Anda di halaman 1dari 9

GANGGUAN POLA ELIMINASI FEKAL (DIAGNOSA, PENATALAKSANAAN

KEPERAWATAN, DAN PENATALAKSANAAN MEDIK)


Eliminasi pada sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek penting untuk tubuh
yang normal. Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada sistem tubuh kita.
Untuk menangani masalah eliminasi pada klien, perawat harus memahami eliminasi normal
serta faktor-faktor yang meningkatkan atau menghambat eliminasi. Masalah-masalah yang
terjadi pada eliminasi fekal antara lain konstipasi (menurunnya frekuensi BAB disertai
dengan pengeluaran
pengeluaran feses yang sulit, keras, d an mengejan),
mengejan), impaction (akibat konstipasi
konstipasi
yang tidak teratur, sehingga tumpukan feses yang keras di rektum tidak bisa dikeluarkan),
diare (BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk), inkontinensia fecal (uatu
keadaan tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus, BAB encer dan jumlahnya
banyak), flatulens (menumpuknya gas pada lumen intestinal, dinding usus meregang dan
distended,
distended, merasa penuh, nyeri dan kram), dan hemoroid (dilatasi pembengka
p embengkakan
kan vena pada
dinding rektum).
Pengkajian yang dilakukan apabila klien mengalami gangguan eliminasi fekal
meliputi pengumpulan
pengumpulan data, analisa d ata, dan penentuan masalah. Pengumpulan data
diperoleh
diperoleh dengan cara intervensi, observasi, pemeriksaan
pemeriksaan fisik. Pengkaian datanya antara
lain:
1. Identitas klien
2. Riwayat keperawatan
a) Awalan
Awalan serangan : Awalnya anak cengeng,ge
c engeng,gelisah,su
lisah,suhu
hu tubuh meningkat,anoreksia
meningkat,anoreksia
kemudian timbul diare
b) Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan
elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat
dehidrasi,berat badan menurun.
menurun. Pada bayi ubun-ubun besar
cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering,
frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
4. Riwayat psikososial keluarga
Hospitalisasi akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,
kecemasan
kecemasan meningkat jika
ji ka orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak,
setelah menyadari penyakit anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa
bersalah
5. Kebutuhan
Kebutuhan dasar
a) Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari,
BAK sedikit atau jarang
b) Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan
berat badan pasien
c) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman
d) Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya
e) Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat distensi abdomen
6. Pemeriksaan fisik 
a) Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis
sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat
b) Pemeriksaan
Pemeriksaan sistematik :
 Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering,
berat badan menurun, anus kemerahan
 Perkusi : adanya distensi abdomen
abdomen
 Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
 Auskultasi : terdengarnya bising usus
c) Pemeriksaan
Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang
d) Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun
e) Pemeriksaan penunjang
f) Pemeriksaan
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui
mengetahui
penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Defisit volume Defisit cairan dan Tanda-tanda Observasi tanda-
cairan dan elektrolit elektrolit teratasi dehidrasi tidak ada, tanda vital.
kurang dari mukosa mulut dan Observasi tanda-
kebutuhan tubuh bibir lembab, balan tanda dehidrasi.
berhubungan dengan cairan seimbang Ukur input dan
output cairan yang output cairan (balan
berlebihan. cairan). Berikan dan
anjurkan keluarga
untuk memberikan
minum yang banyak 
kurang lebih 2000 –
2500 cc per hari.
Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian therapi
cairan, pemeriksaan
lab elektrolit.
Kolaborasi dengan
tim gizi dalam
pemberian cairan
rendah sodium.
Gangguan kebutuhan Gangguan Intake nutrisi klien Kaji pola nutrisi
nutrisi kurang dari pemenuhan meningkat, diet klien dan perubahan
perubahan
kebutuhan tubuh kebutuhan
kebutuhan nutrisi habis 1 porsi yang yang terjadi.
berhubuingan teratasi disediakan, mual, Timbang berat badan
dengan mual dan muntah tidak ada. klien. Kaji faktor
muntah. penyebab gangguan
pemenuhan
pemenuhan nutrisi.
Lakukan
pemeriksaan fisik 
abdomen (palpasi,
perkusi, dan
auskultasi).
auskultasi). Berikan
diet dalam kondisi
hangat dan porsi
kecil tapi sering.
Kolaborasi dengan
tim gizi dalam
penentuan diet klien.
Gangguan integritas Gangguan integritas Integritas kulit Ganti popok anak 
kulit berhubungan
berhubungan kulit teratasi kembali normal,  jika basah.
dengan iritasi, iritasi tidak ada, Bersihkan bokong
frekwensi BAB yang tanda-tanda infeksi secara perlahan
berlebihan tidak ada menggunakan sabun
non alkohol. Beri
zalp seperti zinc
oxsida bila terjadi
iritasi pada kulit.
Observasi bokong
dan perineum dari
infeksi. Kolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian therapi
antifungi sesuai
indikasi
Gangguan rasa Nyeri dapat teratasi Nyeri dapat Observasi tanda-
nyaman nyeri berkurang / hilang, tanda vital. Kaji
berhubungan dengan ekspresi wajah tingkat rasa nyeri.
distensi abdomen tenang Atur posisi yang
nyaman bagi klien.
Beri kompres hangat
h angat
pada daerah
abdomen.
Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian therapi
analgetik sesuai
indikasi
Kurang pengetahuan
pengetahuan Pengetahuan Keluarga klien Kaji tingkat
berhubungan dengan keluarga meningkat mengerti dengan pendidikan keluarga
kurangnya informasi proses penyakit klien. Kaji tingkat
tentang penyakit, klien, ekspresi wajah pengetahuan
prognosis dan tenang, keluarga keluarga tentang
pengobatan tidak banyak  proses penyakit
bertanya lagi tentang klien. Jelaskan
proses penyakit klien tentang proses
penyakit klien
dengan melalui
pendidikan
kesehatan. Berikan
kesempatan
kesempatan pada
keluarga bila ada
yang belum
dimengertinya.
Libatkan keluarga
dalam pemberian
tindakan pada klien
Cemas berhubungan Klien akan Kaji tingkat
dengan perpisahan memperlihatkan kecemasan klien.
dengan orang tua, penurunan tingkat Kaji faktor pencetus
prosedur yang kecemasan cemas. Buat jadwal
menakutkan kontak dengan klien.
Kaji hal yang disukai
klien. Berikan
mainan sesuai
kesukaan klien.
Libatkan keluarga
dalam setiap
tindakan. Anjurkan
pada keluarga untuk 
selalu mendampingi
klien

Penatalaksanaan medik yang dilakukan adalah:


1. Pemberian cairan
2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
 Memberikan
Memberikan asi.
 Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral
dan makanan yang bersih.
3. Obat-obatan
Pemberian cairan, pada klien Diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan
keadaan umum:
1. Cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberika
d iberikan
n peroral berupa cairan
yang berisikan
berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur 6
bulan dengan dehidrasi
dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat
sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan
garam.
garam. Hal tersebut diatas
di atas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah
sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
2. Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan
diberikan tergantu
te rgantung
ng dari berat
b erat badan
atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur
dan berat badannya.
a) Dehidrasi ringan.
 jam pertama 25 – 50 ml / Kg BB / hari, kemudian 125 ml / Kg BB / oral
b) Dehidrasi sedang.
1 jam pertama 50 – 100 ml / Kg BB / oral, kemudian 125 ml / kg BB / hari.
c) Dehidrasi berat.
Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun dengan
dengan berat badan 3 – 10 kg
 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml =
15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.
 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml =
20 tetes).
 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau minum,teruskan
dengan
dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit.
Untuk anak lebih dari 2 – 5 tahun dengan berat badan 10 – 15 kg.
 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml =
15 tetes) atau 10 tetes / kg BB / menit (1 ml = 20 tetes).
 7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minum dapat
diteruskan
diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / 
menit.
Untuk anak lebih dari 5 – 10 tahun dengan berat badan 15 – 25 kg.
 1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml =
20 tetes).
 16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
3. Diatetik ( pemberian makanan
makanan ).
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus kepada klien dengan
tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien.
Hal – hal yang perlu
p erlu diperhatikan
diperhatikan :
 Memberikan Asi.
 Memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori,protein,mineral
dan vitamin, makanan harus bersih.
4. Obat-obatan.
 Obat anti sekresi.
 Obat anti spasmolitik 
 Obat antibiotik.
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan laboratorium.
 Pemeriksaan
Pemeriksaan tinja.
 Pemeriksaan
Pemeriksaan gangguan keseimbangan
keseimbangan asam basa
b asa dalam darah astrup, bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup, bila memungkinkan.
 Pemeriksaan
Pemeriksaan kadar ureum d an creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal.
B. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit
secara kuantitatif,
kuantitatif, terutama dilakukan pada klien diar
d iaree kronik.
k ronik.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J., (1999).  Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. Jakarata:
EGC.

Dongoes (2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI: Media
Aescullapius.
Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak . Surabaya: GRAMIK FK Universitas
Un iversitas
Airlangga.

Price, Anderson Sylvia. (1997). Patofisiologi. Ed. I . Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai