Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Tidak
ada satupun yang meragukan itu. Terbukti pada saat masyarakat mengeluh ketika
air di saluran air tidak keluar. Manfaat air sangat dirasakan betul sebagai
penyelamat” kehidupan. Salah satu pemanfaatan air yang cukup cerdas adalah
dibentuknya pembangkit listrik tenaga air.
Manfaat air yang cukup besar dan berpengaruh terhadap kehidupan
manusia secara keseluruhan ini harusnya diimbangi dengan kesadaran menjaga
sumber air yang ada di bumi. Membuang-buang air untuk sesuatu hal yang tidak
perlu bukan pekerjaan yang mulia. Pemanfaatan air untuk digunakan sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Air akan jauh lebih berguna bagi kehidupan.
Air dan listrik menjadi dua kebutuhan yang tidak bisa digantikan oleh
apapun. Kegiatan sehari-hari akan sangat terganggu ketika pasokanair dan listrik
terganggu. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga agar dua hal tersebut tidak
terjadi pun dilakukan. Jika membicarakan Pembangkit Listrik Tenaga Air, maka
yang dibicarakan di sini adalah upaya untuk tetap menjaga agar pasokan listrik
tetap ada.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari pembangkit listrik tenaga air.
2. Mengetahui konsep kerja pembangkit listrik tenaga air?
3. Mengetahui cara kerja pembangkit listrik tenaga air?
4. Mengetahui komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik tenaga air.
5. Mengetahui prinsip PLTA dan konversi energinya?
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara
merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik
(dengan bantuan turbinair) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan
bantuan generator) Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan
cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban
puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga
cadangan air pada waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin
air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk
memenuhkebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA
tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat
penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan
perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu
keharusan untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk
maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus
dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan
sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun
pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi
sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.

2.2 Komponen PLTA


Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan
transmisi. Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi
untuk pengendalian banjir.

2.2.1 Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. Air akan memukul sudut – sudut dari turbin sehingga turbin berputar.
Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa
peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat
(penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas
(draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik.
Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi
dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan
turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis
dan propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa
digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-
sudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh
servomotor dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu
atur. Proses penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada
sudu-sudu jalan (runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin
rekasi Sudu-sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan,
posisinya tetap (tidak bisa digerakkan).
Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-
sudu aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-
sudu jalan (mangkok-mangkok runner).Air yang digunakan untuk membangkitkan
listrik bisa berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau
dari aliran sungai bawah tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin
air didesain sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini
merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.
2.2.2 Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator.
Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara
melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini
dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul
magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar
maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di
kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di stator. Lalu
tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan
listrik. Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada
rotor, sesuai dengan persamaan:
η = 60 . f / P
dimana:
η : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub

1. Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi
besarnya daya listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit
2. Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan
dihasilkan dari besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi
dari AVR maka akan timbul magnet dari rotor. Sehingga didapat
persamaan:
E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
2.2.3 Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar
listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan
adalah travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke
rumah – rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan
lagi dengan travo step down. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja
dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini
ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant.

2.2.4 Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan
laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan
untuk mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga
memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan
secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:
1. Bendungan Beton
a) Bendungan Gravitasi
b) Bendungan Busur
c) Bendungan Rongga
2. Bendungan Urugan
a) Bendungan Urugan Batu
b) Bendungan Tanah
3. Bendungan Kerangka Baja
4. Bendungan Kayu

