Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN DI TEMPAT IBADAH

ANGGOTA

KELOMPOK 4

1. EFA FORIA PRASTI DIAN HIDAYAT


2. EMMA MAULINA
3. FITRA ALUYA
4. GUNAWAN FEBRIANTO
5. JULIA NINGSIH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok makalah perawatan
jenazah ini tepat pada waktunya.
Salawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam
nabi besar muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman
kegelapan menuju jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan seperti
saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada bapak dosen yang telah
ikut serta dalam memberikan tugas megenai “PERAWATAN JENAZAH”.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami
peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana
dan mudah dimengerti.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
memberikan sumbang dan sarannya untuk menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah kami ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Mataram, 18 Maret 2019


Penyusun

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ . 1
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................... . 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dasar promosi kesehatan .................................................... 2
2.2 Tujuan ................................................................................................. 4
2.3 Kegiatan pokok .................................................................................... 4
2.4 Strategi promosinya ............................................................................. 5
2.5 Sanitasi tempat ibadah.......................................................................... 6
2.6 Promosi yang dilaksanakan .................................................................. 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Promosi kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan


kesehatan Nasional. Hal ini dapat di lihat bahwa promosi kesehatan merupakan
salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat melalui
peningkatan kesaaran , kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujid derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang di tandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta dlam lingkungan yang sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata,serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
seluruh wilayah Republik Indonesia.

Dalam perkembangan pusat promosi kesehatan melihat beberapa hal yang


perlu dilihat kembali sesuai tugas pokok dan fungsi promosi kesehatan dan
kebijakan promosi kesehatan baik di pusat maupun di daerah,serta maslah-
masalah yang menyangkut kesehatan yang sering terjadi pada saat ini yang sering
terkait dengan promosi kesehatan.

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dasar promosi kesehatan?
2. Apa saja kegiatan pokok yang dilakukan?
3. Bagaimana strategi promosinya?
4. Bagaimana sanitasi tempat ibadah?
5. Bagaimana promosi yang dilaksanakan?

B. Tujuan masalah
1. Uuntuk mengetahui apa pengertian dasar promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui apa saja kegiatan pokok yang dilakukan
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi promosinya
4. Untuk mengetahui bagaimana sanitasi tempat ibadah
5. Untuk mengetahui bagaimana promosi yang dilaksanakan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Promosi Kesehatan


Menurut teori Blum 1974, faktor perilaku mempunyai peran yang terbesar
kedua dalam mencapai hidup sehat, setelah faktor lingkungan.
Menurut Lawrence Green (1980), perilaku sangat dipengaruhi oleh 3 faktor
utama, yakni faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin
(enabling factors), dan faktor penguat (reenforcing factors).
1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors):
Faktor-faktor ini mencakup: pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan, sisterm nilai yang dianut masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya ikhwal ini dapat dijelakan
sebagai berikut: untuk berpeerilaku kesehatan, misalnya: pemeriksaan
kehamilan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut
tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya.
Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi, sistem nilai masyarakat
juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil,
misalnya:orang hamil tidak boleh disuntik (periksa hamil termasuk
memperoleh suntikan anti thetanus), karena suntik bisa menyebabkan anak
cacat. Karena faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujud
nya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.

2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)


Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyrakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan
sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan
sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan
praktik swasta, dan sebagainya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
untuk berperilaku sehat masyarakat memerlukan sarana dan prasarana

2
mendukung, misalnya: perilaku memeriksa kehamilan tersebut diatas, ibu
hamil yang mau periksa hamil, tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat
periksa hamil saja. Melainkan ibu tersebut degan mudah harus dapat
memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil, misalnya puskesmas,
polindes, bidan praktek, ataupun rumah sakit. Fasilitas ini pada hakikatnya
mendukung terwujudnya perilaku kesehatan maka faktor-faktor ini disebut
faktor pendukung.
3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sifat dan perilaku tokoh masyarakat
(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas
kesehatan termasuk juga disini Undang-Undang, peraturan-peraturan baik
dari pusat maupun pemerintah daerah yang terikat dengan kesehatan. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk perilaku sehat, masyarakat kadang-
kadang bukan hanya perlu mengetahui dan sikap positif, dan dukungan
fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh
masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan.
Disamping itu UU, peraturan-peraturan, dan sebagiannya diperlakukan untuk
memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti contoh perilaku
pemeriksaan hamil tersebut di atas disimpan pengetahuan dan kesadaran
pentingnya periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa
hamil, juga diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat setempat.
Demikian juga diperlukan peraturan atau UU yang mengharuskan ibu hamil
periksa hamil.

Untuk merubah perilaku dari yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah


kesehatan menjai hal-hal yag sesuia dengan kaidah-kaidah kesehatan
dilaksanakan melalui program pendidikan kesehatan masyarakat.
Dari pengalaman bertahun-tahun pelaksaan ini, baik di negara maju
maupun negara berkembang mengalami sebagai hambatan dalam rangka
pencapaian tujuannya, yakin mewujudkan perilaku hidup sehat bagi
masyarakat. Hambatan yang paling besar dierasakan adalah faktor
pendukungnya (enabling factors). Dari penelitian-penelitian yang ada
terungkap, meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi

3
tentang kesehatan, namun praktik (practice) tentang kesehatan atau perilaku
hidup sehat masih rendah. Setelah dilakukan pengkajian oleh organisasi
kesehatan dunia (WHO), terutama di negara-negara berkembang, ternyata
faktor pendukung atau sarana dan prasarana tidak mendukung untuk
masyarakat berperilaku hidup sehat misalnya: meskipun kesadaran dan
pengetahuan orang atau masyarakat tentang kesehatan (misalnya: santiasis
lingkungan, gizi, imunisasi pelayanan kesehatan, dan sebagainya) sudah
tinggi, tetapi tidak didukung fasilitas: masyarakat tidak mampu membangun
atau mengakses jambatan sehat, air bersih, makanan yag bergizi, fasilitas
imunisasi, pelayanan kesehatan, dan sebagainya, maka mereka sulit untuk
mewujudkan perilaku tersebut.

B. Tujuan
Dengan demikian promosi tersebut bertujuan agar masyarakat mampu
memilihara dan meningkatkan kesehatannya sehingga mereka dapat hidup
sehat, produktif, bahagia dan sejahtera

C. Kegiatan pokok
Untuk mencapai tujuan tersebut program promosi kesehatan mempunyai
kegiatan utama:
a. Advokasi kesehatan kepada para penuntut kebijaksanaan, untuk membuat
kebijaksanaan yang berwawasan kesehatan.
b. Menjembatani, menggalang kemitraan dan membimbing suasana yang
kondusif demi terwujudnya hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat.
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan,
pendidikan, pelatihan, dan memperkuat sumber daya manusia untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan, kemauan masyarakat untuk hidup
bersih dan sehat.

Memberikan kemamapuan (enable) dan memberikan kemungkinan-


kemungkinan kepada masyarakat agar mereka mmampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti
masyarakat membertikan kemampuan-kemampuan atau ketrampilan-

4
ketrampilan agar mereka mandiri dibidang kesehatan termasuk
memelihara dan meningkataklan kesehatan mereka. Misalnya: pendiikan
dan pelatihan dalam rangka menikatkan keterampilan cara bertani,
berternak,penanaman, obat obatan tradisional, kporasi, dan sebagainya
dalam rangka meningktakan pendaptkan keluarga (nicome generating),
selanjutnya dengan ekonomi keluarga menikat, maka kemampuan dalam
pemiliaraan dan penikatkan kesehatan keluarga juga meningkat.

D. Strategi Promosi
1. Menurut WHO (1984) strategi global promosi kesehatan adalah
a. Advokasi (advocacy)
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan (decision
makers) atau penutup kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan
maupun sektor lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan publik. Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan ini
mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain dalam bentuk: peraturan-
peraturan, undang-undang, instruksi-instruksi, dan sebagainya yang
menguntungkan kesehatan publik bentuk kegiatan advokasi ini antara lain:
lobbying, pendekatan atau pembicaraan-pembicaan formal atau informal
terhadap para pembuat keputusan, penyajian issu-issu atau masalah-
masalah kesehatan atau yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
setempat, seminar-seminar kesehatan, dan sebagainya.ouput
Kegiatan advokasi adalah undang-undang, peraturan-peraturan daerah,
instruksi-intruksi yang meningkat pada masyarakat instasi-intasi yang
terkait dengan masalah. Oleh sebab itu sasaran advokasi ini adalah para
pejabat eksuetif dan legislatif, para pemimpi pengusaha, dan organisasi
politik, dan organisasi masyarakat, baik tingkat pusat propinsi, kabupaten,
kecamatan samapi desa dan keluharan.
b. Dukungan sosial ( social support)
Adalah kegiatan yang ditujukan kepada para toko masyarakat, baik formal
( guru, lurah, camat, petugas kesehatan, dan sebagainya). Yang
mempunyai pengaruh di masyarakat. Tujuan kegiatan memperoleh
dukungan sosial atau binas sosial adalah agar kegiatan atau program

5
kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat (
toma) dan tokoh agama ( toga). Toma dan toga ini dapat menjebatani
antara pengelola program kesehatan dengan masyarakat. Pada masyarkat
yang masih paternalistik seperti indonesia ini toma dan toga merupakan
panutan perilaku masyrakat yang sangat siknifikan. Oleh sebab itu apabila
toma dan toga sudah mempunyai perilaku sehat akan mudah ditirup oleh
masyarakat lain. Bentuk kegiatan mencari dukungan sosial ini antaran lain
pelatian-pelatian para toma dan toga, seminar, loka karya, penyuluhan dan
sebagainya.

E. Sanitasi Tempat Ibadah


Masjid adalah suatu tempat termaksut pasilitasnya yang di pakai untuk
berkumpul oleh masyarakat umum, pada waktu waktu tertentu guna
melakukan ibadah agama islam. Seperti sanitasi bioskop,pedoman yang di
gunakan dalam pelaksanaan penyehatan lingkungan masjid berdasarkan
keputusan Mentri kesehatan RI Nomor : 288/ Menkes/SK/III/2003 tentang
“Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum Masjid, Langgar dan
Surau” sebagai berikut :
Komponen penenilaian meliputi: 1.) letaknya sesuai dengan rencana tata kota,
2) konstruksi kuat sesuai dengan petujuk Dinas Pekerjaan Umum, dengan
persyaratan antara lain:
1. Bagian luar
a. Halaman bersih, tidak terdapat sampah berserakan dan genangan air.
b. Tersedia tempat sampah yang tertutup rapat, kedap air, dan mudah
dibersihkan, mudah diangkut. Jumlah kapasitasnya sesuai dengan
kebutuhan.
c. Pembuangan air kotor lancar (tidak tersumbat), saluran tersambung
dengan saluran pembuangan air kotor umum yang kedap air.
d. Persyaratan air selalu ada dan selalu memenuhi persyaratan air minum
e. Tersedia jamban atau peturasan minimal satu yang dilengkapi kran
pembersih
f. Ruang tempat mengambil air wudlu harus terpisah dari jamban atau
ruangan masjid

6
2. Bagian Dalam
a. Ruang sholat harus bersih
b. Alat sholat harus bersih dan bebas dari kutu busuk dan serangga.
Sepanjang bagian depan shaf dipasang kain putih yang bersih dengan
lebar 30 cm sebagai tempat sujud.
c. Lantai mudah dibersihkan dan tidak lembab.
d. Ventilasi harus terdapat lubang penghawaan dengan luas minimal
10% dari luas lantai.
e. Pencahayaan minimal 10 fc dan tidak menyilaukan.
f. Tersedia tempat sandal dan sepatu yang khusus

F. Promosi yang dilaksanakan


Dalam hal ini, kami akan mempromosikan tentang langkah-langkah.
Sebagai orang Islam, tentu kita sangat peduli dengan ajarannya. Siapa lagi
yang akan peduli dengan ajaran Islam kalau bukan orang Islam sendri. Islam
sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin (ajaran kasih sayang-Nya untuk
seluruh alam), tentu memiliki juga solusi untuk menjalani hidup sehat. Kalau
Islam tidak memilikinya, berarti Islam tidak sempurna atau sia-sia ajrannya.
Padahal, tidak mungkin Islam itu ajaran yang sia-sia, apalagi tidak
sempurna (sebagaimna telah dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 208).
Kalau ajran kesehatan Islam belum dipahami dan diamalkan umat Islam tentu
yang perlu dikoreksi adalah persepsi atau pola pikir umat Islam sendiri.
Apakah umat Islam selama ini telah mengenal ajaran kesehatan Islam atau
belum? Terkait dengan langkah menuju sehat, berikut ini akan kita kenal
beberapa langkah menuju sehat menurut Islam.
Tujuan pembahsan langkah menuju sehat berikut ini agar kita memiliki
rujukan yang jelas dalam menjalani hidup sehat Islami. Sehingga, kita bisa
semakin kenal dan semakin percaya dalam menjalani hidup sehat Islami di
tengah masyarakat.
1. Langkah ke-1: Tiap penyakit ada obatnya
Prinsip sehat menurut Islam adalah tiap penyakit ada obatnya. Tidak ada
penyakit yang tidak ada obatnya. Karena itu, kita harus optimis dalam
hidup ini, termasuk ketika sedang sakit. Jika kita sehat, gunakan kesehatan

7
untuk berbuat baik, dan jika kita sedang sakit, berobatlah dan janganlah
berputus asa hingga ketemu obatnya, sedang Tuhanlah yang mampu
memberi

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dasar promosi kesehatan. Menurut teori Blum 1974, faktor perilaku


mempunyai peran yang terbesar kedua dalam mencapai hidup sehat, setelah faktor
lingkungan. Menurut Lawrence Green (1980), perilaku sangat dipengaruhi oleh 3
faktor utama, yakni faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pemungkin
(enabling factors), dan faktor penguat (reenforcing factors).

Promosi tersebut bertujuan agar masyarakat mampu memilihara dan


meningkatkan kesehatannya sehingga mereka dapat hidup sehat, produktif,
bahagia dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut program promosi
kesehatan mempunyai kegiatan utama: Advokasi, menjembatani, menggalang,
meningkatkan. Strategi promosi terdiri dari advokasi dan dukungan sosial.

8
DAFTAR PUSTAKA

Setiawati,S & Dermawan, A.C. 2008. Proses Pembelajaran Dalam


PENDIDIKAN KESEHATAN. Jakarta: Trans Info Media

Santoso Imam. 2015. Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum. Yogyakarta:


Gosyen Publishing

Ali Zaidin. 2010. Dasar-Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat Dan Promosi


Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai