BAB 2 - Daster Porositas 4-15
BAB 2 - Daster Porositas 4-15
PENGUKURAN POROSITAS
4
5
Vp = Vb – Vg
Keterangan :
Vp= Volume pori-pori batuan, cm3
Vb= Volume total batuan,cm3
Vg= Volume butiran, cm3
2. Porositas Efektif adalah perbandingan antara volume pori yang berhubungan
dengan volume total batuan, atau dapat ditulis :
Vp yang berhubungan
ϕ= x 100% .................................................................(2-2)
Vb
Minyak hanya dapat mengalir melalui pori yang saling berhubungan maka
yang penting dalam industri perminyakan dan yang kita ukur dalam
percobaan ini adalah porositas efektif.
Kegunaan dari pengukuran porositas dalam perminyakan terutama dalam
eksplorasi adalah untuk menentukan cadangan atau IOIP (Initial Oil In Place),
sedangkan dalam eksploitasi untuk komplesi sumur (well completion) dan
secondary recovery.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya porositas antara lain:
1. Bentuk butiran
Batuan yang mempunyai bentuk butiran membundar maka porositasnya
akan besar jika dibandingkan dengan batuan yang bentuk butirannya menyudut,
harga porositasnya kecil.
Gambar 2.1.
Bentuk Butiran
(Sumber : Koesoemadinata. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jilid 1 Edisi
Kedua. ITB Bandung)
6
2. Kemas
Susunan butiran cubic packing memberikan porositas lebih besar daripada
rhombic packing.
Gambar 2.2.
Kemas (Susunan Butiran)
(Sumber : Koesoemadinata. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jilid 1
Edisi Kedua. ITB Bandung)
3. Sortasi
Batuan dimana semakin baik sortasi (tingkat keseragaman butir) maka
porositas semakin besar dan begitu juga sebaliknya.
Gambar 2.3.
Sortasi
(Sumber : Koesoemadinata. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jilid 1
Edisi Kedua. ITB Bandung)
4. Sementasi
Batuan yang butirannya tersemenkan dengan baik, mempunyai nilai
porositas yang kecil dan apabila batuan yang butirannya tersemenkan dengan
buruk, mempunyai nilai porositas yang besar.
7
Gambar 2.4.
Sementasi
(Sumber : Koesoemadinata. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jilid 1
Edisi Kedua. ITB Bandung)
5. Kompaksi
Batuan yang mana semakin besar dan lama tingkat kompaksinya maka
porositas semakin kecil dan sebaliknya. Hal tersebut diakibatkan karena
penekanan batuan diatasnya, sehingga batuan menjadi rapat dan harga porositas
menjadi kecil.
Gambar 2.5.
Kompaksi
(Sumber : Koesoemadinata. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi, Jilid 1 Edisi
Kedua. ITB Bandung)
Secara garis besar metode penentuan porositas dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Secara langsung
Metode ini dilaksanakan di laboratorium dengan menganalisa core dengan
cara penimbangan dan porosimeter atau Mercury Injection Pump.
2. Secara tidak langsung
Metode ini dilaksanakan di lapangan dengan logging sumur (well logging).
Porositas berkisar antara 5% - 30%, tetapi yang umum berkisar antara 10% - 20%.
Pada umumnya porositas batuan karbonat lebih besar. Porositas menurut
Koesoemadinata dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
8
2
1
Keterangan :
1. Vacuum pump
2. Vacuum desicator
2. Anak Timbangan
Gambar 2.6.
Vacuum Pump dan Vacuum Desicator
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
11
Keterangan :
1. Timbangan manual
2. Anak timbangan
Gambar 2.7.
Timbangan Manual dan Anak Timbangan
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
12
Keterangan :
1. Timbangan digital
Gambar 2.8.
Timbangan Digital
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
13
Keterangan :
1. Sampel core
Gambar 2.9.
Sampel Core
(Sumber : Laboratorium Analisa Inti Batuan)
14
= 30,77 %