adalah yang mem besar untuk pengembangan karier, tetapi
pengaruhi seberapa banyak mereka mem penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan
berikan kontribusi kepada organisasi yang untuk mengetahui efektivitas tingkat kiner-
antara lain termasuk : 1. Kuantitas keluaran. ja yang diharapkan. Menurut Boulter, et al.
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 373

(1996), level kompetensi secara berurutan pir 70% dari waktu aktif kita untuk
adalah sebagai berikut: Skill, Knowledge, Self berkomunikasi, menulis, membaca, berbi-
Concept, Self Image, Trait dan Motive. cara, mendengar sehingga beralasan untuk
Kompetensi Skill dan Knowledge cende- menyimpulkan bahwa satu dari kekuatan
rung lebih nyata (visible) dan relatif berada yang paling menghalangi suksesnya pekerja
di permukaan (ujung) sebagai karakteristik an kelompok adalah kelangsungan komuni-
yang dimiliki manusia. Social role dan self kasi efektif.
image cenderung sedikit visibel dan dapat Komunikasi diperlukan agar pegawai
dikontrol perilaku dari luar, sedangkan trait mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
dan motive letaknya lebih dalam pada titik nya, hal ini berarti pegawai mengetahui
sentral kepribadian. posisinya dalam organisasi. Jadi mekanisme
Kompetensi pengetahuan dan keahlian komunikasi dapat membuat keterpaduan
relatif mudah untuk dikembangkan, misal- perilaku setiap pegawai dalam kelompok-
nya dengan program pelatihan untuk nya, agar mencapai satu tujuan.
meningkatkan tingkat kemampuan sumber Menurut Tjiptono (1997), ciri-ciri pro-
daya manusia, sedangkan motif kompetensi ses komunikasi yang ideal yaitu: 1. Bisa
dan trait berada pada kepribadian sese- menghasilkan efektifitas yang lebih besar. 2.
orang, sehingga cukup sulit dinilai dan Dapat menempatkan orang-orang pada po-
dikembangkan. Salah satu cara yng paling sisi yang seharusnya (the right man on the
efektif adalah memilih karakteristik tersebut right place). 3. Mampu meningkatkan keter-
dalam proses seleksi. Adapun konsep diri libatan, motivasi dan komitmen setiap
dan social role terletak diantara keduanya organisasi. 4. Dapat menghasilkan hubu-
dan dapat diubah melalui pelatihan, psiko- ngan dan saling pengertian yang lebih baik
terapi sekalipun memerlukan waktu yang antara atasan dan bawahan, antar rekan
lebih lama dan sulit. kerja serta antara orang-orang dalam organi
Berdasarkan uraian di atas dapat di- sasi dan diluar organisasi. 5. Mampu mem-
simpulkan bahwa kompetensi adalah ke- bantu setiap individu dalam organisasi
mampuan dan kemauan untuk melakukan untuk memahami perlunya perubahan, ya-
sebuah tugas dengan kinerja yang efektif. itu berkenaan bagaimana mengelola peru
Kesimpulan ini sesuai dengan yang dikata- bahan tersebut dan bagaimana mengurangi
kan Michael Armstrong (1998), bahwa penolakan terhadap perubahan.
kompetensi adalah knowledge, skill dan kuali Keberadaan sistem informasi yang
tas individu untuk mencapai kesuksesan tepat merupakan alat penting bagi komuni-
pekerjaannya. kasi. Menurut Hariandja (2002), sistem
Komunikasi merupakan bagian yang komunikasi dapat dikategorikan menjadi
penting dalam kehidupan kerja suatu tiga yaitu, komunikasi ke bawah (downward
organisasi. Hal ini dapat dipahami sebab communication), komunikasi ke atas (upward
komunikasi yang tidak baik mempunyai communication) dan komunikasi kesamping
dampak yang luas terhadap kehidupan (lateral communication)
organisasi, misalnya konflik antar pegawai, Kerjasama kelompok merupakan salah
dan sebaliknya komunikasi yang baik dapat satu unsur yang sangat penting dalam peru-
meningkatkan saling pengertian, kerja sama sahaan. Pemahaman mengenai kerjasama
dan kepuasan kerja. Oleh karena itu hubu- kelompok tergantung beberapa aspek di-
ngan komunikasi yang terbuka harus di- antaranya aspek individual yang mampu
ciptakan dalam organisasi. mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai
Robbins (2002), mengemukakan konflik tujuan yang telah ditetapkan secara efektif
antar perseorangan yang mungkin paling dan efisien bagi organisasi.
sering dikemukakan adalah buruknya Sasaran kerja kelompok, berupa sasa-
komunikasi, sebab kita menggunakan ham- ran yang harus dicapai dalam kurun waktu
374 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387

tertentu, dan dibagi dalam tugas-tugas dan orang untuk memobilisasi, menyelaraskan,
pekerjaan yang harus dilakukan dengan memimpin kelompok, kemampuan men-
tepat dan benar oleh semua orang. Ke- jelaskan gagasan sehingga dapat diterima
untungan dari cara ini adalah bahwa setiap orang lain. Pemimpin penting dalam mem-
pegawai akan saling mengingatkan untuk pengaruhi perubahan. Pemimpin bertang-
bekerja dengan benar, karena keberhasilan gung jawab untuk menggerakkan setiap
pekerjaan atau pencapaian unit kerja sangat usaha dan hambatan untuk menjamin ke-
tergantung pada semua pegawai dalam jelasan visi. Pemimpin harus dapat men-
melakukan tugas masing-masing. Cara ini ciptakan iklim organisasi dimana pegawai
sangat efektif untuk meningkatkan sema- merasa bebas tapi penuh tanggung jawab.
ngat kerja team dan mengurangi friksi dan Riyono dan Zulaifah (2001), menyata-
konflik yang terjadi. kan bahwa kepemimpinan berkaitan de-
Tjiptono (1997), menyatakan bahwa ngan kemampuan untuk memotivasi dan
faktor-faktor yang mendasari perlunya di- mempengaruhi bawahan. Seorang pemim-
bentuk tim-tim khusus dalam perusahaan pin sukses karena mampu bertindak se-
adalah: 1. Pemikiran dari dua orang atau bagai pengarah dan pendorong yang kuat
lebih cenderung lebih baik dari pada pemi- serta berorientasi pada tujuan yang di-
kiran satu orang saja. 2. Konsep sinergi tetapkan.
(yang disimbolkan: 1+1 >2), yaitu bahwa Lucky (2000), menyatakan bahwa ke-
hasil keseluruhan (tim), jauh lebih baik/ pemimpinan di masa yang akan datang
besar dari pada jumlah bagiannya (anggota cenderung mengarah pada teaching organi-
individu). 3. Anggota tim dapat saling me- zation, yang dapat mengantisipasi peruba-
ngenai dan saling percaya, sehingga mereka han dan keaneka ragaman knowledge, skill
dapat saling membantu. 4. Kerjasama tim dan ability sumber daya manusia, sehingga
dapat menyebabkan komunikasi terbina meningkatkan kinerja perusahaan. Kesukse-
dengan baik. san perusahaan di kompetensi global di
Kerjasama kelompok selalu membahas tentukan oleh kecepatan perusahaan untuk
proses dan hasil kerja dalam tim, yang berubah sesuai dengan lingkungan bisnis
meliputi tentang bagaimana sekelompok nya.
orang yang memiliki pendidikan, nilai dan Kesimpulan yang dapat diambil dari
kepribadian yang berbeda berinteraksi dan uraian di atas adalah kepemimpinan mem-
bersama-sama menyelesaikan tugas yang punyai efek yang penting terhadap upaya
diberikan perusahaan. Robbins (2002), me- organisasi mendapatkan daya saing dan
nyatakan bahwa suatu tim kerja akan keuntungan di era globalisasi. Pemimpin
menghasilkan sinergi yang positif melalui bertanggungjawab untuk mengerakkan se-
usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha indi tiap usaha dan hambatan untuk menjamin
vidu memberikan tingkat kinerja yang lebih kejelasan visi. Pemimpin harus dapat men-
besar dari pada jumlah input individu ciptakan iklim organisasi dimana pegawai
tersebut. Penggunaan tim yang ekstensif merasa bebas tapi penuh tanggungjawab.
menciptakan potensi bagi suatu organisasi Pengambilan keputusan secara analitis
untuk menghasilkan output yang lebih besar merupakan salah satu aspek fundamental
dengan tidak ada peningkatan dalam input. dalam organisasi. Pengambilan keputusan
Berdasarkan uraian di atas dapat di- bukan menjadi wewenang tunggal pimpi-
simpulkan bahwa kerjasama kelompok nan atau manager. Pegawai juga membuat
yang terkoordinasi akan memberikan dam- keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan
pak yang positif terhadap kinerja pegawai, mereka dan organisasi tempat mereka be-
dengan mengutamakan kepentingan ber- kerja. Jadi semua individu dalam organisasi
sama/organisasi. terlibat dalam pengambilan keputusan,
Kepemimpinan adalah kemampuan se- yaitu menentukan pilihan antara dua atau
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 375

lebih alternatif. gunakan pendekatan model yang bersifat


Tjiptono (1997), menyatakan bahwa informal. Kombinasi dari keduanya dapat
kualitas keputusan manajer sangat penting digunakan sebagai alternatif yang dapat
peranannya karena kualitas keputusan ter- dipilih oleh pimpinan. Setiap pimpinan
sebut secara langsung mempengaruhi pe- dapat memilih berbagai pendekatan yang
luang karir, penghargaan (reward) dan ke- dianggap paling sesuai dengan situasi dan
puasan kerja. Selain itu keputusan mana- kondisi yang dihadapi (Sunu, 1999).
jerial juga memiliki kontribusi terhadap ke- Berdasarkan uraian di atas dapat di-
berhasilan atau kegagalan sebuah organi- simpulkan bahwa pengambilan keputusan
sasi. Oleh karena itu, setiap manajer harus yang optimal melalui analisis yang menye-
selalu siap menghadapi evaluasi dan kritik luruh terhadap suatu masalah berdasarkan
terhadap keputusan-keputusan yang dibuat data dan informasi secara akurat sangat
nya. penting keberadaannya bagi pegawai dalam
Suatu keputusan yang diambil dapat mengelola suatu pekerjaan. Keterlambatan
dilakukan evaluasi untuk mengukur, apa- dan kecerobohan dalam pengambilan kepu-
kah hasil pengambilan keputusan baik atau tusan yang tidak tepat akan menyebabkan
jelek. Adapun aspek-aspek evaluasinya terganggunya kinerja organisasi secara ke-
antaralain (Sunu, 1999): 1. Mengevaluasi seluruhan.
hasil keputusan, apakah pengaruh dari Kerangka konseptual dalam penelitian
hasil keputusan mengarah pada pencapaian ini menjelaskan bahwa kompetensi sumber
tujuan organisasi yang ditentukan. 2. daya manusia dapat dipengaruhi dari ko-
Mengevaluasi proses yang dilakukan dalam munikasi, kerjasama kelompok, kepemimpi-
pengambilan keputusan dalam jangka pan- nan dan pemutusan pendapat secara ana-
jang, proses yang salah cenderung ber- litis, sehingga untuk memperjelas penelitian
potensi untuk memberikan hasil yang nega- maka digambarkan rerangka konseptual
tif. seperti pada gambar 1.
Pengambilan keputusan rasional me- Kompetensi kinerja dapat diartikan se-
merlukan kreativitas yaitu, kemampuan bagai perilaku-perilaku yang ditunjukkan
untuk mengkombinasikan ide dengan cara mereka yang memiliki kinerja yang sem-
yang unik atau membuat gabungan yang purna, lebih konsisten dan efektif, di
tidak umum dari beberapa ide. Kreativitas bandingkan dengan mereka yang memiliki
memungkinkan pengambil keputusan un- kinerja rata-rata. Menurut Mc.Clelland
tuk lebih sepenuhnya menilai dan mema- (1987) (dalam Cira dan Benjamin 1998),
hami masalah, termasuk melihat masalah dengan mengevaluasi kompetensi-kompe-
yang tidak dilihat orang lain. tensi yang dimiliki seseorang, kita akan
Manfaat lain dari kreativitas adalah dapat memprediksikan kinerja orang ter-
membantu pengambilan keputusan untuk sebut. Kompetensi dapat digunakan sebagai
mengidentifikasi semua alternatif yang baik kriteria utama untuk menentukan kerja
(Robbins, 2002). seseorang. Misalnya, untuk fungsi profesi-
Melalui pengalaman yang perlu di- onal, manajerial atau senior manajer.
perhatikan bahwa tak ada satu model yang Pegawai-pegawai yang ditempatkan
dapat menjamin bahwa pimpinan selalu pada tugas-tugas tersebut akan mengetahui
membuat keputusan yang benar. Meskipun kompetensi-kompetensi apa saja yang di
demikian, pimpinan yang menggunakan perlukan, serta cara apa yang harus di
model yang rasional, intelektual dan sisti- tempuh untuk mencapai promosi ke jenjang
matik lebih berpeluang untuk berhasil di- posisi berikutnya.
bandingkan dengan pimpinan yang meng-
376 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387

X.1.Kemampuan Berkomunikasi H1

H2 Kinerja
X.2 Kerjasama Kelompok
Pegawai
H5

X.3. Kepemimpinan (Y)


H3

X.4.Pemutusan Pandapat Secara H4


Analitis

Gambar 1
Rerangka Konseptual
Keterangan :
: pengaruh secara simultan
: pengaruh secara parsial

KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Surabaya;


