Anda di halaman 1dari 54

LEMBAR PERSETUJUAN

Penulis : Auliya Fitri Febrianti

Judul : Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Guru Penguji Karya Tulis pada tanggal
....... Mei 2016

Oleh :

Pembimbing I

Lailatul Qomariyah, S.Kep.Ns

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan tepat
waktu.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan untuk


menambah pengetahuan siswa/i mengenai tanaman yang dapat digunakan sebagai
obat hepatitis.

Tidak lupa kami ucapka terima kasih kepada Guru Pembimbing, teman-
teman kelompok dan teman-teman lain yang telah membantu memperoleh
informasi, dan semua pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.


Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan demi kemajuan pada makalah-
makalah berikutnya.

Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kami maupun para pembaca.

Pasuruan, 27 Mei 2016

Penulis

2
Daftar Isi

Lembar Persetujuan............................................................................................... 1

Kata Pengantar ...................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................5

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 5

1.3 Metode Penulisan ..................................................................................... 5

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 6

BAB II. ISI

Hepatitis.......................................................................................................….7

Tinospora cordifolia.......................................................................................12

Viscum album..................................................................................................15

Curcuma xanthorrhiza....................................................................................18

Panax ginseng.................................................................................................22

Phylantus Niruri..............................................................................................25

Glycyrrhiza glabra..........................................................................................29

Ganoderma lucidum........................................................................................32

Imperata cylindrical........................................................................................38

Asuhan Keperawatan (Teoritis)

3.1 Pengkajian ............................................................................................... 44

3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 45

3
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 50

3.2 Saran ....................................................................................................... 51

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 52

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hepatitis adalah salah satu dari penyakit hati (Liver) yang ditandai dengan
suatu perdangan yang terjadi pada organ tubuh seperti hati. Ada beberapa jenis
hepatitis yaitu hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E.
Pengobatan menggunakan bahan alam (tanaman obat) dapat digunakan
dalam mengatasi dan mengobati hepatitis. Pengobatan dengan cara ini memiliki
beberapa keuntungan seperti harganya yang relatif murah dan efek samping yang
ditimbulkan sedikit.
Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai obat hepatitis diantaranya
Viscum album, Tinospora cordifolia, Curcuma xanthorrhiza, Panax gingseng,
Phylantus niruri, Glycyrrhiza glabra, Ganoderma lucidum, Imperata cylindrical
yang mengandung alkaloid purin. Masing-masing tanaman secara umum akan
dijelaskan mengenai klasifikasi taksonomi, deskripsi tanaman, kandungan kimia,
khasiat, efek farmakologi, simplisia yang digunakan, uji preklinis, uji klinis, dosis,
efek samping, kontraindikasi serta bentuk sediaan yang beredar dipasaran.
1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi


mengenai klasifikasi taksonomi, morfologi, kandungan kimia, khasiat, efek
farmakologi, uji pre klinis maupun klinis yang dilakukan pada berbagai tanaman
yang berkhasiat dalam melawan penyakit hepatitis.

1.3 Manfaat
Makalah ini bermanfaat sebagai media informasi.

5
1.4 Metode Pengumpulan data
Data-data yang ada dalam makalah ini, penulis dapatkan dari hasil studi
pustaka, dengan mendapatkannya dari berbagai sumber baik yang ada di
perpustakaan maupun yang penulis dapatkan dari hasil pencarian melalui internet.

6
BAB 2
ISI

2.1. Hepatitis

Hepatitis adalah salah satu dari penyakit hati (Liver) yang ditandai dengan
suatu perdangan yang terjadi pada organ tubuh seperti hati.

Banyak kasus hepatitis tidak diobati karena tidak ada gejala atau gejala
dikira diakibatkan hanya oleh serangan flu biasa. Gejala hepatitis yang paling
umum adalah nafsu makan hilang, kelelahan, demam, pegal sekujur tubuh, mual
dan muntah serta nyeri pada perut. Beberapa orang mungkin mengalami air seni
yang menjadi berwarna gelap, buang air besar berwarna pucat, dan kulit serta mata
menguning (disebut ikterus atau jaundice).

Jenis Hepatitis

a. Hepatitis A

Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan dapat sembuh secara
spontan tanpa meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita
sakit sekitar 1 sampai 2 minggu. Penyebab hepatitia A yaitu Virus Hepatitis A
(HAV) melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang
terinfeksi. Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan
memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di
masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah. Hepatitis A dapat menyebabkan
pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen.

7
b. Hepatitis B

Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus
Hepatitis B (HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena,
transfusi), peralatan medis yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat
melahirkan. Pada 90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus
lainnya virus tersebut tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang
kemudian bisa menyebabkan sirosis atau kanker hati.

c. Hepatitis C

Hepatitis C dapat menular terutama melalui darah. Virus ditularkan terutama


melalui penggunaan jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato
yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis. Penularan virus hepatitis C (HCV)
juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu ke anak saat melahirkan,
tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak orang yang
sehat menyebarkan virus ini tanpa disadari. Gejala hepatitis C sama dengan
8
hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena virusnya sulit menghilang.
Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam tubuh
sehingga mengganggu fungsi liver.

d. Hepatitis D

Hepatitis D, juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan
pertolongan virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan
pada orang yang terinfeksi hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling
jarang tapi paling berbahaya dari semua virus hepatitis. Pola penularan hepatitis D
mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia yang terkena
hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi
bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis
(superinfeksi). Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin
mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut.
Orang yang terkena superinfeksi hepatitis D biasanya mengembangkan infeksi
hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70%-80%) menjadi sirosis.

9
e. Hepatitis E

Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui


kotoran manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi
buruk yang mendukung penularan virus. Hepatitis E menyebabkan penyakit akut
tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita hepatitis E
sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil pasien (1-4%),
terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya.

TES FUNGSI HATI

Tes fungsi hati dapat dilakukan dengan pemeriksaan ALT (Alanin


aminotranferease), AST (aspartat aminotransferase), ALP (Alkalin phosphatase),
bilirubin, albumin, dan total protein. Alkalin phosphatase (ALP) merupakan
indikator kerusakan hepar. Alanin aminotranferease (ALT) dan aspartat
aminotransferase (AST) adalah enzim yang terletak di sel-sel hati, jika sel-sel hati
terluka maka akan masuk ke sirkulasi umum (Corwin, 2001.)

10
2.2. Tanaman Yang Berkhasiat Dalam Pengobatan Hepatitis

No. Nama Tanaman Suku Simplisia


1 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) Zingiberaceae Rimpang
2 Meniran (Phyllanthus niruri) Euphorbiaceae Herba
3 Jombang (Taraxacum officinale) Asteraceae Herba dan akar
4 Inggu (Ruta angustifolia) Rutaceae Herba
5 Mimba (Azadirachta indica) Meliaceae Daun
6 Kedelai (Glycne max) Fabaceae Biji
7 Alang-alang (Imperata cylindica) Poaceae Akar
Tunas mudanya
8 Bambu kuning (Bambusa sp) Gramineae
(rebung)
Menispermaceae
9 Brotowali (Tinospora perculata) Daun dan Batang

10 Ketapang (Terminalia cattapa) Combretaceae Daun


Semanggi gunung (Hydrocotyle
11 Umbelliferae(Apiaceae) Herba
sibthorpioides)
12 Umbi bangle (Zingiber purpureum) Zingiberaceae Rimpang
13 Daun serut (Malpighia coccigera) Malpighiaceae Daun
Reishi mushroom (Ganoderma
14 Ganodermataceae Buah
lucidum)
15 Viscum album Viscaceae Buah
Keladi Tikus (Typhonium Aracaceae
16 Herba
flagelliforme)
17 Glycyrrhiza glabra Fabaceae Radix
Asteraceae
18 Silybum marianum

19 Sarang semut (Myrmecodia pendens) Rubiaceae Umbi


20 Ginseng (Panax ginseng) Araliaceae Rimpang
21 Andrographis paniculata Acanthaceae Herba
22 Centella asiatica Apiaceae Herba

11
2.2.1 Tinospora cordifolia

Gambar. Tinospora cordifolia

Taksonomi

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Ranunculales

Suku : Menispermaceae

Marga : Tinospora

Jenis : Tinospora cordifolia

(Abhimanyu Sharma et al., 2010)

12
Kandungan Kimia

Alkaloid, diterpene lakton, steroid, glycosides aliphatic compounds, polisakarida.


(Abhimanyu Sharma et al., 2010). Senyawa aktif dalam Tinospora cordifolia yaitu
Alkaloid berperan dalam aktivitas hepatoprotektif secara signifikan (B. T. Kavitha
et al., 2011).

Gambar. Kandungan Kimia Tinospora cordifolia


(Soham Saha and Shyamasree Ghosh, 2012)

Efek Farmakologi

Antioksidan, anti alergi, anti inflamasi, anti-diabetes, anti-artritis, anti-


malaria, anti-osteoporosis, hepatoprotektif (Avnish K. Updahyay et al., 2010).
Tinospora cordifolia untuk mengobati Hepatitis B. (Lakshmi C. Mishra, 2003)

13
Uji Pre-klinis dan Uji Klinis

Dilakukan penelitian pada tikus Albino dengan berat 150- 200 gram.
Terdapat 6 perlakuan, kelompok 1 diberikan normal saline, kelompok 2 diberikan
CCl4, kelompok 3 diberikan sirup Liv. 52 selama 20 hari diikuti dengan pemberian
CCl4, kelompok 4; 5; dan 6 diberikan larutan ekstrak T. cordifolia 1ml/100g
diberikan secara oral 2 kali sehari pada tikus selama 10; 20; dan 30 hari. Dari hasil
penelitian menunjukkan kelompok 3 dengan pemberian CCl4 mengalami kenaikan
Alanine Transaminase (ALT), Alkaline phosphatase (ALP), dan Total Bilirubin,
sedangkan kelompok dengan pemberian T. cordifolia menunjukkan penurunan
ALT, ALP, dan total bilirubin. Hal itu menunjukkan ekstrak T. cordifolia efektif
mengontrol kadar ALT, ALP dan bilirubin total dalam penelitian tersebut. Dari
hasil penelitian menunjukkan Tinospora cordifolia adalah agen hepatoprotektif
yang kuat. Penggunaan tanaman ini dapat digunakan dalam pengobatan herbal
untuk gangguan hati. (Vipin Kumar et al., 2012)

Pada Uji Klinis, dilakukan penelitian pada 20 pasien yang terinfeksi


hepatitis diberikan obat Tinospora cordifolia 4 tablet (masing- masing 500 mg)
sehari tiga kali selama 4 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa Tinospora
cordifolia berperan untuk mengobati gejala yang dialami pasien. (Kirti Sinha et
al., 2004)

Efek samping, Kontraindikasi, dan Dosis

Efek samping dari obat Tinospora cordifolia dapat menurunkan gula darah
sehingga untuk pasien dengan pengobatan diabetes harus disesuaikan dengan
penggunaan Tinospora cordifolia. Efek samping lainnya yaitu dapat meningkatkan
sistem imun, sehingga untuk pasien dengan penyakit autoimun seperti Multiple
Sclerosis, Lupus, Rheumatoid Arthritis sebaiknya menghindari pemakaian obat
Tinospora cordifolia.

Kontraindikasi obat Tinospora cordifolia bagi ibu hamil dan menyusui.


Dosis yaitu 300 mg ekstrak batang Tinospora cordifolia 3 kali sehari untuk 8
minggu.

14
Interaksi Obat

Obat Tinospora cordifolia memiliki interaksi obat dengan obat anti-


diabetes dimana kedua obat tersebut memiliki efek yang sama yaitu menurunkan
gula darah. Sehingga pemakaian keduanya akan mengakibatkan gula darah akan
semakin menurun (Avnish K. Updahyay et al., 2010).

Selain itu juga memiliki interaksi obat dengan obat immunosupresan.


Dimana Tinospora cordifolia memiliki efek meningkatkan sistem imun sehingga
dapat menurunkan efektivitas obat immunosupresan tersebut. (Manjrekar PN et al.)

2.2.2 Viscum Album

Taksonomi

Kerajaan : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Santalales
15
Suku : Santalaceae

Marga : Viscum L.

Jenis : Viscum album L.

(Nickrent DL, 2004)

Kandungan Kimia

Ekstrak Viscum album mengandung mistletoe lectins, glikoprotein


sitotoksik yang biasa dikenal dengan sebutan viscumin atau aglutinin yang
merupakan anggota dari protein yang menonaktifkan ribosom tipe 2, dan viscotoxin
yang merupakan peptida asam amino-46 yang merusak membran sel. Dalam
Viscum album juga memiliki kandungan kimia lain seperti polisakarida, alkaloid,
flavonoid, triterpen, sterol (Yang Li et al., 2011).

Efek Farmakologi

Dapat menurunkan peningkatan serum Alanine Aminotransferase (ALT),


Aspartate Aminotransferase (AST), dan Alkaline Phosphatase (ALP), serta
mencegah perkembangan nekrosis hati yang disebabkan oleh CCl4 (Omar et al.,
2010). Viscum album untuk mengobati Hepatitis C (Lakshmi C. Mishra, 2003)

Uji Preklinis

Penelitian dengan hewan percobaan tikus Sprague- Dawley berat 120- 130
gram. Terdapat 6 perlakuan. Kelompok 1- 5 diberikan CCl4 dalam minyak zaitun
(1:1 vol/vol) secara oral pada dosis 2,8 ml/kg dan selanjutnya setiap minggu
diberikan CCl4 dosis 0,14 ml/kg untuk mempertahankan kerusakan hati. Kelompok
satu sebagai kelompok kontrol diberikan normal saline, kelompok 2 dan 3 diberikan
0,1 atau 0,2 ml/kg ekstrak Viscum album secara subkutan satu minggu sekali.
Kelompok 4 diberi Silymarin 25 mg/kg secara oral setiap hari. Kelompok 5
diberikan ekstrak Viscum album 0,2 ml/kg secar subkutan dan Silymarin 25 mg/kg
secara oral satu minggu sekali selama 30 hari. Kelompok 6 diberikan saline tanpa

16
CCl4 setiap hari selama 30 hari. Setelah 30 hari perlakuan, tikus dimatikan dengan
anestesi eter dan hati tikus diambil untuk diteliti. Dari hasil penelitian kadar Alanine
aminotransferase (ALT), aspartate aminotransferase (AST), dan alkaline
phosphatase (ALP) dalam plasma meningkat karena CCl4. Pemberian 0,1 mL/kg
ekstrak Viscum album menurunkan kadar ALT sebanyak 51,2%; AST sebanyak
52,6%; dan ALP sebanyak 27,7%. Sedangkan untuk pemberian 0,2 mL/kg ekstrak
Viscum album menurunkan kadar ALT sebanyak 65,6%; AST sebanyak 61,1%; dan
ALP sebanyak 57,6%. Hasil dari 0,2 mL/kg ekstrak Viscum album dikombinasikan
dengan Silymarin menurunkan kadar ALT, AST, dan ALP dalam plasma sebesar
73,1%; 67,6%; dan 65,8%. Dari hasil penelitian ini membuktikan ekstrak Viscum
album dapat mengobati kerusakan hati. (Omar et al., 2010).

Efek Samping, Kontraindikasi, dan Dosis

Efek samping yang dihasilkan seperti FLS (Flu like symptoms), demam,
menghasilkan reaksi lokal pada tempat bekas injeksi, dan adanya reaksi alergi. Jika
dikombinasi dengan Mistletoe lectin (ML) dapat menimbulkan efek hepatotoksik
yang reversible. Kontraindikasi dari obat Viscum album untuk ibu hamil dan
menyusui.

Dosis yang diberikan akan berpengaruh kepada efek yang ditimbulkan.


Seperti dari sebuah hasil penelitian dapat dilihat bahwa, efek pemberian Viscum
album tergantung dari dosis yang diberikan. Pemberian Viscum album (0,1 dan 0,2
ml/kg) secara signifikan dapat menurunkan ALT sebesar 51,2% dan 65,6%; AST
sebesar 52,6% dan 61,1%; serta ALP sebesar 27,7% dan 57,6%. Sedangkan,
Viscum album (0,2 mL/kg) yang diberikan bersama dengan Silymarin
menghasilkan penurunan ALT dalam plasma sebesar 73,1%; AST sebesar 67,6%;
dan ALP 65,8% (Omar et al., 2010).

Interaksi Obat

Obat Viscum album memiliki interaksi obat dengan obat anti- hipertensi
dimana kedua obat tersebut memiliki efek yang sama yaitu menurunkan tekanan
darah. Sehingga pemakaian keduanya akan mengakibarkan tekanan darah akan
semakin menurun (Henriettes Herbal, 2011). Selain itu juga memiliki interaksi obat
17
dengan obat immunosupresan. Dimana Viscum album memiliki efek meningkatkan
sistem imun sehingga dapat menurunkan efektivitas obat immunosupresan tersebut
(Anik Savoie et al.)

2.2.3 Curcuma xanthorrhiza Roxb

Gambar 1. Curcuma xanthorrhiza Roxb


Temulawak (curcuma xanthorrhiza roxb) merupakan salah satu kekayaan alam
asli Indonesia, temulawak mengandung kurkuminoid dan minyak atsiri yang
berkhasiat untuk menjaga kesehatan dari berbagai penyakit. Rimpang temulawak
yang terdapat di Jawa Barat.
Kurkuminoid berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi (antiperadangan),
antibakteri, antihepatotoksik (anti liver), antikolesterol, antikanker dan anti platelet
agregasi (pembekuan darah yang bisa menyebabkan stroke). Sementara salah satu
komponen minyak atsiri yang dikandungnya, yakni xanthorrhizol adalah
antikanker, terutama kanker payudara.
Aktivitas imunomodulator dari kurkumin (salah satu kandungan dalam
kurkuminoid) juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit. “Dibandingkan ginseng, komponen dalam temulawak jauh lebih banyak.
a. Klasifikasi

Kerajaan : Plantae

Sub Kerajaan : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta


18
Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae

Marga : Curcuma

Jenis : Curcuma Xanthorrhiza Roxb.

b. Deskripsi Tanaman

Temulawak pada dasarnya merupakan tumbuhan terna dengan batangsemu


yang bisa mencapai ketinggian di atas 1 meter tetapi jarang yang melewati 2 meter.
Batang temulawak berwarna hijau atau coklat gelap dengan akar rimpang yang
terbentuk secara sempurna dan dilengkapi sistem percabangan yang kuat. Setiap
batang temulawak memiliki 2 sampai 9 helai daun bentuk bundar memanjang.
Warna daunini bervariasi, bisa hijau atau coklat keunguan terang hingga gelap.
Daunnya memiliki panjang antara 31 cm sampai 85 cm. Sedangkan lebarnya bisa
10 cm sampai 18 cm. Jumlah daunnya ada 5 namun 3 bagian diantaranya lebih
panjang dari yang lain, berwarna hijau tua. Kelopak bunga berwarna putih berbulu,
panjang 8 – 13 mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan
4.5cm, helaian bungaberbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung
yang berwarna merahdadu atau merah, panjang 1.25 – 2cm dan lebar 1 cm.
Rimpang ini berkembang subur pada kondisi tanah yang gembur.
c. Kandungan Kimia

Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid yang didalamnya terdapat


kurkumin, glukosa, kalium oksalat, protein, serat, pati, minyak atsiri yang terdiri
dari kamfer, siklo isoren, mirsen, p-toluil metilkarbinol, fellandren, borneol,
tumerol, xanthorrhizol, sineal, isofuranogermakren, zingiberen, zingeberol,
turmerol, artmeron, sabinen,germakron,atlantone (Wijayakusuma,2007).

19
d. Efek Farmakologi

Rimpang temulawak mempunyai efek farmakologi yaitu hepatoprotektor,


menurunkan kadar kolestrol, antiinflamasi, laxative, diuretik, meningkatkan
produksi ASI, tonikum, dan menghilangkan nyeri sendi, khasiat lain yaitu sebagai
analgesik, antibakteri, antijamur, antidiabetik, antidiare, antiinflamasi,
antihepatotoksik, antioksidan, antitumor, depresan, diuretik, hipolipidemik, dan
insektisida

e. Uji Pre klinik untuk Efek Antihepatotoksik

Pemberian seduhan rimpang temulawak sebesar 400, 800 mg/kg bobot mencit
selama 6 hari serta 200, 400 dan 800 mg/kg bobot mencit pada mencit selama 14
hari mampu menurunkan aktivitas enzim Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT)
akibat dosis hepatotoksik parasetamol dan mampu mempersempit luas daerah
nekrosis parasetamol secara nyata. Daya antihepatotoksik tergantung pada besarnya
dosis maupun jangka waktu pemberiannya (Raharjo, 2010).

f. Uji Pre klinik untuk Efek Hipolipidemik

Penggunaan temulawak sebagai minuman pada ternak kelinci betina


menunjukkan bahwa tidak terdapat lemak tubuh pada karkas dan jaringan lemak di
sekitar organ reproduksi (Raharjo, 2010). Pada tikus dengan diet tinggi kolesterol,
temulawak tidak menurunkan tingginya kolesterol serum walaupun menurunkan
kolesterol hati. Pada penelitian tersebut dilaporkan bahwa kurkuminoid tidak
mempunyai efek yang nyata terhadap lemak serum dan lemak hati, maka
disimpulkan bahwa temulawak mengandung zat aktif selain kurkuminoid yang
dapat merubah metabolisme lemak dan lipoprotein.

g. Uji Klinis

Obat-obatan yang telah dikembangkan untuk memperbaiki kelainan fungsi


hati pada hepatitis kronik antara lain:
1. Schizandrae yang dapat menghambat nekroinflamasi sel hati, normalisasi fungsi
hati, regenerasi sel hati, anti-hepatocarcinogenesis

20
2. Sylimarin, mempunyai efek anti oksidan kuat, stabilisator membrane sel, regenerasi
sel hati, dan memuluhkan kerusakan struktur sel hati
3. Curcuma, mempunyai efek kolagoga (mengaktifkan sekresi kolesterol dan empedu)
4. Liquiritiae, dapat meningkatkan sistem imunitas (imunoregulator)
5. Vitamin B6, membantu metabolisme asam amino yang dibutuhkan oleh hepar
6. Choline bitartrate, menjaga kenormalan fungsi hati, melindungi hati dari sirosis

Sediaan yang akan diuji:


–Shizandrae tunggal
Satu macam kaplet berisi ekstrak schizandrae fructus 135 mg
–Shizandrae kombinasi
Satu kaplet berisi schizandrae fructus 135 mg, sylimarin phytosome 35 mg, ekstrak
curcuma xanthorizzae 150 mg, liquiritiae radix 135 mg, choline bitartrate 150 mg,
vitamin B6 2 mg
Kriteria inklusi adalah penderita hepatitis kronik dan tidak sedang menjalani
terapi anti virus. Dasar diagnosis hepatitis kronis adalah penderita sudah diketahui
minimal dalam 6 bulan terakhir mempunyai kadar SGOT dan SGPT > 1,5 kali
diatas batas atas nilai normal. Terhadap seluruh subyek penelitian dilakukan
pemeriksaan SGOT, SGPT, bilirubin total, PT, INR. Penderita mendapat kaplet
schizandrae tunggal 3 x 1 per hari atau Schizandrae kombinasi 3 x 1 kaplet per hari
selama 28 hari. Jumlah penderita yang menyelesaikan penelitian dari kelompok
schizandrae tunggal sebanyak 19 orang dan dari kelompok scizandrae kombinasi
sebanyak 18 orang. Lima belas orang perempuan, 22 orang laki-laki, berumur
antara 21 – 76 tahun
Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa, pemberian kombinasi
schizandrae fructus 135 mg, sylimarin phytosome 35 mg, ekstrak curcuma
xanthorizzae rhiz. 150 mg, liquiritiae radix 135 mg, choline bitartrate 150 mg, B6
2 mg sebanyak 3 x 1 kaplet / hari selama 28 hari menunjukan penurunan SGOT dan
bilirubin total yang lebih baik dibandingkan schizandrae fructus 135 mg tunggal.

21
h. Contoh sediaan yang beredar

Gambar 5. Sediaan Curcuma xanthorrhiza Roxb

2.2.4 Panax ginseng

Gambar 6. Panax ginseng

a. Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Apiales
Suku : Araliaceae
Marga : Panax
Jenis : Panax ginseng

22
b. Deskripsi tanaman
Ginseng terkenal di masyarakat Cina dan Korea sebagai obat sejak 5000 tahun
yang lalu.Ginseng dipercayai selama berabad–abad untuk menjaga kesehatan dan
menyembuhkan penyakit serta telah berbudaya dalam kehidupan masyarakat Cina
dan Korea sampai hari ini .Ginseng China dan Korea ternyata merupakan tanaman
yang sama jenis yaitu Panax ginseng dari famili Araliaceae .Seiring dengan
kemajuan masa kini , ginseng telah dibuat dalam berbagai bentuk produk untuk
dipasarkan ke luar negeri. Produk yang dipasarkan adalah teh ginseng , tablet dan
madu. Tanaman temulawak siap dipanen pada umur 10-12 bulan, dengan dicirikan
tanaman sudah senescen (mengering batang dan daunnya). Penelitian tentang terapi
dengan ekstrak ginseng pada pasien diabetes, hipertensi, kanker, dan penyakit lain
menunjukkan peningkatan kondisi kesehatan yang relatif cepat dan tanpa efek
samping. Hasil ini dibandingkan dengan penggunaan obat kimia yang seringkali
bersifat toksik serta menimbulkan komplikasi.

c. Kandungan Kimia

d. Efek Farmakologi
1. Ginsenoside memiliki aktivitas antibiotik dan antivirus hepatitis.
2. Ginsenoside bekerja sebagai hepatoprotektif dengan mekanisme antioksidan 
Ginsenoside meningkatkan aktivitas enzim superoksida dismutase (SOD), catalase
(CAT), glutathione peroxidase(GPx), glutathoine reductase (GR), glutathione
transferase (GSH)

23
3. Ginsenoside mampu menekan mitogen-activated protein kinase (MAPK), nuclear
factor kappa B (NF-kB) dan inducible nitric oxide synthase (iNOS) untuk
proliferasi sel kanker hati (Tung, 2012)

e. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol.


Dalam uji toksisitas akut ini, digunakan mencit galur DDY jantan, bobot badan
24-34 gram

Hasil
LD 50 oral  225,575 mg/kg BB. Berdasarkan batasan Gleason rentang
179,179 – 283,983 termasuk aman.

f. Contoh Sediaan

Gambar 7. Sediaan Panax ginseng

24
2.2.5 Phylantus niruri L.

Gambar . Phylantus niruri

a. Klasifikasi (www.plantamor.com)

Kerajaan : Plantae
Sub Kerajaan : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Phyllanthus
Jenis : Phyllanthus niruri L.
Nama umum
Indonesia : Meniran
Melayu : Dukung anak
Pilipina : Sampa sampalukan
Nama simplisia
Phyllanthi Herba

25
b. Deskripsi Tanaman

Artikel yang dilansir dari meniran.com menjelaskan bahwa tanaman ini adalah
tanaman herbal tegak yang mempunyai tinggi 0,5-1 meter dan dapat tumbuh
diberbagai tempat sehingga sangat mudah dijumpai disekitar kita.

Tanaman meniran memiliki morfologi batang yang berbentuk bulat berbatang


basah dengan tinggi kurang dari 50 cm dengan bentuk daun tunggal bersiri genap
dengan setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang berukuran kecil
dan lonjong. Tanaman meniran memiliki buah yang rasanya pahit, serta bunga yang
terdapat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah.

Di Indonesia meniran tumbuh secara liar di daerah gembur yang mengandung


pasir, di ladang, di tepi sungai dan di pantai. Tumbuhan meniran berupa perdu dan
mudah sekali tumbuh. Tanaman meniran dapat tumbuh pada dataran tinggi pada
ketinggian 1-1000 mdpl.

c. Kandungan Kimia

Phyllanthus niruri Linn mengandung beberapa senyawa aktif seperti senyawa


flavonoid (kuersetin, kuersitrin, isokuersitrin, astragalin, ruitn, kaemferol, dalam
bentuk bebas dan terikat sebagai glikosida), alkaloid (entnorsekurini), terpenoid,
polifenol, tanin, kumarin, saponin dan lignan (filantin, hipofilantin, nirantin,
nirtetralin, norsekurinin, sekurinin, alosekurinin, nirfilin, filinirunin) (Paithankar,
2011)

d. Efek Farmakologi

Phyllanthus niruri Linn, merupakan tanaman kecil dan menjadi salah satu
herbal yaang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, antara lain sebagai antiradang,
dieuretik dan penghancur batu ginjal karena ekstrak Phyllanthus niruri dapat
menghambat agregasi kristal oksalat sebelum terjadi penumpukan, anti malaria,
antipiretik dan antidiabetes. Uji pre klinis dan klinis telah membuktikan herbal
tersebut memiliki aktivitas imunostimulasi. Senyawa flavonoid yang terkandung
dalam P. niruri L berkhasiat sebagai antioksidan dan antineoplastik. Ekstrak P.

26
niruri L diduga memiliki aktivitas sebagai antikanker namun masih harus diuji
melalui in vivo pada hewan coba. (Sawitri,2012)

Selain itu, genus Phyllanthi (Euphorbiaceae) banyak digunakan untuk


mengobati penyakit kuning dan hepatitis Thyagarainan et al. menemukan bahwa P.
amarus memiliki aktivitas anti-HBV untuk pertama kalinya pada tahun 1982.
Penelitian selanjutnya menunjukan bahwa tanaman genus Phyllanti dapat
menghambat aktivitas DNA polimerase yakni suatu enzim yang dibutuhkan oleh
virus hepatitis untuk bereproduksi sehingga dengan dihambatnya enzim tersebut
maka proses transkripsi mRNA dan replikasi HBV akan terganggu dan mengurangi
jumlah virus hepatitis B di dalam darah. (Qiu, 2013)

e. Uji Preklinis

Percobaan dilakukan pada bebek yang telah positif terinfeksi DHBV.


Kemudian di kelompokan secara acak menjadi lima kelompok. Tiga kelompok
diberikan dosis nirtetralin B masing masing ( 25, 50, 100 mg/kg/hari). Kelompok
yang menjadi kontrol positif diberikan dosis nirtetralin B sebanyak 50 mg/kg/hari
dan kelompok kontrol (normal saline). Obat diberikan secara oral selama 14 hari
secara terus menerus. Pada akhir percobaan, bebek dimatikan dan diambil jaringan
hatinya untuk diuji histopatologi. Kemudian dilakukan pemeriksaan HBSAg dan
HBeAg. Hasilnya secara signifikan pemberian nirtetralin B dapat mengurangi kadar
HBsAg plasma dan sekresi HBeAg dengan penghambatan tertinggi pada dosis 100
mg/kg/hari. (Liu,2014)

f. Uji Klinis

Meniran berfungsi sebagai liver detoxyfying pada penderita liver. Ekstrak


etanol 95% dari meniran efektif membunuh virus hepatitis B, dimana aktivitas
antiviral diukur pada serum pasien yang positif mengidap virus hepatitis B dengan
mekanisme memblok enzim DNA polymerase yang dibutuhkan virus hepatitis B
untuk bereplikasi. (usia,2010)

27
Sebuah penelitian menunjukan 37 pasien dengan positif virus hepatitis B diobati
dengan dosis harian 600 mg meniran selama 30 hari. 59% dari pasien mengalami
penurunan kadar HbsAg dua minggu setelah pengobatan selesai. (Paithankar,
2011)

g. Dosis

Dosis yang tepat dari meniran tergantung pada beberapa faktor seperti usia
pengguna, kesehatan, dan beberapa kondisi lainnya. Pada saat ini tidak ada
informasi ilmiah yang cukup untuk menentukan kisaran yang tepat. Dianjurkan
untuk mengikuti petunjuk yang relevan pada label produk dan berkonsultasi
apoteker atau dokter atau profesional kesehatan lainnya sebelum menggunakan.

h. Contoh sediaan

Gambar . Contoh Sediaan

28
2.2.6 Glycyrrhiza glabra

Gambar . Glycyrrhiza glabra

a. Klasifikasi Tanaman (Damle,2014)

Kerajaan : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Rosales
Suku : Leguminosae
Marga : Glycyrrhiza
Jenis : Glycyrrhiza glabra
Nama Simplisa : Glycyrrhiza radix

b. Deskripsi Tanaman

Tanaman akar manis ini merupakan tanaman sejenis polong-polongan yang


berasal dari Eropa Selatan dan beberapa bagian wilayah Asia.
Nama liquorice berasal dari bahasa Yunani kuno yang artinya "akar manis". Akar
manis termasuk tanaman tahunan berbentuk terna dan dapat tumbuh sampai satu
meter dengan daun yang tumbuh seperti sayap dengan panjang 7 sampai 15 cm.
Daun-daunnya dapat berjumlah 9-17 helai dalam satu cabang. Bunga akar manis
tersusun secara inflorescens (berkelompok dalam satu cabang),warnanya berkisar
dari keunguan sampai putih kebiru-biruan serta berukuran panjang 0,8-1,2 cm.
Buah akar manis berpolong dan berbentuk panjang sekitar 2-3 cm, dan mengandung
biji.
29
c. Kandungan Kimia

Hasil isolasi dari tanamana Glycyrrhiza glabra mengandung pati, pektin,


polisakarida, gula sederhana, asam amino, tanin, flavonoid, minyak atsiri.
Kandungan utama dari tanaman ini adalah senyawa Glycyrrhizin (Asam
glychyrrhizin) sebesar 10-25 % dari ekstrak Glycyrrhiza radix. Selain itu, terdapat
juga senyawa saponin, triterpenoid dan flavonoid. Golongan flavonoid yang
ditemukan diantaranya; liquirtin, isoliquertin, liquiritigenin dan rhamnoliquirilin.
Senya flavonoid inilah yang memberikan warna kuning pada tanaman Glycyrrhiza
glabra. (Damle, 2014)

d. Efek Farmakologi
Glycyrrhiza glabra memiliki efek farmakologi sebagai antitusif dan
ekspektoran. Ekstrak dari tanaman Glycyrrhiza glabra ditemukan dapat mengobati
sakit tenggorakan dan bantuk namun mekanisme spesifiknya belum diketahui.
Liquorice telah terbukti dapat menurunkan iritasi dan menghasilkan efek
espektoran. Carboneksolon (senyawa sintesis turunan dari Glycyrrhiza)
menstimulasi produksi mukus oleh lambung dan juga menstimulasi sekresi mukus
trakea, menghasil penawar rasa sakit dan efek ekspektoran. (Damle, 2014).

Glycyrrhizin secara signifikan dapat mengobati kerusakan hati yang


disebabkan oleh induksi CCl4 dengan konsentrasi 25-200 μg/ml. Asam 18 β-
glycyrrhetic (sebuah aglikon asam glycyrrhizin) menunjukkan aktivitas
hepatoprotektif. Bermanfaat juga sebagai profilaksis dan terapi pada ulser lambung
dan duodenal, dyspepsia, sebagai agen antiinflamasi pada reaksi alergi, reumatik,
antibakteri, antivirus, sera sebagai imunomudulator. (Damle, 2014).

e. Uji Pre Klinis

Reaksi peroksidase lipid, stres oksidatif, dan transaminase adalah beberapa


penyebab terjadinya disfungsi hati. Studi dirancang untuk mengevaluasi
kemampuan silymarin (SLN) dan glycyrrhizin (GLN) dalam rejimen dosis yang
berbeda untuk mengurangi stres oksidatif pada tikus yang mengalami kerusakan
hati yang terinduksi oleh hepatotoksin karbon klorida. Tikus albino jantan (jumlah
30
60) secara acak dikelompokan menjadi enam kelompok. Kelompok A sebagai
kontrol positif, kelompok B,C,D,E dan F diberikan dosis CCl4 dua kali seminggu
untuk menginduksi kerusakan hati. Setiap kelompok menerima dosis SLN dan
GLN yang berbeda-beda selama enam minggu. Hasilnya, pemberian dosis SLN dan
GLN dapat mengurangi ALT,AST, ALP dan meningkatkan super oksida dismutase
(SOD), katalase (CAT), glutation peroksidase (GSH-Px), glutation reduktase (GR),
Glutathione S-transferase (GST) sehingga dapat disimpulkan bahwa SLN dan GLN
memiliki efek hepatoprotektif.(Rasool, 2014)

f. Uji Klinis

Dalam penelitian ditemukan bahwa glycyrrhizin dalam ekstrak licorice


terbukti dapat menekan sekresi hepatitis B virus (HBV) surface antigen (HbsAg)
pada penderita hepatitis B. Uji klinik menggunakan suatu dekokta dari akar licorice
yang diberikan secara oral 15-20ml, tiga kali sehari selama 10-20 hari
memperlihatkan adanya pengurangan sakit pada hati dalam selang waktu 8 hari,
dan hasil pemeriksaan air kemih menunjukan hasil negatif terhadap pigmen
bilirubin pada hari ke 10. (Usia, 2010)

g. Dosis, Efek Samping dan Kontra Indikasi

Dosis:

Dosis harian 2-15 gram untuk maag dan gastritis. Asupan harian yang
disarankan untuk glycyrrhizin 0,2 mg/kg/hari.

Efek Samping:

Glycyrrhizin dapat menyebabkan efek okular, hipokalemia dan hipertensi,


penyakit kardiovaskuler.

Kontra Indikasi:

• Pasien dengan hipertensi ,


• Hipokalemia , atau
• Insufisiensi ginjal kronis , dan selama kehamilan.

31
h. Contoh sediaan

Gambar . Contoh Sediaan

2.2.7. Reishi mushroom (Ganoderma lucidum)

Gambar 10. Reishi mushroom


a. Klasifikasi
Kerajaan : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Basidiomycetes
Bangsa : Polyporales
Suku : Ganodermataceae
Marga : Ganoderma
Jenis : Ganoderma lucidum P. Karsten
32
(P. Dinesh Babu, 2010)
b. Deskripsi Tanaman

Reishi mushroom tumbuh liar di kayu busuk dan tunggul pohon. Jamur ini
berukuran besar, berwarna merah dengan eksterior mengkilap dan bertekstur kayu.
Di Cina, Reishi mushroom disebut Lingzhi sedangkan di Indonesia disebut jamur
sinduk. Simplisia yang digunakan yaitu berupa tubuh buah yang sudah kering.
Ganoderma termasuk dalam kelompok jamur kayu. Beberapa jamur ini parasit di
pohon, dapat ditanam pada media serbuk gergajian kayu seperti jamur saprofit.
Jamur ling zhi memiliki tubuh buah berbentuk sinduk, mempunyai tangkai
sepanjang 3-10 cm yang menancap kedalam medianya. Diujung tangkai terdapat
tubuh buah berbentuk setengah lingkaran yang melebar dengan diameter 10-20 cm.
Tubuh buah berwarna kuning (1-2 bulan) , kemudian berubah menjadi merah atau
coklat tua, yang kemudian dapat dipanen untuk dijadikan bahan baku pembuatan
obat-obatan, termasuk jamu (P. Dinesh Babu, 2010)

c. Kandungan Kimia
Sebagian besar jamur terdiri dari sekitar 90% air. Sisanya 10% yang terdiri
dari protein 10-40%, lemak 2-8%, karbohidrat 3-28%, serat 3-32%, fosfor,
magnesium, selenium, zat besi, seng dan tembaga. Selain itu, jamur mengandung
berbagai molekul bioaktif seperti terpenoid, steroid, fenol, nukleotida dan
turunannya, glikoprotein dan polisakarida. Protein jamur mengandung semua asam
amino esensial dan terutama kaya lisin dan leusin. Total kandungan lemak rendah
dan proporsi yang tinggi dari asam lemak tak jenuh ganda relatif terhadap total asam
lemak jamur dianggap kontributor yang signifikan terhadap nilai kesehatan jamur.

33
Secara fisiologis polisakarida, peptidoglikan dan triterpen adalah tiga kandungan
aktif utama pada Ganoderma lucidum (Angel trigos, 2011)

Isolasi dari tubuh buah berhasil mendapatkan beberapa macam triterpenoid yang
bersifat bioaktif yaitu , ganoderic acid, ganodermic acids, lucidenic acid, lucidone,
ganoderal, ganoderol (Solomon, 2013)

d. Efek Farmakologi
Polisakarida pada Reishi mushroom dapat digunakan sebagai antikanker.
Reishi mushroom juga memberikan tindakan sebagai hepatoprotektif, antivirus, dan
efek menguntungkan pada system kardiovaskuler, rheumatoid arthritis, sindrom
kelelahan kronis dan diabetes (Solomon, 2013). Adanya aktivitas inhibitor α-
glukosidase (Kim et al 2004 )
e. Uji Preklinik

Uji preklinik menggunakan tikus, dengan tetrachloride yang menyebabkan


hepatits, terjadi penghambatan kerusakan hati dengan pemberian dosis reishi
tinctur dan hati dapan beregenerasi menjadi baru kembali.

Penelitian ini menggunakan 5 kelompok perlakuan (n=5 ekor). Kelompok I


sebagai kontrol normal (tanpa perlakuan); kelompok II sebagai kontrol negatif
(parasetamol dosis toksik 2,5 g/kg bb); kelompok III-V berturut-turut diberi ekstrak
etanol 50% jamur lingzhi dalam CMC Na 1% (peroral) dosis 0,5; 1 dan 2 g/kg bb
1 kali sehari selama 7 hari berurutan, diberi parasetamol 2,5 g/kg bb dan pada jam
ke-48 setelah induksi parasetamol, diambil darahnya guna penetapan aktivitas
SGPT dengan metode GPT ALAT.
Sesaat kemudian, hewan uji diambil hatinya untuk dibuat preparat histologi.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 50% jamur
lingzhi 1 kali sehari selama 7 hari berurutan pada tikus putih jantan dosis 0,5; 1 dan
2 g/kgbb mempunyai efek hepatoprotektif yang memiliki daya hepatoprotektif
berurutan 81,91%; 85,50% dan 96,82%.
Gambaran histologi sel-sel hati tikus menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
etanol 50% jamur lingzhi 1 kali sehari selama 7 hari berurutan mulai dosis 0,5; 1

34
dan 2 g/kg bb memberikan efek hepatoprotektif terhadap kehepatotoksikan
parasetamol (mengurangi nekrosis hati) (Sujono,2010).
f. Uji Klinik
Fraksi polisakarida dan triterpen pada Ganoderma lucidum menunjukan
adanya efek proteksi pada hati Studi yang dilakukan secara double-blind,
randomized dan multi center bertujuan untuk mengevaluasi keamanan serta efikasi
dari ekstrak G. lucidum pada pasien hepatitis B kronis.
Sebanyak 90 pasien dengan hepatitis B kronis, hepatitis B viral DNA positif
dan peningkatan level aminotransferasi dimasukan dalam studi prospektif ini.
Kepada 60 pasien diberikan Ganopoly dan placebo kepada 30 pasien lainnya selama
12 minggu. Pengaruh terapi pada tingkat HBV DNA dan aktivitas aminotransferase
dalam serum dan HBeAg diselidiki. 78 pasien (52 dari 60 & 26 dari 30) masuk
tahap efikasi dan keamanan.
Hasilnya pada kelompok yang menerima Ganopoly terdapat penurunan
antigen HB serta HBV DNA yang signifikan (P < 0.05). Responden yang memiliki
level AST < 100 U/L sebanyak 41% (n=29), sedangkan yang memiliki level AST
> 100 U/L sebanyak 65% (n=23). Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa Ganopoly
dapat ditoleransi dengan baik serta memiliki aktifitas yang baik dalam melawan
virus hepatitis (Gao, et al., 2010)
g. Mekaninsme, Dosis, Kontraindikasi dan Efek Samping
Mekanisme
Skema mekanisme jamur lingzhi sebagai hepatoproketor dan obat hepatitis B
adalah sebagai berikut (Solomon, 2013)

35
Dosis
Untuk mengobati penyakit kanker, hepatitis B kronis, jantung dan diabetes
yaitu 600-1800 mg tiga kali sehari selama 12 minggu. Untuk risiko penyakit
jantung, dua kapsul 360 mg diminum dua kali sehari selama 12 minggu. Untuk
tekanan darah tinggi, 55 mg ekstrak reishi diminum setiap hari selama empat
minggu. Untuk menajemen nyeri pada herpes zoster, 12 – 24 gram reishi kering di
minum tiga kali sehari selama 10 hari. Untuk keracunan oleh Russula
subnigricans,100 gram reishi direbus dalam 600 ml air perdosis. Untuk proteinuria,
500-1,125 mg diminum setiap hari hingga 26 bulan. (Solomon, 2013)

Kontra indikasi
Reishi mushroom dapat meningkatkan resiko perdarahan saat dikonsumsi
dengan obat yang dapat meningkatkan resiko perdarahan seperti aspirin, warfarin,
heparin, ibuprofen, naproxen. Reishi dapat menurunkan kadar gula darah, untuk
orang yang mengonsumsi obat-obatan diabetes melalui mulut atau insulin harus
dipantau ketat. Reishi juga dapat berinteraksi dengan adenosine, zat yang
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan saraf, agen yang menurunkan
kolesterol, anestesi, antibiotik, agen antikanker, ARV, agen antivirus, agen jantung,
agen hormonal, agen-hati merusak, agen paru-paru, agen muskuloskeletal ,
penghilang rasa sakit, agen kulit, agen lambung dan usus, hormon tiroid. Gunakan
36
hati-hati pada orang dengan gangguan kekebalan tubuh atau tiroid dan mereka yang
menggunakan agen untuk sistem kekebalan tubuh atau tiroid.
Gunakan hati-hati pada pasien dengan lambung, usus, kulit, otot, tulang,
sistem saraf, hormonal, atau gangguan pernapasan pada pasien dengan gangguan
hati atau mereka yang memakai agen merusak hati. Hindari pada pasien dengan
alergi atau sensitivitas diketahui reishi, setiap bagian-bagiannya, atau anggota
keluarga pabrik. Hindari pada wanita hamil atau menyusui, atau pada anak-anak,
karena kurangnya informasi keselamatan yang memadai. (Solomon, 2013)

Efek samping
Efek samping yang paling umum dilaporkan adalah ruam kulit, pusing, dan
sakit kepala. Reishi juga dapat menyebabkan tinja berdarah, nyeri tulang, nyeri
payudara, diare, kulit yang meradang, influenza, insomnia, gatal, pusing,
kehilangan libido, ketidaknyamanan perut ringan, mual, sakit tenggorokan, dan
hidung meler. Reishi dapat meningkatkan risiko perdarahan, menurunkan kadar
gula darah, menyebabkan tekanan darah rendah. (Solomon, 2013)

Sediaan di Pasaran

Gambar 11. Sediaan GanoPoly

37
2.2.8 Akar Alang-Alang (Imperita cylindrica)

a b

Gambar 12 : simplisia akar alang-alang (a), akar alang-alang (b)

a. Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophiyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Poales
Suku : Poaceae
Marga : Imperata
Jenis : Imperata cylindrical
Simplisia : Akar
(http://www.plantamor.com)

b. Deskripsi Tanaman

Alang-alang atau ilalang (Imperata cylindrica) adalah jenis tanaman


rumput-rumputan liar awalnya memiliki fungsi untuk mencegah erosi
(Herbal,2014). Di beberapa daerah di Indonesia alang-alang dikenal dengan nama
ilalang. Alang-alang merupakan tumbuhan menahun dengan tinggi 1 sampai 1.5
meter, mudah berkembang biak, mempunyai rimpang kaku yang tumbuh menjalar.
38
Batangnya padat, bukunya atau ruasnya berambut jarang. Alang-alang tumbuh liar
di lahan terbuka atau sedikit terlindung, seperti ladang atau perkebunan. Bunganya
menguncup dengan panjang 6 – 30 cm, berwarna putih dan mempunyai biji-biji
sangat kecil sekitar 1 mm dan berwarna coklat tua. Bunga atau bijinya berambut
halus dan mudah diterbangkan angin. Alang-alang banyak terdapat di pulau jawa
dengan ketinggian tempat tumbuh dari 0-2700 mdpl. Tumbuhan ini biasa
ditemukan liar di hutan, lapangan rumput, sisi jalan, dan lahan-lahan lain yang
mendapat sinar matahari cukup. (Kurdi, 2010 )

c. Kandungan Kimia

Akar alang-alang memiliki banyak kandungan senyawa bioaktif. Akar alang-


alang mengandung senyawa golongan sterol, arundoin, fermenol, isoarborinol,
katekol, kumarat, asam asetat, asam malat, asam sitrat, dan kalsium. Akar dan daun
alang-alang mengandung beberapa turunan flavonoid, yaitu 3,4,7-trihidroksi
flavon, 2,3-dihidroksi kalkon, flavonol tersubstitusi, 6-hidroksi flavanol. Fraksi etil
asetat akar alang-alang mengandung flavonoid yang termasuk ke dalam golongan
flavon, flavonol, tersubstitusi pada 3-OH, isoflavon. Dalam fraksi air terkandung
flavonoid golongan flavon tanpa OH bebas, flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-
OH, dan isoflavon. (Rini, 2012).

d. Efek Farmakologi

Alang-alang berkhasiat sebagai pembersih darah, penambah nafsu makan,


radang ginjal akut, demam, batuk, darah tinggi, demam, mimisan, kencing darah,
dan hepatitis akut. Terkait potensi akar alang-alang sebagai obat hepatitis akut
disebabkan oleh senyawa bioaktif yang terdapat pada akar alang-alang yang
berperan sebagai hepatoprotektor. Aktivitas antioksidan senyawa flavonoid yang
terdapat pada akar alang-alang dapat dikaitkan dengan potensi hepatoprotektor
alang-alang. (Rini, 2012).

39
e. Uji Preklinis

Toksisitas Akut

Mencit percobaan diadaptasikan selama satu minggu di kandang biokimia


dan ditimbang bobot badan 3 hari sekali. Dalam penentuan LD50 akan digunakan
5 kelompok dosis ( 10 mencit/kelompok), yaitu 2000, 5000, 10000, 15000, dan
20000 mg/kg BB. Satu kelompok lainnya sebagai kontrol dan hanya akan dicekok
akuades. Semua hewan pada setiap kelompok hanya menerima ekstrak satu kali
untuk setiap dosis yang telah ditentukan (dosis tunggal), lalu hewan diamati dan
dicatat tingkat kematiannya pada 24 jam pertama untuk menentukan kisaran dosis
yang tidak menimbulkan kematian dan dosis yang menimbulkan kematian guna
memperoleh LD50. Pengamatan dilanjutkan hingga hari ke 14, pengamatan
meliputi gejala klinis seperti nafsu makan, bobot badan, serta tingkah laku (Rini,
2012).

Pemberian dosis tunggal 2000, 5000, 10000, 15000, dan 20000 mg/Kg BB
tidak menyebabkan kematian pada mencit setelah 24 jam pengamatan. Pengamatan
bobot badan, setelah perlakuan tidak menunjukkan adanya gejala-gejala toksik
yang timbul pada hewan uji. Bobot badan mencit pada semua kelompok mengalami
peningkatan (Rini,2012).

Peningkatan ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol akar alang-alang tidak


toksik setelah pemberian dosis tertinggi, yaitu 20000 mg/Kg BB. Nilai LD50 tidak
dapat ditentukan karena hingga dosis terbesar, yaitu 20000 mg/Kg BB, tidak
menyebabkan kematian pada mencit. Meskipun LD50 tidak dapat ditentukan
melalui penelitian ini, namun dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol akar alang-
alang praktis nontoksik berdasarkan klasifikasi toksisitas (Rini,2012).

Berdasarkan uji histopatologi, pemberian dosis 20000 mg/Kg BB


menyebabkan nekrosis pada hati mencit, sedangkan pemberian dosis di bawah
20000 mg/Kg BB tidak menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap sel hati
mencit (Rini,2012).

40
Nekrosis adalah kematian sel akibat perlukaan jaringan yang didahului
dengan kerusakan sel-sel hati, gangguan integritas membran plasma, keluarnya isi
sel, dan timbulnya respon inflamasi yang menyebabkan banyak sel mati. Ciri-ciri
nekrosis adalah tampaknya fragmen sel disertai reaksi radang (Rini,2012).

Analisis data

Analisis statistik terhadap kadar enzim ALT dan AST dilakukan dengan
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yaitu uji analysis of varian
(ANOVA) dan uji lanjutan uji Duncan pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf
α=0.05. Seluruh data tersebut dianalisis menggunakan program perangkat lunak
statistical analysis system (SAS) (Rini, 2012)

Uji Aktivitas ALT

Hasil uji in vivo menunjukkan ekstrak etanol akar alang-alang dosis 750
mg/Kg BB mampu memberikan perlindungan terhadap hati tikus Wistar dari
kerusakan akibat parasetamol dengan jumlah enzim ALT dan AST yang lebih
rendah dibandingkan kelompok perlakuan ekstrak akar alang-alang lainnya (Rini,
2012).

Jumlah enzim ALT kelompok tikus yang mendapatkan ekstrak etanol 70%
dosis 750 mg/Kg BB lebih kecil dibandingkan dengan kelompok perlakuan dosis
500 mg/kg BB, dosis 250 mg/kg BB, kelompok kontrol positif, dan kelompok
kontrol negatif dengan jumlah enzim ALT (Rini, 2012).

Berdasarkan hasil uji statistik Duncan, kelompok perlakuan dosis 750 mg/kg
BB tidak berbeda nyata dengan kelompok norma. Sementara itu, kelompok
perlakuan dosis 500 mg/kg BB dan 250 mg/kg BB berbeda nyata dengan kelompok
perlakuan 750 mg/kg BB dan kelompok normal, serta tidak berbeda nyata dengan
kelompok kontrol negatif (Rini, 2012).

Hasil uji statistik ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dosis 750
mg/kg BB mempunyai efek hepatoprotektor seperti yang terjadi pada kelompok
normal, sedangkan kelompok perlakuan dosis 500 mg/kg BB dan 250 mg/kg BB

41
tidak memberikan efek hepatoprotektor seperti yang terjadi pada kelompok kontrol
negatif (Rini, 2012).

Penelitian Terhadap Ekstrak Etanol Akar Alang-Alang

Penelitian ini bertujuan mempelajari tingkat keamanan melalui uji toksisitas


akut, mengkaji khasiat hepatoprotektor, serta menganalisis kandungan fitokimia
ekstrak etanol akar alang-alang pada tikus Wistar yang diinduksi parasetamol.
Parameter uji biokimia yang digunakan untuk menganalisis aktivitas
hepatoprotektor adalah enzim transaminase alanin aminotransferase (ALT) dan
aspartat amino transferase (AST). Kerusakan jaringan hati akan dievaluasi melalui
uji histopatologi. Akar alang-alang yang diekstrak menggunakan etanol 70%
menghasilkan rendemen sebesar 12.48%. Analisis fitokimia menunjukkan bahwa
esktrak etanol akar alang-alang mengandung alkaloid dan triterpenoid (Rini, 2012).

Ekstrak etanol akar alang-alang dosis 750 mg/Kg BB berkhasiat sebagai


hepatoprotektor, hal ini didasarkan pada hasil analisis aktivitas ALT dan AST
dengan nilai secara berurutan 68.6 dan 221.2 U/L (kelompok normal), 222.2 dan
509.6 U/L (kelompok dosis 750 mg/Kg BB), 491.2 dan 576.4 U/L (kelompok
kontrol positif), 517.4 dan 527.8 U/L (kelompok dosis 500 mg/Kg BB), 555.6 dan
660.0 U/L (kelompok kontrol negatif), dan 558.4 dan 595 U/L (kelompok dosis 250
mg/Kg BB). Jaringan hati tikus yang diberi ekstrak etanol akar alang-alang 750
mg/kg BB tidak menunjukkan kerusakan seperti fibrosis dan tanda-tanda lainnya
pada uji histopatologi organ hati. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ekstrak
etanol akar alang-alang memiliki khasiat sebagai hepatoprotektor (Rini, 2012)

f. Dosis, Efek Samping dan Kontraindikasi


Dosis:
Tidak ada dosis yang disepakati untuk akar alang-alang. Sedangkan cara
penggunaan akar alang-alang adalah sebagai berikut:
1. Direbus, 250 gram akar alang-alang dibersihkan lalu direbus kedalam air 3 gelas air
selama 10 menit, lalu diminum. Rebusan ini biasa digunakan untuk diuretik,
penyakit kuning, hipertensi, sakit perut dan sebagainya

42
2. Obat gosok, akar kemudian dihancurkan kemudian dicampur dengan minyak untuk
mengobati batuk

Efek Samping:

efek samping yang muncul biasanya pusing, mual, dan peningkatan buang air.

Kontra Indikasi:

Penderita lambung lemah dan banyak buang air kecil dilarang mengonsumsi akar
alang-alang.

g. Sediaan Dipasaran

Gambar13. Sediaan akar alang-alang

43
ASUHAN KEPERAWATAN (Teoritis)

3.1 Pengkajian

1. Aktivitas/istirahat

Gejala : kelemahan,kelelahan,malaise umum

Tanda : bradikardi,ikteria pada sclera,kuit dan memberan mukosa

2. Sirkulasi

Gejala : gangguan hati

Tanda : bradikardi,ikteria pada sclera,kuit dan memberan mukosa

3. Neurosensasi

Gejala : marah pada penyakit,khawatir tentang keluarga,perasaan takut

Tanda : peka rangsang,menolak,cenderung tidur,letargi,asteriksis

4. Eliminasi

Gejala : urine gelap,diare

Feses berwarna tanah liat.

5. Makanan dan cairan

Gejala : hilang nafsu makan,menurunnya berat badan,mual dan muntah

Tanda : asites

6. Nyeri/kenyamanan

Gejala : keram abdomen,nyeri tekan pada kuadran kanan atas,sakit kepala

Tanda : otot tegang,gelisah

44
7. Pernafasan

Gejala : tidak minat atau enggan merokok

Tanda : peningkatan frekwensi pernafasan,sesak

8. Keadaan

Gejala : adanya tranfusi darah

Tanda : demam,urtikaria,lesi

3.2 Diagnosa keperawatan

DX 1 : intoleransi aktivitas b/d kelemahan,nyeri dan penurunan kekuatan


Intervensi Rasional

 Tingkatkan tirah  Meningkatkan istrahat dan


baring/duduk,berikan lingkungan ketenangan dan menyediakan energi
tenang,batasi pengunjung sesuai yang digunakan
keperluan
 Ubah posisi dengan sering
 Tingkatkan aktivitas sesuai
 Meningkatkan fungsi pernafasan
toleransi,bantu latihan gerak sendi
 Baring lama dapat mengakibatkan
pasif/aktif
penurunan kemampuan,sehingga
mengakibatkan keterbatasan aktivitas
 Menunjukkan kurangnya resolusi
penyakit,yang memerlukan istirahat
 Awasi terulangnya anoreksia dan  Membuang agen penyebab hepatitis
nyeri tekan pembesaran hati toksik dapat membatasi derajat
kerusakan jaringan

 Berikan antidote atau bantu dalam


prosedur sesuai indikasi

Tujuan : nyeri hilang sehingga dapat beraktivitas


45
KH : menyatakan pemahaman situasi,menunjukan kemampuan untuk melakukan
aktivitas

DX 2 : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kegagalan masukan untuk


memenuhi kebutuhan metabolic

Tujuan : pemasukan nutrisi terpenuhi dan pertambahan BB yang sesuai

KH : menunjukan prilaku perubhan pola hidup untuk meningkatkan BB yang sesuai

Intervensi Rasional

 Awasi pemasukan diet jumlah  Makan banyak sulit untuk mengatur


kalori.berikan makanan sedikit dalam bila pasien anoreksia.anoreksia juga
frekwensi sering dan tawarkan paling buruk selama siang
makanan pagi paling besar hari,membuat masukan makanan sulit
pada sore hari
 Menghilanglakan rasa tak enak dpat
meningkatkan nafsu makan
 Berikan perawatan mulut sebelum
 Bahan ini merupakan ekstra kalori
makan
dan dapat lebih mudah dicerna
 Dorong pemsukan sari
 Berguna untuk membuat program
jeruk,minuman karbonat dn permen
diet,bila toleran masuk normal atau
berat sepanjang hari
lebih protein akan membantu
 Konsul pada ahli diet,dukungan tim
regenerasi hati
nutrisi untuk memberikan diet sesuai
kebutuhan pasien,dengan masukan
lemak dan protein sesuai toleransi

DX 3 : Resiko tinggi kekurang volume cairan b/d kehilangan cairan yang


berlebihan

Tujuan : mempertahankan hidrasi yang adekuat

46
KH : mempertahankan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil turgor
kulit baik,haluan urin sesuai

Intervensi Rasional

 Awasi masukan dan  Memberikan informasi tentang


haluaran,bandingkan dengan BB harian kebutuhan pengganti/efek terapi
 Kaji tanda vital,nadi feriver,turgor
kulit,dan memberan mukosa
 Periksa asites atau pembentukan edema.
 Indikator volum sirkulasi/perfusi
Ukur abdomen sesuai indikasi

 Observasi tanda perdarahan,contoh:


 Kadar protrombin menurun dan
hematuri/melena,ekimosis,perdarahan
waktu koagulasi memanjang bila
di gusi
absobsi vit.k terganggu, dan dapat
 Berikan cairan IV (glukosa elektrolit)
mempengaruhi hati
 Kadar protrombin menurun dan
waktu koagulasi memanjang bila
absobsi vit.k terganggu, dan dapat
mempengaruhi hati
 Memberi cairan dan pengganti
elektrolit

47
DX 4 : Kurang pengetahuan tentang kondisi,prognosis,dan kebutuhan pengobatan b/d
salah interpretasi,salah konsepsi,tidak adekuat mengikuti intruksi

Tujuan : klien paham akan penyakit dan pengobatannya

KH : mengatakan pemahaman proses penyakit dan pengobtannya

Intervensi Rasional

 Kaji tingkat pemahaman proses  Mengidentifikasi area kekurangan


penyakit harapan/prognosis  Kebutuhan akan bervariasi karena
 Berikan informasi khusus tentang tipe hepatitis
pencegahan/penularan penyakit
 Rencanakan memulai aktivitas sesuai
toleransi dengan priode istirahat
 Aktivitas juga dikurangi sampai hati
adekuat
kembali keukuran normal
 Diskusikan efek samping dan bahaya
minum obat yang dijual bebas
 Kaji ulang perlunya menghindari
 Beberap obat toksik untuk hati,dan
alcohol
itu harus dihindari pda penyakit hati
berat
 Meningkatkan iritasi hepatik

DX 5 : Kehilangan harga diri dan rendah situasional b/d gejala marah dan perasaan tak
berdaya

Tujuan : pasien tidak merasa rendah diri

48
KH : mengatakan pemahaman akan perubahan dan penerimaan diri pada situasi yang
ada

Intervensi Rasional

 Diskusikan situasi/dorong pernyataan  Pasien sangat sensitive dan juga


takut/masalah.jelaskan hubungan antara mengalami perasaan bersalah bila
gejala dengan asal penyakit penyebab sakitnya karena alkohol
 Dukung dan dorong pasien,berikan
peawatan dengan positif dan bersahabat
 Dorong keluarga/orang terdekat untuk
 Memungkinkan penilaian perasaan
mengatakan
dan mempengaruhi perawatan
perasaan,berkunjung/berpartisipasi
pasien
dalam perawatan

 Dukungan emosi dan bebas


mendekati pasien.partisipasi pada
perawatan membantu mereka
merasa berguna dan meningkatkan
kepercayaan diri

49
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1.Kesimpulan
 Hepatitis merupakan penyakit peradangan hati karena virus yang menyerang serta
menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel-sel dan fungsi organ hati.
 Pengobatan menggunakan bahan alam (tanaman obat) dapat digunakan dalam
mengatasi dan mengobati hepatitis.
 Beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai obat hepatitis diantaranya adalah
alkaloid purin, seperti Viscum album, Tinospora cordifolia, Curcuma xanthorrhiza,
Panax gingseng, Phyllantus niruri, Glycyrrhiza glabra, Ganoderma lucidum,
Imperata cylindrica, dll

HEPATITIS HEPATITIS HEPATITIS HEPATITIS HEPATITIS

A B C D E

Virus Hepatitis Virus Hepatitis Virus Hepatitis Virus Hepatitis Virus Hepatitis
Virus E (HEV)
A (HAV) B (HBV) C (HCV) D (HDV)

Gambar
Virus

Kotoran
Hubungan Penggunaan Infeksi manusia
seksual, darah jarum suntik hepatitis D masuk ke
Makanan dan
(injeksi iv untuk dapat terjadi mulut dan
air yang
transfusi), menyuntikkan bersamaan menyebar
terkontaminasi
Persebaran peralatan obat-obatan, atau setelah melalui
oleh tinja orang
medis yg tidak pembuatan tato terkena makanan /
yang terinfeksi.
steril/ dari ibu yang dilakukan hepatitis B minuman yang
ke anak saat dalam kondisi kronis terkontaminasi
melahirkan. tidak higienis. (superinfeksi). .

50
Menyebabkan Pengembangka Berpeluang Gagal hati akut
Pembengkakan Mengganggu yang
n penyakit besar menjadi
hati. fungsi liver. berbahaya.
kronis. sirosis.

3.2. Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai tanaman-tanaman yang dapat
digunakan sebagai bahan obat.

51
DAFTAR PUSTAKA

Angel trigos, j. s. (2011). Biologically active metabolites of the genus Ganoderma : Three
decades of myco-chemestry research . Revista Mexicana De Micologia Vol 34,
63-83.

Abhimanyu Sharma, Asmita Gupta, Sakshi Singh Amla Batra. 2010. Tinospora cordifolia
(Willd.) Hook. F. & Thomson - A plant with immense economic potential. Journal
of Chemical and Pharmaceutical Research

Anik Savoie, Valerie Lavastre, Martin Pelletier et al. 2000. Activation of human
neutrophils by the plant lectin Viscum album agglutinin-I: modulation of de
novo protein synthesis and evidence that caspases are involved in induction of
apoptosis. Journal of Leukocyte Biology.
Anonim. Informasi Spesies Phyllanthus niruri L. Retrivied from
http://www.plantamor.com/index.php?plant=990

Anonim. Meniran dan Khasiatnya. Retrivied from http://meniran.com/menirandan-


khasiatnya/

Anonim. Retrivied from http://www.drugs.com/npp/licorice.html

Arianti, Rini. 2012. Aktivitas Hepatoprotektor dan Toksisitas Akut Ekstrak Akar Alang-
Alang. IPB

Avnish K. Upadhyay, Kaushal Kumar, Arvind Kumar, Hari S. Mishra. 2010. Tinospora
cordifolia (Willd.) Hook. f. and Thoms. (Guduchi) – validation of the Ayurvedic
pharmacology through experimental and clinical studies. NCBI.

B. T. Kavitha, S. D. Shruthi. 2011. Phytochemical analysis and hepatoprotective


properties of Tinospora cordifoliaagainst carbon tetrachloride-induced hepatic
damage in rats. NCBI.

Damle, Monica. 2014. Glycyrrhiza glabra ( Liquorice)-A Potent Medicinal Herb.


International Journal of Herbal medicine 2 (2) : 132-136.

52
European Medicines Agency. 2012. Assessment report on Viscum album L., herba.
Committee on Herbal Medicinal Products (HMPC).
Gao, Yihui, et al. A Phase I/II Study of a Ganoderma lucidum (Curt.: Fr.) P.

Hepatitis В. International Journal of Medicinal Mushrooms.

Inhibitor from The Fungus Ganoderma Lucidum. Journal of Microbiology

Karst. (Ling Zhi, Reishi Mushroom) Extract in Patients with Chronic

Kim, S.D., dan H.J. Nho. 2004. Isolation And Characterization of α-glucosidase42: 223 -
227.

Kirti Sinha, N P Mishra, J Singh, and SPS Khanuja. 2004. Tinospora


cordifolia (Guduchi), a reservoir plant for therapeutic applications: A Review.
Indian Journal of Traditional Knowledge.

Kurdi, A. (2010 ). Tanaman Herbal Indonesia. Jakarta .

Lakshmi C. Mishra. 2003. Scientific Basis for Ayurvedic Therapies. CRC Press.

Liu, Sheng.,et.al. 2014. In Vitro and In Vivo Anti-Hepatitis B Virus Activities of The
Lignan Nirtetralin B Isolated From Phyllanthus niruri L. Journal Of
Ethnopharmacology 157: 62-68.

Manjrekar PN, Jolly CI, Narayanan S. 2000. Comparative studies of the


immunomodulatory activity of Tinospora cordifolia and Tinospora sinensis. NCBI.

Nickrent DL. 2004. Viscum Album. NCBI.


Omar Mohamed ABDEL-SALAM, Amany Ameen SLEEM, Nermeen M. SHAFFIE.
2010. Effect of Viscum album on acute hepatic damage caused by carbon
tetrachloride in rats. Turk J Med Sci.

Paithankar, V.V.,Raut K.S., Charde R.M., Vyas J.V. 2011. Phyllanthus Niruri : A Magic
Herb. Research in Pharmacy 1(4): 1-9.

P. Dinesh Babu, R. S. (2010). the Sacred Mushroom "Reishi". American-Eurasian


Journal of Botany, 107-110.

53
Qiu, Li-Peng., Ke-Ping Chen,. 2013. Anti-HBV derived from botanical origin. Institute
of life Science, Fitoterapia Journal 84 : 140-157.

Rasool, Muhammad., et.al. 2014. Hepatoprotective Effects of Silybum


marianum (Silymarin) and Glycyrrhiza glabra (Glycyrrhizin) in Combination: A
Possible Synergy. Hindawi Publishing Corporation.

Sawitri, Endang,. Ign. Riwanto., Tjahjono., Edi Dharmana.2012. Ekstrak Phyllanthus


niruri Linn., Pertumbuhan Tumor dan Proliferasi sel Kanker Kolorektal. Fakultas
Kedokteran Universitas Dipenogoro. Semarang.

Soham Saha and Shyamasree Ghosh. 2012. Tinospora cordifolia: One plant, many roles.
NCBI.

Sujono, Tanti A. 2010. Efek Hepatoprotektor Ekstrak Jamur Lingzhi (Ganoderma

Systematic Reviewthe 2010. Standard Research Collaboration. Journal of


the Society for Integrative Oncology, Vol 8, No 4. p 148-159
Ulbricht, Catherine, et al. Review: Reishi Mushroom (Ganoderma lucidum):

Usia, Tepy. 2010. Pemanfaatan Tanaman Obat Untuk Sakit Hati. Retrivied from
http://www.ikatanapotekerindonesia.net/articles/34-pharmacy-
news/308pemanfaatan-tanaman-obat-untuk-sakit-hati.html

Vipin Kumar, Pankaj K. Modi, K. K. Saxena. 2012. Exploration of Hepatoprotective


Activity of Aqueous Extract of Tinospora Cordifolia- An Experimental Study. Asian
Journal of Pharmaceutical and Clinical Research.

Wasser, Solomon P. Reishi or Ling Zhi (Ganoderma lucidum).2013. Institute of Evolution,


University of Haifa, Mount Carmel, Haifa, Israel

Yang Li, Yan-Li Zhao, Yong-Ping Yang, Xiao-Li Li. 2011. Chemical constituents of
Viscum album var. meridianum. Elsevier Biochemical Systematics and Ecology

54

Anda mungkin juga menyukai