Anda di halaman 1dari 6

1.Sinar Matahari.

Matahari merupakan sumber energi setiap makhluk hidup di bumi. Matahari juga merupakan
sumber panas alami yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi.
Baik untuk berfotosintesis, tumbuh, maupun berkembang biak. Manfaat matahari bagi makhluk
hidup khususnya manusia seperti memberikan sinar terang, kehangatan, kesehatan, dan energi.
Namun dibalik semua manfaatnya, matahari juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan
pengaruhnya( terutama dampak negatif) terhadap bangunan. Sinar matahari yang identik dengan
panas dengan ditambah lagi ketika hari sudah memasuki siang panas dar matahari cukup besar.
Untuk mengatasi pengaruh panas matahari terhadap bangunan ada beberapa hal yang dapat
dilakukan di antara lain :

a.Dibuatkan ventilasi.

Ventilasi memegang peran penting dalam pengurangan panas di dalam suatu ruang. Ventilasi ini
bertujuan untuk memudahkan atau sebagai jalur keluar masuk dari angin. Ventilasi dibuat sebagai
alat atau media pertukaran udara untuk menyeimabangkan atau mengatur suhu di dalam ruang agar
sama dengan suhu di luar lingkungan. Sehingga panas dalam ruang menjadi berkurang. Ventilasi
yang banyak juga dapat memberikan kesan segar pada ruang sehingga mengurangi bau yang tak
sedap pada ruang. Untuk di setiap ruang diharapkan memiliki ventilasi yang cukup.
b.Dibuatkan plafond.

Plafond, menurut pendapat orang-orang merupakan pembatas atau batas penglihatan antara atap
dengan ruang di bawahnya. Disamping itu plafond dijadikan sebagai media atau alat penahan
panas yang berasal dari atap sehingga panas tersebut tidak masuk ke dalam ruang. Misalnya
sebuah gedung yang tanpa plafond, bagian dalamnya terasa panas dan sumpek. Hal ini
dikarenakan panas dari atap langsung menuju seluruh ruang gedung tanpa ada penahan atau
pembatas. Setelah dipasangkan plafond pada gedung tersebut. Udara di dalamnya terasa segar
dan hawa atau suhu panas dapat dibendung oleh plafond. Ini merupakan alas an mengapa
pentingnya plafond sebagai cara mengurangi panas.

c.Shading.
JNE Office Bangka Belitung yang menerapkan Shading pada bangunannya

Shading merupakan alternatif lain untuk mengurangi pemanasan dari sinar matahari terutama
terhadap dinding suatu bangunan. Shading dapat dilakukan dengan berbagai cara di antara lain
dengan dilakukan pengecatan pada dinding yang sering mendapatkan sinar matahari secara
langsung. Cat dapat mengurangi radiasi panas matahari terhadap tembok. Atau juga dapat
dipasangkan bahan-bahan atau material-material yang dapat
mengurangi radiasi panas terhadap tembok.

d. Orientasi bangunan.

Orientasi bangunan juga memegang andil dalam mengurangi intensitas cahaya dari sinar
matahari. Dalam pengerjaan atau pembangunan suatu bangunan, orientasi bangunan sangatlah
penting. Orientasi bangunan bukan hanya dapat mengurangi intensitas cahaya matahari terhadap
bangunan namun juga mengurangi pengaruh angin (penjelasan di perihal Angin). Orientasi
bangunan Barat-Timur lebih baik dan efisien dalam mengurangi intensitas cahaya dibandingkan
dengan orientasi bangunan Utara-Selatan.

Orientasi bangunan Utara-Selatan akan mendapatkan intensitas cahaya matahari yang lebih besar
dibandingkan dengan orientasi bangunan Barat-Timur. Dengan besarnya intensitas cahaya
matahari terhdapa bangunan akan berpengaruh terhadap suasana di dalam bangunan. Suasana di
dalam bangunan dengan intensitas cahaya matahari yang lebih besar akan terasa lebih panas dan
gerah dibandingkan dengan orientasi bangunan yang intensitas cahaya mataharinya lebih kecil.
2.Hujan.

Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup selain matahari. Air dapat berasal dari
mata air, sungai, danau, laut, hujan dan lain-lain. Pada perihal air ini akan dijelaskan pengaruh
buruknya terhadap daya tahan dan kekuatan bangunan. Hujan merupakan hal yang sangat wajar
terjadi di dunia belahan iklim tropis. Hujan itu sendiri memiliki material utama air yang
mengandung zat asam. Air yang mengandung asam itu sendiri dapat mengurangi kekuatan
bangunan khususnya pada bagian komponen-komponen dan material-material bangunan.
Walaupun dampaknya tidak langsung terlihat dengan cepat, namun setelah sekian lama pengaruh
terhadap bangunan dapat terlihat begitu jelas. Air yang mengandung asam dapat merusak
komponen seperti beton, kayu, baja, dan komponen-komponen lainnya. Pada kayu misalnya,
kayu yang sering terkena air hujan sekian lama, pada bagian kayu akan terlihat jamur-jamur yang
tumbuh. Jamur-jamur ini sendiri dapat mengurangi atau merusak ikatan-ikatan material kayu.
Sehingga daya tahan kayu menjadi berkurang. Selain itu pengaruhnya juga besar pada baja. Baja
yang sering terkena air utamanya air yang bersifat asam, baja tersebut akan beroksidasi dengan
O2 sehingga akan mengakibatkan korosi atau perkaratan. Masalah ini biasanya terjadi pada
beton bertulang. Dengan terjadinya korosi, volume baja akan bertambah besar. Kemudian akan
terjadi beban atau volume terkekang pada beton bertulang. Setelah sekian lama beton akan
mengembung dan mengakibatkan pecah-pecah maupun hancur pada permukaan beton bertulang
tersebut diakibatkan terjadinya volume terkekang dari baja. Selain itu masalah yang biasa timbul
berkenaan dengan air yaitu pada dinding dengan lapisan cat yang tak kedap air. Tembok yang
sering terkena air lama-kelamaan akan menimbulokan noda-noda. Bila keadaan ini dibiarkan
begitu saja akan membuat lapisan cat pada dinding mengelupas. Adapun upaya-upaya yang
digunakan dalam pengurangan pengaruh air terhadap bangunan di antara lain :

a.Pembuatan atap.
Atap merupakan kunci pokok untuk mengurangi pengaruh air secara langsung terhadap
bangunan. Dalam pembuatan atap banyak hal-hal yang perlu diperhatikan, seperti kemiringan
atap dan material atap. Kemiringan standar yang dipakai oleh perancang bangunan agar
memudahkan air untuk bergerak antara 250-350. Selain dari kemiringan atap, material atap yang
digunakan harus menggunakan material yang kedap air. Hal ini bertujuan agar air hujan tidak
dapat masuk merembes sehingga air hujan tidak jatuh ke langit-langit rumah atau bangunan.
Namun hal ini mungkin juga tidak bisa menahan air hujan untuk tidak masuk atau merembes ke
dalam. Karena untuk daerah tropis, perancang bangunan memberikan sela atau celah di antara
sambungan genteng. Hal ini sendiri bertujuan untuk mngurangi panas di dalam atap.

b.Material yang kedap air.

Selain material atap yang kedap air, material yang digunakan agar air dari tanah tidak
merembes ke tembok atau lantai digunakan sloof. Hal yang dianjurkan dalam pemasangan sloof
ialah penempatan sloof sejajar dengan muka lantai. Selain itu biasanya material yang akan
terlihat begitu jelas pengaruhnya yaitu pada list plank. List plank biasanya menggunakan kayu
sebagai materialnya. Dan kayu akan mudah lapuk bila terkena air untuk waktu yang cukup lama.
Masalah ini bisa diatasi dengan mengganti material kayu pada list plank dengan material-
material yang kedap air, misalnya seperti fiber, dll.

c.Cat.

Cat juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi perembesan air terhadap material-
material yang kontak secara langsung dengan air seperti genteng, list plank, tembok atau dinding,
baja, dll. Dalam pemilihan cat, sebaiknya menggunakan cat yang memiliki zat anti atau kedap
air. Cat-cat seperti ini mudah ditemukan di pasaran dan dengan harga yang terjangkau.

3.Angin.
Bangunan dalam konstruksinya tidak hanya tergantung pada beban yang dipikul dan beban
konstruksi itu sendiri. Angin itu sendiri memiliki segi keuntungan diantara lain memberi
kesejukan pada ruangan, mengatur suhu atau panas pada ruangan, dll. Tanpa angin pengaturan
suhu ruangan agar sesuai dengan suhu udara luar akan sangat terganggu. Karena angin itu sendiri
dapat membawa hawa panas pada ruangan. Namun angin juga dapat membawa hawa panas.
Keadaan ini biasanya disebut sebagai musim kemarau. Selain faktor-faktor tersebut, angin
sendiri juga memiliki kekuatan yang dapat merobohkan bangunan seperti angin topan dan angin
puting beliung. Angin ribut semacam itu dapat mengangkat segala hal dan benda yang
dilewatinya seperti atap, bahkan dinding bangunan sekalipun. Selain itu arah angin juga
berpengaruh pada arah atau letak bangunan misal:

“Orientasi bangunan terbaik ditinjau dari datangnya angin. Misalnya angin yang berasal dari
Australia membawa uap air yang kurang. Biasanya disebut musim kemarau. Maka orientasi
bangunan yang disarankan minimal 1,5 tinggi bangunan.”

4.Kelembaban.

Kelembaban juga berpengaruh terhadap bangunan maupun penghuninya. Apabila kelembaban


tinggi, maka akan memudahkan bibit- bibit penyakit untuk tumbuh dan berkembang biak. Hal ini
akan merugikan bagi penghuni bangunan. Maka dari itu ventilasi merupakan cara yang ampuh
untuk mengontrol kelembaban dalam bangunan. Pengontrolan kelembaban ini juga dipengaruhi
oleh angin. Karena angin dapat membawa hawa panas atau kelembaban yang tinggi pada sebuah
ruangan untuk menyesuaikan dengan keadaan di luar ruangan

Anda mungkin juga menyukai