Perak Surabaya sendiri hanya akan H3: Kepemimpinan berpengaruh positif ter-
mempromosikan pegawai yang memenuhi hadap kinerja pegawai KPPBC Tipe
kompetensi yang dibutuhkan dan Madya Pabean Tanjung Perak Sura-
dipersyaratkan. baya;
Menurut Hartati, I (2005:78) Perhatian H4: Pemutusan pendapat secara analisis
terhadap pelaksanaan kompetensi pegawai berpengaruh positif terhadap kinerja
dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean
perlu mendapat perhatian. Hal ini dikarena- Tanjung Perak Surabaya;
kan memberikan pengaruh yang signifikan H5: Terdapat pengaruh secara simultan
namun perlu ditingkatkan secara berkesi- kompetensi komunikasi, kerjasama ke-
nambungan guna meningkatkan tingkat ki- lompok, kepemimpinan dan pemutusan
nerja yang lebih optimal. Perubahan lingku- pendapat secara analisis terhadap
ngan yang cepat dan tuntutan kualitas pe- kinerja pegawai KPPBC Tipe Madya
layanan dari masyarakat memerlukan ke- Pabean Tanjung Perak Surabaya;
mampuan kompetensi pegawai untuk lebih
profesional dan lebih baik lagi. METODE PENELITIAN
Berdasarkan pada hubungan variabel Penelitian ini dirancang untuk men-
yang disusun dari berbagai teori, dianalisis jawab permasalahan yang telah dikemuka-
secara kritis dan sistematis serta mengacu kan di atas, tujuan yang ingin dicapai dan
pada rerangka konseptual, maka penulis sekaligus menguji hipotesis. Penelitian ini
membuat hipotesis dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian survey. Namun
yang dapat dijelaskan sebagai berikut: penelitian ini juga termasuk penelitian penje
H1: Kemampuan berkomunikasi berpe- lasan (explanatory research) yaitu karena
ngaruh positif terhadap kinerja pegawai berusaha menjelaskan hubungan antara
KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung variabel-variabel melalui pengujian hipo
Perak Surabaya; tesis, sedangkan analisis data menggunakan
H2: Kerjasama kelompok berpengaruh po- pendekatan analitis, karena menganalisis
sitif terhadap kinerja pegawai KPPBC data sampel dengan statistic induktif dan
Tipe Madya Pabean Tanjung Perak statistik deskriptif yang digeneralisir untuk
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 377

kesimpulan populasi (Arikunto, S, 2002). 5. Kinerja (Y) adalah elemen kunci dari
Data yang dikumpulkan merupakan data proses manajemen organisasi. Untuk
yang bersifat cross sectional yang diperoleh mengatur pegawai dalam meningkatkan
dari responden dalam merespon item-item kompetensi mereka, maka digunakan
yang berkaitan dengan variabel-variabel penilaian kinerja sebagai tolak ukur
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, proses penilaian formal atas hasil kerja
kepemimpinan, pemutusan pendapat secara pegawai yang dilakukan oleh penilai.
analitis, dan kinerja pegawai.
Populasi
Klasifikasi Variabel Populasi merupakan keseluruhan objek
Variabel yang dianalisis dalam peneliti- penelitian yang terdiri dari manusia, benda-
an ini dibedakan menjadi variabel terikat/ benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-
dependen (Y) dan variabel bebas/inde- gejala, peristiwa-peristiwa sebagai sumber
penden (X). Dalam penelitian ini variabel data yang memiliki karakteristik tertentu
terikat/dependen (Y) adalah kinerja pe- dalam suatu penelitian (Nawawi, 1985).
gawai KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Singarimbun, M. dan S. Effendi (1987),
Perak Surabaya, sedangkan variabel bebas/ menyatakan bahwa, populasi adalah jumlah
independen (X) dalam penelitian ini yaitu, keseluruhan dari unit analisis yang ciri-
kemampuan berkomunikasi (X1), kerjasama cirinya akan diduga.
kelompok (X2), kepemimpinan (X3) dan Berdasarkan pengertian tersebut di atas
pengambilan keputusan secara analitis (X4). maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pegawai yang bekerja di KPPBC
Definisi Operasional Variabel Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Sura-
1. Kemampuan berkomunikasi (X1) adalah baya yang berjumlah 334 orang.
kemampuan mengekspresikan dengan
tepat apa yang disampaikan, mendengar Sampel
kan dan memahami pendapat orang lain Apabila subjeknya kurang dari 100,
secara empati, serta membuat kesepaka- lebih baik diambil semua sehingga pene-
tan bersama melalui pendekatan persua- litiannya merupakan penelitian populasi/
sif. sensus. Selanjutnya jika jumlah subjeknya
2. Kerjasama kelompok (X2) adalah ke- besar dapat diambil antara 10%-20% atau
mampuan dalam membangun kepercaya 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006:115).
an antar anggota/saksi lain, sehingga Berpegang dari pendapat tersebut maka
terbentuk kerja sama atau team work yang sampel penelitian ini menggunakan 25%
baik dengan mengutamakan kepenti- dari jumlah keseluruhan populasi pegawai
ngan bersama di atas kepentingan pri- KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak
badi. Surabaya, sehingga sampelnya berjumlah 83
3. Kepemimpinan (X3) adalah kemampuan orang pegawai.
dalam mengemukakan dan mewujudkan
visi organisasi melalui rencana meng- Prosedur Pengumpulan Data
hadapi suatu perubahan, menciptakan Sumber data yang didapat dari objek
anggota tim yang mandiri serta mengerti penelitian yang berkaitan dengan faktor-
hak dan tanggung jawabnya. faktor kompetensi pegawai yang terdiri dari
4. Pengambilan keputusan secara analisis komunikasi, kerjasama kelompok, kepemim
(X4) adalah kemampuan dalam proses pinan dan pengambilan keputusan secara
pengambilan keputusan yang optimal analisis. Data primer diperoleh dari respon-
melalui analisa menyeluruh terhadap den dengan cara pengisian kuisioner yang
suatu masalah berdasarkan data dan disediakan. Data sekunder diperoleh dari
informasi secara objektif. dokumen-dokumen atau laporan tentang
378 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387

kinerja pegawai KPPBC Tipe Madya Pabean nyatakan valid.


Tanjung Perak Surabaya. Hasil penilaian Hasil uji validitas untuk variabel inde-
kinerja pegawai yang dilakukan oleh peru- pendent (X) dan dependent (Y) yang terlihat
sahaan dilakukan setiap 6 bulan sekali. pada tabel di atas menunjukkan nilai koefi
sien korelasi masing-masing item memiliki
Teknik Analisis Data nilai positif serta signifikan diatas r tabel
Analisis data dilakukan dengan meng- (0,220). Oleh karena itu, dapat disimpulkan
ukur tingkat korelasi antara variabel inde- semua item dinyatakan valid dan dapat
penden dan dependen, menggunakan ana- dianalisis lebih lanjut.
lisis regresi linier berganda (multiple regresi Setelah melakukan pengujian validitas
analysis) yang merupakan analisis yang ber- maka dilanjutkan dengan melakukan peng-
kaitan dengan satu variabel tidak bebas ujian reliabilitas.
dengan dua atau lebih variabel bebas lain, Pengujian reliabilitas digunakan untuk
termasuk didalamnya dummy variabel. Data menunjukkan sejauh mana suatu alat peng-
yang diperoleh akan dianalisis dengan per- ukur dapat dipercaya atau dapat diandal-
samaan sebagai berikut: kan. Pengukuran reliabilitas dalam pene-
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e….... Ghozali, litian ini dilakukan dengan cara one shot
(dalam Wahyudiono, 2011) (pengukuran sekali). Uji reliabilitas akan
dilakukan dengan menggunakan uji statis-
Dimana :
tik Alpha Cronbach () dengan ketentuan
Y = kinerja pegawai
bahwa variabel yang diteliti dinyatakan
a = konstanta
reliabel apabila nilai Alpha Cronbach () di
X1 = kemampuan berkomunikasi
atas nilai kritis 0,6. Hasil uji reliabilitas
X2 = kerjasama kelompok
sebagai berikut.
X3 = kepemimpinan
Hasil penelitian pada tabel 2 menunjuk
X4 =pemutusan pendapat secara analisis
kan variabel-variabel penelitian memiliki
b1, b2, b3, b4, = koefisien parsial
e = variabel pengganggu nilai Alpha Cronbach () di atas nilai kritis 0,6
sehingga dapat disimpulkan variabel yang
Pengujian hipotesis 1, 2, 3, 3, dan 5 di- diteliti dinyatakan reliabel.
gunakan uji t, uji t digunakan untuk meng- Berdasarkan tabel 3 yang menampilkan
uji secara parsial Variabel bebas (X) ter- hasil regresi linear berganda maka dipero-
hadap variabel (Y). leh persamaan sebagai berikut:
Y= 0,682 + 0,335 X1 + 0,436 X2 +
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 0,291 X3 + 0,155 X4 + e
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas ini digunakan untuk me- Berdasarkan hasil nilai koefisien regresi
nunjukkan sejauh mana suatu alat untuk pada keseluruhan masing-masing variabel
mengukur apa yang ingin kita ukur atau bebas meliputi kemampuan berkomunikasi,
apakah alat ukur tersebut telah tepat meng- kerjasama kelompok, kepemimpinan dan
ukur apa yang diukur. pemutusan pendapat secara analisis menun-
Untuk mempermudah analisis diguna- jukkan nilai yang positif terhadap kinerja
kan bantuan komputer progam SPSS. Hasil pegawai pada KPPBC Tipe Madya Pabean
analisis (r hitung) dibandingkan dengan r Tanjung Perak Surabaya. Hubungan ter-
tabel product-moment. Item pertanyaan yang sebut menunjukkan bahwa apabila variabel
rhitung< dari rtabel, maka item tersebut dinyata kemampuan berkomunikasi, kerjasama ke-
kan gugur dan harus dibuang untuk diganti lompok, kepemimpinan dan pemutusan
dengan item baru. Sebaliknya apabila r pendapat secara analisis mengalami peruba-
hitung>rtabel, maka item pertanyaan itu di- han (meningkat) maka kinerja pegawai di
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 379

Tabel 1
Hasil Pengujian Validitas
r hitung r tabel
Variabel
(Corrected Item – Keterangan
Total Correlation)
KemampuanBerkomunikasi / X1
X1.1 0,455 0,213 Valid
X1.2 0,400 0,213 Valid
X1.3 0,492 0,213 Valid
Kerjasama Kelompok / X2
X2.1 0,616 0,213 Valid
X2.2 0,776 0,213 Valid
X2.3 0,795 0,213 Valid
X2.4 0,694 0,213 Valid
Kepemimpinan / X3
X3.1 0,565 0,213 Valid
X3.2 0,482 0,213 Valid
X3.3 0,793 0,213 Valid
X3.4 0,774 0,213 Valid
X3.5 0,671 0,213 Valid
Pengambilan Keputusan Secara Analisis /X4
X4.1 0,784 0,213 Valid
X4.2 0,670 0,213 Valid
X4.3 0,786 0,213 Valid
X4.4 0,670 0,213 Valid
X4.5 0,686 0,213 Valid
Kinerja Pegawai / Y
Y.1 0,812 0,213 Valid
Y.2 0,757 0,213 Valid
Y.3 0,781 0,213 Valid
Y.4 0,782 0,213 Valid
Sumber: diolah penulis

Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas

Alpha Nilai
Variabel Keterangan
Cronbach kritis
Kemampuan Berkomunikasi (X1) 0,634 0,6 Reliabel
Kerjasama kelompok (X2) 0,867 0,6 Reliabel
Kepemimpinan (X3) 0,844 0,6 Reliabel
Pemutusan Pendapat Secara Analisis (X4) 0,883 0,6 Reliabel
Kinerja Pegawai (Y) 0,903 0,6 Reliabel
Sumber: Hasil kuesioner, diolah
380 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387

Tabel 3
Hasil Regresi Linear Berganda

Variabel Bebas B Beta t hit


Konstanta 0,682 - 1,787
Kemampuan Berkomunikasi (X1) 0,335 0,232 3,681
Kerjasama kelompok (X2) 0,436 0,493 6,778
Kepemimpinan (X3) 0,291 0,272 4,089
Pemutusan Pendpt Scr Anls (X4) 0,155 0,193 3,271
R Square : 0,773
F Test : 66,263 F Tabel : 2,48 Sig : 0,000
DW : 2,111 t tabel : 2,000
Sumber: Hasil kuesioner, diolah

kantor KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Hasil pengujian yang terdapat pada
Perak Surabaya juga akan berubah secara tabel 3 menunjukkan nilai toleransi lebih
positif (meningkat pula) dimana setiap besar dari 0,10 dan VIF kurang dari 10, ber-
kenaikan variabel bebas tersebut akan juga arti tidak terjadi gejala multikolinearitas.
meningkatkan variabel terikatnya. Uji homokedastisitas dimaksudkan un
Nilai koefisien determinasi (R Square) tuk mengetahui tidak adanya korelasi (hubu
yang dihasilkan sebesar 0,773 menunjukkan ngan) antara variabel bebas dengan variabel
bahwa model regresi berganda ini yang pengganggu (risidu).
variabel bebasnya terdiri dari kompetensi Uji heteroskedastisitas dilakukan de-
komunikasi, kerjasama kelompok, kepemim ngan melihat grafik plot antara nilai pre-
pinan dan pemutusan pendapat secara ana- diksi variabel terikat yaitu ZPRED (Z
lisis secara bersama-sama mampu menjelas- predictor) dengan residualnya SRESID
kan adanya perubahan kinerja pegawai (Y) (standardized residual). Deteksi terjadinya
sebesar 77,3 % (diatas 50%) dan yang sisa heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
nya 22,7 % adalah kontribusi atas variabel melihat penyebaran titik-titik pada sumbu
lain yang tidak ikut diteliti. Y. Jika data tersebut baik di atas maupun di
bawah sumbu Y, maka dapat disimpulkan
Uji Asumsi Klasik bahwa tidak terjadi gejala heteroskedas-
Uji multikolinearitas digunakan untuk tisitas.
mengetahui ada atau tidaknya hubungan Dari hasil pengujian heteroskedastisitas
yang sempurna antar variabel bebas dalam sebagaimana pada gambar.2 menunjukkan
model regresi. Apabila terjadi multikol ber- jika data tersebut terletak di atas maupun di
arti antara variabel bebas sendiri saling ber- bawah nilai nol, sehingga dapat disimpul-
korelasi sehingga dalam hal ini sulit di- kan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas,
ketahui variabel mana yang mempengaruhi artinya antara variabel bebas dengan varia-
variabel terikat. Pendeteksian dilakukan de- bel pengganggu (risidu) tidak ada korelasi
ngan memakai VIF (Variance Inflation (hubungan).
Factor). Uji multikolinieritas dilakukan de-
ngan mencari nilai variance inflation factor Uji Autokorelasi
(VIF) dan toleransi. Jika nilai toleransi lebih Untuk mendeteksi tingkat suatu keera-
besar dari 0,10 dan VIF kurang dari 10, tan. Asumsi suatu autokorelasi didifinisikan
berarti tidak terjadi gejala multikolinearitas. sebagai terjadinnya suatu korelasi di antara
Sebaliknya, jika nilai toleransi kurang dari dua pengamatan, dimana munculnya suatu
0,10 dan VIF lebih besar dari 10, berarti data dipengaruhi oleh data sebelumnya.
terjadi gejala multikolinearitas.
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 381

Scatterplot

Gambar 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Adanya suatu korelasi bertentangan Pengujian Hipotesis Kedua


dengan salah satu asumsi acaknya. Artinya Hipotesis kedua yang diajukan dalam
jika ada autokorelasi maka dapat dikatakan penelitian ini adalah kerjasama kelompok
bahwa data yang diperoleh tersebut kurang (X.2) berpengaruh positif terhadap kinerja
akurat. Untuk mengetahui adanya auto- pegawai pada KPPBC Tipe Madya Pabean
korelasi digunakan Uji Durbin-Watson yang Tanjung Perak Surabaya. Hipotesis ini
bisa dilihat dari hasil uji regresi berganda dapat diterima kebenarannya karena ber-
secara konvensional. Dapat dikatakan telah dasarkan tabel 3 menunjukkan variabel
memenuhi asumsi autokorelasi jika nilai Uji kerjasama kelompok (X.2) memiliki nilai t
Durbin-Watson mendekati dua atau lebih. hitung 6,778 > t tabel 2,000.
Hasil pengujian yang terdapat pada
tabel 3 menunjukkan besarnya nilai Durbin Pengujian Hipotesis Ketiga
Watson sebesar 2,111. Dari hasil ketentuan Hipotesis ketiga yang diajukan dalam
tersebut di atas terbukti bahwa variabel- penelitian ini adalah kepemimpinan (X.3)
variabel yang diteliti menunjukkan model berpengaruh terhadap kinerja pegawai
regresi linear berganda yang digunakan da- pada KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung
lam penelitian ini tidak terdapat autokore- Perak Surabaya. Berdasarkan tabel 3 me-
lasi. nunjukkan variabel kepemimpinan (X.3) me-
miliki nilai t hitung 4,089 > t tabel 2,000 sehing-
Pengujian Hipotesis Pertama ga hipotesis ini dinyatakan terbukti atau
Hipotesis pertama yang diajukan da- dengan kata lain dapat diterima kebenaran-
lam penelitian ini adalah kemampuan ber- nya.
komunikasi (X1) berpengaruh positif terha-
dap kinerja pegawai KPPBC Tipe Madya Pengujian Hipotesis Keempat
Pabean Tanjung Perak Surabaya. Berdasar- Berdasarkan tabel 3 menunjukkan varia
kan tabel 3 menunjukkan variabel kompe- bel pemutusan pendapat secara analisis
tensi komunikasi (X1) memiliki nilai t hitung (X.4) memiliki nilai t hitung 3,271 > t tabel 2,000
3,681 > t tabel 2,000 sehingga hipotesis per- sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa
tama ini dinyatakan terbukti atau dengan pemutusan pendapat secara analisis (X.4)
kata lain dapat diterima kebenarannya. berpengaruh terhadap kinerja pegawai pa-
da KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung
Perak Surabaya dinyatakan terbukti atau
382 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387

dengan kata lain dapat diterima kebenaran- orang ke orang lain dalam kehidupan orga-
nya. nisasi, dimana komunikasi menjadi sesuatu
yang sangat penting, karena komunikasi
Pengujian Hipotesis Kelima dapat meningkatkan saling pengertian anta-
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa ra karywan dan atasan, mengadakan koordi
nilai F hitung sebesar 66,263 lebih besar dari nasi dari berbagai macam kegiatan. Per-
pada nilai F tabel yaitu 2,48 dengan signi- nyataan ini sesuai dengan hasil penelitian
fikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari Ariefin (2005) mengemukakan bahwa ter-
0,05. Artinya, kemampuan berkomunikasi, dapat hubungan positif antara komunikasi
kerjasama kelompok, kepemimpinan dan organisasi dengan kinerja karyawan. Hubu-
pemutusan pendapat secara analisis secara ngan komunikasi lebih kuat khususnya
simultan (bersama-sama) berpengaruh posi- dalam komunikasi superior, iklim komuni-
tif dan signifikan terhadap kinerja pegawai kasi dan umpan balik. Begitu juga peneliti-
pada kantor KPPBC Tipe Madya Pabean an Sutrisno (2007) maupun Kiswanto (2010)
Tanjung Perak Surabaya atau dapat dikata- menyatakan bahwa , komunikasi merupan
kan hipotesis kelima dalam penelitian ini vaiabel yang berpengaruh dominan ter-
dapat diterima. hadap kinerja karyawan. Oleh karena itu
komunikasi yang jelas, terarah merupakan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN hal penting guna menyampaikan pesan
Berdasarkan hasil persamaan regresi dalam suatu organisasi, keadaan tersebut
linear berganda pada keseluruhan masing- dipertegas oleh Robbins (2002), mengemuka
masing variabel bebas meliputi kemampuan kan bahwa konflik antar perseorangan yang
berkomunikasi, kerjasama kelompok, ke- mungkin paling sering dikemukakan adalah
pemimpinan, pemutusan pendapat secara buruknya komunikasi. Kemampuan ber-
analisis menunjukkan nilai yang positif ber- komunikasi ini dapat dilakukan kepada pim
pengaruh terhadap kinerja pegawai KPPBC pinan, anak buah maupun rekan kerja da-
Tipe Madya Pabean Tanjung Perak Sura- lam instansi. Komunikasi diperlukan agar
baya. Hubungan tersebut menunjukkan bah pegawai mengetahui kewajiban dan tang-
wa apabila variabel kemampuan berkomuni gung jawabnya, hal ini berarti pegawai
kasi, kerjasama kelompok, kepemimpinan, mengetahui posisinya dalam organisasi.
pemutusan pendapat secara analisis meng- Jadi mekanisme komunikasi dapat mem-
alami perubahan (meningkat) maka kinerja buat keterpaduan perilaku setiap pegawai
pegawai pada KPPBC Tipe Madya Pabean dalam kelompoknya, agar mencapai satu
Tanjung Perak Surabaya juga akan berubah tujuan. Pengaruh positf kemampuan ber-
secara positif (meningkat pula) dimana se- komunikasi yang dilakukan terhadap kiner-
tiap kenaikan variabel bebas tersebut akan ja karena terciptanya komunikasi yang ide-
juga meningkatkan variabel terikatnya. al, hal tersebut sesuai pendapat Tjiptono
Pada pengujian hipotesis pertama dike- (1997), dengan komunikasi ideal dapat
tahui variabel kemampuan berkomunikasi menghasilkan hubungan dan saling penger-
(X1) berpengaruh positif terhadap kinerja tian yang lebih baik antara orang-orang
pegawai pada Kantor Pengawasan dan Pe- dalam dan luar organisasi.
layanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Pada pengujian hipotesis kedua dike-
Tanjung Perak Surabaya, hasil ini mem- tahui variabel kerjasama kelompok (X2)
buktikan bahwa kemampuan dalam ber- berpengaruh positif terhadap kinerja pega-
komunikasi sangat diperlukan dalam kegia- wai pada Kantor Pengawasan dan Pelaya-
tan bekerja. Hal ini sesuai dengan panda- nan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
ngan Indrawan (2009) dimana komunikasi Tanjung Perak Surabaya, hasil ini mem-
adalah proses penyampaian informasi, gaga buktikan bahwa suatu tim kerja akan meng-
san, fakta, fikiran dan perasaan, dari satu hasilkan sinergi yang positif melalui usaha
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 383

yang terkoordinasi. Usaha-usaha bersama Perak Surabaya, hal ini sesuai dengan hasil
memberikan tingkat kinerja yang lebih penelitian Brahmasari (2008), bahwa ke-
besar dari pada jumlah input individu ter- pemimpinan berpengaruh positif dan signi-
sebut. Keterlibatan kelompok sangat diperlu fikan terhadap kinerja perusahaan sedang-
kan dalam organisasi, hal ini sesuai per- kan Thoyib (2005), hasil penelitiannya me-
nyataan Hariandja (2002), bahwa pendeka- ngemukakan bahwa seorang pemimpin me-
tan kerja kelompok diperlukan karena miliki peran membentuk iklim organisasi
dapat meningkatkan kualitas kerja karena yang lebih kondusif sehingga terbentuk ting
mereka secara langsung terlibat dalam pro- kat prestasi kerja karyawan. Hasil ini mem-
ses produksi. Penggunaan tim yang eksten- buktikan bahwa kompetensi dalam memim-
sif menciptkan potensi bagi suatu organisasi pin merupakan kemampuan seorang pega-
untuk menghasilkan output yang lebih wai untuk memobilisasi, menyelaraskan,
besar dengan tidak ada peningkatan dalam memimpin kelompok, kemampuan men-
input. Dari kerjasama kelompok membuah- jelaskan gagasan sehingga dapat diterima
kan pemikiran dari dua orang atau lebih orang lain. Kepemimpinan merupakan ke-
cenderung lebih baik dari pada pemikiran mampuan untuk mengorganisasikan sesuai
satu orang saja. Kedua konsep sinergi, yaitu dengan tujuan perusahaan yang perlu men-
bahwa hasil keseluruhan (tim), jauh lebih dapat dukungan pegawai, hal ini ber-
baik/besar dari pada jumlah bagiannya pengaruh terhadap kinerja. Oleh karena itu
(anggota individu). Ketiga anggota tim kepemimpinan sangat diperlukan, keadaan
dapat saling mengenal dan saling percaya, tersebut dipertegas oleh Dubrin, (dalam
sehingga mereka dapat saling membantu Brahmasari 2008), bahwa kepemimpinan itu
dan keempat kerjasama tim dapat me- adalah upaya mempengaruhi banyak orang
nyebabkan komunikasi terbina dengan baik. melalui komunikasi untuk mencapai tujuan,
Berdasarkan data tersebut di atas dapat di- cara mempengaruhi orang dengan petunjuk
simpulkan bahwa kerjasama kelompok atau perintah, tindakan yang, menyebabkan
yang terkoordinasi akan memberikan dam- orang lain bertindak atau merespon dan
pak yang positif terhadap kinerja pegawai, menimbulkan perubahan positif, kekuatan
dengan mengutamankan kepentingan ber- dinamis penting yang memotivasi dan
sama/organisasi. Pernyataan ini dipertegas mengkoordinasikan organisasi dalam rang-
oleh Mathis, (dalam Qamariah, 2011) me- ka mencapai tujuan. Hal ini dipertegas pula
ngemukakan bahwa kinerja karyawan me- oleh Robbins (2002), bahwa kepemimpinan
ningkat disamping karena kualitas kerja, adalah sebagai kemampuan untuk mem-
pemanfaatan waktu kerja, juga dipengaruhi pengaruhi suatu kelompok kearah capaian
oleh kerjasama kelompok/tim yaitu kemam tujuan, dan lebih lanjut Nimran (2004),
puan menangani hubungan dengan pekerja- menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah
an. Lebih lanjut Khadafi (2010) memper- proses mempengaruhi perilaku orang lain.
tegas dari hasil penelitiannya dimana antara Kinerja pegawai yang diciptakan akibat
kerjasama tim dan orientasi hasil dengan kontribusi dari kepemimpinan karena pe-
kinerja pegawai sarah, hal ini harus di mimpin adalah seorang motivator yang
jadikan nilai-nilai yang mempunyai pedo- mampu memberikan meningkatkan kinerja,
man karyawan untuk membantu perusaha- hal ini sejalan dengan pendapat Mintzberg,
an meningkatkan kinerja dan tujuan peru- (dalam Luthans 2002), bahwa peran ke-
sahaan. pemimpinan dalam organisasi adalah seba-
Pada pengujian hipotesis ketiga di- gai pengatur visi, motivator, penganalisis
ketahui variabel kepemimpinan (X3) ber- dan penguasaan pekerjaan.
pengaruh positif terhadap kinerja pegawai Pada pengujian hipotesis keempat di-
pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan ketahui variabel pemutusan pendapat seca-
Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung ra analisis (X4) berpengaruh positif terhadap
384 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387

kinerja pegawai pada Kantor Pengawasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan serta
dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya teknologi dan pengalaman yang relevan
Pabean Tanjung Perak Surabaya. Pengaruh dengan bidang tugas sehingga dapat me-
positif terhadap kinerja pegawai karena ningkatkan kinerjanya. Lebih lanjut Klemp,
ketegasan dan ketepatan didalam pengambi (dalam Sudarmanto 2005), mengemukakan
lan keputusan, hal tersebut seirama dengan bahwa kompetensi merupakan karakteristik
pendapat Sunu (1999) menyatakan bahwa mendasar yang menghasilkan kinerja ung-
pengaruh dari pengambilan keputusan dari gul dan atau effektif dalam suatu pekerjaan.
pimpinan sangat besar karena keputusan Kinerja pegawai diciptakan karena kemam-
tersebut berdasarkan hasil dari evaluasi puan kerja pegawai yang dimanifestasikan
yang telah dilakukan. Pengambilan keputu- dalam bekerja adalah sangat baik, hal ini
san merupakan suatu proses untuk memilih sesuai dengan pendapat Civell, (dalam
suatu rangkaian tindakan dari dua atau Sudarmanto 2005), mengemukakan bahwa
lebih alternatif yang mencakup penentuan kompetensi diciptakan berhubungan de-
pilihan dan pemecahan masalah. Kompe- ngan bakat, sifat personalitas dan penge-
tensi dalam memutuskan suatu tindakan tahuan yang telah dicapai seseorang.
dapat melalui: mendefinisikan masalah, Berkaitan dengan hal tersebut bawa kinerja
kedua mengidentifikasi kriteria keputusan, yang meningkat senantiasa didambakan
ketiga menimbang criteria, keempat meng- oleh setiap organisasi, karena kinerja adalah
hasilkan alternatif dan kelima menilai hasil kerja yang dapat dicapai oleh sese-
semua alternatif pada masing-masing kri- orang atau sekelompok orang dalam suatu
teria. Berdasarkan uraian tersebut dapat organisasi sesuai dengan wewenang dan
disimpulkan bahwa pengambilan keputu- tangungjawab masing-masing, dalam rang-
san yang optimal melalui analisa yang ka upaya mencapai tujuan organisasi.
menyeluruh terhadap suatu masalah ber- Kompetensi SDM yang dimiliki pegawai
dasarkan data dan informasi secara akurat mampu menciptakan dan membentuk kiner
sangat penting keberadaannya bagi pega- ja pegawai, karena kinerja pegawai (indi-
wai dalam mengelola suatu pekerjaan. vidual performance) baik maka kemungkinan
Keterlambatan dan kecerobohan dalam besar kinerja perusahaan (corporate perfor-
pengambilan keputusan yang tidak tepat mance) juga akan baik. Pernyataan ini
akan menyebabkan terganggunya kinerja didukung oleh Kamidin (2010) dari hasil
organisasi secara keseluruhan. penelitiannya pada sekretariat Daerah Kabu
Pada pengujian hipotesis kelima di- paten Bantaeng mengemukakan bahwa
ketahui variabel kompetensi komunikasi, kompetensi sangat berpengaruh terhadap
kerjasama kelompok, kepemimpinan dan prestasi kinerja pegawai.
pemutusan pendapat secara analisis ber-
pengaruh secara simultan terhadap kinerja SIMPULAN, SARAN DAN
pegawai pada Kantor Pengawasan dan KETERBATASAN
Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya. Simpulan
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan ha- Hasil penelitian ini menunjukkan bah-
sil penelitian Hartati (2005), yang menyata- wa kemampuan berkomunikasi, kerjasama
kan bahwa kompetensi berpengaruh secara kelompok, kepemimpinan, pemutusan pen-
nyata dan positif terhadap kinerja pegawai. dapat secara analisis, secara simultan ber-
Hal ini karena sumberdaya yang dimiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja, yang
oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea artinya semakin tinggi tingkat kompetensi
dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung pegawai, maka kinerja mereka akan se-
Perak Surabaya memiliki kemampuan da- makin meningkat.
lam melaksanakan tugas sesuai dengan
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 385

Keterbatasan Armstrong, M. 1998. Performance Mana-


Dengan keterbatasan lingkup peneliti- gement. Clays, Ltd. St. Ives ple.
an ini, maka : 1. Untuk penelitian yang akan England.
datang diharapkan mengembangkan pene- Bacal, R. 2001. Performance Management,
litian khususnya berhubungan dengan vari- Edisi Bahasa Indonesia. Sun. Jakarta.
abel-variabel kompetensi lain, yang belum Byrd, E. 2011. Mantra Paling Ampuh untuk
dijadikan objek kajian (kepemimpinan tran- Melejitkan Karier Say The Magic Word.
saksional dan kepemimpinan transformasi- PT. Tangga Pustaka. Jakarta.
onal). 2. Penelitian ini kami lakukan hanya Boulter, N., Dalziel. M. dan Hill, J. 1996.
pada Pegawai KPPBC Type Madya Pabean People and Competencies. Bidlles. Ltd.
Tanjung Perak Surabaya, maka diharapkan London.
para peneliti yang akan datang dapat Brahmasari, dan Agus S 2008. Pengaruh
melakukan penelitian pada Instansi Peme- Motivasi, Kepemimpinan dan Budaya
rintah lainnya atau Perusahaan Swasta dan Organisasi Terhadap Kepuasan kerja
BUMN. Karyawan serta Dampaknya pada
kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada
Saran PT. Pei Hai Internasional Wiratama
Berdasarkan hasil pembahasan dan Indonesia. Jurnal manajemen dan Kewira-
simpulan yang telah diuraikan maka saran usahaan 10(2).
yang disampaikan dalam penelitian adalah: Cira, D.J. dan E.R. Benjamin. 1998. Compe-
1. Keempat variabel yang diteliti dapat tency_Based Pay : A Concept in Evolution.
dijadikan tolak ukur dalam menilai kompe- Compensation and Benefits Review
tensi yang dimiliki pegawai, sehingga pega- September-Oktober. 21-28.
wai lebih berusaha untuk mencapai kompe- Denni, A. at al. 2010. Permodelan Kompe-
tensi tersebut, karena kinerja pegawai tensi Jabatan pada Perusahaan Agro-
merupakan kinerja organisasi. 2. Pimpinan industri Menggunakan Multi Rate
dapat mensupport pegawai untuk lebih AHP. Jurnal Teknologi Pertanian 20(2):
memiliki kompetensi diri dengan cara mem- 80-88.
berikan pelatihan-pelatihan terkait tugas Dhermawan, A.A.N.B, I.G.A. Sudibya, dan
dan tanggung jawabnya seperti diikutkan I.W.M. Utama. 2012. Pengaruh Moti-
diklat, seminar maupun pendidikan keahli vasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi
an, sebagai wujud kepedulian organisasi dan Kompensasi Terhadap Kepuasan
memberikan motivasi kepada pegawai. 3. Kerja dan Kinerja Pegawai di Lingku-
Perlu kajian-kajian yang lebih mendalam ngan Kantor Dinas Pekerjaan Umum
dalam mengupas kompetensi SDM yang Provinsi Bali. Jurnal Manajemen, Strategi
harus dimiliki seorang pegawai, sehingga Bisnis, dan Kewirausahaan 6(2): 173-174.
penelitian ini dapat menjadi tolak ukur Fitriyadi, 2001. Pengaruh Kompensasi Skill,
untuk penelitian lanjutan. Knowledge, Ability Dalam Pengembangan
Sumberdaya Manusia Terhadap Kinerja.
DAFTAR PUSTAKA Friska, 2004. Kepemimpinan dalam Organi-
Arifin. 2005. Pengaruh Faktor-faktor Kepua- sasi. Jurnal e-USU Repository 2(1): 7
san Komunikasi Terhadap Kinerja Kar- Hariandja, M.T.E. 2002. Manajemen Sumber
yawan. Jurnal Manajemen dan Organisasi Daya Manusia. Grasindo. Jakarta.
2(1). Fakultas Ekonomi Muhamad- Hartati, I. 2005. Pengaruh Kesesuaian
diyah, Sumatra Utara. Kompetensi dan Motivasi Kerja ter-
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka hadap Kinerja Pegawai pada Sekre-
Cipta. Jakarta. tariat Daerah Kabupaten Malang. Jurnal
Eksekutif 2(2): 78-80.
386 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 16, Nomor 3, September 2012 : 368 - 387

Irawati, N. 2004. Kepemimpinan Efektif, Prawirosentono. 1999. Kebijakan Kinerja


Kepemimpinan yang Mampu Meng- Karyawan. BPFE. Yogyakarta.
ambil Keputusan yang Tepat. Jurnal e- Poernomo, E. 2006. Pengaruh Kreativitas
USU Digital Library 3(2): 7 dan Kerjasama Tim terhadap Kinerja
Indrawan, M. Isa. 2009. Pengaruh Komuni- Manajer pada PT. Jesslyn K Cakes
kasi Terhadap kinerja Kinerja. Jurnal Indonesia Cabang Surabaya. Jurnal
Ilmiah Abdi Ilmu 2(1). Ilmu-ilmu Ekonomi 6(2): 107-108.
Khadafi, M. Pentingnya Kerjasama Tim dan Qomariah. 2011. Pengaruh Perencanaan
Orientasi Hasil Terhadap Kinerja Kar- dan Kompetensi Karyawan Terhadap
yawan. Jurnal EKSIS Riset 6(2). Kinerja karyawan Pada PT. Indonesia
Kamidin, Masruhi. 2010. Pengaruh Kompe- Asahan Alumunium Kuala Tanjung.
tensi Terhadap Perstasi Kinerja Pega- Jurnal Ekonom 14(2): 52-70
wai Sekretariat Daerah Kabupaten Riyono, B. dan E. Zulaifah. 2001. Psikologi
Bantaeng. Jurnal Economic Resources 11 Kepemimpinan. UGM Press.Yogyakarta.
(30). Robbins, P.S. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku
Kiswanto M, 2010. Pengaruh Kepemim- Organisasi, Terjemahan. Edisi kelima.
pinan dan Komunikasi terhadap Kiner Penerbit Erlangga. Jakarta.
ja Karywan Kaltim Pos Samarinda. Sudarmanto. 2005. Kinerja dan Pengembangan
Jurnal EKSIS Riset 6(1): 1267-1439 Kompetensi SDM. Teori, Dimensi Peng-
Lucky, E. 2000. Peran Kepemimpinan dan ukuran dan Implementasi dalam Organi-
Kompensasi terhadap Sales Force. Usaha- sasi. Cetakan pertama. Penerbit Pustaka
wan 12(12): 21-52 Pelajar. Jakarta.
Luthan, F. 2002. Organization Behaviour. New Sunu, P. 1999. Peran SDM dalam Penerapan
York; MC. Graw Hill. ISO 9000. Grasindo. Jakarta.
Mathis, R.L. dan J.H. Jackson. 2002. Mana- Sutrisno. 2007. Pengaruh Kepemimpinan,
jemen Sumber Daya Manusia. Salemba Komunikasi, Kompensasi dan Motivasi
Empat. Jakarta. terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Mana-
Nawawi, H. 1985. Manajemen Sumber Daya jemen Sumberdaya Manusia 2(1): 54-58
Manusia.Gajah Mada University Press. Thoyib, A. (2005). Hubungan Kepemimpi-
Yogyakarta. nan, Budaya, Strategi dan Kinerja:
Nimran, U. 2004. Perilaku Organisasi, Ceta- Pendekatan Konsep. Jurnal Manajemen
kan ketiga, CV. Citra Media, Surabaya. dan Kewirausahaan 7(1): 60-73
Nurmianto, E., N. Siswanto dan S. Tjiptono, F. 1997. Prinsip-prinsip Total
Sapuwan. 2006. Perancangan Penilaian Quality Service. Penerbit Andi. Yogya-
Kinerja Karyawan Berdasarkan Kompe karta.
tensi Spencer dengan Metode Analy- Wahyudiono, 2011. Pengaruh Karakteristik
tical Hierarchy Process (Studi Kasus di Orientasi Teknologi terhadap Kualitas
Sub Dinas Pengairan, Dinas Pekerjaan Produk dan Perbedaaan Kualitas Pro-
Umum, Kota Probolinggo). Jurnal duk Perusahaan Consumer Good di
Teknik Industri 8(1): 40-53. Surabaya. Jurnal Ekuitas 15(4): 437-455.
Nurrohim, H dan L. Anatan. 2009. Efekti- Widyatmini, dan L. Hakim. 2008. Hubu-
vitas Komunikasi dalam Organisasi. ngan Kepemimpinan, Kompensasi, dan
Jurnal Manajemen 7(4): 7 Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai
Pramudyo, A. 2010. Analisis Faktor-Faktor Dinas Kesehatan Kota Depok. Jurnal
Yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Ekonomi Bisnis 2(3): 163-171
Negeri di Pekerjakan pada Kopertis Winarti, M. B. 2007. Pengaruh Kompetensi
Wilayah V Yogyakarta. Jurnal JBTI 1(1): terhadap Kinerja Karyawan (Survei
1-11. pada PT. Frisian Flag Indonesia
Wilayah Jawa Barat). Jurnal Majalah
Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia … -- Yunus 387

Ilmiah UNIKOM 7(2): 256.


Yunus, E. 2010. Pengaruh Kepemimpinan,
Karakteristik Individu, dan Budaya
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan
Kepuasan Konsumen Industri Pari-
wisata di Jawa Timur. Jurnal Aplikasi
Manajemen (JAM) 8(4): 961-970.

Anda mungkin juga menyukai