Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Konsep Sehat dan Kesehatan Menurut Perspektif Islam


Konsep sehat dan kesehatan merupakan dua hal yang hampir sama, tetapi berbeda.

2.1.1 Konsep Sehat


Konsep sehat menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk
dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Pada sebuah publikasi WHO
tahun 1957, konsep sehat didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang
berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Sementara
WHO tahun 1974, menyebutkan konsep sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, sosial,
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Konsep sehat menurut Islam adalah keadaan di mana seseorang dapat beribadah dengan benar
sehingga dapat melaksanakan fungsi kekhalifahan dengan baik.
Dengan konsep sehat seperti ini maka konsep sehat secara konvensional akan tercakup seluruhnya,
sebab seseorang yang ibadahnya benar dan dapat menjalankan fungsi kekhalifahannya dengan baik
dipastikan orang tersebut memiliki jasmani, rohani dan sosial yang normal juga produktif dan tidak
akan melakukan kejahatan atau hal yang merugikan orang lain, hanya bedanya dalam Islam,
semuanya dilandasi dengan akidah Islamiah yang lurus.

2.1.2 Kesehatan Islam


Menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak
mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan. Sementara
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan
kesehatan sebagai ketahanan “jasmaniah, ruhaniyah dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai
karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan- Nya, dan memelihara serta
mengembangkannya.
Konsep tersebut ditinjau dari perspektif Islam yang mengacu dalam kitab suci Al- Quran. Islam
sangat memperhatikan kondisi kesehatan sehingga dalam Al- Quran dan Hadits ditemui banyak
referensi tentang sehat. Kosa kata sehat wal afiat dalam bahasa Indonesia mengacu pada kondisi
ragawi dan bagian- bagiannya yang terbebas dari virus penyakit. Sehat wal afiat ini dapat diartikan
sebagai kesehatan pada segi fisik, segi mental maupun kesehatan masyarakat.
Menurut Dian Mohammad Anwar dari Foskos Kesweis (Forum Komunikasi dan Studi Kesehatan Jiwa
Islami Indonesia), pengertian kesehatan dalam Islam lebih merujuk kepada pengertian yang
terkandung dalam kata afiat. Konsep sehat dan afiat itu mempunyai makna yang berbeda kendati
tidak jarang hanya disebut dengan salah satunya, karena masing- masing kata tersebut dapat
mewakili makna yang terkandung dalam kata yang tidak disebut. Dalam kamus bahasa arab sehat
diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan dan afiat diartikan sebagai perlindungan
Allah swt untuk hamba- Nya dari segala macam bencana dan tipudaya. Perlindungan Allah swt itu
sudah barang tentu tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi orang- orang yang
mematuhi petunjuk- Nya. Dengan demikian makna afiat dapat diartikan sebagai berfungsinya
anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya.
Sesuai dengan Sunnah Nabi inilah, maka umat Islam diajarkan untuk senantiasa mensyukuri nikmat
kesehatan yang diberikan oleh Allah swt. Bahkan bisa dikatakan kesehatan adalah nikmat Allah swt
yang terbesar yang harus diterima manusia dengan rasa syukur. Bentuk syukur terhadap nikmat
Allah swt karena telah diberi nikmat kesehatan adalah senantiasa menjaga kesehatan. Untuk
memahami sehat secara Islami, ada beberapa terminologi yang berkaitan dengan potensi manusia
yang harus dipahami terlebih dahulu, yaitu:
1. Al- jasadu, yaitu fisik manusia yang tersusun dari jaringan- jaringan tubuh seperti tangan, kaki,
kepala dan lain sebagainya.
2. Ar- ruh, yaitu sesuatu yang ditiupkan ke dalam badan manusia setelah berumur tiga kali empat
puluh hari.
3. An- nafs, yaitu sebutan dari ar- ruh apabila telah bersatu dengan badan / jasad manusia.
4. Al- aql, yaitu alat untuk berfikir atau memahami sesuatu.
5. Al- qalbu, (1) dengan pendekatan secara jasmani mengandung arti jantung, (2) dengan
pendekatan secar ruhaniah mengandung artihati nurani.
Al-qalbu merupakan potensi dalam diri manusia yang terpenting karena mempunyai hubungan
dengan al-jasad, an-nafs dan al-aql.Semua potensi yang ada pada manusia tersebut harus
dimanfaatkan sebagai manifestasi khalifah di muka bumi yang mempunyai fungsi membangun dan
memelihara alam.

2.2 Kandungan Al- Quran Yang Melandasi Konsep Sehat dan Kesehatan Menurut Perspektif Islam
 Di antara ucapan- ucapan bijaksana Nabi Dawud as ada¬lah sebagai berikut, "Kesehatan adalah
kerajaan yang tersembunyi". Juga. "Kesedihan sesaat membuat orang lebih tua satu tahun". Juga,
"Kesehatan adalah mahkota di kepala orang-orang yang sehat, yang hanya bisa dilihat oleh orang-
orang yang sakit." Dan juga, "Kesehatan adalah harta karun yang tak terlihat."

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Rasulullah bersabda.“Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyaka manusia yaitu
kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas)

Abu Darda berkata, "Ya Rasulullah, jika saya sembuh da¬ri sakit saya dan bersyukur karenanya,
apakah itu lebih baik daripada saya sakit dan menanggungnya dengan sabar?" Nabi saw menjawab,
"Sesungguhnya Rasul mencintai kesehatan sama seperti engkau juga menyenanginya."

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa bangun di pagi hari
dengan badan sehat dan jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin, maka dia seperti orang yang
memiliki dunia seluruhnya."

Dari Ibn 'Abbas, ia berkata, aku pernah datang menghadap Rasulullah SAW, saya bertanya: Ya
Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam doaku, Nabi menjawab:
Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan, kemudian aku menghadap lagipada kesempatan
yang lain saya bertanya: Ya Rasulullah ajarkan kepadaku sesuatu doa yang akan akan baca dalam
doaku. Nabi menjawab: "Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah saw mintalah kesehatan kepada
Allah, di dunia dan akhirat." (HR Ahmad, al-Tumudzi, dan al-Bazzar)

Artinya “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit kecuali menurunkan baginya
penawar, diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak
mengetahuinya”.

“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan
sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta‟ala.” (HR. Muslim)
Rasulullah saw. bahwa, "Berobatlah, karena tiadalah suatu penyakit yang diturunkan Allah,
kecuali diturunkan pula obat penangkalnya selain satu penyakit, yaitu ketuaan".

‫قال عنهما هللا رضي هللا عبد بن جابر حديث‬: ‫يقول وسلم عليه هللا صلى النبي سمعت‬: ‫ ادويتكم من شيئ من كان إن‬,‫فى يكون او‬
‫ادويتكم من شيئ‬, ‫خير‬,
‫محجم شرطة ففى‬, ‫عسل شربة او‬, ‫الداء توافق بنار لذعة او‬, ‫أن أحب وما‬
‫أكتوى‬
Artinya:
Hadis dari Jabir bin Abdillah, semoga Allah meridai keduanya, ia berkata: Aku telah mendengar Nabi
saw bersabda: jika telah ada sesuatu dari obatmu, atau akan ada sesuatu dalam obatmu itu
kebaikan, maka canduk (bekam), atau minum madu atau membakar besi dengan api kemudian
ditusukkan pada penyakitnya, dan aku tidak suka kei (membakar besi kemudian ditusukkan pada
yang sakit- HR. Muttafaqun ‘alaih).

‫عنه هللا رضى هريرة أبى حديث‬, ‫يقول وسلم عليه هللا صلى هللا رسول سمع أنه‬: ‫السام إال داء كل من شفاء السوداء الحبة فى‬.‫متفق‬
‫عليه‬.
Artinya:
Abu Hurairah mendengar dari Rasulullahsaw bersabda: di dalam jintan hitam itu terkandung obat
dari berbagai penyakit kecuali maut. (HR. Muttafaqun ‘alaih).

‫اشتكى إذا كان وسلم عليه هللا صلى هللا رسول أن‬, ‫بالمعوذات نفسه على يقرأ‬, ‫وينفث‬.‫عليه أقرأ كنت استدوجعه فلما‬, ‫بيده وأسح‬,
‫رجاءبركتها‬.‫عليه متفق‬.
Artinya:
Bahwa, jika Rasulullah merasa sakit, ia membaca untuk dirinya surat al-mu’awwidzat (surat al-Ikhlas,
surat al-Falaq, dan surat an-Nas) kemudian meludahi- gerakan meludah tetapi tidak keluar air
ludahnya ke bagian yang sakit. Ketika sakitnya itu semakin berat, aku yang membacakan untuknya
dan aku yang mengusapkan dengan tangannya pada bagian yang sakit dengan mengharapkan
berkahnya (al-mu’awwidzat- HR. Muttafaqun ‘alaih).

2.3 Konsep Sehat dan Kesehatan Dalam Perspektif Islam


Sehat dalam Islam bukan hanya merupakan sesuatu yang berhubungan dengan masalah fisik
(jasmani), melainkan juga menyangkut psikis (jiwa), karena itulah mengapa Islam memperkenalkan
konsepsi al- shihhah wa al- afiyat (lazim diucapkan sehat wal'afiat). Maksud dari konsep itu yakni
suatu kondisi sehat di mana seseorang mengalami kesehatan yang paripurna, jasmani, dan rohani
atau fisik dan psikis. Jika makna sehat seluruhnya berhubungan dengan masalah fisik-ragawi,
menurut istilah Quraish Shihab ialah berfungsi bagi seluruh anggota tubuh manusia sesuai dengan
tujuan pencipta- Nya.
Sudah menjadi semacam kesepakatan, bahwa menjaga agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit
adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu sejak dini diupayakan agar orang tetap sehat.
Menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit.
Berbagai upaya yang mesti dilakukan agar orang tetap sehat menurut para pakar kesehatan, antara
lain, dengan mengonsumsi gizi yang yang cukup, olahraga cukup, jiwa tenang, serta menjauhkan diri
dari berbagai pengaruh yang dapat menjadikannya terjangkit penyakit. Hal- hal tersebut semuanya
ada dalam ajaran Islam, bersumber dari hadits- hadits shahih maupun ayat Al- Quran.
Dengan merujuk konsep sehat yang dewasa ini dipaharm. berdasarkan rumusan WHO yaitu: Health
is a state of complete physical, mental and social- being, not merely the absence q; disease on
infirmity.
Menurut penelitian 'Ali Mu'nis, dokter spesialis internal Fakultas Kedokteran Universitas 'Ain Syams
Cairo, menunjukan bahwa ilmu kedokteran modern menemukan kecocokan terhadap yang
disyariatkan Nabi dalam praktek pengobatan yang berhubungan dengan spesialisasinya.
Sebagaimana disepakati oleh para ulama bahwa di balik pengsyariatan segala sesuatu termasuk
ibadah dalam Islam terdapat hikrnah dan manfaat phisik (badaniah) dan psikis (kejiwaan). Pada saat
orang- orang Islam menunaikan kewajiban- kewajiban keagamannya, berbagai penyakit lahir dan
batin terjaga.
2.3.1 Kesehatan Jasmani
Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar tetap sehat, hal yang perlu diperhatikan
dan dijaga, menurut sementara ulama disebutkan ada sepuluh hal, yaitu:
Sholat Teratur
Setelah mengadakan penelitian secara mendalam yang dikaitkan dengan kondisi fisik manusia,
akhirnya berkesimpulan sebagai berikut :
1. Manfaat ruku antara lain:
a. Menjaga melekatnya tulang tungging dengan tulang belakang sehingga persendian menjadi licin.
b. Dapat memperbaiki letak bayi yang kurang baik bagi ibu yang sedang hamil, sehingga pada saat
melahirkan tidak mengalami patah tulang tunggingnya.
c. Memperlancar sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh, terutama ke otak / kepala sebagai
pusat susunan syaraf.
d. Menghindarkan diri dari berbagai penyakit tulang belakang, seperti :
Acute Lumbargo: sengal (rasa sakit) pinggang mendadak.
Cronic Recurant: sengal (rasa sakit) pinggang menahun.
Spondilosis: tergelincirnya ruas tulang belakang.
e. Menyembuhkan kelainan- kelainan tulang belakang bagi anak- anak akibat posisi duduk yang
kurang baik pada saat belajar misalnya penyakit kiposis (bungkuk), lordosis (menjorok ke depan) dan
skoliosis (bengkok ke kanan atau ke kiri).
2. Manfaat sujud, yaitu:
a. Otot menjadi kuat, limpa terpijit sehingga aliran darah menjadi lancar karenanya.
b. Berkembangnya otot dada bagi wanita, sehingga menghasilkan buah dada yang montok dan
bagus bentuknya.
c. Sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh akan lancar, keperluan darah di otak pun akan
terpenuhi, karena otak adalah pusat susunan syaraf, maka terpenuhi atau tidaknya kebutuhan darah
di otak akan banyak berpengaruh terhadap seluruh tubuh.
3. Manfaat dudut tahiyat, yaitu: :
a. Bagi wanita akan memperkuat bagian- bagian kemaluan, sehingga di saat melahirkan tidak
mudah terjadi kerobekan. Dengan demikian juga terjaganya tiga lubang yang sangat berdekatan.
Tiga lubang tersebut adalah saluran kencing, lubang senggama, lubang dubur atau poros.
b. Bagi laki- laki, kaki memijit kemaluan, sehingga akan mengakibatkan lancarnya air seni, zakar
(penis) dapat ereksi dengan baik dan testis akan dapat memproduksi sperma lebih banyak dan sehat
serta hidup.
c. Telapak kaki kanan yang dapat menanggulangi penyakit kaki leter yang biasanya menyebabkan
tidak tahan berdiri atau berjalan.
4. Cara turun untuk sujud dan bangkit dari sujud yang baik dan benar akan dapat memperkuat otot
kaki, baik untuk laki- laki maupun untuk perempuan.

Mengatur Pola Makan dan Minum


Dalam ilmu kesehatan atau gizi disebutkan, makanan adalah unsur terpenting untuk menjaga
kesehatan. Kalangan ahli kedokteran Islam menyebutkan, makan yang halalan dan thayyiban. Al-
Quran berpesan agar manusia memperhatikan yang dimakannya, seperti ditegaskan dalam ayat:
“maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya”. (QS. ‘Abasa 80: 24 )
Menu makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jasmani, seperti tumbuh- tumbuhan, daging
binatang darat, daging binatang laut, segala sesuatu yang dihasilkan dari daging, madu, kurma, susu,
dan semua yang bergizi. Allah menyatakan, "Dan Kami jadikan kepadanya kebun- kebun kurma dan
anggur dan pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka makan dari buahnya, dan dari
apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur” (TQS Yaasin
ayat 1-3). Dan Firman-Nya: “Kemudian makanlah dari (tiap- tiap macam) buah- buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam- macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada apa yang demikian itu benar- benar terdapat tanda- tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang yang mau memikirkan”. (TQS An- Nahl ayat 69).
1. Tata makanan. Islam melarang berlebih- lebihan dalam hal makanan, makan bukan karena lapar
hingga kekenyangan, diet ketika sedang sakit, memerintahkan puasa agar usus dan perut besarnya
dapat beristirahat dan tidak berbuka puasa dengan berlebih- lebihan dan melampaui batas.
2. Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan, seperti bangkai, darah, dan
daging babi.
Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat
Perhatian Islam terhadap masalah kesehatan dimulai sejak bayi, di mana Islam menekankan bagi ibu
agar menyusui anaknya, di samping merupakan fitrah juga mengandung nilai kesehatan. Banyak ayat
dalam Al-Quran menganjurkan hal tersebut.
Al- Quran melarang melakukan sesuatu yang dapat merusak badan. Para pakar di bidang medis
memberikan contoh seperti merokok. Alasannya, termasuk dalam larangan membinasakan diri dan
mubadzir dan akibat yang ditimbulkan, bau, mengganggu orang lain dan lingkungan.
Islam juga memberikan hak badan, sesuai dengan fungsi dan daya tahannya, sesuai anjuran Nabi
“Bahwa badanmu mempunyai hak”.
Islam menekankan keteraturan mengatur ritme hidup dengan cara tidur cukup, istirahat cukup, di
samping hak- haknya kepada Tuhan melalui ibadah. Islam memberi tuntunan agar mengatur waktu
untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan tidur dan berjaga diatur secara proporsional, masing-
masing anggota tubuh memiliki hak yang mesti dipenuhi.
Di sisi lain, Islam melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya, seperti melakukan
begadang sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan sekalipun maksudnya untuk
beribadah, seperti tampak pada tekad sekelompok sahabat Nabi yang ingin terus menerus shalat
malam dengan tidak tidur, sebagian hendak berpuasa terus menerus sepanjang tahun, dan yang lain
tidak mau menggauli istrinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits “Nabi pernah berkata
kepadaku: Hai hamba Allah, bukankah aku memberitakan bahwa kamu puasa di sz'am? hari dan
qiyamul laildimalam hari, maka aku katakan, benarya Rasulullah, Nabi menjawab: Jangan lalukan itu,
berpuasa dan berbukalah, bangun malam dan tidurlah, sebab, pada badanmu ada hak dan pada
lambungmujuga ada hak" (HR Bukhari dan Muslim).
Olahraga Sebagai Upaya Menjaga Kesehatan
Aktivitas terpenting untuk menjaga kesehatan dalam ilmu kesehatan adalah melalui kegiatan
berolahraga. Kata olahraga atau sport (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Latin Disportorea atau
deportore, dalam bahasa Itali disebut deporte yang berarti penyenangan, pemeliharaan atau
menghibur untuk bergembira. Olahraga atau sport dirumuskan sebagai kesibukan manusia untuk
menggembirakan diri sambil memelihara jasmaniah.
Tujuan utama olahraga adalah untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot,
keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi- fungsi alat tubuh, dan daya ekspresif serta daya
kreatif. Dengan melakukan olahraga secara bertahap, teratur, dan cukup akan meningkatkan dan
memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan kesegaran jasmani
seseorang akan mampu beraktivitas dengan baik.
Dalam pandangan ulama fikih, olahraga (Bahasa Arab: al- Riyadhat) termasuk bidang ijtihadiyat.
Secara umum hukum melakukannya adalah mubah, bahkan bisa bernilai ibadah, jika diniati ibadah
atau agar mampu melakukannya melakukan ibadah dengan sempurna dan pelaksanaannya tidak
bertentangan dengan norma Islami.
Sumber ajaran Islam tidak mengatur secara rinci masalah yang berhubungan dengan berolahraga,
karena termasuk masalah duniawi atau ijtihadiyat, maka bentuk, teknik, dan peraturannya
diserahkan sepenuhnya kepada manusia atau ahlinya. Islam hanya memberikan prinsip dan landasan
umum yang harus dipatuhi dalam kegiatan berolahraga.
Nash Al- Quran yang dijadikan sebagai pedoman perlunya berolahraga, dalam konteks perintah jihad
agar mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi kemungkinan serangan musuh, yaitu ayat:
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-
kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh
Allah, musuhmu dan orang- orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. Apa saja yang kamu najkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (QS.Al- Anfal :6o)
Nabi menafsirkan kata kekuatan (al- Quwwah) yang dimaksud dalam ayat ini adalah memanah. Nabi
pernah menyampaikannya dari atas mimbar disebutkan 3 kali, sebagaimana dinyatakan dalam satu
hadits:
Nabi berkata: "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
ingatlah kekuatan itu adalah memanah, ingatlah kekuatan itu adalah memanah, ingatlah kekuatan
itu adalah memanah”, (HR Muslim, al- Turmudzi, Abu Dawud, Ibn Majah, Ahmad, dan al- Darimi)
Anjuran Menjaga Kebersihan
Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah kebersihan yang merupakan salah satu aspek penting
dalam ilmu kedokteran. Dalam terminologi Islam, masalah yang berhubungan dengan kebersihan
disebut dengan Al- Thaharat. Dari sisi pandang kebersihan dan kesehatan, Al- Thaharat merupakan
salah satu bentuk upaya preventif (pencegahan), berguna untuk menghindari penyebaran berbagai
jenis kuman dan bakteri.
Imam Al- Suyuthi, 'Abd Al- Hamid Al- Qudhat, dan ulama yang lain menyatakan, dalam Islam
menjaga kesucian dan kebersihan termasuk bagian ibadah sebagai bentuk qurbat, bagian dari
ta'abbudi, merupakan kewajiban, sebagai kunci ibadah, Nabi bersabda: “Dari 'Ali ra, dari Nabi saw,
beliau berkata: "Kunci shalat adalah bersuci" (HR Ibnu Majah, al- Turmudzi, Ahmad, dan al- Darimi)
Berbagai ritual Islam mengharuskan seseorang melakukan thaharat dari najis, mutanajjis, dan
hadats. Demikian pentingnya kedudukan menjaga kesucian dalam Islam, sehingga dalam buku- buku
fikih dan sebagian besar buku hadits selalu dimulai dengan mengupas masalah thaharat, dan dapat
dinyatakan bahwa fikih pertama yang dipelajari umat Islam adalah masalah kesucian.
Abd Al- Mun'im Qandil dalam bukunya Al- Tadaivi bi Al- Quran seperti halnya kebanyakan ulama
membagi thaharat menjadi dua, yaitu lahiriah dan rohani. Kesucian lahiriah segala sesuatu yang
dipergunakan manusia dalam urusan kehidupan.
Menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan dalam Islam :
1. Tubuh, Islam memerintahkan mandi bagi umatnya untuk membersihkan tubuhnya dari najis dan
hadas. Dia mengajarkan kepada umatnya, mulai memotong kuku, membersihkan luas jari, mencabut
bulu ketiak dan bersiwaq hingga bagaimana cara dia makan.
2. Tangan, Nabi Muhammad saw bersabda: “cucilah kedua tanganmu sebelum dah sesudah makan
dan cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak seorang pun tahu di mana tangannya
berada di saat tidur.”
3. Makanan dan minuman, Rasulullah saw bersabda “tutuplah bejana air dan tempat minummu”.
4. Rumah, “Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu”, sebagaimana di anjurkan untuk menjaga
kebersihan dan keamanan jalan.
5. Perlindungan sumber air, Rasulullah melarang umatnya membuang kotoran di tempat- tempat
sembarangan, misalnya sumur, sungai, dan pantai. Perintah- perintah Rasulullah tersebut memiliki
makna bahwa kita harus menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi
saluran pencernaan.
Sedangkan kesucian rohani meliputi kebersihan hati, jiwa, akidah, akhlak, dan pikiran
2.3.2 Kesehatan Rohani
Seperti yang dijelaskan dalam Firman Allah yang tertuang dalam Al-Quran surat Al- Ra’d: 28 yang
berbunyi: “(yaitu) orang- orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram. (Q.S. Al- Ra’d: 28)
Menurut Prof Dr. Nasaruddin Umar M.A, Guru besar UIN Syarif hidayatullah Jakarta mengatakan di
dalam manusia ada unsur jasad (jasadiyyah), unsur nyawa, dan unsur ruh yang dalam Al- Quran
disebut khalqan akhar. Seseorang baru disebut manusia jika memiliki ke 3 unsur ini.
Hubungan antara makhluk dengan Tuhannya akan berjalan baik bila sang makhluk menaati apa yang
diperintahkan Allah, ciri- ciri jiwa yang sehat yang dalam Al- Quran disebut Qalbun Salim, seperti hati
yang selalu bertobat (at-taqwa), hati yang selalu menjaga dari hal- hal keduniaan (al- zuhd), hati
yang selalu ada manfaatnya (al- shumi), hati yang selalu butuh pertolongan Allah (al-faqir).
2.3.3 Kesehatan Sosial
Hidup bermasyarakat dalam arti yang seluas- luasnya adalah salah satu naluri manusia. Menurut
Aristoteles menyebutkan manusia adalah Zone Polition, yaitu manusia yang selalu membutuhkan
kehadiran orang lain. Oleh karena itu, dalam Islam dikenal istilah Ukhuwah (persaudaraan) yang
akan mendatangkan muamalah (saling menguntungkan), hal ini memungkinkan rasa persaudaraan
lebih tinggi.
Hal ini sesuai dengan QS. Al- Hujurat ayat 13 yang menyatakan : “hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku- suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
maha mengetahui lagi maha mengenal. (QS. Al- Hujarat: 13)
2.3.4 Kesehatan Seks
Yakni meliputi hal- hal yang berkaitan dengan seks, kebersihan seks seperti mandi setelah
bersetubuh, istinja’setelah kencing dan berak. Rasulullah saw bersabda: “Janganlah salah seorang
diantara kalian menggauli isterinya sebagaimana hewan menggauli sesamanya. Hendaklah ia
mengadakan pemanasan (perantara) terlebih dahulu dengan jalan ciuman dan kata- kata mesra”
(HR. Turmudzi)
Faktor terpenting untuk mencapai kepuasan bersama adalah cumbu rayu, ketenangan pikiran,
kenyamanan suasana dan aneka variasi dalam melakukannya. Ditinjau dari segi agama membuat
variasi dari aneka posisi dalam bersenggama tidaklah dilarang. Allah swt berfirman: “Isteri- isterimu
adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tempat bercocok tanammu
itu bagaimana saja kamu kehendaki.” (QS. Al-Baqarah: 223). Dan Rasulullah saw bersabda: “Dari
depan atau dari belakang (boleh) asalkan tetap di farji (vagina).” (HR. Bukhari dan Muslim dll).
Senggama di farji (vagina) ketika isteri dalam keadaan haid. Allah swt berfirman: “Mereka bertanya
kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah kotoran.” Oleh sebab itu hendaklah kamu
menjauhkan diri dari wanita diwaktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu ditempat yang diperintahkan Allah
kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 222).
Bahaya seks saat haid, yaitu:
• risiko dijangkiti kuman HIV bagi lelaki dan wanita sebanyak enam kali ganda
• menyebabkan timbulnya endometriosis pada tubuh wanita.

2.3.5 Kesehatan Mental


Yakni ajaran- ajaran untuk mencegah terjadinya stress. Oleh karena itu, Islam melarang semua
benda yang dapat menghilangkan kesadaran dan melemahkan daya pikir, seperti khamr. Kesehatan
mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
• Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,
misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
• Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,
kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa
(Allah swt dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan
seseorang.
Dengan kata lain, sehat spiritual adalah keadaan di mana seseorang menjalankan ibadah dan semua
aturan- aturan agama yang dianutnya.
2.3.6 Kesehatan Dari Aspek Ekonomi
Terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan
sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi
mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya
batasan ini tidak berlaku. Oleh karena itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif
secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya
berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan
kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

2.4 Penerapan Pola Hidup Sehat


Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana cara menerapkan pola hidup sehat itu di dalam kehidupan
kita masing- masing, berikut ini dapat kita ikuti beberapa terapi yang diajarkan oleh Islam kepada
umat manusia: Pertama, senantiasa memelihara kebersihan dzahir dan bathin. Kebersihan adalah
pangkal kesehatan, Nabi Muhammad saw. pernah bersabda: Al- nadhafatu min al- iman (kebersihan
itu sebagian dari iman). Yang paling esensial dari kebersihan diri itu adalah kebersihan hati, jiwa
(qalb), dan pikiran (aql). Dalam berbagai kenyataan, kita sering menemukan ada saja diantara orang
yang mudah berburuk sangka (su'udzan) atau suka curiga kepada orang lain. Bahkan ada yang
sampai berburuk sangka kepada Allah, Na'udzu bi Allah min dzalik.
Dari lubuk hati yang bersih serta akal yang sehat, seseorang akan memperoleh kesehatan yang
sempurna. Bukankah banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan disebabkan oleh faktor
tidak sehatnya kedua hal tersebut, maka tidak mengherankan jika para dokter menyarankan setiap
pasiennya yang mengalami stres (ketegangan) untuk hidup secara teratur, mengurangi, bahkan tidak
membebani diri dengan pikiran dan perasaan yang berat- berat. Saran seperti itu, sebenarnya telah
kita kenal sejak lama melalui konsepsi, al- 'aql alsalim fi al-jism al- salim (akal yang sehat akan
membuahkan jiwa yang sehat pula).
Di dalam banyak ayat Al- Quran, Allah mengisyaratkan betapa urgensnya kita memelihara
kebersihan hati dan jiwa itu. Misal, firman- Nya, ”Dan barang siapa yang beriman kepada Allah,
niscaya Dia akan memberi petunjuk hatinya” (TQS Al-Tagabun 64:11). Hati yang tidak bersih akan
sulit sekali untuk menerima petunjuk- petunjuk Allah, dan itu merupakan penyakit yang amat
berbahaya. Untuk menjaga kebersihan hati sekaligus menghindarkan dari hal seperti itu, maka Allah
mengajari kita selalu bermohon kepada- Nya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada
kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi Karunia (TQS Ali
'Imran ayat 8).
Kedua, hendaknya kita mencari nafkah yang halal dan thayyib, kemudian mengonsumsinya pula
secara yang halal dan baik. Nafkah yang halal bukanlah sesuatu yang semata- mata berhubungan
dengan hasil jerih payah pekerjaan seseorang, melainkan juga berhubungan dari mana sumber dan
dari mana kita memperolehnya. Sebab dalam banyak kenyataan, seringkali ada diantara kita berpikir
yang penting uang tidak terpikirkan bagaimana dan apa akibat spiritualnya pernyataan seperti itu.
Mengenai petunjuk kehalalan dan kebaikan sesuatu yang hendak kita konsumsi itu, antara lain Allah
mengisyaratkan bahwa: “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa saja yang
terdapat di bumi, dan janganlah kita mengikuti langkah- langkah setan, karena sesungguhnya setan
itu adalah musuh yang nyata bagimu” (TQS Al-Baqarah ayat 68). Sebagai contoh, daging yang baik
untuk dikonsumsi antara lain dilihat dan ditentukan pula dari bagaimana proses penyembelihannya,
apakah sesuai dengan ajaran Allah atau tidak (Al- Quran Surah Al-Maidah ayat 5).
Ketiga, memohon perlindungan dan kesehatan kepada Allah atas apa yang kita konsumsi. Setiap kali
memulai kegiatan makan atau minum secara proporsional "makan dan minumlah, dan janganlah
berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang berlebihan", demikian peringatan
dari Allah swt. Kemudian, dahuluilah dengan permohonan kepada Allah, semoga apa yang hendak
kita konsumsi itu, dijauhkan dari berbagai macam penyakit melainkan sebaliknya akan
mendatangkan kesegaran dan kebugaran tubuh. Sebab pada dasarnya makan serta minum itu,
bertujuan untuk menyehatkan tubuh dan mengganti sel- sel yang diperlukan oleh setiap organ
tubuh. Hakikat rezeki yang kita peroleh dan konsumsi itu dari Allah juga, karena pedoman dalam
menciptakan pola konsumsi itu, misalnya Allah menyatakan harus proporsional (Al- Quran surah Al-
A'raf ayat 31). Demikian pula Nabi Muhammad saw memberi isyarat dan contoh untuk itu. Misalnya,
makanlah pada saat lapar dan berhentilah sebelum kenyang.
Memang pola konsumsi masyarakat kita selama ini masih pada taraf makan untuk sekadar kenyang
bukan untuk kesehatan. Kita makan tidak beraturan waktunya, dan lain- lain. Padahal kalau kita
telusuri soal ini, maka dalam salah satu hadis Nabi Muhammad saw. riwayat Muslim dinyatakan,
"Perut itu adalah tempatnya bersarang penyakit dan pengaturan makanan adalah obat utama.
Maka, pantaslah jika kemudian beliau sering kali melaksanakan ibadah puasa sunah, yang
selanjutnya perlu kita teladani, terutama setiap hari Senin dan Kamis”.
Keempat, memelihara keteraturan hidup. Kunci dari ini adalah memiliki sikap displin. Islam
menerapkan suatu perinsip al- wiqayat khayr mi al- ilaj (pencegahan lebih baik dari mengobati).
Kelima, hendaknya kita sering membaca dan mengikuti ajaran Al- Quran. Membaca Al- Quran adalah
bagian dari zikir kepada Allah, sedangkan zikir mendatangkan ketenangan jiwa. "Sesungguhnya
dengan mengingat Allah, jiwa akan memperoleh ketenangan." (Al- Quran surah Al- Ra'd ayat 28, Al-
Quran Surah Yunus ayat 57). Namun dalam banyak hal, terkadang manusia baru menjadikan Al-
Quran sebagai barang antik sehingga jarang disentuh apalagi untuk ditelaah isinya. Padahal kalam
Allah itu adalah hudan (petunjuk) bagi hidup dan kehidupan umat manusia. Salah satu fungsinya, Al-
Quran sebagai obat yang mujarab untuk mengobati penyakit, terutama kejiwaan seseorang yang
dilanda rasa gundah gulana

Anda mungkin juga menyukai