Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secar fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Kesehatan juga merupakan hak asasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan serta merupakan bagian dari
tujuan dari pembangunan nasional RPJMN Indonesia 2015-2019 adalah
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Dalam mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan yang sesuai maka harus
terus meningkatkan kemampuan sumber daya terkait dengan sarana,
prasarana, insfrastruktur, upaya dan pelayanan kesehatan. Dimana salah satu
sarana kesehatan untuk melaksanakan upaya dan pelayanan kesehatan adalah
Apotek.
Menurut Permenkes no 35 tahun 2009 Apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker pada saat
ini telah bergeser orientasinya dari pelayanan obat (drug oriented) menjadi
pelayanan pada pasien (patient oriented) yang mengacu kepada
Pharmaceutical Care. Dalam melaksanakan hal tersebut sehingga dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien maka Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan berkomunikasi dengan pasien.
Dalam meningkatkan kualitas pelayanan farmasi dibutuhkan tenaga
apoteker yang profesional yang mampu mengaplikasikan teori yang didapat
kedalam dunia kerja. Sehubungan dengan hal itu maka program pendidikan
profesi apoteker universitas muhamadiyah Prof. D.R. Hamka bekerja sama
dengan PT Kimia Farma Apotik menyelengarakan Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA) di apotek Kimia Farma sebagai bentuk latihan bagi calon
apoteker untuk lebih memahami dan mengerti peran dan tanggung jawab dari

1
seorang apoteker di Apotek. Sehingga melahirkan apoteker masa depan
yang profesional dan berkompeten dibidangnya.

B. Tujuan
Agar calon apoteker memahami fungsi dan peran apoteker dalam
hal pengelolaan manajerial mencakup pengelolaan sumber daya manusia,
perbekalan farmasi dan pengelolaan administrasi serta dalam aspek
pelayanan kefarmasian di apotek yang baik melalui pengamatan langsung.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Apotek
Menurut Permenkes RI No. 51 tahun 2009 Apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan Apotek adalah suatu
tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat.
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian
mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan
obat dan obat tradisional (Menteri Kesehatan RI, 2009).
Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan perlu mengutamakan
kepentingan masyarakat dan mengelola sediaan farmasi, Alkes dan Bahan
Medis Habis Pakai serta pelayanan Farmasi Klinik. Apotek dapat
diusahakan oleh lembaga atau instansi pemerintah dengan tugas pelayanan
kesehatan di pusat dan daerah, perusahaan milik negara yang ditunjuk
oleh pemerintah dan apoteker yang telah mengucapkan sumpah serta
memperoleh izin dari Dinas Kesehatan setempat (Menteri Kesehatasn RI,
2014).
Tugas dan fungsi apotek berdasarkan Peraturan Pemerintah No.51
tahun 2009 adalah sebagai berikut :

3
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
2. Sebagai fasilitas kefarmasian yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian

B. PT. Kimia Farma Apotek


PT. Kimia Farma tbk. adalah perusahaan industri farmasi pertama
di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817.
Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle
Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks
perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958,
Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah
perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka
Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan
hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama
perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).
Pada tanggal 4 juli 2001, PT kimia Farma (persero) kembali
mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT kimia farma (
persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut perseroan. Bersama
dengan itu perseroan sudah tercatat di BEI.
Adapun PT. Kimia Farma tbk )memiliki beberapa anak
perusahaan, salah satunya adalah PT Kimia Farma Apotek yang didirikan
pada tanggal 4 Januari 2003, dengan tujuan untuk mengelola apotek-
apotek milik perusahaan yang ada,dalam upaya meningkatkan kontribusi
penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk. PT. Kimia Farma Apotek membawahi Apotek Pelayanan
Kimia Farma (KF), wilayah usahanya terbagi menjadi 50 wilayah Unit
Bisnis yang menaungi sejumlah lebih dari 725 Apotek yang tersebar di

4
seluruh Indonesia. Tiap-tiap Unit Bisnis (Business manager) membawahi
sejumlah Apotek pelayanan yang berada di wilayah usahanya.
Apotek Pelayanan Kimia Farma dalam melakukan kegiatannya
selain melayani resep dokter di apotek juga terdapat layanan swamedikasi
dan melengkapinya dengan swalayan farmasi atau ‘Hand Verkoop” (HV)
yang berisi obat-obat bebas dan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari, juga
menyediakan tempat praktek dokter, laboratorium klinik dan optik dengan
konsep One Stop Health care solution ( OSHCS ) sebagai upaya
memudahkan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan berkualitas.

