2 Jenis Retail
Dalam retail terdapat berbagai jenis, yang mana jenis-jenis tersebut diklasifikasikan
berdasarkan skala usaha, jenis kepemilikan, produk atau jasa yang dijual, teknik pemasaran,
bentuk hukum, besar outlet, serta sistem operasional. Berikut merupakan penjelasannya
a. Skala Usaha
Berdasarkan skala usaha bisnis retail terdiri atas retail besar serta retail kecil.
Retail Besar
Retail besar merupkan pengecer yang menyediakan barang dan menjualnya dalam
jumlah besar. Beberapa contoh bisnis retail besar ialah departement store, supermarket,
hypermarket, general store, serta chain store.
Retail Kecil
Bisnis retail kecil biasa dikenal dengan istilah pengecer tradisional. Pelaku usaha retail
kecil biasanya menjual barang dalam jumlah yang kecil. Sementara itu, retail kecil juga
terbagi lagi atas dua jenis, yakni retail kecil pangkalan serta retail kecil yang tidak
memiliki pangkalan. Retail kecil pangkalan ialah mereka yang membuka kios maupun
menjadi pedagang kaki lima. Sementara itu, retail kecil yang tidak memiliki pangkalan
ialah mereka yang berjualan keliling. Misalnya saja seperti penjual sayur maupun bakso
keliling.
b. Jenis Kepemilikan
Independent Retail Firm
Dalam hal ini, pengusaha retail mengelola outlet secara independen. Tidak ada
gabungan apapun dengan pihak lain. Contoh indenpendent retail firm ialah warung, kios,
serta toko. Pengusaha independent retail firm dapat ditemukan di berbagai tempat.
Mulai dari pasar tradisional, deretan ruko, hingga perumahan penduduk.
Waralaba (franchising)
Waralaba atau dikenal sebagai francising ialah bisnis yang dapat dijalankan siapapun
secara independen. Akan tetapi, bisnis ini masih dimiliki pada perusahaan induk sebagai
francisornya. Oleh karena itu, pemilik bisnis waralaba harus berpedoman pada aturan-
aturan yang ditetapkan oleh perusahaan induk. Beberapa contoh bisnis waralaba ialah
KFC, Burger King, serta Pizza Hut.
Corporate Chain
Corporate chain ialah jenis ritel yang dimiliki oleh grup tertentu. Oleh karena itu, bisnis
corporate chain saling berhubungan dan dapat dimiliki oleh beberapa pemegang saham.
Contoh ritel yang termasuk corporate chain ialah Matahari Group, Ramayana Group,
serta Robinson Group.
d. Teknik Pemasaran
Berdasarkan Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan pelaku usaha untuk
melakukan perubahan pada teknik pemasaran. Secara umum, kini terdapat dua teknik
pemasaran yakni in store-retailing (di dalam toko) serta non store retailing (di luar toko). Non
store-retailing dapat diibaratkan seperti menjemput bola. Jadi, penjual yang akan menemui
konsumen. Untuk lebih jelasnya, berikut perbedaan keduanya.
In Store-Retailing
In store retailing ialah penjualan yang terjadi di dalam toko maupun warung. Ada tiga
jenis in store retailing, yakni speciality merchandiser, general merchandiser, serta mass
merchandiser.
Non Store-Retailing
Dalam hal ini, bisnis ritel menggunakan media selain tempat usahanya. Beberapa
contoh non store-retailing ialah vending machines, direct selling, mail order retailing dan
electronic shopping.
Vending machine
Berkembangnya teknologi memungkinkan manusia untuk menggunakan mesin
sebagai alat transaksi. Dalam hal ini, mesin juga berperan sebagai penjual barang
ke konsumen. Konsumen dapat memilih sendiri jenis barang yang tersedia di
vending machine (mesin penjualan). Pada umumnya, vending machine bisa
ditemukan pada pasar swalayan, sekolah, kantor, bandara, serta tempat-tempat
umum lainnya.
Direct selling
Direct selling menjual barang secara langsung ke konsumen. Beberapa contoh
produk retail yang menggunakan direct selling ialah kosmetik serta alat masak.
Telephone and Media Retailers
Pada umumnya, produk-produk yang ditawarkan melalui jenis ritel ini ialah
produk-produk industri.
Mail order
Mail order ialah melakukan promosi melalui katalog. Sementara itu, pemesanan
disampaikan melalui katalog pemesanan. Kemudian, produk akan dikirim ke
konsumen melalui pos maupun email.
Electronic shopping
Electronic shopping dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni yang
menggunakan videotes maupun yang menggunakan cybermarketing.
e. Bentuk Hukum
Menurut sifatnya privat maupun publik, berdasarkan bentuk hukum ritel terdiri atas ritel
perorangan (ole proprietorship) dan kemitraan (partnership serta perseroan terbatas).
f. Besar Outlet
Besar outlet dapat dilihat dari Perpres No. 112 tahun 2007 tentang penataan dan
pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Berdasarkan peraturan
ini, outlet terdiri atas:
Minimarket yang ukurannya kurang dari 400 m persegi.
Supermarket atau department store yang ukurannya berkisar antara 400 – 500 m
persegi.
Hypermarket dan perkulakan (grosir) yang berukuran lebih dari 5000 meter persegi.
g. Struktur Operasional
Jika dilihat dari struktur operasioal, ritel dapat dibedakan menjadi ritel satu outlet
(independent trader), ritel banyak outlet (multiple/chain store), serta consumen co-operative.
DAFTAR PUSTAKA
Lagoon, M. 2018. Apa yang Dimaksud Sebagai Retail? Apa Saja Jenis-Jenisnya?.
https://www.lagoonpos.com/apa-yang-dimaksud-sebagai-retail-apa-saja-jenis-
jenisnya/ dan lagoonpos@gmail.com. 3 April 2019 (13:10).