Anda di halaman 1dari 10

III.

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut:

1. Breadboard

Gambar 2. Breadboard

2. Baterai dan dudukannya

Gambar 3. Baterai dan dudukannya


11

3. Transistor IC7805

Gambar 4. Transistor IC7805

4. LDR

Gambar 5. LDR

5. Potensiometer

Gambar 6. Potensiometer
12

6. Kabel

Gambar 7. Kabel

7. LED (Light Emitting Diode)

Gambar 8. LED (Light Emitting Diode)

8. Multimeter Tester

Gambar 9. Multimeter Tester


13

B. Prosedur Praktikum

Adapun prosedur pada praktikum dari praktikum pengukuran komponen-


komponen elektronika lanjutan ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan komponen-komponen elektronika yang dibutuhkan.
2. Merangkai komponen-komponen yang telah disediakan pada breadboard.
3. Memasang power supply pada breadboard sebagai sumber tegangan.
4. Menyiapkan AVO meter sebagai alat pengukur arus.
5. Mengkalibrasi AVO meter pada posisi nol.
6. Menghitung tegangan yang masuk pada rangkaian dengan menggunakan
AVO meter.
7. Menghitung tegangan yang keluar dari transistor dengan menggunakan
AVO meter.
8. Menghitung arus yang masuk pada LED pada saat potensiometer rendah
dan LDR tertutup.
9. Menghitung arus yang masuk pada LED pada saat potensiometer rendah
dan LDR terbuka.
10. Menghitung arus yang masuk pada LED pada saat potensiometer tinggi
dan LDR tertutup.
11. Menghitung arus yang masuk pada LED pada saat potensiometer tinggi
dan LDR terbuka.
12. Mencatat hasil percobaan 6 sampai 12 pada tabel hasil percobaan.
IV. DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data

Tabel 1. Hasil pengamatan dan pengukuran kondisi LED


Vpada rangkaian seri
Potensio Potensio Potensio Potensio
Vin Vout Rendah Tinggi Rendah Tinggi
LDR LDR LDR LDR
Terbuka Terbuka Tertutup Tertutup

8,89 V 5V 2,67 V 5V 3,34 V 5V

Redup
Kondisi LED Redup Terang Redup
Sedang

B. Pembahasan

Praktikum ini adalah praktikum pengenalan komponen-komponen elektronika


lanjutan. Pada praktikum ini dilakukan pungukuran komponen-komponen
listrik lanjutan. Tentunya, sebelum melakukan praktikum ada beberapa
prosedur praktikum yang harus kita lakukan agar praktikum dapat berjalan
dengan baik dan hasil percobaan yang didapatkan dapat semaksimal
mungkin. Hal yang pertama kali kita harus lakukan adalah menyipakan
komponen-komponen elektronika yang akan digunakan dalam praktikum
pengukuran komponen-komponen elektronika lanjutan ini, komponen-
komponen itu diantaranya adalah breadboard, yang berfungsi sebagai tempat
bagi kita untuk merangkai komponen-komponen elektronika yang lainnya.
15

Komponen selanjutnya adalah baterai dan dudukannya. Baterai berfungsi


sebagai sumber tegangan yang akan kita butuhkan dalam melakukan
praktikum. Lalu komponen berikutnya adalah transistor, yang berfungsi
sebagai penguat suatu rangkaian listrik. Transistor yang digunakan adalah
IC7805. Ada juga resistor juga berfungsi sebagai pengatur dalam membatasi
jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Selanjutnya adalah LDR,
yang merupakan sensor cahaya yang akan digunakan pada saat menyalakan
LED nantinya, ada juga potensiometer, yaitu komponen yang berfungsi untuk
mengatur arus listrik yang masuk pada rangkaian listrik, lalu ada resistor yang
berfungsi sebagai penambah hambatan pada rangkaian listrik, dan yang
terahir yaitu kabel yang berfungsi untuk menyambungkan komponen-
komponen elektronika agar saling terhubung satu sama lainnya.

Dalam merangkai komponen-komponen elektronika yang akan kita rangkai,


perlu diperhatikan oleh kita agar dapat merangkai rangkaian listrik sesuai
dengan prosedur percobaan supaya rangkaian listrik dapat bekerja dengan
baik dan tidak konslet ataupun menyebabkan LED putus, sehingga cahaya
pada LED dapat menyala pada rangkaian listrik yang telah dibuat ini.

