Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia adalah Negara kepulauan/maritim yang sebagian besar wilayahnya


terdiri atas lautan. Tentunya dengan banyaknya pulau-pulau yang terpisah oleh
lautan, Indonesia memiliki banyak pelabuhan atau dermaga yang bersifat umum
ataupun khusus. Pelabuhan memiliki peran yang sangat penting dalam dunia
transportasi laut, dipandang sebagai pintu gerbang (gateway) suatu Negara dan
merupakan komponen dari kegiatan logistik barang dari laut ke darat ataupun
sebaliknya. Selain itu, pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai strategis untuk
pertumbuhan industri dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat
memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional.

Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan


tersebut agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan
profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan
biaya yang terjangkau. Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan
adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap muatan (barang dan
penumpang). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantai transportasi laut, fungsi
pelabuhan adalah tempat pertemuan (interface) antar dua angkutan atau berbagai
kepentingan yang saling terkait.

Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke


angkutan lain seperti angkutan darat (truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang
diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke
kapal. Oleh sebab itu berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti
perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan
pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai
salah satu infrastruktur transportasi, dapat membangkitkan kegiatan perekonomian
suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi
maupun logistik.

1
Namun jika kita melihat kenyatan yang ada, harus kita akui bahwa memang
pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia masih belum dikelola dengan baik.
Sebagaimana yang kita telah ketahui bersama, dua pertiga wilayah Indonesia berupa
perairan. Ribuan pulau berjajar dari Sabang sampai Merauke. Posisi negeri ini sangat
strategis karena berada di persilangan rute perdagangan dunia. Ironisnya, Indonesia
tak mampu memanfaatkan peluang emas itu.

Sebaga negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam


perekonomian Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam
menunjang mobilitas barang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana
paling penting untuk menghubungkan antarpulau maupun antarnegara. Namun,
ironisnya, kondisi pelabuhan di Indonesia sangat memprihatinkan. Hampir semua
pelabuhan yang ada di Indonesia saat ini sudah ketinggalan zaman.

Posisi pelabuhan Indonesia kalah dari Singapura, Malaysia, dan Thailand.


Kelemahan pelabuhan di Indonesia terletak pada kualitas infrastruktur dan
suprastruktur. Indonesia juga kalah dalam produktivitas bongkar muat, kondisi
kongesti yang parah, dan pengurusan dokumen kepabeanan yang lama, kualitas
pelabuhan di Indonesia hanya bernilai 3,6 jauh di bawah Singapura yang nilainya 6,8
dan Malaysia 5,6.

Dampak lanjutannya, harga barang melonjak dan pembangunan ekonomi


tersendat. Ekonomi biaya tinggi pun terus menghantui negeri ini. Rasanya sulit untuk
memahami mengapa Indonesia bisa ‘tenang’ menyaksikan kondisi pelabuhan yang
ketinggalan zaman. Banyak pihak terheran-heran Indonesia membiarkan inefisiensi
ekonomi ini berlangsung lama. Dalam 30 tahun terakhir, nyaris tidak ada proyek
pembangunan infrastruktur kepelabuhanan yang memadai dan signifikan. Padahal,
Pelabuhan Tanjung Priok pernah menjadi unggulan di kawasan Asia.

Akibat keterlambatan penanganan kargo, banyak kapal menghindari Tanjung


Priok. Untuk keperluan ekspor impor, kapal-kapal asing memilih untuk berlabuh di
Singapura dan Malaysia. Bank Dunia pun mencatat, sistem dan efisiensi pelabuhan
di Indonesia sangat buruk. Kondisi ini jelas memperburuk daya saing harga barang
Indonesia. Akibatnya, potensi devisa pun menguap ke negeri Jiran.

2
Pemerintah harus mengambil langkah yang tepat untuk memperbaiki masalah
yang serius ini. Sebab dari tahun ke tahun belum ada perbaikan yang signifikan
terhadap pengelolaan pelabuhan.
Oleh karena itu, melalui makalah ini kami ingin mengidentifikasi strategi
Pelindo dalam pengembangan pelabuhan di Indonesia khususnya bertanggungjawab
untuk menyediakan fasilitas jasa kepelabuhanan, memiliki peran kunci untuk
menjamin kelangsungan dan kelancaran angkutan laut, sehingga dengan tersedianya
prasarana transportasi laut yang memadai tersebut akan mampu menggerakkan dan
menggairahkan kegiatan ekonomi Negara dan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun maksud dari perumusan masalah yang hendak diteliti dan
berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas
adalah bagaimana strategi Pelindo dalam pengembangan pelabuhan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui strategi Pelindo
dalam pembangunan pelabuhan di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai strategi
Pelindo dalam pengembangan pelabuhan di Indonesia.

2. Bagi Pembaca
a. Menambah dan memperluas wawasan mengenai strategi Pelindo dalam
pengembangan pelabuhan di Indonesia.
b. Sebagai bahan referensi tambahan bagi pihak-pihak lain yang akan meneliti
kasus yang sama.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Pelabuhan Menurut UU 21 tahun 1992 dan PP 69 tahun 2001

Penyelenggara Pelabuhan Umum (Port Operator)

 Penyelenggara pelabuhan umum dilakukan oleh Pemerintah dan


pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada Badan Usaha Milik Negara yang
didirikan untuk maksud tersebut berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Tanah dan Perairan (Peran Regulator)

 Penyelenggara pelabuhan umum diberikan hak atas tanah dan perairan untuk
kegiatan kepelabuhanan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
(pasal 19).
 Hak pengelolaan atas tanah dilimpahkan ke Pelindo sebagai penyelenggara
pelabuhan umum berdasarkan pelimpahan dari Pemerintah.
 Pelindo melakukan penyediaan dan pengusahaan tanah

Kegiatan Pengusahaan di Pelabuhan

Pelayanan Jasa Pelabuhan


 Kolam pelabuhan
 Labuh
 Pemanduan dan Penundaan
 Jasa dermaga
 Bongkar Muat
 Penumpang dan kendaraan
 Jasa gudang dan tempat penimbunan barang
 Jasa angkutan di perairan pelabuhan

4
 Jasa alat bongkar muat
 Penyediaan tanah
 Penyediaan jaringan jalan dan jembatan, tempat tunggu kendaraan, saluran
pembuangan air, instalasi listrik, instalasi air minum, depo bahan bakar,
dan pemadam kebakaran
 Pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering, dan ro-ro
 Pelayanan jasa lainnya yang dapat menunjang pelayanan jasa
kepelabuhanan

Usaha Penunjang

2.2 Prinsip Dasar Kepelabuhanan Dalam UU No 17 Tahun 2008 Dan PP 61


Tahun 2009

K
Penghapusan Monopoli Kompetisi agar terciptanya E
dalam Penyelenggaraan efisiensi S
Pelabuhan I
A
P
Pemisahan Secara Fokus pada aspek A
Tegas Fungsi Regulator dan pengusahaan dan N
Operator enterpreneurship
P
E
L
Pemberian Peran Serta Pemberian
kepada Pemerintah Daerah I
kesempatan bagi
dan Swasta secara N
Pemda & Swasta
Proporsional D
O

5
2.3 Dampak UU NO. 17 Tahun 2008

UU Pelayaran baru memisahkan peran regulator dan operator serta membuka iklim
kompetisi dalam bisnis kepelabuhanan

Regulasi Pelayanan (kapal Bisnis Penunjang


barang & Pelabuhan
Penumpang)

Peraturan Sebelumnya:
 Adpel/Pemerintah
 PELINDO
 Swasta
 PBM

Peraturan Baru :
 Otoritas Pelabuhan
 Unit Penyelenggara Pelabuhan
 BUP : PELINDO
Swasta
BUMD
 Swasta

