Hermanto
Hermanto
Naskah diterima: 21 November 2017 Direvisi:14 Desember 2017 Disetujui terbit: 20 Februari 2018
ABSTRACT
Poverty is an all-time problem. The process of inheritance of poverty from generation to generation will
continue if there is no breakthrough to alleviate poverty. This literature study aims to determine the role of human
resource development, strengthening of farmers’ business and agricultural innovation in poverty alleviation.
Although poverty in Indonesia has decreased significantly, the data showed that the number of poor people is still
concentrated in rural areas. The development of human resources and the strengthening of farmers' business
institutions, therefore, become medium-term and long-term strategic efforts for poverty alleviation in rural areas.
Challenges to sustainable agricultural production in the future will require combined efforts of technological and
innovation development, improvement of agricultural policies, and strengthening of agricultural institutions.
Agricultural research and development should be focused on enhancing sustainable production.
Keywords: poverty alleviation, human resource development, business strengthening, agricultural innovation
ABSTRAK
Kemiskinan merupakan masalah sepanjang masa, karena kemiskinan dapat diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Proses pewarisan kemiskinan dari generasi ke generasi akan terus berlangsung jika tidak
ada terobosan untuk mengentaskan seseorang dari masalah kemiskinan. Kajian pustaka ini bertujuan untuk
mengetahui peran pengembangan sumber daya manusia (SDM), penguatan usaha petani dan inovasi pertanian
dalam pengentasan kemiskinan di perdesaan. Walaupun kemiskinan di Indonesia telah mengalami penurunan,
tetapi data menunjukkan bahwa penduduk miskin masih terkonsentrasi di wilayah perdesaan. Sebagian besar
penduduk miskin di perdesaan berpendidikan rendah, dan menguasai lahan yang sempit, maka pengembangan
SDM dan penguatan kelembagaan usaha petani merupakan upaya strategis jangka menengah dan jangka
panjang untuk pengentasan kemiskinan di perdesaan. Karena tantangan terhadap pembangunan pertanian di
masa depan akan lebih kompleks, maka perlu untuk mengupayakan perpaduan antara pengembangan teknologi
dan inovasi pertanian, penyempurnaan kebijakan pertanian, serta penguatan kelembagaan pertanian guna
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di perdesaan. Penelitian dan pengembangan pertanian
sebagai penghasil teknologi baru dan inovasi pertanian hendaknya terfokus pada peningkatkan produksi secara
berkelanjutan.
Kata kunci: pengentasan kemiskinan, pengembangan SDM, penguatan usaha, inovasi pertanian
pertanian sebagai sumber utama bagi sebagian hektar. Kondisi ini menunjukkan bahwa
besar rumah tangga miskin pada tahun 2015 sebagian besar usaha pertanian di Indonesia
masih tetap dominan, yaitu sebesar 49,60%. merupakan usaha pertanian bersekala usaha
Peran sektor industri sebagai sumber utama kecil atau gurem (Grafik 6).
pendapatan rumah tangga miskin masih relatif
Besarnya rasio Gini menunjukkan
rendah, yaitu sekitar 6,21% pada tahun 2013,
dan meningkat menjadi 7,10% pada tahun 2015 ketimpangan pendapatan di dalam masyarakat,
(Grafik 5). yang dalam hal ini pendapatan masyarakat
diukur dengan tingkat pengeluarannya (BPS,
Salah satu indikator untuk mengetahui lebih 2017). Data perkembangan rasio Gini pada
jauh tentang kondisi usaha pertanian di periode tahun 2002 – 2016 menunjukkan bahwa
Indonesia adalah data tentang penguasaan secara nasional rasio Gini di Indonesia
lahan pertanian oleh petani. Hasil Sensus mengalami kenaikan dari 0,34 pada tahun 2002,
Pertanian Tahun 2013 (BPS, 2017) menjadi 0,40 pada tahun 2016, walaupun rasio
menunjukkan bahwa sekitar 55,95% petani Gini sejak tahun 2011 cenderung tetap pada
menguasai lahan pertanian kurang dari 0,5 kisaran 0,40 - 0,41. Secara umum dapat
hektar, dan hanya sekitar 26,62% petani yang dikatakan bahwa rasio Gini di wilayah perkotaan
menguasai lahan pertanian lebih luas dari 1 relatif lebih tinggi, yaitu pada kisaran 0,34 – 0,41
Usaha masih dilakukan secara individu, belum keberhasilan program pengembangan SDM dan
terbentuk kelompok usaha yang kuat, dan penguatan usaha di perdesaan, yang meliputi
belum terbentuk jejaring kerja terkait dengan aspek: (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian,
sumber permodalan maupun dalam pemasaran (3) Penataan staff, (4) Kepemimpinan, dan (5)
hasil; dan (4) Jasa keuangan yang melayani Pengawasan. Dari kelima faktor tersebut, faktor
pembiayaan usaha mikro masih terbatas. Di yang paling menentukan keberhasilan program
samping itu, menurut Firdaus (2014) secara adalah perencanaan. Dengan perencanaan
umum upaya pengentasan kemiskinan yang kuat dan matang serta bersifat rasional,
perdesaan melalui penguatan usaha juga lentur dan kontinyu, serta dengan melibatkan
menghadapi permasalahan kurangnya jiwa masyarakat miskin sebagai subyek dalam
kewirausahaan pelaku usaha. Konsep kegiatan, maka program penguatan usaha
kewirausahaan sosial penting dalam penciptaan masyarakat miskin akan terlaksana dengan
nilai sosial untuk mencapai tujuan baik.
pengembangan usaha melalui berbagai aktivitas
yang inovatif.
ADOPSI TEKNOLOGI DAN INOVASI DALAM
Mengingat masih lemahnya usaha ekonomi
USAHA PERTANIAN
masyarakat miskin di perdesaan, Pemerintah
perlu melaksanakan program aksi dalam rangka
penguatan usaha diperdesaan. Dalam hal ini, Sebagaimana telah dibahas dalam bab
Pemerintah dapat melakukan: (1) Fasilitasi terdahulu, kemiskinan di Indonesia masih
pembentukan kelembagaan komunitas di tingkat terkonsentrasi di wilayah perdesaan, dan
desa yang berbasis pada aspek: sosial, sebagian besar pendapatan masyarakat miskin
ekonomi produktif dan/atau sektoral; (2) di perdesaan tersebut masih tergantung dari
Fasilitasi pelatihan dan pendampingan kepada usaha pertanian. Semantara itu, tantangan
kelembagaan komunitas; (3) Fasilitasi terhadap produksi pertanian berkelanjutan dan
pembentukan lembaga usaha berbasis potensi ketahanan pangan di masa depan bersifat
sumber daya alam (SDA) dan kewilayahan; dan multidimensional dan memerlukan penanganan
(4) Fasilitasi peningkatan kapasitas lembaga yang komprehensif dan mendesak.
usaha dalam pengelolaan keorganisasiannya Pertumbuhan yang pesat di wilayah perkotaan
(Direktur Jenderal PPMD, 2015). dan sektor industri telah berdampak pada
Penguatan kelembagaan usaha dalam percepatan konversi lahan pertanian subur
rangka pengentasan kemiskinan di perdesaan kepada penggunaan lahan di luar sektor
terkait dengan berbagai faktor yang bersifat pertanian. Petani dan tenaga kerja perdesaan
multi dimensional. Beberapa faktor yang yang berpendidikan, terampil dan berusia muda
berpengaruh terhadap kerentanan masyarakat banyak yang bermigrasi dari daerah perdesaan
perlu diketahui dan diantisipasi melalui ke perkotaan. Perubahan iklim global
konsultasi masyarakat. Oleh karena itu, peran berdampak pada peningkatan kerentanan dan
serta masyarakat sangat diperlukan guna ketidakpastian dalam produksi pertanian. Di
memastikan agar struktur sosial-ekonomi dan samping itu, pertumbuhan produktivitas
kelembagaan masyarakat setempat tidak pertanian pada umumnya, khususnya
terabaikan, sehingga pada gilirannya dapat produktivitas tanaman pangan, kurang didukung
diperoleh respons dan solusi terhadap upaya oleh investasi di bidang pertanian, terutama
penguatan kelembagaan usaha dengan dalam bidang penelitian dan pengembangan
melibatkan segenap potensi dan sumber daya yang memadai. Oleh karena itu, ESCAP (2015)
yang ada (Arif dan Wijanarko, 2016). menyarankan akan perlunya untuk
Keberhasilan program pengentasan kemiskinan mengupayakan perpaduan antara
melalui penguatan usaha tidak lepas dari peran pengembangan teknologi dan inovasi pertanian,
dan komitmen yang tinggi dari Pemerintah dan penyempurnaan kebijakan pertanian, serta
Pemerintah Daerah untuk melakukan penguatan kelembagaan pertanian guna
pembinaan dan pendampingan secara meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
berkelanjutan, serta insiatif, aspirasi dan petani di perdesaan. Adapun inovasi di sini
peranserta secara aktif dari masyarakat miskin diartikan sebagai adopsi teknologi atau proses
dalam program-program pengentasan sosial baru yang dapat meningkatkan efektivitas
kemiskinan (Affandi et al., 2009). usaha dan pelayanan publik (OECD, 2012).
langsung terhadap penurunan kemiskinan, dan proses alih teknologi dan memberikan apresiasi
berpengaruh tidak langsung terhadap pada kearifan lokal. Kerja sama dengan para
penurunan kemiskinan melalui pertumbuhan pemangku kepentingan dan kelembagaan
ekonomi. Inovasi teknologi berpengaruh nyata petani dapat membantu memastikan bahwa
terhadap penurunan kemiskinan, melalui layanan penelitian dan pengembangan, serta
peningkatan produktivitas pertanian. Dari hasil alih teknologi dapat dilakukan secara inklusif
dan responsif terhadap kebutuhan petani. Selain
penelitian ini disarankan agar Pemerintah
itu, petani juga memerlukan lingkungan yang
meningkatkan investasi di sektor pertanian,
kondusif untuk inovasi, termasuk tata
terutama investasi pada penelitian dan
pemerintahan yang baik, kondisi makroekonomi
pengembangan agar menghasilkan teknologi
yang stabil, hukum dan peraturan yang adil dan
baru dan inovasi pertanian yang dapat
transparan, hak kepemilikan lahan yang
dimanfaatkan oleh para petani dan pada
terjamin, serta alat pengelolaan risiko dan
gilirannya dapat menurunkan kemiskinan di
infrastruktur pasar yang memadai. Peningkatan
perdesaan. Alur pikir hubungan langsung dan
akses pasar dan permodalan, termasuk akses
tidak langsung antara peningkatan produktivitas
terhadap pembelian hasil produksi petani oleh
pertanian terhadap penurunan angka
Pemerintah dapat memberikan insentif yang
kemiskinan dapat dilihat pada Gambar 1.
kuat untuk adopsi teknologi baru dan inovasi
(Schneider and Gugerty, 2011).
pertanian (FAO, 2014).
Investasi publik dalam bidang penelitian dan
Kebijakan intervensi pembangunan pertanian
pengembangan pertanian perlu ditingkatkan dan
melalui inovasi pertanian perlu memperhatikan
difokuskan kembali untuk mendukung
keragaman mata pencaharian dan skala usaha
intensifikasi pertanian yang berkelanjutan dan
tani masyarakat di perdesaan.
untuk memperkecil kesenjangan produktivitas
Keanekaragaman ini sangat penting kaitannya
tenaga kerja petani kecil dan menengah. Peran
dengan fleksibilitas, stabilitas dan keberlanjutan
pemerintah yang dominan dalam penelitian dan
usaha di perdesaan. Oleh karena itu, intervensi
pengembangan pertanian akan menghasilkan
pembangunan pertanian yang menggunakan
teknologi dan informasi baru sebagai barang
pendekatan sistem inovasi memiliki dampak
publik yang dapat meningkatkan produktivitas
positif yang kuat pada beberapa aspek
dan keberlanjutan produksi pertanian,
pembangunan, tetapi tidak meliputi semua
penurunan harga pangan, serta pengurangan
aspek pembangunan perdesaan. Sebagai
kemiskinan. Penelitian dan pengembangan
contoh, inovasi teknologi produksi komoditas
pertanian hendaknya juga memperhatikan
tanaman pangan seperti jagung, ubi kayu dan mengalami kegagalan karena kurang
ubi jalar mempunyai dampak positif terhadap memperhatikan beberapa faktor penting dalam
produktivitasnya (yang diukur dalam kg/ha) dan proses adopsi teknologi oleh petani. Hasil
pendapatan petani, tetapi mempunyai dampak penelitian menunjukkan bahwa peubah persepsi
yang lemah dari aspek diversifikasi produksi dan kegunaan teknologi, persepsi kemudahan
pendapatan. Oleh karena itu, untuk memastikan penggunaan teknologi, dan pengalaman masa
keberlanjutan dampak positif inovasi pertanian lalu petani secara positif memengaruhi perilaku
terhadap pembangunan di perdesaan, sistem petani terhadap adopsi teknologi baru. Selain
penelitian dan pengembangan pertanian perlu itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
melibatkan peran serta masyarakat lokal dalam peubah sikap persepsi yang mengendalikan
proses alih teknologi, serta melibatkan para perilaku, persepsi kegunaan teknologi, kondisi
pemangku kepentingan dari kalangan swasta fasilitas pendukung, dan persepsi terhadap
dan masyarakat dalam pengembangan sistem risiko secara positif memengaruhi niat petani
inovasi pertanian (Adebayo and Olagunju, dalam mengadopsi teknologi baru.
2015).
Kebijakan intervensi pemerintah melalui
PENUTUP
introduksi inovasi dan pemanfaatan teknologi
pertanian ramah lingkungan (green agriculture),
dalam implementasinya paling tidak Selama dua dekade ini, kemiskinan di
memerlukan dua kebijakan pendukung yaitu: (1) Indonesia telah mengalami penurunan yang
Kebijakan antisipatif terhadap masalah nyata. Walaupun kemiskinan di perdesaan juga
keterbatasan ekonomi pasar lokal yang telah mengalami penurunan yang nyata, tetapi
diperlukan untuk mendukung petani dalam data menunjukkan bahwa kemiskinan masih
memanfaatkan teknologi baru, seperti terkonsentrasi di perdesaan. Relatif tingginya
keterbatasan akses petani terhadap sumber Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks
permodalan dan keterbatasan peluang usaha, Keparahan Kemiskinan di perdesaan,
dan (2) Kebijakan yang dapat memberikan mengindikasikan bahwa pendapatan penduduk
kesempatan bagi petani untuk memilih jenis miskin lebih rendah dan lebih timpang
teknologi dan atau inovasi yang sesuai dengan dibandingkan dengan penduduk miskin di
aspirasi dan keterbatasan sumber daya yang perkotaan.
mereka kuasai, seperti penguasaan lahan yang
sempit. Oleh karena itu, introduksi teknologi Mengingat bahwa sebagian besar penduduk
dalam rangka pembangunan pertanian miskin di perdesaan berpendidikan rendah, dan
berkelanjutan, Pemerintah perlu menguasai lahan yang sempit, maka
mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi pengembangan SDM dan penguatan
petani setempat, sabagai berikut: (1) kelembagaan usaha petani merupakan upaya
Ketersediaan kredit usaha, (2) Kondisi strategis jangka menengah dan jangka panjang
kepemilikan dan penguasaan lahan pertanian, untuk pengentasan kemiskinan di perdesaan.
(3) Kondisi pasar tenaga kerja, (4) Kondisi Pendidikan merupakan investasi dan
kelembagaan petani, dan (5) Norma dan sosial- kesempatan bagi SDM untuk berkompetisi guna
budaya setempat (Lovo et al., 2015). mendapatkan kesempatan memperoleh
penghidupan yang lebih baik di masa depan dan
Menurut Nainggolan dkk. (2014) peningkatan turut terlibat dalam proses pembangunan.
produksi pertanian di Indonesia dilakukan Penguatan usaha petani dapat meningkatkan
melalui perluasan areal tanaman efisiensi usaha yang pada gilirannya
(ekstensifikasi), rehabilitasi, dan peningkatan memberikan tambahan pendapatan bagi petani
produktivitas (intensifikasi). Ekstensifikasi miskin.
dilakukan untuk meningkatan skala usaha
petani melalui pembukaan lahan baru, terutama Sebagian besar pendapatan masyarakat
di lahan-lahan terlantar. Rehabilitasi dilakukan miskin di perdesaan masih tergantung dari
melalui perbaikan sarana irigasi yang rusak. usaha pertanian. Semantara itu, tantangan
Intensifikasi dilakukan utamanya melalui terhadap produksi pertanian berkelanjutan di
perbaikan genetis tanaman, pemanfaatan masa depan bersifat multidimensional dan
teknologi budi daya ramah lingkungan, serta memerlukan penanganan yang komprehensif
adopsi teknologi panen dan pasca panen. dan mendesak. Oleh karena itu, disarankan
tentang perlunya perpaduan antara
Ibnu dan Hutabarat (2012) menyatakan pengembangan teknologi dan inovasi pertanian,
bahwa pengenalan teknologi baru kepada penyempurnaan kebijakan pertanian, serta
petani bukanlah suatu proses yang mudah. penguatan kelembagaan pertanian guna
Pengenalan teknologi baru kepada petani sering
PENGENTASAN KEMISKINAN DI PERDESAAN: PENGEMBANGAN SDM, PENGUATAN USAHA, DAN INOVASI PERTANIAN 149
Hermanto
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Pendapatan Petani Dan Nelayan Kecil (P4K) di
petani di perdesaan. Kabupaten Jombang). Wacana 10(1):37-53.
Penelitian dan pengembangan pertanian Aji P. 2015. Summary of Indonesia’s poverty analysis.
ADB Papers on Indonesia No. 04, Oktober 2015.
hendaknya terfokus pada peningkatkan produksi
Jakarta (ID): Asian Development Bank.
pertanian secara berkelanjutan, dengan
memperhatikan faktor sosial-ekonomi dan Arif S, Widjanarko H. 2016. Multidimentional poverty
kelembagaan perdesaan. Kerja sama dengan of farmers: results of participatory poverty
para pemangku kepentingan dan kelembagaan assessment in Gampong Cahya, Kabupaten In
petani mutlak diperlukan untuk memastikan Ahrens, B (Editor). Smeru Research Report.
Jakarta (ID): Social Monitoring and Early
bahwa layanan penelitian dan pengembangan, Response Unit (SMERU).
serta alih teknologi dapat dilakukan secara
inklusif dan responsif terhadap kebutuhan Dhrifi A. 2014. Agricultural productivity and poverty
petani. Selain itu, petani memerlukan alleviation: what role for technological innovation.
lingkungan yang kondusif untuk inovasi, J Econ Soc Stud. 4(1):139–158.
termasuk tata pemerintahan yang baik, kondisi Direktur Jenderal PPMD. 2015. “Kerja mengabdi
makroekonomi yang stabil, hukum dan desa”, kebijakan kemendes dalam pemberdayaan
peraturan yang adil dan transparan, hak masyarakat desa. Bahan pada Rakornas Program
kepemilikan lahan yang terjamin, serta Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
pengelolaan risiko dan dukungan infrastruktur Pusat dan Daerah. Jakarta, 30 Juli 2015.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan
pertanian dan perdesaan yang memadai.
Pemberdayaan Masyarakat Desa. Kementerian
Peningkatan akses pasar dan permodalan, Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
termasuk akses terhadap pembelian hasil Transmigrasi. Jakarta (ID): Kementerian Desa,
produksi petani oleh Pemerintah dapat Pembangunan Daerah Tertinggal dan
memberikan insentif bagi proses adopsi Transmigrasi.
teknologi baru dan inovasi pertanian.
Ernada SEZ, Gaol HL. 2015. Poverty alleviation
programmes lessons from Indonesia. Paper
Presented to the 6th Meeting of COMCEC Poverty
UCAPAN TERIMA KASIH Alleviation Working Group Ankara, Turkey 10-11
September 2015. Jakarta (ID): Ministry of Social
Affairs of the Republic of Indonesia (unpublished).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam [ESCAP] Economic and Social Commission for Asia
pengumpulan bahan, melakukan analisis, and the Pacific. 2015. Reducing poverty through
sustainable agriculture. Paper presented in the
sampai ke penulisan naskah tulisan ini.
Economic and Social Council of The United
Demikian pula, terima kasih disampaikan Nation General Assembly. Third session.
kepada pengelola jurnal Forum Penelitian Agro Bangkok, 1-3 December 2015. Committee on
Ekonomi, baik Dewan Redaksi, Mitra Bestari Macroeconomic Policy, Poverty Reduction and
dan Redaksi Pelaksana yang telah mengkritisi, Inclusive Development. Bangkok (TH): Economic
memperkaya serta membantu memperbaiki and Social Commission for Asia and the Pacific.
sehingga sampai dengan penerbitannya. [FAO] Food and Agriculture Organization. 2014.
Innovation in family farming. The State of Food
and Agriculture 2014 IN BRIEF. Rome (IT): Food
DAFTAR PUSTAKA and Agriculture Organization.
Firdaus N. 2014. Pengentasan kemiskinan melalui
Adebayo O, Olagunju K. 2015. Impact of agricultural pendekatan kewirausahaan sosial. J Ekon
innovation on improved livelihood and productivity Pembang. 22(1):55-67.
outcomes among smallholder farmers in Rural Ibnu M, Hutabarat B. 2012. Predicting technology
Nigeria. Working Paper No. 2015/07. A paper adoption in paddy (rice) cultivation at Sukoharjo
prepared for presentation at the 5th MSM 5th and Wonokarto Village of Sekampung Subdistrict
Annual Research Conference Managing African in East District of Lampung Province, Indonesia. J
Agriculture: Markets, Linkages and Rural Agro Ekon. 30(1):59 -79.
Economic Development 4 September 2015, MSM,
Maastricht, The Netherlands. Netherlands (NL): [IFAD] International Fund for Agricultural
German Development institute and the Austrian Development. 2016. Rural Development Report
Foundation for Development Research. 2016. Rome (IT): International Fund for
Agricultural Development.
Affandi S, Wahab SA. 2009. Pembangunan daerah
dan penanggulangan kemiskinan (studi kasus [IFAD] International Fund for Agricultural
implementasi Proyek Pembinaan Peningkatan Development. 2016 Fostering Inclusive Rural
Transformation. Printed by Quintily, Rome, Italy,
150 Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 35 No. 2, Desember 2017: 139-150
September 2016. Rome (IT): International Fund Prawoto N. 2009. Memahami kemiskinan dan strategi
for Agricultural Development. penanggulangannya. J Ekon Stud Pembang.
9(1):56 ‐ 68.
Ikhsan M. 2010. Kebijakan ekonomi makro
khususnya stabilisasi harga dan penanggulangan Saptana, Wahyuning KS< Rusastra IW. 2014.
kemiskinan. Pidato pada Upacara Pengukuhan Kemandirian pangan berbasis pengembangan
sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Ekonomi masyarakat: pelajaran dari Program Pidra, SPFS,
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta, Dan Desa Mapan di Nusa Tenggara Timur dan
27 November 2010. Jakarta (ID): Universitas Jawa Barat. Anal Kebijak Pertan. 12(2):119-141.
Indonesia.
Schneider K, Gugerty MK. 2011. Agricultural
Iryanti R. 2014. Kemiskinan dan ketimpangan di productivity and poverty reduction: linkages and
indonesia: permasalahan dan tantangan. deputi pathways. The Evans School Review 1(1):56–74.
kemiskinan, ketenagakerjaan, dan UKM. Jakarta
(ID): Kementerian PPN/Bappenas (tidak Setiyanto A. 2015. Kemiskinan rumah tangga
dipublikasikan). perdesaan lahan kering perkebunan. Dalam:
Irawan B, Ariningsih E, Pasandaran E. (eds.).
Jima. 2013. Analisis Program PNPM Mandiri Panel Petani Nasional, Rekonstruksi Peningkatan
Pedesaan terhadap kesejahteraan masyarakat di Kesejahteraan Petani. Jakarta (ID): IAARD Press.
Desa Karkitan Bayat Klaten. Benefit. J Manaj
Bisnis. 17(2):152-161. Sumarno. 2011. Peran pendidikan nonformal dan
informal dalam pendidikan karakter bangsa.
Lovo S, Bezabih M, Singer G. 2015. Green Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XXX, Edisi
agricultural policies and poverty reduction. Khusus Dies Natalis UNY. Yogyakarta (ID):
Grantham Research Institute Climate Change and Universitas Negeri Yogyakarta.
the Environment and Global Green Institute. Seoul
(KR): Global Green Growth Institute Sutoyo. 2012. Alternarif pendidikan dalam program
pengembangan masyarakat. Makalah pada
Nainggolan K, Harahap IM, Erdiman. 2014. Teknologi Seminar Teaching Vulnerable Youth in
melipatgandakan produksi padi nasional. Jakarta Unconventional Settings, Jakarta 14 Maret 2012
(ID): Kompas Gramedia. di Jakarta. Jakarta (ID): World Education (tidak
dipublikasikan).
[OECD] Organisation for Economic Co-operation and
Development. 2012. Innovation for development: Ustama DD. 2009. Peranan pendidikan dalam
A discussion of The issues and an overview of pengentasan kemiskinan. Dialogue, J Ilmu Adm
work of the OECD Directorate For Science, Kebijakan Pub. 6(1):1-12.
Technology And Industry. May 2012. Paris (FR):
Organisation for Economic Co-operation and Wolff J, Lamb E. Zur-Szpiro E. 2015. A philosophical
Development. review of poverty. Joseph Rowntree Foundation
Report. June 2015. [Internet]. [cited 2017 Feb 20].
Perdana AA. 2014. Masa depan program Available from: https://www.jrf.org.uk/report/
kesejahteraan sosial di Indonesia: dari subsidi philosophical-review-poverty
bahan bakar fosil hingga perlindungan sosial yang
lebih baik. Jakarta (ID): The International Institute
for Sustainable Development.