Setelah komponen-komponen elektronika yang akan kita gunakan sudah siap,


kita mulai merangkai komponen-komponen tersebut pada breadboard.
Namun ada hal yang harus kita lakukan terlebih dahulu, yaitu mengukur
tegangan masukan yang dapat diberikan oleh baterai sebagai sumber
tegangan. Hidupkan multimeter dan putar saklar pada multimeter sehingga
penunjuk pada scalar mengarah ke tegangan searah, lalu sambungkan kabel
merah pada multimeter dengan kutub positif baterai dan kabel hitam dengan
kutub negatif pada baterai, tegangan baterai (Vin) yang terukur pada
multimeter adalah 8,89V. Kemudian pasangkan transistor IC7805 pada
breadboard, lalu kita ukur kembali tegangan pada IC7805 (Vout) dengan cara
yang sama, yaitu hidupkan multimeter dan putar saklar pada multimeter
sehingga penunjuk pada scalar mengarah ke tegangan searah, lalu
sambungkan kabel merah pada komponen, tegangan transistor IC7805 (Vout)
yang terukur pada multimeter adalah 5V. Setelah IC terpasang, potensiometer
16

sebagai pengatur hambatan disambungkan ke rangkaian, dan LDR, dan


resistor dipasangkan secara seri pada breadboard. Setelah semuan komponen
terpasang pada breadboard, lalu kita sambungkan pada sumber arus listrik,
yaitu baterai dengan tegangan 9 V.

Langkah yang selanjutnya kita lakukan adalah dengan melakukan pengukuran


Vout pada rangkaian tersebut yang mana telah kita ketahui bahwa terdapat
dua komponen atau hambatan pada rangkaian sederhana ini, yaitu
potensiometer dan LDR (sensor cahaya), yang mana pada percobaan pertama
yaitu kita atur potensiometer pada keadaan potensio rendah dan LDR (sensor
cahaya) pada keadaan terbuka, sehingga kita peroleh bahwa beda
potensialnya sebesar 2,67 volt, dan keadaan LED pada percobaan pertama ini
adalah menyala, tetapi LED menyala redup.

Selanjutnya kita melakukan pengukuran pada percobaan kedua. Percobaan


yang kedua ini kita atur dengan kondisi sedikit berbeda, karena pada
pengukuran Vout yang kedua ini kita atur keadaan potensionya pada keadaan
tinggi atau maksimal, sedangkan keadaan LDR kita atur masih sama seperti
pengukuran Vout yang pertama yaitu LDR dalam keadaan terbuka. Setelah
kita melakukan percobaan, diperoleh besar dari hasil pengukuran yaitu
sebesar 5 volt. Dan didapatkan bahwa LED juga menyala, dengan keadaan
kondisi cahaya dari LEDnya menyala terang.

Langkah selanjutnya yaitu kita melakukan pengukuran Vout yang ketiga,


yang mana komponen hambatan yang kita gunakan masih sama seperti
percobaan yang pertama dan yang kedua yaitu ada dua hambatan yaitu
potensiometer dan LDR. Pada pengukuran yang ketiga ini, kita atur keadaan
potensio pada kondisi rendah, sedangkan pada percobaan ini kita atur
komponen penghambat LDR pada keadan tertutup, maka diperoleh beda
potensial sebesar 3,34 volt. Kondisi LED yang dihasilkan dari percobaan
ketiga ini masih sama seperti pengukuran beda potensial yang pertama dan
yang kedua, yaitu kondisi LEDnya tetap menyala, namun menyala dengan
17

redup, walaupun keadaan potensionya kita atur pada kondisi rendah dan
dengan mengatur kondisi LDRnya pada keadaan tertutup.

Setelah itu kita melakukan pengukutran Vout yang terakhir pada rangkaian
sederhana ini. Pada pengukuran yang keempat atau yang terakhir ini kita atur
keadaan potensiometer sama dengan percobaan kedua yaitu pada keadaan
potensiometer tinggi, sedangkan komponen LDR kita atur pada keadaan LDR
sama dengan percobaan ketiga yaitu dengan kondisi tertutup. Setelah kita atur
dua komponen hambatan pada kondisi di atas, kita peroleh beda potensial
yang dihasilkan sebesar 5 volt, sama dengan percobaan kedua besarnya,
namun keadaan LEDnya tidak sama dengan hasil percobaan kedua, tetapi
tidak jauh berbeda juga dengan pengukuran yang pertama dan ketiga yaitu
keadaanya LEDnya tetap menyala dengan redup, tapi redup yang dihasilkan
LED adalah redup sedang, yaitu lebih terang dari keadaan LED pada
percobaan pertama dan percobaan ketiga, namun cahaya yang dihasilkan oleh
LED jelas lebih redup dibandingkan dengan kondisi LED pada percobaan
kedua yaitu dengan kondisi potensiometer tinggi dan LDR pada keadaan
terbuka.

Kita sudah melakukan empat kali percobaan pada rangkaian sederhana yang
sama dengan empat kondisi hambatan yang berbeda, yaitu pada percobaan
pertama kita atur dengan kondisi potensio rendah dan keadaan LDR terbuka,
didapat hasil beda potensial sebesar 2,67 dengan kondisi redup. Sedangkan
pada percobaan kedua, potensio diatur pada kondisi maksimal atau tinggi
dengan keadaan LDR tetap terbuka, beda potensial yang dihasilkan adalah 5
volt, namun kondisi LED nya menyala dengan terang. Lalu pada percobaan
ketiga dengan keadaan potensio rendah dan LDR pada kondisi tertutup
diperoleh beda potensial 3,34 volt dan LED nya menyala redup yang mana
berbeda dari percobaan keempat dengan potensio tinggi dan LDR tetap pada
kondisi tertutup diperoleh beda potensial sebesar 5 volt dengan keadaan LED
yang dihasilkan menyala dengan redup sedang. Dari empat percobaan ini
dapat kita lihat kedua hambatan tersebut berpengaruh pada hasil nyala dari
LEDnya dengan kondisi masing-masing pada percobaan, namun dapat kita
18

lihat bahwa pengaruh potensio sebagai komponen hambatan mempunyai


pengaruh hambatan yang lebih besar daripada LDR, contohnya saja pada
percobaan pertama dan kedua keadaan LDR sama-sama tertutup, namun
dengan potensio rendah pada percobaan pertama LED menyala redup,
sedangkan pada percobaan kedua kita atur potensio pada keadaan potensio
maksimal atau tinggi kita dapat melihat bahwa LED menyala dengan terang,
berbeda dengan kondisi pertama. Jadi dapat kita simpulkan bahwa hasil
praktikum ini didapat kondisi LED yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan
rangkaian yang diterapkan pada rangkaian yang dipasang diatas breadboard
dan dapat kita simpulkan juga bahwa potensio meter merupakan komponen
hambatan yang lebih berpengaruh dibandingkan dengan komponen hambatan
LDR.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. LED lebih terang meyala pada saat potensiometer tinggi dan LDR
terbuka..
2. LED menyala paling redup pada saat potensiometer rendah dan LDR
tertutup.
3. Ketika LDR ditutup, lampu menjadi redup dan saat LDR dibuka, lampu
menjadi terang.
4. Potensiometer mempengaruhi hambatan pada rangkaian sehingga
memengaruhi nyala lampu yang dihasilkan.
5. Besar arus pada tiap kondisi rangkaian berbeda-beda tergantung pada
tinggi rendahnya potensiometer dan tertutup atau tidaknya LDR.

B. Saran

Adapun saran pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Sebaiknya praktikan terlebih dahulu mempelajari tentang teori praktikum
agar dapat mengerti apa yang dilakukan pada praktikum.
2. Sebaiknya praktikan memperhatikan penjelasan dari asisten laboratorium.
3. Sebaiknya praktikan datang tepat waktu agar praktikum tidak terhambat.
4. Sebaiknya praktikan mencoba praktikum bergantian agar dapat lebih
paham.
5. Sebaiknya praktikan dapat menggunakan multimeter dengan baik dan
benar supaya pengukuran yang didapat tidak terjadi kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai