PENDAHULUAN
1
Ular (Ophidia) mempunyai karakteristik morfologi yaitu tidak mempunyai
kaki, hewan ini dapat bergerak maju dengan pertolongan musculus undulans yang
ada disebelah lateral tubuh dan karena pergerakan dari squamae yang terletak
disebelah ventral dan tersusun transversal. Contoh dari sub ordo ini dalah
Dendrolaphis sp. Dengan ciri-ciri mempunyai membrane tympani, palpebrae tidak
ada, mata ditutup oleh membrana nictitans yang tetap dan transparan (Radiopoetoro,
1996).
Kadal (Mobouya multifasciata) masuk dalam karakteristik morfologi dan
anatomi antara lain kuku panjang, tapi kurang dari 30 cm, kaki 4 buah yang kadang-
kadang tereduksi atau hilang sama sekali. Mandibula menyatu di bagian anterior,
tulang kuadrat berkontrak dengan pterigoid, sehingga terbukanya mulut terbatas
(tidak seperti ular). Kelopak mata biasanya dapat digerakan. Kadal (Mabouya
multifasciata) memiliki lidah yang ujungnya bercabang dan mengeluarkan kelenjar
lidah, bagian yang paling spektakuler dari sistem pencernaan reptile adalah lidah
yang ujungnya bercabang (Brotowidjoyo, 1994).
Penelitian ini berfungsi ntuk meningkatkan pengetahuan dibidang anatomi
dan morfologi reptilia khususnya ordo squamata yang mana hal tersebut berguna
untuk mahasiswa biologi menjadi rujukan saat melakukan tugas akhir dan penelitian,
metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah dilakukan dengan beberapa
tahap agar mendapatkan hasil yang relevan.
1.2 Tujuan
1.untuk mengetahui karakter morfologi Dendrelaphis pictus dan Mabouya
multifasciata
2. untuk mengetahui karakteristik dan struktur anatomi tubuh Dendrelaphis pictus
dan Mabouya multifasciata
3. untuk mengetahui sistem tubuh pada Dendrelaphis pictus dan Mabouya
multifasciata
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
3
beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada
kebanyakan sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, beberapa anggota ordo Testudinata,
sub-terran pada sebagian kecil anggota sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada
sebagian kecil sub-ordo Ophidia dan Lacertilia (Zug, 1993).
Kelas reptilia dibagi dalam sub klas berdasarkan atas anatomi tengkoraknya.
Berdasarkan ada tidaknya fosa temporalis dan posisinya di kenal 5 tipe tengkorak
yaitu tipe tengkorak anapsid (ordo chelonian), Euripsida tipe tengkorak euripsid,
lhthyopterigea tipe tengkoraknya parapsid (semua punah), tipe tengkorak diapsid
(ordo crocodila), tipe tengkorak diapsid, tipe tengkorak diapsid (ordo squamata) dan
(Rhyncochepalia). (Kimball, 1999).
Ordo squamata merupakan reptilian yang tubuhnya tertutup oleh sisik-sisik
kecil yang fleksibel. Sub-ordo Squamata sendiri terdiri dari Lecertilia (kadal) dan
Ophidia (ular). Sub-ordo Lecertia memiliki karakteristik reptilian dengan tubuh
panjang, tetapi kurang 30 cm, kaki 4 buah yang kadang-kadang tereduksi atau hilang
sama sekali. Mandibular bersatu di bagian anterior. Tulang kuadrat berkontak
dengan pterigoid, sehingga terbukanya mulut terbatas tidak seperti ular. Kelopak
mata biasanya dapat digerakkan. Sabuk pektoral tumbuh baik atau tinggal sebagai
sisa (vastigum). Contoh bengkarung (Lacerta sp), tokek (Hemidactylus turcicus),
komodo (Varanus komodoensis) (Brotowidjoyo, 1994).
ular memiliki keunikan yaitu seluruh organ tubuhnya termodifikasi
memanjang. Dengan paru-paru yang asimetris, paru-paru kiri umumnya vestigial
atau mereduksi. Memiliki organ perasa sentuhan dan reseptor, ada pula pada
beberapa jenis yang dilengkapi dengan termosensor. Ada sebagian famili yang
memiliki gigi bias yang fungsi utamanya untuk melumpuhkan mangsa dengan jalan
mengalirkan bisa ke dalam aliran darah mangsa (Zug, 1993).
Sedangkan untuk bisa ular, terdapat 3 jenis bisa yang digunakan untuk
melumpuhkan mangsa, perlindungan diri ataupun untuk membantu pencernaannya,
yaitu Haemotoxin merupakan bisa yang menyerang sistem peredaran darah yaitu
dengan cara menyerang sel-sel darah. Contoh famili yang memiliki bisa tipe ini
adalah Colubridae dan Viperidae. Cardiotoxin merupakan bisa yang dapat
menyerang pembuluh darah dan juga jantung dengan cara melemahkan otot-otot
jantung sehingga detaknya melambat dan akhirnya dapat berhenti. Contoh famili
yang memiliki bisa jenis ini tidak spesifik, dalam arti banyak famili yang sebagian
anggotanya memiliki bisa jenis ini. Neurotoxin merupakan bisa yang menyerang
syaraf, menjadikan syaraf mangsanya lemah sehingga tidak dapat bergerak lagi dan
dapat dimangsa dengan mudah. Famili Elapidae dan Hydrophiidae adalah contoh
famili yang memiliki bisa tipe ini (Iskandar, 2000).
Kadal (Mobouya multifasciata) merupakan salah satu hewan Vertebrata yang di
golongkan dalam reptil. Kadal merupakan hewan yang biasa hidup di tempat lembab
dan mempunyai kebiasaan tinggal di daerah persawahan dan dekat dengan perairan.
Kadal biasanya mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat pentadactil.
Secara luas, pengertian kadal juga mencakup kelompok cicak, tokek, bunglon, cicak
4
terbang, biawak, iguana dan lain-lain. Sedangkan secara sempit, istilah kadal dalam
bahasa Indonesia biasanya merujuk terbatas pada kelompok kadal yang umumnya
bertubuh kecil, bersisik licin berkilau dan hidup di atas tanah (Kent, 1983). Mabouya
multifasciata mempunyai kemampuan bergenerasi pada bagian ujung ekor yang
lepas. Hal ini terjadi jika ekor kadal dipegang, maka vertebrata ini akan melepaskan
ekornya untuk melarikan diri (Manter dan Miller, 1959).
5
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
6
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
a
b d
7
d
a e
b
c
Sistem pencernaan atau sistem digestoria nya terdiri dari 2 yaitu tractus
digestivus (saluran pencernaan) dan glandula digestoria (kelenjar pencernaan). Pada
tractus digestivus meliputi organ-organ yang dimulai dari rima oris, cavum oris
kemudian pada belakang faring terdapat oesophagus yang merupakan saluran
silindris menuju ventrikulus yang terdiri atas bagian fundus yang agak bulat dan
bagian kecil yang disebut pylorus. Bagian inilah yang akan bersambung pada
intestenum tenue dan akan berlanjut ke intestenum crassum. Diantara dua intestenum
ini ada saecum yang pendek dan sistem pencernaan ini akan berakhir pada satu
saluran yaitu cloaka (Prawiro, 1999).
Dalam sistem ekskresi ular mempunyai dua ginjal, ginjal ini berwarna merah
kecoklatan dan terletak retroperitoneal (diluar dan dibelakang peritoneum), didaerah
sacrum. Selain ginjal, kandung kemih juga termasuk salah satu alat ekskresi yang
digunakan dalam sistem ekskresi pada ular. Ular memiliki tipe ginjal yang sama
seperti halnya ginjal pada aves dan mamalia, dimana tipe ginjalnya dikenal dengan
tipe metanefros sedangkan pada saat embrio tipe ginjal yang digunakan adalah tipe
pronefros dan mesonefros (Kimball, 1999).
Sistem pernafasan pada ular berupa trachea yang panjang dimana dindingnya
disokon oleh sejumlah cincin cartilago, larynx terletak diujung anterior trachea,
dinding larynx ini disokong oleh cartilao cricoidea dan cartilago arytenoidea.
Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus
kanan dan bronchus kiri yang maing-masing menuju pulmo kanan dan pulmo kiri.
Pulmo mempunyai lekukan-lekukan yang yang asimetri, pulmo kanan selalu sangat
panjang (Radiopoetoro, 1996).
8
terdapat di daerah caudal, elemen-elemen tulang yang menyusun tubuh ular adalah
entoplastron.
a
b
9
Dari pengamatan yang telah dilakukan perbedaan antara organ reproduksi
jantan dan betina pada Dendrelaphis pictus terlihat sangat menonjol, pada organ
jantan telihat adanya hemipenis, sedangkan pada betina berupa ovum.
Testis ular berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah
sepasang, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan
membesar saat musim kawin. duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran
reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Ovarium berjumlah sepasang,
berbentuk oval, letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis. Saluran
reproduksi berupa oviduk yang panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke
rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka (Mukayat,
1989).
Menurut Radiopoetoro (1996) organ genitalis betina terdiri dari ovarium dan
oviduct. Oviduct terletak lateral dari ovarium, mulai dengan pelebaran sebagai
corong yang disebut infundibulum dengan lubang masuknya disebut Ostium
Abdominale. Oviduc, dilanjutkan dengan uterus yang bermuara dalam cloaca.
Sedangkan organ genitalis pada hewan jantan terdiri dari testis yang berjumlah
sepasang berbentuk agak oval, dan agak keputih-putihan. Dari testis keluar saluran
halus yang berkelok-kelok yang disebut epididimis.
a d
b
e
10
bagian depan terdiri dari branchium dibagian paling atas, ante branchium dibawah
branchium terdapat manus, manus adalah telapak tangan dan digiti (jari-jari) terdapat
5 pasang. Pada tiap digiti terdapat cakar-cakar yang berfungsi untuk membunuh
mangsa. Pada kaki bagian belakang terdiri dari femur, crus, pes dan digiti. Digiti
pada bagian kaki depan dan belakang berbeda dimana perbedaanya terdapat pada ibu
jarinya. Ekor pada kadal mempunyai panjang dua kali panjang tubuhnya. Sisik pada
kadal bersifat halus dan mengkilat pada bagian belakang terdapat sisik sosmoid
(Jasin, 1984)
a d
b
c e
Sistem sirkulasi dari kadal berupa jantung yang menunjan kemajuan dari
pada amphibi meskipun aliran darah arteri dan vena tidak seluruhnya terpisah.
Jantung terbungkus oleh suatu membran transparan, yaitu perikardium, dan dibatasi
oleh endokardium. Jantung kadal mempunyai empat ruang, dua atrium, dan dua
ventrikel. Akan tetapi, sekat dari ventrikel kanan dan kiri belum sempurna, sehingga
terlihat jantung hanya terdiri dari tiga ruang (Djuhanda,1982)
Sistem pencernaan pada kadal yaitu mulut yang dapat terbuka lebar memiliki
dentes (gigi-gigi) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta
mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang
conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai
gigi pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit)
terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua bersifat bipida
11
(bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang faring terdapat oesophagus
yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagian vundus
yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini bersambung dengan
intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum crasum (usus besar)
yang sering di sebut rektum. Diantara kedua intestinum itu terdapat caecum yang
sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada kloaka. Gladulae digestiva berupa
hepar yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna coklat. Pada bagian caudal
lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae pancreatisa terlatak antara
ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue. Kloaka merupakan muara umum
untuk tractus digestiva, excretoria dan reproductiva (Jasin, 1984).
Paru-paru kadal sudah berkembang baik dan ukurannya cukup besar. Bagian
sirkulasi Kadal berupa jantung yang dibungkus membran transparan (pericardium)
dan dibatasi oleh endokardium. Sistem respiratoria terdiri dari struktur yang terletak
diantara nostril dan paru-paru yaitu glottis dan laring (Storer dan Usinger, 1957).
Respirasi dimulai dengan masuknya udara ke nares externa, kemudian
masuk ke nares interna melalui glottis sebagai celah lingua menuju ke laring. Laring
tersusun atas tiga buah tulang rawan dan berisi beberapa pasang pita suara. Udara
kemudian menuju trakhea yang bercabang menjadi dua bronchi yang kemudian
masing-masing menuju paru-paru (Jasin, 1989)
a
b
Sistem rangka pada mabouya multifasciata terdiri dari tulang belakang dan
tulang rusuk yang berfungsi melindungi organ dalam, tulang belakan ditunjuk
dengan tanda panah a diatas sedangkan tulang rusuk ditunjuk oleh tanda panah b.
bahwa sistem rangka pada kadal (mabouya multifasciata) dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu endoskeleton dan enkoskeleton. Eksoskeleton, berasal dari
epidermis, berupa sisik menanduk yang menyelubungi permukaan tubuhnya, posisi
seperti sususnan genting, bentuk sisik berbeda antara bagian kepala, badan, ekor.b)
Endoskeleton, terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton aksial terdiri
tengkorak, kolumna, perebralis, sternum dan rusuk (Kastawi, 2005).
12
Kadal memiliki sistem otot yang lebih kompleks bila di bandingkan dengan
amfibia, karena otot kadal harus mendukung tubuh di daratan yang bersifat lebih
berat dari pada didalam air, selain itu juga untuk gerakan-gerakan yang sifatnya
harus cepat. Otot aksial (otot badan) kadal mulai menunjukkan beberapa speasialisasi
seperti yang dikelompokkan pada mamal. Otot kadal terutama untuk gerakan lateral
tubuh dan menggerakkan ruas-ruas tulang belakang. Dermal atau otot kulit
berkembang baik pada kadal. Jaringan tungkai pada kadalmenunjukkan variasi
bergantung pada tipe gerakannya (Radiopoetro, 1996).
Organ reproduksi pada kadal betina berupa ovarium, sedangkan pada kadal
jantan berupa hemipenis yang bercabang.
Sistem Reproduksi pada kadal jantan terdiri dari sepasang testis yang
berbentuk bulat telur dimana kedua letak testis ini berbeda, testis sebelah kanan
letaknya lebih tinggi daripada testis sebelah kiri. Kadal jantan memiliki alat penyalur
sperma yang dikenal dengan nama hemipenis yang berjumlah dua buah hemipenis,
terdapat disisi kiri kanan lubang kloaka agak ke pangkal ekor. Melihat hemipenis
bisa dilakukan dengan cara memijat dan menekan pangkal ekor kadal tersebut.
Sedangkan sistem reproduksi pada kadal betina memiliki sepasang ovarium yang
berwarna kuning, seperti halnya pada testis, letak ovarium sebelah kanan juga lebih
tinggi daripada ovarium sebelah kiri (Radiopoetro, 1996).
sistem reproduksi (genitalia) pada kadal betina terdiri dari sepasang ovarium
yang berwarna kuning. Letak ovarium pada sebelah kanan lebih tinggi dari ovarium
di sebelah kiri. Oviduct bermuara langsung ke dalam coelom melalui ostia oviduct
yang mengalami diferensiasi sehingga membentuk daerah–daerah dengan fungsi
yang berbeda–beda. Kadal jantan meiliki testis berbentuk bulat telur. Sama seperti
ovarium, testis di sebelah kanan lebih linggi dari pada testis di sebelah kiri. Bagian
dari ductus wolffi dekat testis berkelok–kelok untuk membentuk epididymis. Ductus
wolffi ke arah posterior menjadi ductus deferens yang biasanya lurus, tapi ada juga
yang berkelok–kelok. (Jassin,1984).
13
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Karakter morfologi dari Dendrelaphis pictus adalah mulut (Cavum oris), leher
(Servics), hidung (Nares eksterna), badan (Trunchus), mata (Vesus), kloaka
(Cloaca), selaput tidur (Membran tymphani) dan ekor (Caudal), sedangkan pada
Mabouya multifasciata lebih komplit karena mempunyai anggota gerak berupa
tangan dan kaki, morfologinya terdiri dari mulut (Cavum oris), otot perekat
(Scansor), hidung (Nares eksternal), ekor (Caudal), jari-jari (Digity), paha
(Femur), lengan atas (Antebrachium), perut (Abdomen), lengan bawah
(brachium), badan (Trunchus) dan betis (Crus).
2. Anatomi dari Dendrelaphis pictus dan Mabouya multifasciata umumnya sama,
namun perbedaannya terletak pada struktur dan posisi organ, struktur anatominya
adalah Mabouya multifasciata terdiri dari jantung (Cor), pankreas (Pancreas),
hati (Hepar), usus (Intestinum), paru-paru (Pulmo), ginjal (Ren), lambung (Ventri-
culum), saluran kemih (Ureter), empedu (Vesica felia), kloaka (Cloaca).
3. Sistem organ dalam dari Dendrelaphis pictus dan Mabouya multifasciata
membentuk suatu sistem seperti sistem Reproduksi, organ reproduksi terdiri dari
ovarium pada betina dan hemipenis pada jantan serta terdapat pula saluran genital.
Pada sistem respirasi organ-organnya terdiri dari paru-paru.
5.2 Saran
Perlu dipahami mengenai cara membedah ular dan kadal secara baik dan benar tanpa
merusak organ dalam karena organ dalam yang utuh sangat bermanfaat di dalam
penelitian.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fry BG, et al. (2006) Early evolution of the venom system in lizards and snakes.
Nature 439:584 –588.
Jasin, M. 1984. Zoologi Vertebrata Untuk Perguruan Tinggi. Sinar Jaya. : Surabaya
Iskandar, D. T. 2000. Buaya dan Kura-Kura dan reptil indonesia. Puslitbang Biologi-
LIPI. Bogor : Indonesia.
Manter & Miller. 1959. Introduction to Zoology. New York: Harper and Row
Publisher
Storer, T. I. dan R. L. Usinger, 1957, General Zoology Third Edition, Mac Graw.
Hills Book Company,
15