Anda di halaman 1dari 6

Rachma Yuningsih Hipi

1571042003/Psikologi Perdamaian A

REVIEW JURNAL
(Konformitas, groupthink, dan kepatuhan)
A. Konformitas
Judul Hubungan Antara Konformitas Terhadap Teman
Sebaya Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa
SMPN 22 Tangerang

Penulis Lola Novianty & Denny Putra

Nama Jurnal Jurnal NOETIC Psikologi.

Vol. No. & Vol. 4 No. 1 Hal. 81-100


Halaman
Tahun 2014

Myers dalam Darmawan (Novianty & Putra, 2014) mengemukakan bahwa konformitas
merupakan suatu perubahan sebagai akibat dari tekanan kelompok. Hal ini dapat dilihat dari
kecenderungan individu untuk selalu menyamakan perilakunya terhadap kelompok sehingga
terhindar dari celaan, ketersaingan, maupun cemoohan. Santrock dalam Darmawan (Novianty
& Putra, 2014) mengemukakan bahwa konformitas muncul pada saat individu mengadopsi
sikap dan perilaku orang lain karena tekanan dari kelompoknya.
Menurut Myers dalam Hotpascaman & Irmawati (Novianty & Putra, 2014) faktor-
faktor yang mempengaruhi individu untuk melakukan konformitas adalah pertama, group size.
Semakin besar jumlah anggota kelompok, semakin besar juga pengaruhnya terhadap
kelompok.
Kedua cohession, merupakan perasaan yang dimiliki oleh anggota dari kelompok
dimana mereka merasa ada ketertarikan terhadap kelompok. Myers menambahkan semakin
seseorang memiliki kohesif dengan kelompoknya maka semakin besar pengaruh dari kelompok
pada individu tersebut.
Ketiga, status. Dalam sebuah kelompok bila seseorang memiliki status yang tinggi
cenderung memiliki pengaruh yang lebih besar, sedangkan orang yang memiliki status yang
rendah cenderung untuk mengikuti pengaruh yang ada.
Keempat, public response. Ketika seseorang diminta untuk menjawab secara langsung
pertanyaan di hadapan publik, individu cenderung akan lebih konfrom, daripada individu
tersebut diminta untuk menjawab dalam bentuk tulisan.
Kelima, no prior commitment. Seseorang yang sudah memutuskan untuk memiliki
pendiriannya sendiri, akan cenderung mengubah pendiriannya saat individu terserbut
dipertunjukkan pada adanya aspek tekanan sosial.

Judul Hubungan Antara Konformitas Dengan Perilaku


Konsumtif Dalam Pembelian Tas Melalui Online
Shop Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Ilmu Budaya
(FIB) Universitas Diponegoro
Penulis Putri Nur Azizah & Anita Listiara

Nama Jurnal Jurnal Empati Psikologi.

Vol. No. & Vol. 6 No. 1 Hal. 332-337


Halaman
Tahun 2017

Menurut Taylor, Peplau, & Sears (Azizah & Listiara, 2017) individu berusaha
menyesuaikan diri dengan teman sebayanya dengan berperilaku kurang lebih sama atau identik
akibat adanya tekanan yang nyata atau hanya dibayangkan dari kelompok atau individu untuk
mencapai tujuan tertentu yang disebut konformitas. Bagi remaja hubungan teman sebaya
menjadi sarana belajar untuk mengamati dan meneliti minat serta pandangan teman sebaya
dengan tujuan untuk memudahkan proses penyatuan dirinya kedalam aktivitas pertemanan.

Hubungan Konformitas dengan Perdamaian:

Konformitas dalam kelompok dilakukan oleh individu guna menjaga perdamaian


antaranggota kelompok. Ketika kita sebagai anggota dalam suatu kelompok dan tidak
menunjukkan konformitas, maka tidak menutup kemungkinan kita akan berbeda dengan
anggota lainnya. Perbedaan tersebut dapat memicu berbagai pertikaian sehingga perdamaian
tidak tercipta dalam kelompok.
B. Groupthink
Judul Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Groupthink
Terhadap Perilaku Budgetary Slack Dengan
Bystander Effect Sebagai Variabel Kontrol (Studi
Eksperimen Pada Organisasi Mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta Di Kampus Wates
Penulis Susanti

Nama Jurnal Jurnal Profita Psikologi.

Vol. No. & Edisi 1


Halaman
Tahun 2017

Groupthink adalah situasi dimana terdapat tekanan untuk mematuhi dan mencegah
anggota kelompok organisasi untuk bertindak secara individu dan mempresentasikan ide atau
pandangan yang tidak popular atau tidak sejalan dengan kelompok (Lubis, 2011). Groupthink
dapat terjadi ketika keinginan anggota organisasi dalam mencapai kesepakatan melampaui
motivasi mereka untuk menilai semua rencana tindakan yang ada (Ricard, 2008). Penelitian
O’Learny dan Pangemanan (2007) memberikan hasil keputusan yang diambil oleh individu
yang terbebas dari groupthink akan lebih etis dibandingkan dengan yang terkena groupthink.

Judul Pengaruh Framing Dan Groupthink Terhadap


Keputusan Pemilihan Pekerjaan
Penulis Resa Ariyanto

Nama Jurnal Jurnal Nominal

Vol. No. & Vol. 5 No.2


Halaman
Tahun 2016

Pengaruh kelompok (groupthink) juga mempengaruhi keputusan dalam memilih


pekerjaan, seperti kelompok bermain, belajar, maupun lingkungan tempat tinggal. Banyaknya
mahasiswa yang hanya sekedar mengikuti orang lain akan berdampak pada keberlangsungan
pekerjaannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh framing
dan groupthink dalam mengambil keputusan pemilihan pekerjaan.
Hubungan groupthink dengan Perdamaian:

Dalam mempersepsikan suatu hal, individu seringkali dipengaruhi oleh kelompoknya


(groupthink). Ketika individu tidak menyamakan persepsi dengan kelompoknya, maka hal
tersebut dianggap tidak sejalan dengan anggota kelompok lainnya atau berbeda. Demi
mencegah dampak dari perbedaan tersebut, individu menyamakan persepsi dengan anggota
kelompok lainnya guna terjadi perdamaian.

C. Kepatuhan
Judul Persepsi Terhadap Kepemimpinan Kiai,
Konformitas Dan Kepatuhan Santri Terhadap
Peraturan Pesantren
Penulis St. Ma’rufah, Andik Matulessy, & IGAA
Noviekayati

Nama Jurnal Jurnal Psikologi Indonesia

Vol. No. & Vol.3 No.2 Hal. 97-113


Halaman
Tahun 2014

Kepatuhan dalam bahasa inggris “obedience” yang berasal dari bahasa latin “obedire”
yang berarti untuk mendengar terhadap. Karena itu obedience berarti mematuhi, dengan
demikian kepatuhan dapat diartikan patuh dengan perintah atau aturan (Sarbini, 2012). Ali
Lukman dalam kamus besar bahasa Indonesia (1999) patuh adalah suka menuruti perintah, taat
pada perintah atau aturan, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai aturan dan disiplin.
Feldman (dalam Kusumadewi, dkk, 2012) mengatakan bahwa kepatuhan didefinisikan sebagai
“Change behavior in response to the command of others” (perubahan sikap dan tingkah laku
seseorang untuk mengikuti permintaan atau perintah orang lain). Kepatuhan dapat terjadi
dalam bentuk apapun selama individu tersebut menunjukkan tingkah laku taat terhadap sesuatu
atau seseorang, seperti taat terhadap peraturan, sedangkan peraturan didefinisikan sebagai
sesuatu yang mengandung kata-kata perintah dan larangan, serta apa yang harus dilakukan dan
apa yang tidak boleh dilakukan serta tidak sedikit yang mengandung paksaan (Hadikusuma
dalam Kusumadewi, dkk, 2012).
Pengertian yang telah dikemukakan di atas tentang kepatuhan secara isensial dalam
kepatuhan terdapat empat unsur utama, yaitu:
(1) adanya pihak yang memiliki otoritas yang menuntut kepatuhan,
(2) adanya pihak yang dituntut untuk melakukan kepatuhan,

(3) adanya objek atau isi tuntutan tertentu dari pihak yang memiliki otoritas untuk dilaksanakan
oleh pihak lain, dan
(4) adanya konsekuensi dari perilaku yang dilakukan.

Judul Kepatuhan Terhadap Peraturan Sekolah Pada


Siswa Di Smk Xx Padang
Penulis Rifa Juniartika, Rina Mariana, & Krisnova
Nastasia

Nama Jurnal Jurnal Penelitian

Vol. No. & -


Halaman
Tahun 2013

McKendry (dalam Krisnatuti dkk, 2011) menjelaskan bahwa kepatuhan merupakan


kecendrungan dan kerelaan seseorang untuk memenuhi dan menerima permintaan, baik yang
berasal dari seseorang pemimpin atau yang bersifat mutlak sebagai sebuah tata tertib atau
perintah. Menurut Green dan Kreuter (dalam Pardede, 2009) perilaku kepatuhan dapat berupa
perilaku patuh dan perilaku tidak patuh. Kepatuhan pada dasarnya dipengaruhi oleh pengaruh
intrapersonal (Guadagno dkk dalam Pardede, 2009) dan pengaruh interpersonal (Lamm dkk
dalam Pardede, 2009). Neufelt (dalam Kusumadewi dkk, 2012) menjelaskan arti kepatuhan
sebagai kemauan mematuhi sesuatu dengan takluk tunduk. Pelanggaran terhadap peraturan
kerap terjadi di masyarakat akibat dari kurang puasnya salah satu pihak dengan peraturan
tersebut. Pelanggaran yang terjadi dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk oleh remaja.
Yunita dan Erna (dalam Sanderi dkk, 2013) menjelaskan bahwa kepatuhan merupakan
serangkaian perilaku seseorang dalam melaksanakan atau mentaati tata tertib yang berlaku atas
dasar rasa hormat dan kesadaran diri sendiri. Melihat pengertian kepatuhan tersebut, maka di
dalam kepatuhan terdapat unsur-unsur sebagai berikut:

1) Menerima norma/nilai-nilai. Seseorang dikatakan patuh apabila yang bersangkutan


menerima baik kehadiran norma-norma/nilai-nilai dari suatu peraturan meskipun peraturan
tertulis.
2) Penerapan norma-norma/nilai-nilai itu dalam kehidupan . Seseorang dikatakan patuh jika
normanorma/nilai-nilai dari suatu peraturan diwujudkan dalam perbuatan, bila norma atau nilai
itu dilaksanakannya maka dapat dikatakan bahwa ia patuh.

Hubungan Kepatuhan dengan Perdamaian:

Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, individu yang patuh dianggap sebagai orang
populer dan disayangi oleh guru di kalangan sekolah dan orang yang patuh terhadap atasan di
lingkungan pekerjaan dianggap sebagai orang yang disukai oleh atasan. Ketika individu patuh
maka ia disukai dan mudah berinteraksi dengan individu lain. Karena itu, individu dapat
mencegah berbagai kemungkinan konflik dengan kepatuhan sehingga perdamaian akan selalu
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai