Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

A. Metode Pengembangan

Pengembangan yang akan dilakukan ini bertujuan mengembangkan trainer


human joint detection sebagai media pembelajaran di Jurusan Teknik Elektro FT UM.
Model pengembangan yang mendukung proses kegiatan pengembangan yang akan
dilakukan, yaitu model pengembangan ADDIE. Pengembangan ADDIE meliputi
beberapa tahapan, antara lain: Analizy, Design, Development, Implementation, dan
Evaluation (Pribadi, 2009:125). Model pengembangan ADDIE disetiap tahapannya
memiliki proses evaluasi yang nantinya diharapkan memberikan hasil baik pada
trainer, yang menjadi alasan pemilihan model ini, yaitu adanya evaluasi disetiap
tahapannya. Untuk langkah-langkah pengembangan yang diambil diterangkan pada
gambar 3.1

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Model pengembangan ADDIE


(Sumber: Branch, 2009: 21)

16
17

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan trainer


human joint detection dan jobsheet sebagai media pembelajaran yang digunakan di
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UM mulai dari langkah analyze, Design,
Development, Implementation, dan Evaluation. Langkah-langkah pada tahapan ini
dijelaskan sebagai berikut:

1. Analyze (analisis)
Pada langkah pertama melakukan analisa kebutuhan yang akan dijadikan
bahan penelitian. Pada langkah analisa kebutuhan dilakukan dengan wawancara dan
observasi dengan dosen pengampu matakuliah Pengolahan Citra di Jurusan Teknik
Elektro FT UM. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan dengan Dr.
Eng. Anik Nur Handayani, S.T.,M.T. selaku pengampu matakuliah Pengolahan Citra
di Jurusan Teknik Elektro FT UM, Proses pembelajaran masih secara konvesional
tanpa adanya kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum tidak ada dalam proses
pembelajaran, dikarenakan matakuliah Pengolahan Citra baru diterapkan satu kali dan
belum adanya media trainer yang mendukung. Sehingga diperlukan trainer yang
dapat digunakan untuk implementasi tentang pengolahan citra digital.

2. Design (Desain Produk)


Tahap selanjutnya yaitu pembuatan desain produk yang akan dikembangkan,
produk tersebut dibagi menjadi 3 yaitu trainer, jobsheet dan manual book. Desain
produk yang nantinya dikembangkan adalah sebagai berikut:

a. Desain Trainer
Trainer yang akan dikembangkan adalah trainer human joint detection yang
di evaluasi setiap tahapan pembuatan trainer oleh dosen pembimbing. Evaluasi
bertujuan agar trainer yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pada matakuliah
Pengolahan Citra. Spesifikasi trainer terdiri dari spesifikasi camera kinect, software
matlab r2015b dan laptop pavillion x360 convertile.
18

Sensor camera kinect merupakan sebuah sensor yang mempunyai


sistem tersediri dalam menggelola data masukan dari sensor RGB, sensor IR
emitter,dan sensor IR Depth. Camera kinect memiliki beberapa spesifikasi
komponen dan fitur yang dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Spesifikasi Sensor Camera Kinect
No Parameter Nilai
1 Jarak objek 1,5 meter hingga 4 meter
2 Resolusi VGA 640x480 hingga 1280x1024 pixel
3 Keluaran sensor Kinect 30 Hz
4 Jarak interaksi +27° hingga -27°
5 Kedalaman suara 16 bit
6 Kecepatan cuplik 16 KHz

Software matlab R2015b merupakan bahasa pemrograman yang digunakan


untuk melakukan perhitungan numerik keteknikan, visualisasi, komputasi simbolik,
grafis, analisis data matematis dan desain GUI. Pada software matlab R2015b
memiliki spesifikasi minimum untuk menjalankannya. Spesfikasi minimumyang
dimaksud dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Spesifikasi Software Matlab R2015b


No Parameter Nilai
1 Operating Sistem Windows 8.1 64 bit
2 Disk Space 4GB
3 RAM 2 GB (4 GB with simulink coder)
Hardware accelerated graphics card
4 Graphic supporting OpenGL 3.3 with 1GB GPU
memory

Laptop merek HP pavillion x360 convertible sebagai media untuk


menjalankan software matlab R2015b dengan kriteria spesifikasi laptop yang mampu
untuk menjalankan software matlab R2015b. Spesfikasi laptop secara detail dapat
dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Spesifikasi Laptop HP Pavillion X360 Convertible


No Parameter Nilai
1 Microprocessor Intel Core i5-8250U
2 Memory RAM 8 GB DDR4-2400 SDRAM
3 Hard drive 1 TB 5400 rpm SATA
4 Operating system Windows 10 Home Single Language 64
5 Display 14 Inch diagonal FHD IPS
19

Diagram blok Trainer Human Joint Detection dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Diagram Blok Trainer yang Dikembangkan

Fungsi masing-masing blok diagram pada Gambar 3.2 adalah sebagai berikut:
1. Camera kinect terdiri dari sensor RGB dan sensor Depth.
a. Sensor RGB sebagai komponen masukan untuk mendeteksi objek dengan
warna RGB
b. Sensor Depth sebagai komponen masukan untuk mendeteksi objek berdasarkan
kedalaman objek.
2. Software Matlab r2015b berfungsi sebagai pemroses utama trainer human joint
detection, dimana seluruh intruksi input dan output diolah dan diproses.
3. Video Depth berfungi sebagai hasil deteksi realtime video grayscale dan
jangkauan deteksi.
4. Grafik Joint berfungsi sebagai keluran hasil deteksi joint berupa garis penghubung
antar titik koordinat joint.
5. Sudut Joint berfungsi sebagai menampilkan hasil perhitungan deteksi koordinat
joint.

Desain trainer dapat dilihat pada gambar 3.3 (a) sesuai dengan deskripsi
kompetensi yang ada pada matakuliah Pengolahan Citra, yaitu Menganalisis
segmentasi citra: model pendeteksian, thresholding, segmentasi berorientasi pada
luasan.
20

Gambar 3.3 (a) Desain Trainer Human Joint Detetction

Trainer human joint detection, mendeteksi objek manusia baik laki-laki


maupun perempuan dengan jarak jangkaun deteksi 2 meter. Manusia yang dideteksi
hanya bagian lengan kanan yang meliputi beberapa sampling gerakan. Gerakan yang
dilakukan ada lima macam gerakan, antara lain: (a) elbow flexor strengthening in
sitting using free weights, (b) lifting up an object, (c) reaching diagonally in sitting,
(d) reaching from a low surface to a high surface, dan (e) rotating the forearm to
targets. Masing-masing gerakan dapat dilihat pada gambar 3.3 (b) sampai dengan 3.3
(f).

Gambar 3.3 (b) Elbow flexor strengthening Gambar 3.3 (c) Lifting up an object
in sitting using free weights
21

Gambar 3.3 (d) Reaching diagonally in sitting Gambar 3.3 (e) Reaching from a low
surface to a high surface

Gambar 3.3 (f) Rotating the forearm to targets

Gerakan manusia yang dideteksi oleh camera kinect diproses dengan


menggunakan software matlab. Pada aplikasi matlab dengan program yang telah
dibuat khusus, sehingga dapat mendeteksi sendi manusia bagian lengan kanan.
Program yang dibuat dengan algoritma program untuk mengelola masukan data yang
didapatkan dari camera kinect. Algoritma program terdiri dari beberapa bagian,
diantaranya: deteksi objek, deteksi koordinat sendi, dan perhitungan nilai sudut
pergerakan. Dari pengolahan data oleh program matlab didapatkan beberapa data
baru.
Data yang didapatkan, berupa data koordinat x, y, dan z, video depth dan
grafik joint. Dari data yang didapatkan berupa video depth merupakan video
grayscale dengan jangkauan objek yang semakin dekat warna objek semakin keabu-
22

abuan. Data koordinat x, y, dan z dikelola dengan rumus untuk mendapatkan sudut
berdasarkan koordinat x dan y, sedangkan sudut berdasarkan koordinat x dan z
dikelola dengan rumus. Selain itu, data koordinat x dan y digunakan untuk
mendapatkan hasil grafik pergerakan tiap posisi joint yang dideteksi. Ketiga data
tersebut akan ditampilkan pada GUI yang telah dikembangkan, seperti pada gambar
3.3 (g).

Sudut

Gambar 3.3 (g) Desain Tampilan GUI sistem human joint detection

b. Desain Jobsheet
Tahapan desain jobsheet yaitu merancang jobsheet yang akan
digunakan sebagai panduan dalam kegiatan praktikum. Jobsheet yang
dikembangkan dibagi dua, yaitu jobsheet untuk mahasiswa dan jobsheet
untuk dosen. Perbedaan dari kedua jobsheet, yaitu adanya kunci jawaban
yang disiapkan untuk dosen pengampu matakuliah. Jobsheet nantinya
diharapkan mampu membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum
menggunakan trainer human joint detection. Dalam tahapan
mengembangkan jobsheet, mengadaptasi menurut Daryanto (2013) meliputi:
(a) tujuan, (b) uraian materi, (c) lembar kerja, (d) tugas, (e) kesimpulan, dan
(f) daftar pustaka. Dalam lembar kerja terdapat beberapa sub bab lagi, yang
terdiri dari (a) alat dan bahan, (b) keselamatan kerja, (c) langkah kerja, dan
(d) analisis.
23

Gambar 3.4 Halaman Cover Jobsheet yang Dikembangkan

Gambar 3.5 Draft Isi pada Jobsheet yang Dikembangkan

c. Desain Manual Book


Manual book trainer human joint detetction di dalamnya terdapat beberapa
hal, antara lain: (1) deskripsi komponen utama, (2) kesehatan dan keselamatan kerja,
(3) petunjuk penggunaan, (4) penggunaan trainer, (5) projek CAC2P, dan (6)
24

diagram blok sistem. Tahap desain manual book dilakukan evaluasi, yang
menghasilkan pembagian sub materi. Desain manual book dapat dilihat pada gambar
3.5.

Gambar 3.6 Desain Cover Manual Book

3. Development (Pengembangan)
Tahap pengembangan merupakan tahap dalam merealisasikan dari produk yang
didesain sebelumnya. Desain trainer yang dikembangkan sebelumnya berupa konsep
akan dibuat dalam bentuk produk yang nantinya untuk diimplementasikan
berdasarkan hasil analisis dan desain. Tahap ini dilakukan evaluasi dengan cara
validasi oleh ahli media dan ahli materi.sehingga hasil evaluasi nanti dijadikan acuan,
apakah produk dinyatakan valid atau tidak. Jika produk dinyatakan valid maka
dilanjutkan dengan tahap implementasi.
4. Implementation ( Penerapan )
Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan produkyang telah
dikembangkan sebelumnya. Trainer human joint detection yang diproduksi siap
diterapkan ke mahasiswa S1 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang pada matakuliah Pengolahan Citra. Menurut sugiyono
25

kelompok kecil terdiri dari 10 sampai 20 subje, akan tetapi pada pengembangan ini
terbatasnya jumlah populasi subjek hanya 20 mahasiswa. Sehingga pada
penerapannya, kelompok kecil hanya 10 subjek. Implementasi produk dilakukan
melalui dua tahap, tahap pertama dilakukan uji coba produk pada kelompok kecil
dengan jumlah 10 mahasiswa dan tahap kedua uji coba kelompok besar dengan
jumlah 20 mahasiwa. Setelah dilakukan implementasi produk, pada tahap ini juga
dilakukan evaluasi untuk memberikan umpan balik hasil penerapan produk.
5. Evaluatuion ( Evaluasi )
Evaluasi adalah sebuah proses yang digunakan untuk melihat setiap tahapan,
apakah tahapan yang dilakukan dalam model ADDIE sudah memenuhi batas
kelayakan. Apabila tahapan yang dilakukan masih terdapat ketidaksesuaian atau
kekurangan akan dilakukan proses revisi pada tahapan tersebut. Hasil evaluasi akan
dianalisis untuk digunakan sebagai bahan dalam mengambil pertimbangan untuk
mengembangkan produk. Pada tahap desain juga terdapat tahap evaluasi, yang
dilakukan dengan pertimbangan dari pendapat ahli desain. Pada tahap pengembangan,
proses kegiatan evaluasi dilakukan dengan melakukan pengembangan bentuk media
pembelajaran. Kemudian, pada tahap penerapan untuk proses evaluasi dilakukan
dengan melakukan penilaian produk dan mengetahui kekurangan dari produk,
sehingga hasil evaluasi digunakan untuk memperbaiki produknya. Jadi setiap tahapan
yang dilakukan mulai dari analisis, desain, pengembangan, impelementasi, terdapat
proses evaluasi.

C. Uji Coba

Uji coba produk adalah tahap yang dilakukan untuk mengetahui tentang
produk, sejauh mana kelayakan produk yang dikembangkan. Langkah uji coba
bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang produk yang dikembangkan. Produk
yang dikembangkan divalidasikan oleh ahli media dan ahli materi. Subjek kelayakan
produk dilakukan oleh mahasiswa S1 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro FT UM
yang sudah menempuh matakuliah Pengolahan Citra.
26

1. Desain Uji Coba


Desain uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas media
pembelajaran yang dikembangkan. Langkah uji coba dilakukan dengan melalui dua
tahap yaitu: validasi produk oleh ahli materi dan ahli media, dan uji coba kelayakan
dilakukan oleh mahasiswa. Pada tahap validasi produk oleh para ahli dilakukan
untuk mengetahui ada atau tidak mengenai kekurangan produk dan menerima
masukan. Jika produk terdapat kekurangan atau masukan untuk perbaikan produk,
maka produk akan direvisi. Setelah tahap validasi produk dilakukan uji coba
kelayakan produk oleh mahasiswa untuk mengetahui tingkat kelayakan produk dan
materi.

2. Validasi Uji Coba


Validasi uji coba dilakukan setelah trainer human joint detection
diselesaikan, langkah selanjutnya dilakukan validasi oleh ahli materi dan ahli media.
Subjek validasi ahli media yaitu Ilham Ari Elbaith Zaeni, S.T., M.T., Ph.D.,
sedangkan subjek validasi ahli materi yaitu Dr. Eng. Anik Nur Handayani, S.T.,M.T..
Hasil validasi ahli materi dan ahli media didapatkan saran dan kritik yangdigunakan
untuk memperbaiki media yang dikembangkan sebelum tahap uji coba produk.

3. Subjek Uji Coba


Langkah uji coba trainer human joint detection dilakukan oleh mahasiswa

program studi S1 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro FT UM yang sudah atau

sedang mengikuti kegiatan pada matakuliah Pengolahan Citra. Subjek uji coba pada

pengembangan ini, yaitu mahasiswa S1 Teknik Elektro 2015 bidang keahlian

instrumentasi dan sistem kendali yang telah menempuh matakuliah Pengolahan

Citra dengan jumlah 20 mahasiswa.


27

4. Jenis Data
Data yang didapatkan pada saat melakukan uji coba produk terdapat dua jenis
data, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Jenis data ini didapatkan hasil dari
penelitian trainer human joint detection oleh ahli media, ahli materi, dan uji coba.
Data kuantitatif didapatkan dari presentasi nilai mean angket, sehingga hasil
presentase nilainya dapat digunakan sebagai acuan dalam menilai layak atau
tidaknya trainer tersebut. Data kualitatif didapatkan dari hasil kritik dan saran oleh
ahli media dan ahli materi sebagai umpan balik dari pengembangan yang dilakukan.
Jenis data beserta instrumen yang digunakan lebih lengkapnya dapat dilihat pada
tabel 3.4.

Tabel 3.4 Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data


No. Subjek Uji Jenis Data Instrumen
Coba Pengumpulan
Kuantitatif Kualitatif Data
1. Ahli 1 √ √ Angket
2. Ahli 2 √ √ Angket
3. Mahasiswa √ √ Angket

5. Instrumen Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam pengembangan trainer human joint detection
menggunakan instrumen berupa kuisioner / angket, yaitu: (1) kuisioner /angket
bersifat terbuka, (2) kuisioner / angket bersifat tertutup. Kuisioner /angket bersifat
terbuka, di dalamnya disediakan kolom-kolom jawaban, sehingga responden dapat
memberikan jawaban berupa essai sesuai yang dialami responden. Kuisioner / angket
bersifat tertutup, di dalamnya disediakan pilihan jawaban, sehingga responden
memilih jawaban yang disediakan sesuai dengan memberikan tanda Check list.

Angket digunakan untuk mengetahui mengenai penilaian media yang


dikembangkan, apakah relatif mudah ketika digunakan dan mudah dalam
memahaminya. Jenis angket yang digunakan dalam pengumpulandata ada dua, yaitu
angket untuk ahli media dan ahli materi, kemudian angket tersebut diberikan kepada
mahasiswa selaku responden. Respon penilaian menggunakan skala linkert yang
28

terdapat empat pilihan jawaban. Pada kriteria tingkat penilaian yang ditunjukkan
pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kriteria Tingkat Penilaian dengan Menggunakan Skala Linkert


Keterangan Skor
Sangat baik/sangat menarik/sangat mudah/sangat layak/sangat tepat /sangat sesuai 4
Baik/layak /sesuai/tepat/menarik/mudah 3
Kurang baik/kurang layak /kurang sesuai/kuang tepat/kurang menarik/kurang mudah 2
Tidak baik/tidak layaktidak sesuai/tidak tepat/tidak menarik/tidak mudah/ 1
Sumber : Arikunto (2006:241)

6. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data ini menggunakan analisis data kuantitatif dalam
penelitian dan pengembangan trainer human joint detection, instrumen yang
digunakan berupa skor angket penilaian untuk ahli media, ahli materi dan
mahasiswa. Skor penilaian didapat dari perhitungan presentase jawaban responden.
Rumus yang digunakan seperti pada persamaan 3.1 dan 3.2 dibawah ini (Arikunto,
2011:104).
Dalam pengambilan keputusan untuk melakukan revisi media pembelajaran
mengacu pada hasil kriteria kualifikasi penilaian produk menurut Arikunto
(2006:244) serperti pada tabel 3.2.
Rumus untuk mengolah data per item
P = x / x × 100% (3.1)
Keterangan:
P : presentase
x : jawaban responden
x1 : total skor ideal dalam 1 item

Rumus untuk mengolah keseluruhan item


P = ∑x / ∑x × 100% (3.2)
Keterangan:
P : presentase
∑x : total skor jawaban responden
29

∑x1 : total skor keseluruhan nilai ideal dalam 1 item


Sebagai dasar penentuan untuk menentukan kualifikasi trainer, digunakan
kriteria penilaian yang diadaptasi dari Arikunto (2006:244) seperti yang ditunjukan
pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria Kualifikasi Penilaian


Kriteria Tingkat Validitas
75%-100% Valid (tidak revisi)
50%-75% Cukup Valid (tidak revisi)
25%-50% Kurang Valid (revisi sebagian)
0%-25% Tidak Valid (revisi total)
Sumber: Arikunto (2006:244)

Apabila skor yang diperoleh mencapai 75% atau lebih maka trainer human
joint detection dinyatakan valid, trainer sudah dapat digunakan dalam pembelajaran
di Jurusan Teknik Elektro Prodi S1 Teknik Elektro.

Anda mungkin juga menyukai