2.3 Jenis-Jenis PLTA


Pembagian tipe PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air), berdasarkan
1. Caranya Mendapat Air
a) PLTA tipe aliran sungai langsung (run of river hydro-power plant)
b) PLTA tipe kolam tando (pondage hydro-power plant)
c) PLTA tipe kolam tando tahunan (storage hydro-power plant)
d) PLTA tipe pompa (pumped hydro-power plant)
2. Tujuan Pembangunannya
a) PLTA tipe tujuan tunggal (single purpose hydro power plant)
b) PLTA untuk tujuan serbaguna ( multi purpose hydro power plant)
3. Bebannya
a) PLTA untuk memikul beban dasar (base load hydro power plant).
Banyak dijumpai pada PLTA yang lama, misalnya PLTA Jelok, PLTA
Timo, PLTA Cikalong dll.
b) PLTA untuk memikul beban (peak load hydro power plant)
4. Tinggi Terjunnya
a) PLTA dengan tinggi terjun rendah
b) PLTA dengan tinggi terjun menengah (sedang)
c) PLTA dengan tinggi terjun tinggi
5. Daya Terpasangnya
a) PLTA Mikro Hidro
Adalah pusat pembangkit listrik tenaga air yang daya terpasangnya
sampai dengan 200 KW. Perlu diketahui bahwa batas 200 KW ini belum
standar, misalnya PS Nigam M.E. PhD menggunakan batas 99 KW (bukan
200 KW).
b) PLTA Mini Hidro
Adalah pusat pembangkit listrik tenaga air yang daya terpasangnya
diatas 200 KW sampai dengan daya terpasang 5 MW, contohnya terletak di
sungai Sempor (Jawa Tengah).
c) PLTA
Adalah pusat pembangkit listrik tenaga air yang daya terpasangnya
diatas 5 MW
6. Interkoneksi dan Karakteristik Bebannya
a) PLTA yang dipakai untuk satu daerah yang menyalurkan tenaga listriknya
terpisah dari sistim lainnya(isolated hydro power plant). Saat ini hanya
dijumpai beberapa PLTA Mikro / PLTA Mini yang khusus untuk beroperasi
didaerah tertentu.
b) PLTA yang sambung menyambung dengan sistim pembangkit lainya baik
PLTA, PLTU, PLTGU, PLTD dan atau PLTG (interconected hydro power
plant). Hampir semua PLTA saat ini termamsuk didalam tipe ini.
7. Gedung Sentralnya
a) PLTA yang gedung sentralnya terletak diatas tanah (on ground / above
ground / open air hydro power plant). Misalnya PLTA panglima Besar
Sudirman, PLTA Sutami, dll)
b) PLTA yang gedung sentralnya terletak dibawah tanah (under ground
hydro power station
8. Keadaan Generatornya
a) PLTA tipe tertutup yaitu yang generatornya terletak didalam gedung (indoor
type power station). Semua PLTA di negara kita termasuk di dalam tipe ini
mengingat kelembabannya tinggi, untuk mencegah cepat rusaknya
peralatan elektro mekanik agar biaya wajar.
b) PLTA tipe terbuka yaitu generatornya terletak diluar yang diberi pelindung
dan tidak memerlukan gedung sentral. Tipe ini sangat jarang dan hanya
ada beberapa saja di dunia yang antara lain adalah PLTA hartel di Sungai
Savannah (Amerika Serikat) yang daya terpasangnya 260 MW (4 unit).
c) PLTA tipe setengan tertutup yaitu yang generatornya terletak di dalam
ruangan yang tutupnya mudah dibuka dan tidak memerlukan gedung
sentral. Misalnya PLTA Akosombo di Sungai Volta yang memanfaatkan air
danau Akosombo yang adaya terpasangnya 786 Mw (6 unit).
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

1. Harto, Rudy. 2012. “Pembersihan Sungai Dengan Program PLTA”. www.wepa-


db.net (Diakses pada tanggal 7 Desember 2016)
2. Rahmi, Halida dkk. 2015. “Optimasi pembangkit listrik tenaga arus laut”.
download.portalgaruda.org (Diakses pada tanggal 7 Desember 2016)
3. Rompas, Parabelem. 2011. “Analisa Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro”.
digilib.its.ac.id (Diakses pada tanggal 7 Desember 2016)
4. Tyas, Cahyaning dan Andawayati, Ussy. 2014. “Perencanaan Pembangkit
Listrik Tenaga Air”. pengairan.ub.ac.id (Diakses pada tanggal 7 Desember
2016).
5. Winanti, Naftalin dkk. 2014. “Prototipe PLTA”. repository.uksw.edu (Diakses
pada tanggal 7 Desember 2016).

Anda mungkin juga menyukai