BAB 3 Joni
BAB 3 Joni
METODE PENGEMBANGAN
A. Metode Pengembangan
16
17
B. Prosedur Pengembangan
1. Analyze (analisis)
Pada langkah pertama melakukan analisa kebutuhan yang akan dijadikan
bahan penelitian. Pada langkah analisa kebutuhan dilakukan dengan wawancara dan
observasi dengan dosen pengampu matakuliah Pengolahan Citra di Jurusan Teknik
Elektro FT UM. Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan dengan Dr.
Eng. Anik Nur Handayani, S.T.,M.T. selaku pengampu matakuliah Pengolahan Citra
di Jurusan Teknik Elektro FT UM, Proses pembelajaran masih secara konvesional
tanpa adanya kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum tidak ada dalam proses
pembelajaran, dikarenakan matakuliah Pengolahan Citra baru diterapkan satu kali dan
belum adanya media trainer yang mendukung. Sehingga diperlukan trainer yang
dapat digunakan untuk implementasi tentang pengolahan citra digital.
a. Desain Trainer
Trainer yang akan dikembangkan adalah trainer human joint detection yang
di evaluasi setiap tahapan pembuatan trainer oleh dosen pembimbing. Evaluasi
bertujuan agar trainer yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pada matakuliah
Pengolahan Citra. Spesifikasi trainer terdiri dari spesifikasi camera kinect, software
matlab r2015b dan laptop pavillion x360 convertile.
18
Diagram blok Trainer Human Joint Detection dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Fungsi masing-masing blok diagram pada Gambar 3.2 adalah sebagai berikut:
1. Camera kinect terdiri dari sensor RGB dan sensor Depth.
a. Sensor RGB sebagai komponen masukan untuk mendeteksi objek dengan
warna RGB
b. Sensor Depth sebagai komponen masukan untuk mendeteksi objek berdasarkan
kedalaman objek.
2. Software Matlab r2015b berfungsi sebagai pemroses utama trainer human joint
detection, dimana seluruh intruksi input dan output diolah dan diproses.
3. Video Depth berfungi sebagai hasil deteksi realtime video grayscale dan
jangkauan deteksi.
4. Grafik Joint berfungsi sebagai keluran hasil deteksi joint berupa garis penghubung
antar titik koordinat joint.
5. Sudut Joint berfungsi sebagai menampilkan hasil perhitungan deteksi koordinat
joint.
Desain trainer dapat dilihat pada gambar 3.3 (a) sesuai dengan deskripsi
kompetensi yang ada pada matakuliah Pengolahan Citra, yaitu Menganalisis
segmentasi citra: model pendeteksian, thresholding, segmentasi berorientasi pada
luasan.
20
Gambar 3.3 (b) Elbow flexor strengthening Gambar 3.3 (c) Lifting up an object
in sitting using free weights
21
Gambar 3.3 (d) Reaching diagonally in sitting Gambar 3.3 (e) Reaching from a low
surface to a high surface
abuan. Data koordinat x, y, dan z dikelola dengan rumus untuk mendapatkan sudut
berdasarkan koordinat x dan y, sedangkan sudut berdasarkan koordinat x dan z
dikelola dengan rumus. Selain itu, data koordinat x dan y digunakan untuk
mendapatkan hasil grafik pergerakan tiap posisi joint yang dideteksi. Ketiga data
tersebut akan ditampilkan pada GUI yang telah dikembangkan, seperti pada gambar
3.3 (g).
Sudut
Gambar 3.3 (g) Desain Tampilan GUI sistem human joint detection
b. Desain Jobsheet
Tahapan desain jobsheet yaitu merancang jobsheet yang akan
digunakan sebagai panduan dalam kegiatan praktikum. Jobsheet yang
dikembangkan dibagi dua, yaitu jobsheet untuk mahasiswa dan jobsheet
untuk dosen. Perbedaan dari kedua jobsheet, yaitu adanya kunci jawaban
yang disiapkan untuk dosen pengampu matakuliah. Jobsheet nantinya
diharapkan mampu membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum
menggunakan trainer human joint detection. Dalam tahapan
mengembangkan jobsheet, mengadaptasi menurut Daryanto (2013) meliputi:
(a) tujuan, (b) uraian materi, (c) lembar kerja, (d) tugas, (e) kesimpulan, dan
(f) daftar pustaka. Dalam lembar kerja terdapat beberapa sub bab lagi, yang
terdiri dari (a) alat dan bahan, (b) keselamatan kerja, (c) langkah kerja, dan
(d) analisis.
23
diagram blok sistem. Tahap desain manual book dilakukan evaluasi, yang
menghasilkan pembagian sub materi. Desain manual book dapat dilihat pada gambar
3.5.
3. Development (Pengembangan)
Tahap pengembangan merupakan tahap dalam merealisasikan dari produk yang
didesain sebelumnya. Desain trainer yang dikembangkan sebelumnya berupa konsep
akan dibuat dalam bentuk produk yang nantinya untuk diimplementasikan
berdasarkan hasil analisis dan desain. Tahap ini dilakukan evaluasi dengan cara
validasi oleh ahli media dan ahli materi.sehingga hasil evaluasi nanti dijadikan acuan,
apakah produk dinyatakan valid atau tidak. Jika produk dinyatakan valid maka
dilanjutkan dengan tahap implementasi.
4. Implementation ( Penerapan )
Tahap implementasi merupakan tahapan penerapan produkyang telah
dikembangkan sebelumnya. Trainer human joint detection yang diproduksi siap
diterapkan ke mahasiswa S1 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang pada matakuliah Pengolahan Citra. Menurut sugiyono
25
kelompok kecil terdiri dari 10 sampai 20 subje, akan tetapi pada pengembangan ini
terbatasnya jumlah populasi subjek hanya 20 mahasiswa. Sehingga pada
penerapannya, kelompok kecil hanya 10 subjek. Implementasi produk dilakukan
melalui dua tahap, tahap pertama dilakukan uji coba produk pada kelompok kecil
dengan jumlah 10 mahasiswa dan tahap kedua uji coba kelompok besar dengan
jumlah 20 mahasiwa. Setelah dilakukan implementasi produk, pada tahap ini juga
dilakukan evaluasi untuk memberikan umpan balik hasil penerapan produk.
5. Evaluatuion ( Evaluasi )
Evaluasi adalah sebuah proses yang digunakan untuk melihat setiap tahapan,
apakah tahapan yang dilakukan dalam model ADDIE sudah memenuhi batas
kelayakan. Apabila tahapan yang dilakukan masih terdapat ketidaksesuaian atau
kekurangan akan dilakukan proses revisi pada tahapan tersebut. Hasil evaluasi akan
dianalisis untuk digunakan sebagai bahan dalam mengambil pertimbangan untuk
mengembangkan produk. Pada tahap desain juga terdapat tahap evaluasi, yang
dilakukan dengan pertimbangan dari pendapat ahli desain. Pada tahap pengembangan,
proses kegiatan evaluasi dilakukan dengan melakukan pengembangan bentuk media
pembelajaran. Kemudian, pada tahap penerapan untuk proses evaluasi dilakukan
dengan melakukan penilaian produk dan mengetahui kekurangan dari produk,
sehingga hasil evaluasi digunakan untuk memperbaiki produknya. Jadi setiap tahapan
yang dilakukan mulai dari analisis, desain, pengembangan, impelementasi, terdapat
proses evaluasi.
C. Uji Coba
Uji coba produk adalah tahap yang dilakukan untuk mengetahui tentang
produk, sejauh mana kelayakan produk yang dikembangkan. Langkah uji coba
bertujuan untuk mendapatkan masukan tentang produk yang dikembangkan. Produk
yang dikembangkan divalidasikan oleh ahli media dan ahli materi. Subjek kelayakan
produk dilakukan oleh mahasiswa S1 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro FT UM
yang sudah menempuh matakuliah Pengolahan Citra.
26
program studi S1 Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro FT UM yang sudah atau
sedang mengikuti kegiatan pada matakuliah Pengolahan Citra. Subjek uji coba pada
4. Jenis Data
Data yang didapatkan pada saat melakukan uji coba produk terdapat dua jenis
data, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Jenis data ini didapatkan hasil dari
penelitian trainer human joint detection oleh ahli media, ahli materi, dan uji coba.
Data kuantitatif didapatkan dari presentasi nilai mean angket, sehingga hasil
presentase nilainya dapat digunakan sebagai acuan dalam menilai layak atau
tidaknya trainer tersebut. Data kualitatif didapatkan dari hasil kritik dan saran oleh
ahli media dan ahli materi sebagai umpan balik dari pengembangan yang dilakukan.
Jenis data beserta instrumen yang digunakan lebih lengkapnya dapat dilihat pada
tabel 3.4.
terdapat empat pilihan jawaban. Pada kriteria tingkat penilaian yang ditunjukkan
pada Tabel 3.5.
Apabila skor yang diperoleh mencapai 75% atau lebih maka trainer human
joint detection dinyatakan valid, trainer sudah dapat digunakan dalam pembelajaran
di Jurusan Teknik Elektro Prodi S1 Teknik Elektro.