Makakalh Bu Winda
Makakalh Bu Winda
ANGGOTA
KELOMPOK 4
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah perawatan
jenazah ini tepat pada waktunya.
Salawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam
nabi besar muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman
kegelapan menuju jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan seperti
saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada bapak dosen yang telah
ikut serta dalam memberikan tugas megenai “PERAWATAN JENAZAH”.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami
peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
memberikan sumbang dan sarannya untuk menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah kami ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dasar promosi kesehatan?
2. Apa saja kegiatan pokok yang dilakukan?
3. Bagaimana strategi promosinya?
4. Bagaimana sanitasi tempat ibadah?
5. Bagaimana promosi yang dilaksanakan?
B. Tujuan masalah
1. Uuntuk mengetahui apa pengertian dasar promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui apa saja kegiatan pokok yang dilakukan
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi promosinya
4. Untuk mengetahui bagaimana sanitasi tempat ibadah
5. Untuk mengetahui bagaimana promosi yang dilaksanakan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mendukung, misalnya: perilaku memeriksa kehamilan tersebut diatas, ibu
hamil yang mau periksa hamil, tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat
periksa hamil saja. Melainkan ibu tersebut degan mudah harus dapat
memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil, misalnya puskesmas,
polindes, bidan praktek, ataupun rumah sakit. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung terwujudnya perilaku kesehatan maka faktor-faktor ini disebut
faktor pendukung.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sifat dan perilaku tokoh masyarakat
(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas
kesehatan termasuk juga disini Undang-Undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun pemerintah daerah yang terikat dengan kesehatan. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk perilaku sehat, masyarakat kadang-
kadang bukan hanya perlu mengetahui dan sikap positif, dan dukungan
fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh
masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan.
Disamping itu UU, peraturan-peraturan, dan sebagiannya diperlakukan untuk
memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti contoh perilaku
pemeriksaan hamil tersebut di atas disimpan pengetahuan dan kesadaran
pentingnya periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa
hamil, juga diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat setempat.
Demikian juga diperlukan peraturan atau UU yang mengharuskan ibu hamil
periksa hamil.
3
tentang kesehatan, namun praktik (practice) tentang kesehatan atau perilaku
hidup sehat masih rendah. Setelah dilakukan pengkajian oleh organisasi
kesehatan dunia (WHO), terutama di negara-negara berkembang, ternyata
faktor pendukung atau sarana dan prasarana tidak mendukung untuk
masyarakat berperilaku hidup sehat misalnya: meskipun kesadaran dan
pengetahuan orang atau masyarakat tentang kesehatan (misalnya: santiasis
lingkungan, gizi, imunisasi pelayanan kesehatan, dan sebagainya) sudah
tinggi, tetapi tidak didukung fasilitas: masyarakat tidak mampu membangun
atau mengakses jambatan sehat, air bersih, makanan yag bergizi, fasilitas
imunisasi, pelayanan kesehatan, dan sebagainya, maka mereka sulit untuk
mewujudkan perilaku tersebut.
B. Tujuan
Dengan demikian promosi tersebut bertujuan agar masyarakat mampu
memilihara dan meningkatkan kesehatannya sehingga mereka dapat hidup
sehat, produktif, bahagia dan sejahtera
C. Kegiatan pokok
Untuk mencapai tujuan tersebut program promosi kesehatan mempunyai
kegiatan utama:
a. Advokasi kesehatan kepada para penuntut kebijaksanaan, untuk membuat
kebijaksanaan yang berwawasan kesehatan.
b. Menjembatani, menggalang kemitraan dan membimbing suasana yang
kondusif demi terwujudnya hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat.
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan,
pendidikan, pelatihan, dan memperkuat sumber daya manusia untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan, kemauan masyarakat untuk hidup
bersih dan sehat.
4
ketrampilan agar mereka mandiri dibidang kesehatan termasuk
memelihara dan meningkataklan kesehatan mereka. Misalnya: pendiikan
dan pelatihan dalam rangka menikatkan keterampilan cara bertani,
berternak,penanaman, obat obatan tradisional, kporasi, dan sebagainya
dalam rangka meningktakan pendaptkan keluarga (nicome generating),
selanjutnya dengan ekonomi keluarga menikat, maka kemampuan dalam
pemiliaraan dan penikatkan kesehatan keluarga juga meningkat.
D. Strategi Promosi
1. Menurut WHO (1984) strategi global promosi kesehatan adalah
a. Advokasi (advocacy)
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan (decision
makers) atau penutup kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan
maupun sektor lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan publik. Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan ini
mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain dalam bentuk: peraturan-
peraturan, undang-undang, instruksi-instruksi, dan sebagainya yang
menguntungkan kesehatan publik bentuk kegiatan advokasi ini antara lain:
lobbying, pendekatan atau pembicaraan-pembicaan formal atau informal
terhadap para pembuat keputusan, penyajian issu-issu atau masalah-
masalah kesehatan atau yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
setempat, seminar-seminar kesehatan, dan sebagainya.ouput
Kegiatan advokasi adalah undang-undang, peraturan-peraturan daerah,
instruksi-intruksi yang meningkat pada masyarakat instasi-intasi yang
terkait dengan masalah. Oleh sebab itu sasaran advokasi ini adalah para
pejabat eksuetif dan legislatif, para pemimpi pengusaha, dan organisasi
politik, dan organisasi masyarakat, baik tingkat pusat propinsi, kabupaten,
kecamatan samapi desa dan keluharan.
b. Dukungan sosial ( social support)
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada para toko masyarakat, baik formal
( guru, lurah, camat, petugas kesehatan, dan sebagainya). Yang
mempunyai pengaruh di masyarakat. Tujuan kegiatan memperoleh
dukungan sosial atau binas sosial adalah agar kegiatan atau program
5
kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat (
toma) dan tokoh agama ( toga). Toma dan toga ini dapat menjebatani
antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat. Pada masyarkat
yang masih paternalistik seperti indonesia ini toma dan toga merupakan
panutan perilaku masyrakat yang sangat siknifikan. Oleh sebab itu apabila
toma dan toga sudah mempunyai perilaku sehat akan mudah ditirup oleh
masyarakat lain. Bentuk kegiatan mencari dukungan sosial ini antaran lain
pelatian-pelatian para toma dan toga, seminar, loka karya, penyuluhan dan
sebagainya.
6
2. Bagian Dalam
a. Ruang sholat harus bersih
b. Alat sholat harus bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga.
Sepanjang bagian depan shaf dipasang kain putih yang bersih dengan
lebar 30 cm sebagai tempat sujud.
c. Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab.
d. Ventilasi harus terdapat lubang penghawaan dengan luas minimal
10% dari luas lantai.
e. Pencahayaan minimal 10 fc dan tidak menyilaukan.
f. Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus
7
untuk berbuat baik, dan jika kita sedang sakit, berobatlah dan janganlah
berputus asa hingga ketemu obatnya, sedang Tuhanlah yang mampu
memberi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA