Anda di halaman 1dari 8

ALUMINIUM

1. Kelimpahan di Alam
Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen
paling berlimpah ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Logam aluminium
adalah logam yang mempunyai sifat ringan yang pemanfaatannya sangat luas. Selain
ringan juga memiliki kelebihan lain seperti pengantar panas yang baik. Aluminium
adalah logam berwarna putih keperakan yang lunak. Aluminium terdapat di kerak
bumi sebanyak kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak
bumi, dengan produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk
bauksit dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain)..
Mineral aluminium yang bernilai ekonomis adalah bauksit yang merupakan satu-
satunya sumber aluminium. Di Indonesia, bauksit banyak ditemukan di pulau Bintan
dan di tayan (Kalimantan Barat). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena
aluminium merupakan logam yang cukup reaktif.
2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia
1) Sifat Fisika
Aluminium memiliki sifat fisika seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut:

NO Sifat Nilai
1 Jari-jari atom
2 Volume atom 10 cm/gr.atm
3 Density (660oC) 2,368 gr/cm3
4 Density ( 20oC) 2,6989 gr/cm3
5 Potensial elektroda (25oC) -1,67 volt
6 Kapasitas panas (25oC) 5,38 cal/mol oC
7 Panas pembakaran 399 cal/gr mol
8 Tensile strength 700 MPa
9 Kekerasan brinnel 12-16 skala mehs
10 Hantaran panas (25oC) 0,49 cal/det oC
11 Valensi 3
12 Kekentalan (700oC) 0,0127 poise
13 Panas peleburan 94,6 cal/gr
14 Panas uap 200 cal/gr
15 Massa atom 26,98
16 Titik lebur 660oC
17 Titik didih 2452oC
18 Tegangan permukaan 900 dyne/cm
19 Tegangan tarik 4,76 kg/mm

1
2) Sifat Kimia
Aluminium merupakan logam putih keperakan dan sangat ringan, memiliki
daya hantar panas maupun daya hantar listrik tinggi.
Beberapa reaksi kimia aluminium.
a. Mudah terbakar dalam nyala api dan menghasilkan panas reaksi yang tinggi.
2Al + 3/2O2 → Al2O3 + 399 kkal
Sifat ini digunakan sebagai dasar untuk mereduksi beberapa sulfida dan
oksida. Contoh : 2Al + Fe2O3 → 2Fe + Al2O3 + 199 kkal
Proses ini disebut aluminothermi atau proses thermit.
b. Bereaksi dengan asam menghasilkan gas hydrogen.
2Al(s) + 6H+(aq) → 2Al3+(aq) + 3H2(g)
c. Bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali menghasilkan gas H2.
2Al(s) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) → 2Al(OH)4- + 3H2(g)
d. Dengan udara logam ini membentuk lapisan oksida yang kuat pada
permukaannya yang dapat melindungi logam dari oksida lebih lanjut.
Karenanya logam ini dikatakan bersifat tahan karat (korosi) dan digunakan
untuk melapisi logam lain agar tahan karat.
3. Pembuatan Aluminium
1) Proses bayer
Bahan baku yang dibuat untuk dilebur menjadi aluminium yaitu alumina.
Alumina diproduksi melalui proses Bayer dari bijih bauksit. Alumina hingga saat
ini diperoleh melalui proses Bayer menggunakan NaOH untuk pelindian bauksit
yang ditemukan Karl Josef Bayer pada 1892. Proses Bayer sering disebut dengan
digestion yang kondisi operasionalnya tergantung pada komposisi mineral dari
bauksit yang digunakan.

Mineral Reaksi Kondisi


Bauksit
Gibbsite 2 AlO(OH).H2O + 2 NaOH 2 NaAlO2 + 4 H2O P atmosferik, 135°C<T< 150°C
Boehmite 2 AlO(OH) + 2 NaOH 2 NaAlO2 + 2 H2O P atmosferik, 205°C<T< 245°C
Diaspore 2 AlO(OH) + 2 NaOH 2 NaAlO2 + 2 H2O P (3,5 – 4 MPa), T> 250°C

2
Proses digestion dilakukan dengan mereaksikan bauksit dengan larutan NaOH
sehingga aluminium hiroksida larut menjadi larutan sodium aluminat. Selama
proses tersebut NaOH bereaksi dengan alumina dan silika, sedangkan kalsium,
besi dan titanium oksida tidak terlarut dan menjadi residu berwarna merah yang
sering dikenal dengan red mud atau residu bauksit. Aluminium hidroksida
diperoleh dengan melakukan presipitasi terhadap larutan sodium aluminat.

Proses pengambilan alumina ada berbagai macam cara. Namun yang cukup
terkenal adalah metode Bayer. Metode ini terdiri dari 3 tahapan utama yaitu:
a. Pembentukan larutan natrium-aluminat
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor
utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2,
Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan
natrium hidroksida (NaOH).
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)
b. pembentukan aluminium hidroksida
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak
larut. Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan.
Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan
gas CO2 dan pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
c. Pembentukan alumina
Endapan aluminium hidroksida disaring, dikeringkan lalu dipanaskan
pada suhu 1000o C sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3).
2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)
2) Proses Hall-Heroult
Proses ini merupakan proses lanjutan dari proses bayer. Tahap peleburan
alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-
Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam
lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus
berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 °C.
Sebagai anode digunakan batang grafit.

3
Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis
leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8%
kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik
lebur Al2O3 murni mencapai 2000 °C), campuran tersebut akan melebur pada
suhu antara 850-950 °C. Anode dan katodenya terbuat dari grafit. Reaksi yang
terjadi sebagai berikut:

Al2O3 (l) → 2Al3+ (l) + 3O2- (l)

Anode (+): 3O2- → (l) 3/2 O2 (g) + 6e−

Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- → 2Al (l)

Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) → 2Al (l) + 3/2 O2 (g)

Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang
disebut pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan
karbon, yang bertindak sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari
sistem. Secara umum pada proses ini, leburan alumina dielektrolisis, di mana
lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di dalam
pot di mana pada pot tersebut terikat serangkaian batang karbon dibagian atas
pot sebagai katoda. Karbon anoda berada dibagian bawah pot sebagai lapisan
pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan katodanya proses
elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai keperluan,
seperti dalam keperluan industri. Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat
elektrolisis, lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala
akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing –
masing pot dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahun.
Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya
akan menghasilkan 1 ton aluminium.
4. Persenyawaan Aluminium
1) Aluminium oksida (Al2O3)

4
Aluminium oksida dengan asam klorida menghasilkan reaksi yang
baik,akantetapi dengan asam nitrat tidak bereaksi karena kuatnya ikatan Al-O.Kalor
pembentukan aluminium oksida Al2O3 juga besar,399 kkal.Karena itu aluminium
dapat dipakai untuk mereduksi oksida-oksida logam lain.Besi(III)oksida dapat
direduksi oleh aluminium dengan membebaskan banyak kalor :

2Al(p) + 3/2 O2(g) → Al2O3 + 399 kkal


Fe2O3(p) → 2 Fe(p) + 3/2 O2(g) - 197 kkal
--------------------------------------------------------------------------------------
2Al (p)+ Fe2O3 → 2 Fe (p) + Al2O3(g) + 202 kkal

Kalor yang dibebaskan cukup banyak untuk melebur hasil – hasil reaksinya,besi
dan aluminium oksida.Reaksi ini bias menghasilkan suhu sampai 3000oC. Reaksi
termit ini dipakai untuk mengelas besi dan bom bakar.Oleh karena stabilitasnya
aluminium oksida,logam ini dapat dipakai untuk mereduksi oksida – oksida logam
lainnya,misalnya magnesium oksida dan manganoksida.Reduksi dengan karbon atau
hidrogen menghasilkan logam – logam yang tercampur dengan karbida dan
hidrida.karenanya,kadang – kadang aluminium digunakan untuk mereduksi.
2) Aluminium Klorida (AlCl3)
Dalam rumus AlCl3 orbital 3s dan 3p dari atom Al terhibridisasi. Tiga dari
orbital hibrid ini diisi pasangan elektron (masing-masing satu elektron dari tiga
atom klor dan tiga dari atom Al), orbital keempat kosong, karena itu senyawa ini
dapat bersifat sebagai asam Lewis.
Pada dimer Al2O6 atom Al dalam unit AlCl3 memperoleh oktet dengan
memakai bersama satu pasang elektron yang disumbangkan oleh atom Cl dari unit
AlCl3 lainnya. AlCl6 dapat berdisosiasi menjadi AlCl3.
AlCl6 ↔ 2 AlCl3
Aluminium klorida dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
Al3+(aq) + 3 H2O(l) ↔ Al(OH)3(s) + 3H+ (aq)
3) Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3)
Aluminium sulfat digunakan dalam industri kertas dan karton. Kegunaan lain
adalah sebagai pengolahan cair dan penjernihan air minum. Larutan berair yang

5
mengandung jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3 dan K2SO4 mengkristal
sebagai kalium aluminium sulfat dengan rumus KAl(SO4)2.12 H2O. Garam ini
dikenal dengan alum atau tawas.
4) Aluminium Hidrida (AlH3)
Aluminium hidrida atau AlH3 bersifat sebagai asam Lewis.
AlH3 + H+ → AlH4+
Salah satu senyawa yang penting dan banyak digunakan sebagai reduksi agen
adalah LiAlH4. Senyawa ini dalam air akan terhidrolisis menurut reaksi:
AlH4+ + 4H2O → Al(OH)4 + 4H2 + OH-
5. Kegunaan Aluminium

Aluminium adalah logam non-besi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Produksi global dunia pada tahun 2005 mencapai 31,9 juta ton, melebihi produksi semua
logam non-besi lainnya (Hetherington et al, 2007). Ada beberapa kegunaan umum dari
alumunium yaitu sebagai berikut :

Aluminium memiliki rasio kekuatan terhadap massa yang paling tinggi, sehingga
banyak digunakan sebagai bahan pembuat pesawat dan roket. Aluminium juga dapat
menjadi reflektor yang baik; lapisan aluminium murni dapat memantulkan 92% cahaya.

Aluminium murni, saat ini jarang digunakan karena terlalu lunak. Penggunaan
aluminium murni yang paling luas adalah aluminium foil (92-99% aluminium).

Penggunaanya antara lain:

a) Paduan aluminium-magnesium umumnya digunakan sebagai bahan pembuat


badan kapal. Paduan lainnya akan mudah mengalami korosi ketika berhadapan
dengan larutan alkali seperti air laut.
b) Paduan aluminium-tembaga-lithium digunakan sebagai bahan pembuat tangki
bahan bakar pada pesawat ulang-alik milik NASA.
c) Uang logam juga terbuat dari aluminium yang diperkeras. Hingga saat ini, sulit
dicari apa bahan paduan uang pembuat uang logam berwarna putih keperakan ini,
kemungkinan dirahasiakan untuk mencegah pemalsuan uang logam.
d) Velg mobil juga menggunakan bahan aluminium yang dipadu dengan magnesium,
silicon, atau keduanya, dan dibuat dengan cara ekstrusi atau dicor.

6
e) Beberapa jenis roda gigi menggunakan paduan Al-Cu. Penggunaan paduan Cu
untuk mendapatkan tingkat kekerasan yang cukup dan memperpanjang usia benda
akibat fatigue.
f) Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
g) Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
h) Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang
kerajinan.
i) Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III)
oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung
rel kereta api.
j) Pembuatan Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O). Tawas digunakan untuk
menjernihkan air pada pengolahan air minum.
k) Pembuatan Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.18H2O) digunakan untuk industri
kertas dan karton, pewarna pada industri tekstil, dan pemadam kebakaran jenis
busa. (bila dicampur dengan NaHCO3 dan zat pengemulsi).

7
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Dessy., Muchtar Aziz. 2011. “Percobaan Pendahuluan Pembuatan Alumina Kualitas
Metalurgi Dari Bauksit Kalimantan Barat”. Jurnal Teknologi Mineral dan
Batubara.7(4) : 184-186.
Aziz, Muchtar., Mutaalim.,Dessy Amalia dan Agus Wahyudi.2009. ”Pemrosesan Red Mud
Limbah Ekstraksi Alumina Dari Bijih Bauksit Bintan untuk Memperoleh Kembali
Alumina dan Soda”. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara. 5(14) : 12-13.
Azizghifari ( 2018, 09 Januari ). Sifat-sifat Fisika dan Kimia dalam Aluminium, timah dan
timbal. Dikutip 16 Maret 2019. http://pendidikankimia01.blogspot.com/2018/01/sifat-
sifat-fisik-dan-kimia-dalam.html.
https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium.
Murti, Kafita Krisna ( 2013, 17 Februari ). Sifat Kimia dan Sifat Fisika Aluminium. Dikutip
16 Maret 2019. http://kafita1.blogspot.com/2013/02/sifat-kimia-dan-sifat-fisika-
aluminium.html.
Sedyawati, Sri Mantini Rayahu. 2014.Bahan Ajar Kimia Anorganik II . Semarang: Jurusan
Kimia FMIPA Unnes.
Sugiyarto, Kristian H. 2001. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Kimia
FMIPA UNY.

Anda mungkin juga menyukai