Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BLOK XI
SEMESTER 4
PERIODONSIA
IDENTITAS MAHASISWA
Nama : …………………………………………………..
NIM : …………………………………………………..
Pembimbing : …………………………………………………..
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
3
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
4
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti skills lab ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemeriksaan
jaringan periodonsium
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti skill lab ini mahasiswa diharapkan mampu:
a. Menggunakan alat-alat standar untuk pemeriksaan jaringan periodonsium
b. Melakukan pengukuran kedalaman poket, resesi gingiva, level perlekatan, gingiva
berkeratin dan gingiva cekat
3. Kompetensi yang Diharapkan
Setelah mengikuti skills lab ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemeriksaan
jaringan periodonsium dengan benar dan informatif
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Persiapan alat dan cara meletakkan susunan alat
Alat yang dibutuhkan dalam melakukan pemeriksaan ini dipersiapkan, kemudian
disusun secara teratur yaitu dimulai dari kaca mulut, sonde, pinset dan probe
periodontal di baki alat (nierbekken).
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
5
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
b. Sulkus normal memiliki kedalaman 1-2 mm. Hasil yang ditulis adalah poket
dengan kedalamannya 3 mm atau lebih, tetapi jika terdapat perdarahan pada
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
6
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
probing, yang berarti ada proses inflamasi, data 1 atau 2 mm juga ditulis karena
untuk diperhatikan agar lokasi tersebut juga harus dirawat, dan dicegah agar tidak
menjadi lebih berat. Jika probing area proksimal dari vestibular dan oral berbeda,
baik untuk daerah mesial, mid, dan distal, lakukan pengukuran tersebut pada salah
satu gigi (misal gigi 44) dan catat data yang paling dalam atau terbesar.
4. Pengukuran Resesi
Pengukuran klinis resesi yang terbuka/tampak dilakukan dengan cara probe
diletakkan sejajar sumbu/aksis gigi dengan ujung probe setentang margin
gingiva/krista gingiva bebas (KGB) kemudian ukur jarak dari BSE ke KGB. Lakukan
pengukuran tersebut pada salah satu gigi (misal gigi 13) dan catat hasilnya.
Keterangan: BSE (Batas Semento-enamel) = CEJ (Cemento-enamel Junction)
KGB (Krista Gingiva Bebas) = GM (Gingival Margin)
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
7
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Maka, LP = KP = 4 mm
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
8
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
b. Apabila BSE tersingkap karena KGB telah migrasi ke apikal, maka level perlekatan
didapat dengan mengukur jarak dari dasar poket ke BSE.
c. Apabila KGB berada koronal dari BSE (karena gingiva bebas membesar) maka
ukur kedalaman poket terlebih dahulu, kemudian ukur jarak dari KGB ke BSE.
Besarya level perlekatan adalah kedalaman poket dikurangi dengan jarak dari KGB
ke BSE.
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
9
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Lakukan pengukuran tersebut pada salah satu gigi (misal gigi 41) dan catat lebar
gingiva berkeratin (GB) pada gigi tersebut. Lebar gingiva cekat (GC) diukur dengan
cara lebar gingiva berkeratin dikurangi dengan kedalaman sulkus/poket:
(GC = GB-KS/KP)
Catat hasil pengukuran yang telah dilakukan yaitu kedalaman sulkus/poket (KS/KP),
jarak KGB-BSE (BK), level perlekatan (LP), gingiva berkeratin (GB) dan lebar
gingiva cekat (GC) pada masing-masing gigi yang telah diinstruksikan di atas dan
masukkan ke dalam formulir pada halaman selanjutnya.
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
10
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
11
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
Tugas: Isilah titik-titik gambar di bawah ini, kemudian jawaban dikumpulkan kepada
pembimbing untuk dinilai.
JAWABAN
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
12
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
C. PROSEDUR
1. Persiapan alat dan cara meletakkan susunan alat:
Alat yang dibutuhkan dalam melakukan scaling dan root planing dipersiapkan
kemudian disusun secara teratur di baki alat (nierbekken).
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
13
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
14
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
d. Sapuan (stroke)
Sapuan adalah aksi dari ujung eksplorer sewaktu bergerak sepanjang permukaan
gigi. Sapuan eksploratori disebut juga sapuan horizontal adalah sapuan ringan yang
memungkinkan diperolehnya sensai taktil dari ujung alat. Sapuan eksploratori
dilakukan dengan gerakan atas dan bawah yang lembut dimana 2-3mm ujung alat
berkontak dengan permukaan gigi. Tekanan yang diberikan pada sapuan
eksploratori adalah sama baik pada gerak mendorong maupun menarik. Lakukan
deteksi kalkulus subgingiva dengan visual secara langsung dan secara visual
menggunakan kaca mulut
4. Scaling manual bagian depan menggunakan scaler sabit dengan cara berikut :
a. Alat dipegang dengan cara modified pen grasp
b. Sandaran jari yang kokoh dilakukan pada gigi tetangga atau tempat bertumpu
lainnya
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
15
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
c. Sisi pendorong dari mata pisau alat ditempatkan pada tepi apikal dari kalkulus lalu
mata pisau diadaptasikan dengan baik ke permukaan gigi dengan membentuk
angulasi 45-90 derajat
d. Dengan tekanan lateral yang kuat dilakukan serangkaian sapuan penskeleran yang
pendek, bertumpang tindih ke koronal dalam arah vertikal atau oblik. Tekanan
lateral berangsur-angsur dikurangi sampai sedang, sampai secara visual dan
sensasi taktil permukaan gigi terbebas dari kalkulus.
5. Root planing dilakukan dengan menggunkaan kuret universal maupun kuret Gracey
dengan cara sebagai berikut :
a. Alat dipegang dengan modified pen grasp
b. Sandran jari yang kokoh dilakukan pada gigi tetengga atau tempat bertumpu
lainnya
c. Pilih sisi pemotong mana yang sesuai. Pada kuret Gracey, hanya satu sisi
pemotong yang dapat digunakan, sedangkan kuret universal kedua sisi pemotong
dapat digunakan disesuaikan dengan sisi yang hendak diinstrumentasikan
d. Sisi pemotong yang tepat diadaptasikan ke permukaan gigi dengan bagian bawah
tangkai alat sejajar permukaan gigi, dan dengan angulasi 0 derajat diselipkan
hati0hati sampai ke epitel penyatu dengan sapuan eksploratori. Setelah sisi
pemotong mencapai dasar saku, dibentuk angulasi kerja sebesar 45-90 derajat .
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
16
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
D. PENILAIAN
No. Kegiatan Tanggal Nilai Paraf
I. Scaling Supragingiva
1. Alat
2. Pemakaian masker dan
handschoen
3. Angulasi
4. Adaptasi
5. Sapuan
II. Scaling Subgingiva dan Root Planning
1. Alat
2. Pemakaian masker dan
handschoen
3. Angulasi
4. Adaptasi
5. Sapuan
6. Root Planing
Jumlah Nilai
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
17
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
C. PROSEDUR
1. Persiapan alat dan cara meletakkan susunan alat, alat yang dibutuhkan dalam splinting
wire dipersiapkan kemudian disusun secara teratur di baki alat
2. Gunkaan masker dan sarung tangan
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
18
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
3. Wire pertama dipersiapkan sepanjang kira-kira 20 cm sebagai wire utama yang akan
dilingkarkan mulai dari distal gigi kaninus kiri sampai dengan distal gigi kaninus
kanan sebanyak 1 buah.
4. Wire kedua dipersiapkan dalam potongan kecil sepanjang kira-kira 10 cm sebagai
wire yang akan dipilin di interdental sebanyak 5 buah
5. Wire pertama dimasukkan ke interdental bagian distal gigi kaninus sebelah kiri dari
arah labial menuju lingual dengan bantuan needle holder dan pinset, kemudian
dilingkarkan dan dimasukkan kembali ke bagian distal gigi kaninus sebelah kanan
dari arah lingual menuju labial. Letak wire utama adalah pada 1/3 apikal dan sedikit
di atas singulum. Setelah itu, wire disimpul/dipilin sementara dengan tidak terlalu
ketat.
6. Ambil satu buah wire kedua dan masukkan dengan bantuan needle holder dan pinset
di antara interdental gigi kaninus bagian mesial (misal di antara gigi 33 dan 32) dari
labial ke lingual di bawah wire utama kemudian kembali lagi ke arah labial di atas
wire utama dengan posisi wire kedua berada di bawah titik kontak gigi. Setelah itu,
wire disimpul/dipilin sementara dengan tidak terlalu ketat.
7. Seluruh wire di interdental disimpul/dipilin dengan bantuan needle holder dengan
ketat kemudian dilanjutkan dengan menyimpul/memilin ujung wire utama. Lakukan
pengecekan posisi wire utama dan interdental apakah telah beradaptasi dengan baik
dan rapat ke permukaan gigi atau masih terdapat celah dengan bantuan sonde
halfmoon. Kemudian potong ujung wire yang telah disimpul/dipilin dengan wire
cutter dan sisakan sekitar 2-3 cm agar ujung wire dapat ditekuk.
8. Tekukkan seluruh sisa wire ke arah apikal menggunakan amalgam stopper kemudian
raba dengan ujung jari apakah masih ada ujung wire yang terasa tajam.
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
19
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
D. PENILAIAN
No. Kegiatan Tanggal Nilai Paraf
I. Splinting
1. Pemilhan alat dan bahan
2. Penggunaan masker dan
handschoon
3. Cara splinting
4. Simpul wire dan adaptasi
Jumlah nilai
BLOK XI
SKILL LAB PERIODONSIA
20