6
Dampak Pelayaran UU No.17 Tahun 2008

Dampak Pelayaran UU No.17 Tahun 2008


Yang berpusat pada Government Regulator & Government, yaitu:
 Pelindo bukan lagi “regulator”
 Menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif
 Menciptakan peluang bagi Pelindo untuk mengembangkan bisnis diluar
wilayahnya
 Merubah bisnis Pelindo dari port operator menjadi terminal operator

Dampak UU Pelayaran No.17 Tahun 2008

Pelayanan Pelabuhan Pelayanan Pelabuhan Atas Pendapatan Kolektor


UU 21/1992 UU 17/2008
WATERSIDE
Pilotage PT. PELINDO Government/Port Authority
Anchoring service (Jasa PT. PELINDO Government/Port Authority
Labuh)
LANDSIDE
Berthing service (Jasa PT. PELINDO PT. PELINDO
Tambat)
Wharf service PT. PELINDO PT. PELINDO
Passenger service PT. PELINDO PT. PELINDO
Equipment rental PT. PELINDO PT. PELINDO
Storage PT. PELINDO PT. PELINDO
Container stuffing PT. PELINDO PT. PELINDO
Ro-Ro Handling PT. PELINDO PT. PELINDO
OTHER SERVICES
- Entry pass PT. PELINDO Government/Port Authority
- Electricity PT. PELINDO PT. PELINDO
-Water supply PT. PELINDO PT. PELINDO

7
2.4 Pengaruh Perubahan Lingkungan Strategis Pada Pelindo
a. Persaingan Ekonomi Global: tuntutan efisiensi jalur logistik perdagangan.
b. Tuntutan dan Harapan Pelanggan: efisiensi dan produktivitas security dan
safety.
c. Perubahan Regulasi: Port operator menjadi terminal operator.
d. Tren Teknologi: Teknologi perkapalan, teknologi pengapalan, teknologi
kepelabuhan.

2.5 Rencana Strategik Transformasi


Pelayanan logistik tanggungjawab Pelindo I:
1) Pengembangan organisasi dan manajemen
2) Bisnis Proses: efisiensi dan inovasi layanan
3) Infrastruktur: modernisasi infrastruktur dan suprastruktur
4) Logistic Chain: integrasi jaringan logistik

2.6 Arah Pengembangan


Arah pengembangan Pelindo I:
1) Budaya:
Pembaharuan nilai-nilai identitas, tatanan, sistem dan orientasi Pelabuhan
yang lebih mengedepankan peningkatan kualitas layanan, kepuasan
pelanggan, dan penciptaan nilai tambahan.
2) Bisnis:
Pembaharuan arah & strategi bisnis, fokus pada bisnis inti yang telah
dikuasai
3) Organisasi:
Pembaharuan dan penguatan organisasi, mencakup struktur organisasi, tim
manajemen, sistem manajemen & kompetensi SDM, dll.

2.7 Strategi Pengembangan Ke Depan


a. Pengembangan organisasi, SDM dan sistem manajemen.

8
b. Peningkatan kepuasan pelanggan dan penciptaan nilai tambah layanan.
c. Modernisasi infrastruktur dan suprastruktur guna peningkatan kapasitas
dan produktivitas.
d. Integrasi jaringan layanan dan perluasan pasar

2.8 Pola Pengembangan Cabang Pelabuhan/Unit Bisnis


 Pelabuhan Belawan
 Pengembangan BICT
 Pengembangan Terminal Curah Cair
 Dedicated Terminal
 Pengembangan BLC
 Penataan alur

 Pelabuhan Dumai
 Hub CPO
 Pembangunan Terminal Curah Kering
 Logistic Support

 Pelabuhan Kuala Tanjung


 Hubungan Internasional
 Terminal Curah Cair

 Pelabuhan Perawang
 Pengembangan Terminal Peti Kemas

 Batu Ampar Batam


 Pengembangan Terminal Peti Kemas

Pelabuhan & Arah Pengembangan Stategik

 Belawan

9
a. Pengembangan Pelabuhan Belawan sebagai pusat logistik agribisnis
Sumatera bagian Utara.
b. Pengembangan TPK Belawan.
c. Pengembangan jasa logistik operator.

 Batam
a. Pengembangan Terminal Management Service sebagai pengelola
pelabuhan di KEK Batam, Bintan & Karimun.
b. Pengembangan TPK di pelabuhan Batu Ampar.
c. Pembangunan shore base untuk industri tambang/ migas.
d. Pengembangan jasa marine service.

 Dumai
a. Pengembangan pelabuhan Dumai sebagai Pusat Logistik Agribisnis
Sumatera bagian Timur
b. Pengembangan Terminal Management Service sebagai pengelola
pelabuhan di KEK Dumai
c. Pengembangan jasa marine service
d. Pengembangan jasa logistic operator

 Kuala Tanjung
a. Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai bagian dari
Belawan Greater Port, dengan arah pengembangan sebagai:
1). Pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Pelabuhan Hub
Internasional.
2). Pengembangan Fasilitas Terminal Curah Cair dengan kapasitas
mencapai 7,5 Juta Ton.
b. Pengembangan jasa marine service melayani terminal khusus.

 Pekanbaru
Pembangunan terminal peti kemas antar pulau (Spoke Port)

10
MBANGAN STRATEGIK
 Malahayati/ Lhokseumawe
a) Pembangunan terminal petikemas antar pulau (Spoke Port)
b) Pengembangan logistic center untuk agribisnis

 Tanjungpinang
a) Pembangunan shore base untuk industri tambang/ migas
b) Pengembangan jasa marine service

 Tembilahan
a. Pengembangan Pelabuhan Kuala Enok sebagai Terminal Curah Cair
untuk wilayah Riau bagian Selatan dan Propinsi Jambi

 Tanjung Balai Karimun/Sei Pakning


a. Pengembangan jasa marine service
PELABUHAN ARAH PENGEMBANGAN USAHA
 Sibolga/ Gunung Sitoli/ Bengkalis/ Kuala Langsa
a. Efisiensi dan fokus sebagai Public Service Obligation (PSO)

 Tanjung Balai Asahan


a. Efisiensi dan Fokus pada pelayanan penumpang

Rencana Pengembangan Belawan

1. Kapasitas Meningkat Dari 1.200.000 Teus/Tahun Menjadi 2.000.000.


Teus/Tahun
2. Investasi

Pelabuhan Kuala Tanjung

1. Terminal Peti Kemas


Rencana Pengembangan Per 1000 M’ Dermaga, Kapasitas 1.000.000

11
Teus/Tahun.
1. Ada 21 Modul
2. Tiap Modul Sebagai Berikut :

A. Civil Work
1) Wharf/Tambatan Design Depth -16 Mlws : 1000 M’
2) Container Yard (Cy) : 25 Ha
3) Container Freight Station (Cfs) : 2.000 M2
4) Jalan Akses / Trestle : 5000 M’

B. Equipment
1) Container Crane : 10 Unit
2) Transtainer (Rtg) : 30 Unit
3) Head Truck + Chasis : 50 Unit
4) Reach Stacker : 4 Unit

C. Information Technology & Alat Komunikasi


1) Pembangunan Sistem Aplikasi
2) Perangkat Keras
3) Hand Held Terminal (Hht)

D. Nilai Investasi : ± Rp. 6,5 Triliun


II. Terminal Curah Cair :
1. Dermaga & Breasting Dolphin : 1 Berth
2. Trestle Dudukan Pipa & Cat Walk : 2.300 M
3. Instalasi Pipa : 24 Jalur
4. Tangki Timbun : 12 Unit @ 8.000 Ton

12
PENGEMBANGAN PELABUHAN BATAM

A. Tahap
I. Improvement Batu Ampar Selatan (2013-2015)
1) Restrengthening Dermaga : 400 M’
2) Container Yard (Cy) : 5 Ha
3) Container Crane : 4 Unit
4) Transtainer (Rtg) : 10 Unit
5) Head Truck + Chasis : 25 Unit

B. Tahap
II Pengembangan Batu Ampar Utara (2013-2016)
1) Dermaga : 600 M’
2) Container Yard (Cy) : 20 Ha
3) Container Crane : 6 Unit
4) Transtainer (Rtg) : 15 Unit
5) Head Truck + Chasis : 40 Unit

2.9 Belanja Modal

REALISASI DAN RKAP

Belanja Modal 2011 2012 2013


INVESTASI FISIK
Bangunan Fasilitas Pelabuhan 278.11 143.54 278.29
Kapal 106.30 86.61 19.76
Alat-Alat fasilitas Pelabuhan 704.61 195.99 139.81
Instalasi Fasilitas Pelabuhan 66.71 42.49 49.63
Tanah - 7.15 25.00
Jalan dan Bangunan 63.19 40.33 12.83

13
Peralatan 19.22 1.46 7.82
Kendaraan 1.22 1.28 -
Jumlah Investasi Fisik 1,239.36 518.85 533.14
INVESTASI NON FISIK
Jumlah Investasi Non Fisik 28.10 30.02 80.23
Jumlah Belanja Modal 1.267.46 548.87 613.37

14
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pelindo I Optimistis Riup Laba Rp 450 M

PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) optimistis tahun 2013 bisa meraup


keuntungan Rp 450 miliar. Untuk mencapai target Rp 450 Miliar Pelindo I
mempunyai peluang yang sangat strategis karena Pelindo I mengelola pelabuhan
di Pulau Sumatera bagian utara yang sangat kaya dengan produk perkebunan dan
industri turunannya.
Adapun tujuh strategi yang akan dilakukan untuk mencapai target tahun
2013, diantaranya:
a. Pengembangan terminal peti kemas di beberapa daerah, seperti Dumai,
Pekanbaru, Tanjungpinang, Belawan, Batam, Sibolga, Lhokseumawe,
dan Malahayati.
b. Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai Hub Container Port
atau pelabuhan pengumpul kontainer.
c. Pengembangan Terminal Curah cair di Dumai, Belawan, Kuala Tanjung,
Kuala Langsa dan Nagan Raya Aceh.
d. Pengembangan Terminal Curah Kering di Dumai, Belawan, Rengat, dan
Kuala Tripa Nagan Raya Aceh.
e. Mengembangkan Marine Services (jasa kelautan) di Kepulauan Riau,
Tanjung Balai Karimun, Batam, Tanjungpinang, dan Dumai.

15
f. Peningkatan status Unit Galangan Kapal (UGK) menjadi Provider alat-
alat bongkar muat dan kapal tunda.
g. Peningkatan status Belawan Logistic Center (BLC) menjadi Terminal
Operator.

Tujuh strategi yang akan diterapkan Pelindo I ini juga untuk


mendongkrak fasilitas dan pelayanan. Tujuannya adalah untuk mendorong
sistem Pendulum Nusantara. Yakni sistem terintegrasi di mana operator
pelabuhan dan para pemangku kepentingan menyediakan rute pelayaran
sepanjang jalur barat sampai timur Indonesia yang beroperasi seperti
pendulum. Rute yang dimaksud akan melewati enam pelabuhan utama. Yakni
Belawan, Batam, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Sorong.

3.2 TANJUNG PERAK: Pelindo III siapkan lima rencana strategis

PT Pelabuhan Indonesia III setidaknya telah menyiapkan lima rencana


besar berskala strategis guna megembangkan dan memacu produktivitas kinerja
sektor usaha kepelabuhanan khusus dalam proses bongkar muat arus barang dan
peti kemas termasuk proses sandar dan berlabuhnya kapal. Lima strategi tersebut
diantaranya:

1. Rekonfigurasi atau penataan ulang terminal di Perak menjadi dedicated


terminal atau terminal yang memiliki fungsi khusus.
2. Pengadaan peralatan proses bongkar muat, termasuk mendatangkan tujuh
Harbour Mobile Crane untuk terminal Jamrud.
3. Pembangunan terminal teluk lamong.
4. Keempat merevitalisasi alur pelayaran barat Surabaya.
5. Pembangunan terminal penumpang skala internasional khususnya untuk
bisa disandari kapal-kapal pesiar mewah.

Untuk pembiayaan total Pelabuhan Indonesia III tengah dihitung, khusus


untuk proyek Teluk Lamong ditaksir menelan Rp 2,2 triliun. Proyek revitalisasi
APBS sendiri sekitar US$ 73,33 juta atau sekitar Rp 654,97 miliar.

16
3.3 2013 Tanjung Perak Jadi Pelabuhan Internasional
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menargetkan pada
2013, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya bisa sejajar dengan pelabuhan
internasional, seperti di Singapura. Untuk itu, Pemprov Jatim bekerja sama
dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III sebagai operator untuk melakukan
revitalisasi Pelabuhan Tanjung Perak agar fasilitas dan layanan terus membaik.
Dikatakan Gus Ipul—panggilan akrab Syaifullah Yusuf—proses
pengembangan pelabuhan harus dilakukan segera. Untuk itu, pihaknya memberi
tanggung jawab kepada Dinas Perhubungan Jatim untuk melobi Badan Otoritas
Pelabuhan (BOP) Tanjung Perak untuk meningkatkan jalur masuk terminal peti
kemas.

3.4 Dahlan siap bangun pelabuhan peti kemas terbesar ke-5 di dunia

Untuk meningkatkan distribusi logistik di Tanah Air, Menteri Badan


Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berencana membangun pelabuhan
peti kemas yang akan dinaungi oleh PT Peti Kemas Indonesia. Bahkan,
pelabuhan ini diklaim akan menjadi pelabuhan peti kemas terbesar ke lima di
dunia.
Dahlan mengatakan bahwa pasti nanti ada PT Peti Kemas Indonesia,
dimana akan menjadi terminal peti kemas terbesar ke lima di dunia. PT Peti
Kemas Indonesia ini merupakan induk usaha perusahaan terminal kontainer di
Indonesia, mayoritas saham PT Peti Kemas Indonesia akan dimiliki PT Palindo
I-IV. Namun, rencana tersebut tidak mudah untuk diwujudkan lantaran terdapat

17
sejumlah kendala, seperti masalah aturan maupun perundang-
undangan. Memang agak sulit pembentukannya karena ada yang harus
diselesaikan. Nanti jika terbentuk, direktur utamanya menjadi komisaris,
direksinya menjadi dirut dan diambil dari direksi yang paling baik. PT Kemas
Indonesia akan bekerja sama dengan seluruh pelabuhan peti kemas di seluruh
Indonesia, diantaranya, Jakarta, Surabaya dan Batam.

3.5 DKI dan Pelindo Bangun Pelabuhan


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo)
II mempersiapkan pembangunan pelabuhan baru di kawasan Ancol Timur.
Pelabuhan itu diperkirakan bakal dioperasikan pada 2014.
Direktur Utama PT Pelindo II Richard Jose Lino mengungkapkan, untuk
membangun pelabuhan baru di kawasan Ancol Timur, pihaknya diberi
kebebasan oleh pemerintah pusat untuk mencari mitra. PT Pelindo II
menggandeng Pemprov DKI Jakarta karena akan mengintegrasikan dengan
pelabuhan lain dan dengan kawasan di sekitar pelabuhan.
Integrasi pelabuhan
Fauzi Bowo mengatakan, pelabuhan-pelabuhan besar di Jakarta, yang
sudah dan akan dibangun, akan diintegrasikan. Keempat pelabuhan itu adalah
Tanjung Priok (eksisting), car port (pelabuhan khusus ekspor-impor mobil),
Pelabuhan Internasional Ali Sadikin yang akan dibangun di Kawasan Ekonomi
Khusus Marunda, dan Pelabuhan Internasional Ancol Timur ini.
Integrasi semua pelabuhan diperlukan agar tidak terjadi persaingan yang
tidak sehat diantara pengelola pelabuhan. Sinergi antarpelabuhan justru
meningkatkan kinerja kawasan ekonomi khusus dan kota di dekatnya.
Sinergi keempat pelabuhan dan perencanaan kota di sekitar kawasan itu
juga akan disusun Pemprov DKI Jakarta dalam konsep port and city. Banyak
fasilitas dan utilitas kota yang diperlukan untuk mencapai integrasi itu.

18
3.6 131 Pelabuhan Selesai Dikembangkan 2014

Menurut Menteri Perhubungan EE Mangindaan, perbaikan dan


pembangunan pelabuhan itu sejalan dengan Rencana Induk Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) program pembangunan
prasarana; pelabuhan dan bandara, untuk membangun konektivitas sekaligus
menjamin keselamatan dan keamanan transportasi. "Pelabuhan yang disiapkan
sebagian besar berada di Indonesia Timur," kata Mangindaan.
Dia menyebutkan, dari 34 pelabuhan yang selesai diperbaiki dan
dibangun tahun 2012, 28 di antaranya berada di Indonesia Timur. Sementara
dari 131 pelabuhan yang akan diperbaiki dan dibangun untuk tahun 2013 dan
2014, ada 108 pelabuhan terletak di Indonesia timur.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pengelolaan pelabuhan merupakan suatu hal yang sangat kompleks.
Meskipun pemerintah telah dengan sangat baik menetapkan ketentuan
pengelolaannya, masalah masih tetap ada. Hal ini umumnya dikarenakan
kurangnya modal untuk mengembangkan pelabuhan yang ada. Sehingga
menyebabkan kurang baiknya kepengurusan pelabuhan, seperti buruknya
fasilitas pelabuhan yang ada.

Prestasi pelabuhan di Indonesia juga tidak membanggakan. Kita masih


kalah jauh jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya
seperti Singapura dan Malaysia. Oleh karena itu kita perlu untuk mengejar
ketertinggalan kita ini.

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah memperbaiki fasilitas


dasar dari pelabuhan, yang selama ini selalu dikeluhkan. Peran serta pemerintah
sangat penting guna memastikan bahwa hal ini berjalan sebagaimana mestinya.

Dengan adanya kesadaran mengenai hal ini, niscaya akan tercipta pola
pengembangan pelabuhan yang berkesinambungan, yang mampu untuk
memperbaiki kinerja pelabuhan di Indonesia. Namun sekali lagi kami tekankan,
tahap perncanaan dan tahap pengawasan merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi terwujudnya hal ini.

Tidak realistis memang mengharapkan Indonesia mampu untuk bersaing


dengan Singapura atau Malaysia dalam hal kualitas pelabuhan. Akan tetapi kita
harus tetap optimis, pelabuhan di Indonesia suatu saat nanti akan
memilikiprestasi yang membanggakan.

4.2 Saran
Jadi pada dasarnya Indonesia telah memiliki jaringan perhubungan yang
cukup baik bila terurus dengan baik. Akan tetapi karena pertumbuhan penduduk,

20
keterbatasan anggaran untuk pengurusan, serta mobilitas satuan-satuan ekonomi
yang lebih cepat, tepat, selamat, maka sektor perhubungan masih dianggap
sektor yang harus terus dibenahi karena memegang peranan strategis bagi
pertumbuhan ekonomi. Untuk itu pemerintah diharapkan memberi prioritas
penting pada sektor perhubungan khususnya perhubungan laut.

21

Anda mungkin juga menyukai