Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TENTANG ABORTUS

ANGGOTA

KELOMPOK 7

1. FIKRI GUNAWAN
2. HERIAWAN
3. INDRAWAN PRAYUDA
4. JULIA NINGSIH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin...

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat-Nya,


sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ABORTUS”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salahsatu tugas perkuliahan yakni Konsep
Dasar Keperawatan. Kami menyadari bahwa makalah ini dapat membantu kami
lebih memahami lagi tentang “bahayanya abortus dan hal-hal yang menyangkut
hal tersebut”.

Mataram, 28 November 2018


Penyusun

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1


DAFTAR ISI .................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ . 3
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................... . 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian abortus ................................................................................ 4
2.2 Penyebab abortus ................................................................................. 5
2.3 Pandangan abortus ............................................................................... 6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. ........ 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup
diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur
kehamilan kurang dari 28 minggu (IKPK dan KB, 1992). Kata aborsi biasa
kita dengar dikalangan remaja. Aborsi termasuk hal yang biasa di Indonesia.
Bahkan kita sering lihat bayi yang dibuang. Itu bukan hanya terjadi di kota-
kota besar melainkan menjalar ke pelosok-pelosok desa. Selain itu abortus
biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan
abortus bnyak dilakukan oleh remaja-remaja yang hamil diliar nikah. Mereka
melakukan itu karena merasa bahwa janin yang dikandungnya dianggap
sebagai aib yang harus dijauhkan, karena mereka mendapatkan omongan yang
tidak mengenakkan bagi diri dan keluarganya.
Penentangan masalah abortus datang dari berbagai sudut; sudut agama,
budaya, hukum dan kesehatan.

1.2.Rumusan masalah
1.2.1. Apa pengertian dari abortus?
1.2.2. Apa penyebab abortus?
1.2.3. Bagaimana abortus menurut sudut pandang hukum, kode etik, agama dan
budaya?

1.3.Tujuan masalah
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari abortus
1.3.2. Untuk mengetahui penyebab abortus
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimana abortus menurut sudut pandang hukum,
kode etik, agama dan budaya

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Abortus

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup


diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur kehamilan
kurang dari 28 minggu (IKPK dan KB, 1992). Abortus atau keguguran dibagi
menjadi:

2.1.1. berdasarkan kejadiannya


1. Abortus spontan terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan
kekuatan sendiri
2. Abortus buatan sengaja dilakukan sehingga kehamilan diakhiri. Upaya
menghilangkan konsepsi dapat dilakukan berdasarkan:
 Indikasi medis. Yaitu menghilangkan kehamilan atas indikasi
untuk menyelamatkan jiwa ibu. Indikasi tersebut diantaranya
adalah penyakit jantung, ginjal, atau penyakit hati berat dengan
pemeriksaan ultrasonografi, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan dalam rahim.
 Indikasi social. Pengguguran kandungan dilakukan atas dasar
aspek sosial, menginginkan jenis kelamin tertentu, tidak ingin
punya anak, jarak kehamilan terlalu pendek, belum siap untuk
hamil, dan kehamilan yang tidak diinginkan.
2.1.2. Berdasarkan pelaksaannya
Abortus buatan terapetik. Dilakukan oleh tenaga medis secara
legalitas berdasarkan indikasi medis. Abortus buatan ilegal yang dilakukan
tanpa dasar hukum atau melawan hukum (abortus kriminalis).
1. Berdasarkan gambaran klinis
Keguguran lengkap (abortus kompletus), semua hasil konsepsi dikeluarkan
seluruhnya. Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus), sebagian
hasil konsepsi masih tersisa dalam rahim yang dapat menimbulkan
penyulit. Keguguran mengancam (abortus imminen), abortus ini baru dan
masih ada harapan untuk dipertahankan. Keguguran tak terhalangi

4
(abortus insipien), abortus ini sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah
atau dihalangi lagi. Keguguran habitualis, abortus yang telah berulang dan
berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya tiga kali. Keguguran dengan
infeksi (abortus infeksiousus), keguguran yang disertai infeksi sebagian
besar dalam bentuk tidak lengkap dan dilakukan dengan cara yang kurang
legeartis. Missed abortion, keadaan dimana janin telah mati sebelum
minggu ke 22, tetapi tertahan dalam rahim selama dua bulan atau lebih
setelah janin mati.

2.2. Penyebab Abortus

Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti, tetapi


beberapa faktor yang berpengaruh adalah:

2.2.1. Faktor pertumbuhan hasil konseps


kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin
dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan,
gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena: faktor
kromosom trjadi sejak semula pertemuan kromosom, termasuk kromosom
seks.
Faktor lingkunagn endometrium terjadi karena endometrium belum
siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi. Selain itu juga karena gizi
ibu yang kurang karena anemia atau terlalu pendeknya jarak kehamilan.
Hasil lain yang ikut mempengaruhi yaitu: pengaruh luar, infeksi
endometrium, hasil konsepsi yang dipengaruhi oleh obat dan radiasi,
faktor psikologis, kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat).
2.2.2. Kelainan plasenta
Ada banyak hal yang mempengaruhi yaitu: infeksi pada plasenta,
gangguan pembuluh darah, hipertensi.
2.2.3. Penyakit ibu
2.2.4. Penyakit infeksi seperti tifus abdominalis, malaria, pneumonia dan sipilis
2.2.5. Anemia
2.2.6. Penyakit menahun seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyaki hati, DM

5
2.2.7. Kelainan rahim

2.3. Sudut Pandang Abortus

2.3.1. Hukum
Abortus buatan legal dilakukan dengan cara tindakan opertaif (paling
sering dengan cara uretase, aspirasi vakum) atau dengan cara medikal.
Dalam deklarasi Oslo (1970) dan UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, mengenai abartus buatan legal terdapat ketentuan-ketentuan
sebagai berikut.
1. abortus buatan legal hanya dilakukan sebagai suatau tindakan
terapeutik yang keputusannya disetujui secara tertulis oleh 2 orang
dokter yang dipilih berkat kompetensi profesional mereka dan prosedur
operasionalnya dilakukan oleh seorang dokter yang kompeten
diinstalasi yang diakui suatu otoritas yang sah, dengan syarat tindakan
tersebut disetujui oleh ibu hamil bersangkutan, suami, atau keluarga.
2. Jika dokterf yang melakukan tindakan tersebut merasa bahwa hati
nuraninya tidak membenarkan ia melakukan pengguguran itu, ia
berhak menggugurkan diri dan menyerahkan pelaksanaan tindakan
medik itu kepada teman sejawat lain yang kompeten.
3. Yang dimaksu dengan indikasi medis dalam abortus buatan legal ini
adalah suatu kondisi yang benar-benar mengharuskan diambil tindakan
tersebut sebab tanpa tindakan tersebut dapat membahayakan jiwa ibu
atau adanya ancamaman gangguan fisik, mental dan psikososial jika
kehamilan dilanjutkan, atau risiko yang sangat jelas bahwa anak yang
akan dilahirkan menderita cacat mental, atau cacat fisik yang berat.
4. Hak utama untuk memberiakan persetujuan tindakan medik adalah
pada ibu hamil yang bersangkutan, namun pada keadaan tidak sadar
atau tidak dapat memberikan prsetujuannya dapat meminta pada
suaminya/wali yang sah.

Pernyataan Oslo didukung oleh General Assembly dari WMA, namun


tidak mengikat para anggotanya. Ada negara yang melegalkan abortus
sebagai salah satu cara keluarga berencana.

6
Secara rinci KUHP mengancam pelaku-pelaku abortus buatan ilegal
sebagai berikut:
1. Wanita yang sengaja menggugurkan kandunagn atau menyuruh orang
lain melakukannya, hukuman maksimal 4 tahun (KUHP pasal 336).
2. Seseorang yang menggugurkan kandungan tanpa seizinnya, hukuman
maksimal 12 tahun dan bila wanita tersebut meninggal, hukuman
maksimal 15 tahun (KUHP pasal 347).
3. Seseorang yang menggugurkan kandunagan wanita denagan seizin
wanita tersebut, hukuman maksimum 5 tahun 6 bulan dan bila wanita
tersebut meninggal, maksimum 7 tahun (KUHP pasal 348).
4. Dokter, bidan atau juru obat yang melakukan kejahatan diatas,
hukuman ditambah dengan sepertiganya dan pencabutan hak pekerjaan
nya (KUHP pasal 349).
5. Barang siapa mempertunjukkan alat/cara menggugurkan kandunagan
kepada anak dibawah usia 17 tahun/dibawah umur, hukuman
maksimum 9 bulan (KUHP pasal 383)
6. Barang siapa menganjurkan/merawat/memberi obat dengan memberi
harapan agar gugur kandungannya, hukuman maksimum 4 tahun
(KUHP pasal 299)
2.3.2. Kode etik
Abortus telah menjadi salah satu perdebatan permasalahan etika
internasional. Berbagai pendapat bermunculan, baik yang pro maupun
yang kontra. Abortus secara umum dapat diartikan sebagai penghentian
kehamilan secara spontan atau rekayasa. Pihak-pihak yang pro
menyatakan bahwa aborsi mengakhiri atau menghentikan kehamilan yang
tidak diinginkan. Sedangkan pihak antiaborsi cenderung mengartikan
aborsi sebagai membunuh manusia yang tidak bersalah.
Dalam membahas abortus biasanya dilihat dari dua sudut pandang,
yaitu moral dan hukum. Secara umum ada tiga pandangan yang dapat
dipakai dalam memberi tanggapan terhadap abortus: pandangan
konservatif, moderat dan liberal (Megan, 1991).

7
1. Pandangan Konservatif
Menurut pandangan konservatif, abortus secara moral jelas salah,
dan dalam situasi apapun abortus tidak boleh dilakukan, termasuk
dengan alasan penyelamatan, misalnya bila kehamilan dilanjutkan
maka menyebabkan ibu meninggal dunia.
2. Pandangan moderat
Menurut pandangan moderat, abortus hanya merupakan suatu
prima facia kesalahan moral dan hambatan penentangan abortus dapat
diabaikan dengan suatu pertimbangan moral yang kuat. Sebagai contoh
abortus dapat dilakukan selama tahap pre-sentience (sebelum fetus
mempunyai kemampuan merasakan). Contoh lain, abortus dapat
dilakukan bila kehamilan merupakan hasil perkosaan, atau kegagalan
kotrasepsi.
3. Pandangan liberal
Pandangan liberal menyatakan bahwa abortus secara moral
diperbolehkan atas dasar permintaan. Secara umum pandangan ini
menganggap bahwa fetus belum mnejadi manusia. Fetus hanyalah
sekelompok sel-sel yang menempel pada dinding rahim wanita.
Menurut pandangan ini, secara genetik dapat dianggap sebagai bakal
manusia, tetapi secara moral fetus bukan manusia.

Apapun alasan yang dikemukakan, abortus sering menimbulkan


konflik nilai bagi perawat, bila ia harus terlibat dalam tindakan abortus.
Di beberapa negara, seperti di Amerika, Inggris dan Australia, dikenal
suatu tatanan hukum conescience clauses yang memeperbolehkan
dokter, perawat, atau rumah sakit untuk menolak membantu
pelaksanaan abortus.
2.3.3. Agama
Menurut pandangan agama Islam bahwa aborsi itu haram,
terkecuali hanya untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janin tersebut, demi
penyelamatan umut sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dimana manusia
merupakan representasi Tuhan di bumi untuk melestarikan bumi beserta
isinya.

8
Allah SWT berfirman: “Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para
malaikat : sesungguhnya Aku hendak menjadiakn seorang khalifah di
muka bumi. Mereka berkata: mengapa engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengna memuji
engkau dan menyucikan engkau? Rabb berfirman: sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. ” (Q.S. Al-Baqarah (2): 30).
Untuk mengemban tugas-tugas tersebut manusia diciptakan sebaik-
baiknya sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
“Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya” (Q.S. At-Tin (95): 4).

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

1. Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup


diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur
kehamilan kurang dari 28 minggu (IKPK dan KB, 1992). Abortus atau
keguguran dibagi menjadi:
2. Penyebab aortus yakni, Faktor pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan
plasenta, penyakit ibu, kelainan rahim, penyakit infeksi seperti tifus
abdominalis, malaria, pneumonia dan sipilis, anemia, penyakit menahun
seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyaki hati, DM
3. Abortus menurut pandangan hukum yani, Abortus buatan legal dilakukan
dengan cara tindakan opertaif (paling sering dengan cara uretase, aspirasi
vakum) atau dengan cara medikal. Dalam deklarasi Oslo (1970) dan UU
No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, mengenai abartus buatan legal
terdapat ketentuan-ketentuan
Menurut pandangan kode etik yakni, pandangan konservatif, pandangan
moderat, dan pandangan liberal
Menurut pandangan agama Islam bahwa aborsi itu haram, terkecuali hanya
untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janin tersebut, demi penyelamatan
umut sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dimana manusia merupakan
representasi Tuhan di bumi untuk melestarikan bumi beserta isinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sukarni Icemi K, P Wahyu. 2013. Buku Ajar Keperawatn Maternitas.


Yogyakarta: Nuha Medika

Hanafiah Jusuf, Amir Amri. 2012. Etika kedokteran & Hukum Kesehatan,
Edisi 4. Jakarta: EGC

H. Ali Zaidin. 2010. Agama, Kesehatan dan Keperawatan. Jakarta: TIM

Priharjo Robert. 1995. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta:


Kanisius.

11

Anda mungkin juga menyukai