DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3 A.2016.2
Oktavia (1611123438)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merokok adalah hal yang dianggap biasa pada era globalisasi seperti sekarang ini. Masa-
masa perubahan yang memiliki kesamaan dan kesempatan yang sama baik di Negara berkembang
maupun negara maju. Merokok merupakan kegiatan yang sering kita jumpai di masyarakat, tidak
hanya masyarakat di Indonesia tetapi juga masyarakat di dunia (Aliansi Pengendalian Tembakau
Indonesia,2013). Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang belum menandatangani FCTC
(Framework Convention on Tobacco Control) atau traktat pengendalian rokok. Oleh karena itu,
kebijakan dan aturan tentang merokok sangat minimal di Indonesia (Prawitasari, 2012).
Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun tembakau yang telah dicacah (Jaya,2009). Kandungan
dalam rokok terdapat 4000 zat kimia seperti nikotin yang bersifat kasinogenik yang dapat
mengakibatkan berbagai penyakit yaitu gangguan pencernaan, gangguan kehamilan dan janin,
bronchitis, kanker dan akan memacu kerja dari susunan sistem saraf pusat dan susunan saraf
simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat
(Bensley,2009).
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) tahun 2011
terdapat 3,8 miliar perokok dunia. Sedangkan di negara-negara berkembang seperti Indonesia
jumlah perokok dari waktu ke waktu semakin meningkat, pada kelompok umur 15 tahun keatas
yang merokok setiap hari pada 5 provinsi di Indonesia yang tertinggi ditemukan di provinsi
Kalimantan Tengah (36,0%), Kepulaan Riau (33,4%), Sumatra Barat (33,1%), Nusa Tenggara
Timur dan Bengkulu (33%), sedangkan 5 provinsi dengan perokok terendah dijumpai di provinsi
Sulawesi Tengah (22%), DKI Jakarta (23,9%), Jawa Timur (25,1%), Bali (25,1%), dan Jawa
Tengah (25,3%) (Riskesdas,2010).
Prevalensi perokok pada masyarakat Indonesia pada umur 20-24 tahun perokok setiap hari
sebanyak 27,2% dan perokok kadang-kadang 6,9%, pada 25-29 tahun perokok setiap hari 29,8%,
perokok kadang-kadang 5,0% ini terjadi tidak hanya pada kalangan dewasa saja namun sudah
merambat pada kalangan remaja. Prevalensi pada kalangan remaja umur 10-14 tahun perokok
setiap hari 0,5%, perokok kadang-kadang 0,9%, laki-laki 47,5% perokok setiap hari
perokok kadang-kadang 9,2% sedangkan perokok setiap hari pada perempuan 1,1% dan
perokok kadang-kadang 0,1% (Riskesdas,2013).
Setiap orang dalam kehidupannya pernah mengalami suatu peristiwa atau permasalahan
yang mengakibatkan stres. Berbagai sumber mengatakan mahasiswa yang mengalami stres seperti
masalah akademik, prestasi akademik yang rendah, kegagalam dalam menyelesaikan tugas,
tuntutan orang tua agar cepat menyelesaikan study nya, dan masalah kesehatan. Beban stres yang
dirasa terlalu berat dapat memicu gangguan memori konsentrasi, penurunan kemampuan
penyelesaikan masalah dan kemampuan akademik, sehingga mahasiswa percaya bahwa rokok
memiliki fungsi sebagai penenang saat mereka cemas dan stres (Sunaryo,2011).
Perilaku merokok merupakan perilaku yang merugikan, tidak hanya bagi individu yang
merokok tetapi juga pada orang-orang disekitar perokok, salah satu penyebab perilaku merokok
yaitu karena faktor stres, peningkatan jumlah stres akademik akan menurunkan kemampuan
akademik yang berpengaruh terhadap indeks prestasi, beban stres yang dirasa berat dapat memicu
seseorang untuk merokok. Kerugian yang terjadi bisa dari sisi kesehatan dan ekonomi
(Bensley,2009).
Berdasarkan data yang telah disajikan diatas, dapat diketahui bahwa jumlah prevalensi
merokok di Indonesia tergolong tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai survey dan
penelitian yang telah dilakukan di wilayah Pekanbaru dan didapatkan hasil mahasiswa yang
merokok cukup banyak, hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti kurangnya pengetahuan,
sikap dan tingkat stres yang dialami mahasiswa.
Tahap 1
STIMULATION
Sense Organs PERSEPS
Meaningful Stimuli
I
Tahap 2
Tahap 6
STIMULATION
Organization by rules RECALL
Schemata
Script
Tahap 3 Tahap 5
INTERPRETATION & MEMORY
EVALUATION
Based on past experiences,
knowledge, ect.
B. Perilaku Merokok
1. Pengertian Perilaku Merokok
Perilaku merokok adalah perilaku yang dinilai sangat merugikan dilihat dari berbagai sudut
pandang baik bagi diri sendiri maupun orang lain disekitarnya (Aula, 2010). Perilaku merokok
merupakan perilaku yang membakar salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar, dihisap dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu ataubentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotina tabacum, nicotinarustica dan spesies lainnya
atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar,dengan atau tanpa bahan tambahan
(Kemenkes, 2013).
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku dalam penelitian
ini adalah reaksi individu yang diwujudkan dengan tindakan atau aktivitas terhadap suatu
rangsangan tertentu.Dalam hal ini rangsangan tersebut adalah rokok.
3. Tipe-tipe Perokok
Menurut WHO (2013), tipe perokok dibagi 3 yaitu:
a. Perokok ringan merokok 1-10 batang per hari
b. Perokok sedang merokok 11-20 batang per hari
c. Perokok berat merokok lebih dari 20 batang per hari
C. Kerangka Konsep
Adapaun yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Mahasiswa sebagai kelompok transisi remaja akhir menuju dewasa awal mengalami
banyak perubahan. Perubahan tersebut meliputi pola aktivitas sehari-hari termasuk pola
makan dan istirahat, dan pola berfikir/rasionalisasi. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek atau peristiwa
tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan merupakan trigger bagi terbentuknya sikap
dan kemudian akan menimbulkan kecenderungan terjadi perilaku merokok (Papalia et al.,
2010).
2. Sikap
Keyakinan individu erat kaitannya dengan sikap individu terhadap perilaku merokok.
Sikap ini timbul akibat adanya trigger dari faktor pemodifikasi. Semakin kuat pengaruh
faktor pemodifikasi maka semakin kuat sikap akan terbentuk pada individu terhadap perilaku
merokok (Papalia et al., 2010).
3. Tingkat Stres
Stres dapat diartikan sebagai respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap satu
tuntutan beban atau stres juga dapat diartikan gangguan pada tubuh dan pikiran yang
disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan. Misalnya bagaimana respon tubuh
seseorang manakala yang bersangkutan mengalami beban pekerjaan yang berlebihan. Bila
ia sanggup mengatasinya maka tidak terjadi gangguan fungsi organ, sebaliknya maka akan
terjadi gangguan fungsi organ dan orang tersebut dapat dikatakan mengalami stress (Hidayat,
2012). Stres dapat terjadi pada mahasiswa ketika ia harus meninggalkan rumah untuk
melanjutkan studi di tempat lain (Santrock, 2011). Pada saat itu terjadi beberapa perubahan
pola yang mengharuskan mahasiswa untuk beradaptasi dengan keadaan yang baru. Di saat
yang bersamaan, mahasiswa dituntut untuk melakukan tugas dan peran secara mandiri
sehingga timbul stress. Koping yang negatif dalam menghadapi stress membuat mahasiswa
melakukan aktivitas negatif, diantaranya adalah merokok (Hidayat, 2012).
Skema 2.1 Kerangka Konsep
Pengetahuan
Tingkat stres
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab 3 dalam penelitian ini memaparkan desain dan metode penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi dan sampel, etika penelitian, pengumpul data, prosedur pengumpulan data,
analisa data, dan validasi data. Metode penelitian ini bertujuan sebagai acuan dalam pelaksanaan
penelitian.
C. Partisipan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak terdapat istilah populasi karena penelitian kualitatif berasal dari
kasus tertentu pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke
populasi, tetapi diberikan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan
situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini akan
menggunakan teknik non-probability sampling. Non-probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota
populasi.
Sampel dalam penelitian kualitatif disebut sebagai partisipan, partisipan pada penelitian ini
adalah mahasiswa perokok aktif. Ukuran sampel yang diperlukan pada penelitian ini
disesuaikan dengan ketercapaian kelengkapan informasi atau dengan kata lain telah tercapai
kejenuhan (saturated) atau tidak terdapat informasi yang baru ditentukan, jumlah sampel
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi sebanyak 1-10 orang partisipan
(Afiyanti & Rachmawati, 2014). Jumlah partisipan pada penelitian ini sebanyak lima orang
mahasiswa perokok aktif.
Penelitian ini memiliki kriteria tambahan yang dibuat oleh peneliti dalam memilih
partisipan yang disebut dengan kriteria inklusi. Kriteria inklusi merupakan karakteristik
partisipan yang dapat terjangkau dan yang akan diteliti (Nursalam, 2008). Kriteri inklusi dalam
penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa aktif yang berkuliah di Universitas wilayah Kota Pekanbaru.
2. Mahasiswa yang memiliki perilaku sebagai perokok aktif.
3. Mahasiswa yang mampu berkomunikasi dengan baik.
4. Mahasiswa yang bersedia menjadi partisipan.
D. Etika Penelitian
Prinsip dasar etik merupakan landasan untuk mengatur kegiatan suatu penelitian.
Pengaturan ini dilakukan untuk mencapai kesepakatan sesuai kaidah penelitian antara peneliti
dan subjek penelitian. Subjek pada penelitian kualitatif adalah manusia dan peneliti harus
mengikuti seluruh prinsip etik penelitian selama melakukan penelitian (Afiyanti &
Rachmawati, 2014).
G. Analisa Data
Teknik analisa dalam penelitian kualitatif dilihat dari pendekatan yang digunakan,
pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah fenomenologi. Langkah-langkah analisa
data pada studi fenomenologi menurut Polit & Beck (2010) adalah:
1. Mendengarkan hasil rekaman pada file
Peneliti mendengarkan hasil rekaman dan menyalin kata demi kata yang diucapkan
partisipan kemudian membaca transkip data yang telah disalin keseluruhan untuk
mendapatkan ide pokok yang dianggap penting dari percakapan yang dilakukan.
2. Melihat kembali hasil keseluruhan transkip dan mengutip pernyataan partisipan yang
dianggap penting.
Peneliti membaca transkip wawancara berulang-ulang untuk memperoleh ide yang
dimaksud oleh partisipan dan menemukan kata kunci yang di dapat oleh peneliti di garis
bawahi dan di highlight.
3. Menguraikan atau mengembangkan makna pernyataan penting yang diucapkan partisipan
seperti kata yang berbeda dengan makna yang sama atau hampir sama. Peneliti
mengelompokkan kata kunci yang telah di dapatkan dan akan digabungkan menjadi
kategori.
4. Mengelompokkan kata dengan makna yang sama kedalam kelompok sub-tema kemudian
lihat transkip asli untuk memvalidasi kategori makna kata tersebut. Catat perbedaan
diantara berbagai kategori dan hindari mengabaikan data atau tema yang tidak sesuai.
Peneliti mengelompokkan kategori menjadi sebuah subtema. Peneliti harus akan berhati-
hati terhadap perbedaan diantara kategori dan menggabungkan data yang tidak sesuai.
5. Sub tema mempunyai makna yang sama dan terkait dirumuskan dalam bentuk yang
terstruktur dan konseptual yang disebut tema. Peneliti melakukan pengelompokkan sub-
tema untuk menemukan tema yang tepat berdasarkan sub-tema yang telah dikelompokkan
sesuai dengan penelitian.
6. Mengintegrasikan keseluruhan hasil dalam bentuk deskriptif naratif dari fenomena yang
diteliti. Pada penelitian ini setelah tema ditentukan, peneliti mengintegrasikan hasil secara
keseluruhan dalam bentuk deskriptif naratif.
7. Menanyakan kembali kepada partisipan tentang kesimpulan sebagai langkah akhir untuk
validasi data.
Membuat kategori-kategori
Merumuskan tema
4. Uji Konfirmabilitas
Uji konfirmabilitas dapat dikatakan objektif jika hasil penelitian telah disepakati banyak
orang. Menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian yang dihubungkan dengan
proses penelitian yang dilakukan. Uji konfirmabilitas mirip dengan uji dependabilitas
sehingga pengujiannya dapat bersamaan. Jika hasil penelitian ini merupakan fungsi dari
proses penelitian yang dilakukan, penelitian ini telah memenuhi standar konfirmabilitas.
Peneliti meneliti tentang pengalaman yang bersifat subjektif agar hasil penelitian
bersifat objektif maka hasil penelitian harus disepakati oleh beberapa orang.
Konfirmabilitas sejalan dengan dependebiliti dimana peneliti mengumpulkan data-data,
alat pendukung penelitian, dan hasil penelitian yang ditemukan selama penelitian kepada
teman sejawat dan dosen pembimbing agar dapat memberikan pendapat mengenai hasil
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Afiyanti, Y., & Rachmawanti, N. (2014). Metode penelitian kualitatif dalam riset keperawatan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Alamsyah, R.M. (2009). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan
Hubungannya dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Kota medan 2007”. Tesis S2
Universitas Sumatera Utara Medan, 2009. Tesis diakses pada tanggal 10 Desember 2011
dari : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6703/1/09E02236.pdf
Alawiyah, H. M. 2015. Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya Dan Pengetahuan Tentang
Rokok Dengan Perilaku Merokok Remaja. Skripsi.
Aliansi Pengendalian Tembakau Indonesia. (2013). Peta Jalan Pengendalian Produk Tembakau
Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jawa Barat: CV. Jejak
Aula., & Lisa. (2010). Stop Merokok (Sekarang atau Tidak Sama Sekali). Yogyakarta: Garailmu.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2010). Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Bensley, R.J., & Fisher, J.B. (2009). Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Hidayat, T. (2012). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada
Mahasiswa Keperawatan di Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Tesis, Universitas
Indonesia. Diakses melalui
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/14640/SKRIPSI.pdf?sequence
=1
Hutapea, R. (2013). Why Rokok? Tembakau dan Peradaban Manusia. Jakarta: Bee Media
Indonesia.
Jaya, M. (2009). Pembunuh berbahaya itu bernama rokok. Sleman: Riz’ma.
Kuswana & Sunaryo, W. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Liliweri, A.(2011). Komunikasi serba ada serba makna.Kencana : Jakarta.
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta:
Selemba Medika.
Papalia, D. E., Olds & Fieldman (2010). Human Development, Usa, The Mcgraw Hill Companies.
Polit, D., & Beck. T. C. (2010). Essentials of nursing research. China: Library of congress
cataloging.
Poltekkes Depkes Jakarta I. (2012). Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba
Medika.
Prastowo, A. (2016). Metode penelitian kualitatif dalam perspektif rancangan penelitian.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Prawitasari, J.E. (2012) Psikologi Terapan Melintas Batas Disiplin Ilmu. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Putra. (2012). Metode penelitian kualitatif pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Riskesdas. (2013). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian kesehatan
Repblik Indonesia tahun 2013. Diperoleh 4 April 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf
Riskesdas. (2010). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan kementerian kesehatan
Repblik Indonesia. Jakarta.
Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development. New York, Mc Graw-Hill.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan Edisi 2. Konsep dan praktik
penulisan riset keperawatan Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarwoto. (2010). Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.
World Health Organization. (2011). WHO Report on the Global Tobacco Epidemic. Warning
about the danger of tobacco, Jenewa.
World Health Organization. (2013). WHO Report on the Global Tobacco Epidemic. Country
Profile Indonesia.
Yusuf, A, M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan Edisi
Pertama. Jakarta: Perpustakaan Nasional.