KECAMATAN AMBULU
Artikel Jurnal
OLEH:
ARDYANANTO TRICAHYADI
13.1101.2046
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Artikel Jurnal
Artikel jurnal ini telah disetujui, diperiksa dan telah dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
Pembimbing I
Pembimbing II
KECAMATAN AMBULU
1)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.
2)
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.
3)
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.
Skripsi, 30 Januari 2015
ABSTRAK
Introduksi :
Terpapar polutan adalah hal yang sulit untuk dihindari dalam kehidupan sehari
hari, semakin lama seseorang terpapar polutan maka risiko bahaya yang
ditimbulkan juga semakin besar. Asap merupakan polutan yang sering kita
jumpai. Berkerja sebagai kuli merupakan pekerjaan yang dapat mengancam
kesehatan karena kandungan asap dapat mempengaruhi kesehatan terutama organ
pernafasan.
Metode :
Desain penelitian ini menggunakan korelasional dengan pendekatan cross-
sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan lama terpapar asap dengan
saturasi oksigen pada kuli asap di Desa Sabrang Kecamatan Ambulu. Tehnik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner, lembar observasi, jam dan oksimeter.
Hasil :
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar lama terpapar asap selama 2 jam dan
nilai saturasi oksigen terendah adalah 89% sedangkan saturasi oksigen tertinggi
adalah 99%. Uji statistik dengan menggunakan korelasi Pearson nilai p adalah
0,000 lebih kecil dari α yang ditetapkan (α = 0,05).
Diskusi :
Lama terpapar asap dalam proses pengeringan tembakau berkorelasi negatif
dengan nilai saturasi oksigen
ABSTRACT
Introduction :
Exposure to pollutants is difficult to avoid in daily life, the longer a person
exposed to pollutants, the risk of harm posed also getting bigger. The smoke is a
pollutant that is often encountered. Working as a porter would threaten our healt
because of high exposure to smoke, especially respiratory organs.
Method :
This study used a correlational design with cross sectional approach that aims to
determine the relationship of lenght exposure to smoke with oxygen saturation in
the smoke porters in Sabrang – Ambulu. Sampling techniques using purposive
sampling. The instruments used were questionnaires, observation sheets, watch
and oximeter.
Result :
The results showed the majority of lenght exposure to smoke for 2 hours and
lowest oxygen saturation was 89% while the highest oxygen saturation was 99%
with a p-value 0.000 approaching set α (α = 0.05). Statistical test using Pearson
correlation showed there is a relationship with long exposure to smoke fumes
porters oxygen saturation in the village of Sabrang – Ambulu.
Discuss :
Lenght exposure to tobacco smoke in the drying process is negatively correlated
with oxygen saturation values.
ada di udara. Salah satu sumber pemanenan, maka kuli asap ini rata-
polusi udara adalah asap (Achmadi, rata terpapar asap selama 80-120 jam
2011). salah satunya dari hasil proses tiap satu musim tembakau.
pengeringan tembakau yang sering Alat pelindung diri (masker)
disebut dengan oven. yang digunakanpun seadanya, sering
Proses pengeringan tembakau ini kali kuli asap tersebut hanya
selalu melibatkan kuli asap. Kuli menggunakan sehelai kain/baju
asap ini bekerja di dalam gudang untuk menutupi hidung dan mulut
yang penuh dengan asap, dengan mereka. Ini jelas tidak maksimal,
demikian kuli asap tersebut selalu karena ukuran partikel asap lebih
terpapar asap selama berjam-jam kecil dari pada ukuran lobang pori-
dalam proses pengeringan tembakau pori masker, sehingga asap yang di
berlangsung. Keadaan ini diperparah hirup oleh kuli asap tersebut dapat
dengan keadaan lingkungan kerja masuk ke dalam paru dan dapat
yang tidak mendukung, kuli asap ini mengakibatkan gangguan saluran
bekerja dalam ruangan yang tertutup pernafasan. Gangguan yang sering
sehingga sirkulasi udara dalam mereka keluhkan adalah batuk dan
gudang kurang. Gudang memiliki hidung berair.
ventilasi udara yang banyak, akan Masalah asap dalam proses
tetapi dalam proses pengeringan ini, pengeringan tembakau ini selalu
ventilasi udara di dalam gudang terjadi saat musim tembakau tiba dan
justru di tutup guna memaksimalkan menjadi masalah yang serius di
proses pengasapan tersebut, sehingga lingkungan pekerja dan masyarakat.
dalam ruangan gudang tersebut Dari 10 responden yang berprofesi
penuh dengan asap yang sebagai kuli asap, 10 responden
membumbung. mengaku mengalami gangguan
Kuli asap ini rata-rata terpapar saluran pernafasan. Mayoritas yang
asap selama 2-3 jam setiap kali terjadi adalah gangguan saluran
proses, padahal dalam satu musim pernafasan ringan berupa batuk dan
tembakau membutuhkan sedikitnya 8 pilek. Ini ditunjang oleh data rekam
kali proses tiap bagian. Jika medis tahun 2013 dari Puskesmas
tembakau di panen menjadi 5 kali Sabrang yang menunjukkan bahwa
6