1. Visi dan Misi Kimia Farma Apotek


a. Visi
Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka
dan mampu memberikan solusi kesehatan masyarakat Indonesia.
b. Misi
Menghasilkan pertumbuhan nilai perusahaan melalui :
1. Jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan
apotek, klinik, laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya.
2. Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk principal.
3. Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya
(fee-based Income).

c. Budaya Prusahaan
Budaya perusahaan yang merupakan nilai-nilai inti perusahaan
(Corporates Value) yaitu I C A R E yang menjadi acuan/pedoman
bagi Perseroan dalam menjalankan usahanya, untuk berkarya
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat luas.
Berikut adalah nilai-nilai inti (Corporates Values) Perseroan :
1. Innovative yaitu budaya berpikir out of the box, smart, dan kreatif
untuk membangun produk unggulan.

5
2. Customer First yaitu mengutamakan pelanggan sebagai mitra
kerja.
3. Accountability yaitu dengan senantiasa bertanggung jawab atas
amanah yang dipercayakan oleh perusahaan dengan memegang
teguh profesionalisme, integritas, dan kerja sama.
4. Responsibility yaitu memiliki tanggung jawab pribadi untuk
bekerja tepat waktu, tepat sasaran, dan dapat diandalkan, serta
senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana dalam menghadapi
setiap masalah.
5. Eco – Friendly yaitu menciptakan dan menyediakan baik produk
maupun jasa layanan yang ramah lingkungan.

5 As sebagai Ruh Budaya Perusahaan yang terdiri dari :


a. Kerja Ikhlas yaitu Siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih
untuk kepentingan bersama
b. Kerja Cerdas yaitu Kemampuan dalam belajar cepat (fast
learner) dan memberikan solusi yang tepat
c. Kerja Keras yaitu Menyelesaikan pekerjaan dengan
mengerahkan segenap kemampuan untuk mendapatkan hasil
terbaik
d. Kerja Antusias yaitu Keinginan kuat dalam bertindak
dengan gairah dan semangat untuk mencapai tujuan bersama
e. Kerja Tuntas yaitu Melakukan pekerjaan secara teratur dan
selesai untuk menghasilkan output yang maksimal sesuai
dengan harapan

d. Struktur Organisasi PT kimia Farma Apotek


PT. Kimia Farma Apotek dipimpin oleh seorang Direktur
Utama yang membawahi 2 direktur (Direktur Operasional,
Direktur Keuangan, SDM dan Umum. Direktur Operasional
membawahi Manager Controller, Compliance & Risk

6
Management dan Manager Principal & Merchandise. Direktur
Operasional juga mengoordinasi KF Klinik dan KF Optik. Direktur
Keuangan, SDM dan Umum membawahi Manager Akuntansi,
Keuangan & IT, Manager Apotek Bisnis (Unit Bisnis) dan
Manager Human Capital & General Affair.
Organisasi Kimia Farma Apotek terdiri dari Manajer Bisnis
(BM0 dan Apotek pelayanan. BM membawahi beberapa apotek
pelayanan yang berada dalam suatu wilayah yang bertugas
menangani pengadaan, penyimpanan barang, dan administrasi
apotek pelayanan yang berada dibawahnya. Sedangkan apotek
pelayanan hanya melaksananan fungsi pelayanan. Dengan adanya
konsep BM, diharapkan pengelolaan aset dan keuangan dari apotek
dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien, demikian juga
kemudahan dalam pengambilan keputusan keputusan yang
menyangkut antisipasi dan penyelesaian masalah.

C. Apotek Kimia Farma No. 616 Buaran


1. Lokasi Apotek
Apotek Kimia Farma No. 616 Buaran berlokasi di Jalan Buaran
Raya No.91, Jakarta Timur yang memiliki tempat strategis berada di
jalur lalu lintas angkutan yang padat dan pusat keramaian sehingga
dapat diakses masyarakat dengan sangat mudah. Apotek Kimia Farma
Buaran merupakan salah satu apotek pelayanan dari PT. Kimia Farma
Apotek kelas 4 berdiri 2014 yang berada dibawah naungan Unit
Bisnis Manager (BM) Jaya II yang berada di Pondok Bambu yang
dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) bapak
Najmie Arief S.Farm Apt yang telah memiliki SIA dan SIKA. Apotek
beroperasi mulai jam 08.00 – 22.00 dan 7 hari dalam seminggu tidak
terkecuali di hari besar.

7
2. Tata Ruang Apotek
Bangunan apotek Kimia Farma mempunyai luas yang memadai
dan sesuai dengan standar terdiri dari 2 lantai. Lantai 1 digunakan
untuk kegiatan apotek pelayanan resep atau kegiatan apotek,
sedangkan lantai 2 digunakan sebagai Klinik Apotek Kimia Farma
tempat praktek dokter. Adapun pembagian ruang atau tempat yang
terdapat di dalam apotek antara lain
a. Ruang Tunggu
Dalam ruang ini tersedia tempat duduk dengan kapasitas yang
memadai, tempat sampah, ventilasi udara dan cahaya yang cukup
serta dilengkapi dengan pendingin ruangan dan pengharum ruangan
otomatis sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pasien
yang menunggu serta ruang tunggu di atur tidak jauh dari daerah
penyerahan resep untuk memudahkan dalam melakukan
pemanggilan pasien dan mudah terlihat. Apotek menyediakan
majalah dinding tentang kesehatan ilmia dan minuman mineral
yang digondola atau pun air minum dispenser serta meletakkan
timbangan berat badan untuk membuat pasien nyaman menunggu.
b. Tempat Penyiapan dan Peracikan Obat
Ruangan ini terletak di bagian belakang tempat penyerahan resep.
Di ruangan ini dilakukan peracikan obat-obat yang dilayani
berdasarkan resep dokter. Ruangan ini dilengkapi fasilitas untuk
peracikan seperti meja penyiapan resep dan racik, tempat
pencucian alat, timbangan, blender, lumpang dan alu, gelas ukur,
sealing equipment, bahan baku, dan alat-alat untuk meracik lainnya
serta terdapat perlengkapan penyiapan obat seperti etiket, plastik
pengemas, solasi, copy resep, kwitansi, stempel, dan lain-lain.
c. Tempat Penyerahan Resep
Tempat ini berupa counter yang tingginya kurang lebih 1 meter
untuk kegiatan penyerahan resep dan pengambilan obat. Counter

8
tersebut dilengkapi komputer sehingga petugas dapat langsung
terhubung dengan sistem yang berisi harga, stok, dan lokasi
penyimpanan obat serta dapat menyimpan data tentang pasien dan
penjualan obat.
d. Swalayan Farmasi
Ruangan ini berada di depan setelah dari pintu masuk apotek dan
mudah terlihat dari ruang tunggu pasien. Barang-barang yang dijual
di swalayan farmasi adalah obat bebas, obat bebas terbatas,
jamu/obat herbal, berbagai macam produk suplemen, produk susu,
minyak angin, kosmetik, alat kesehatan, dan lain-lain.
d. Tempat Penyimpanan Obat
Obat disimpan di rak-rak yang berisi kotak-kotak obat. Rak obat
dipisahkan berdasarkan efek farmakologis obat dan bentuk sediaan
serta disusun secara alfabetis. Untuk penyimpanan sediaan farmasi
yang termolabil, telah disediakan lemari pendingin. Contohnya
adalah suppositoria dan insulin. Setiap obat diletakkan dalam kotak
disertai label nama obat, kekuatannya (jika obat tersebut tersedia
dalam dua kekuatan atau lebih) dan logo Kimia Farma. Kotak obat
disusun berdasarkan abjad nama obat untuk memudahkan
penelusuran. Setiap kotak penyimpanan obat dilengkapi dengan
kartu stok. Selain itu, terdapat lemari terkunci yang berisi lemari
khusus yang terkunci untuk menyimpan narkotika dan psikotropika
yang kuncinya hanya dipegang oleh Apoteker atau Supervisor/AA
penanggung jawab narkotika dan psikotropika. Penyimpanan obat
narkotika dan psikotropika disimpan terpisah dari obat-obat lain di
dalam lemari khusus yang terdapat pada dinding di apotek.
e. Tempat Penyerahan dan Informasi Obat
Apotek ini pun telah dilengkapi patient care sebagai tempat
penyerahan dan informasi obat kepada pasien. Tempat ini berupa
meja yang dilengkapi dengan kursi untuk tempat duduk pasien.

9
f. Sarana Penunjang
Apotek ini memiliki berbagai sarana penunjang seperti tempat
parkir, toilet (WC), ruang mushola, ruang praktek untuk dokter
umum dan dokter gigi. Selain itu Apotek dilengkapi dengan
sumber penerangan yang cukup, sumber air yang baik, Alat
pemadam kebakaran, dan sistem ventilasi serta sanitasi yang baik.

4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Apotek Kimia Farma No. 616 Buaran
berpedoman pada susunan organisasi yang telah ditetapkan oleh
Direksi PT. Kimia Farma Pusat. Apotek Kimia Farma No. 616 Buaran
dipimpin oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) yang bertanggung
jawab kepada Manager Bisnis Jaya II yang berlokasi di Apotek Kimia
Farma Pondok Bambu. Tenaga kerja di Apotek Kimia Farma No. 616
Buaran berjumlah 6 orang, yang terdiri dari 1 orang Apoteker, yaitu
Apoteker Pengelola Apotek (APA), 1 Apoteker pendamping ( APING)
dan 4 orang Asisten Apoteker.
5. Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kimia Farma No. 616 Buaran meliputi 2
(dua) kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan
farmasi klinik.
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai
1). Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi,
budaya dan kemampuan masyarakat. Perencanaan seluruh perbekalan farmasi
tiap-tiap apotek pelayanan Kimia Farma diatur dan dipusatkan di Business
Manager (BM).

10
2) Pengadaan
Pengadaan barang di apotek dilakukan melalui BM Jaya II dengan sistem
Distribution Center (DC) melalui sistem online. Dengan sistem Distribution
Center ini, dapat diketahui kebutuhan tiap-tiap apotek pelayanan yang berada
dalam satu wilayah BM sehingga pengiriman barang berdasarkan kebutuhan
masing-masing apotek. Apotik Kimia Farma Buaran juga melakukan
pengadaan dengan cara membuat daftar kebutuhan obat dan perbekalan
farmasi lainnya melalui Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) berdasarkan
buku defecta. Jika ada obat atau perbekalan farmasi lainnya yang dibutuhkan
segera tetapi tidak ada persediaan di BM maupun jaringan Apotek Kimia
Farma lainnya, maka apotek dapat melakukan permintaan mendesak ke BM.
Pengadaan narkotika, psikotropika dan prekursor dilakukan oleh
masing-masing apotek pelayanan melalui Surat Pesanan (SP) yang ditanda
tangani oleh Apoteker (APA). khusus Narkotika dan Psikotropika dilakukan
surat pesanan sendiri tidak melalui BM tetapi tetap memberikan laporan, obat
diantar langsung ke apotek pelayanan.
Apotek Kimia Farma juga melakukan pengadaan dengan sistem
konsinyasi. Konsinyasi merupakan bentuk kerjasama yang biasanya dilakukan
untuk produk atau obat-obat baru, barang promosi, alat kesehatan, food
supplement. Konsinyasi dilakukan dengan cara menitipkan produk dari
perusahaan kepada Kimia Farma, kemudian setiap bulannya dilakukan
pengecekan dari pihak perusahaan untuk mengetahui jumlah produk yang
terjual. Barang konsinyasi ini apabila tidak laku, maka dapat diretur dan yang
difakturkan untuk dibayar adalah barang yang terjual saja.
3) Penerimaan
Penerimaan barang di Apotek Kimia Farma No. 616 Buaran dapat
berasal dari dua sumber yaitu dari gudang BM dan atau langsung dari
distributor/PBF khusus untuk Narkotika. Perbekalan farmasi yang telah di
pesan ke gudang BM Jaya II akan di kirim ke apotek disertai form dropping,
kemudian petugas apotek melakukan pemeriksaan terhadap barang yang
diterima meliputi nama, kemasan, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch

11
dan kondisi barang serta dilakukan penyesuaian antara form dropping dengan
BPBA yang meliputi nama, kemasan, jumlah, harga barang, diskon serta
nama distributor. Bila sudah sesuai, penerima barang akan menandatangani,
memberi tanggal penerimaan dan nomor unit penerimaan serta stempel
apotek pada form dropping asli dan copy form dropping. Form dropping asli
diserahkan kembali kepada petugas pengantar barang untuk kemudian
dijadikan bukti. Selanjutnya petugas apotek mencatat barang yang datang
dalam buku penerimaan barang sesuai form dropping.
Penerimaan khusus narkotika dari PBF harus diterima oleh APA
dengan mencantumkan nomor SIK pada faktur setelah dilakukan pencocokan
dengan surat pesanan. Pada saat penerimaan dilakukan pemeriksaan yang
meliputi nama Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi, bentuk
sediaan, kekuatan, kemasan, jumlah, tanggal kadaluarsa; dan nomor batch.
4) Penyimpanan
Sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan disimpan di dalam rak-
rak/lemari yang memudahkan pengisian dan pengeluaran barang.
Penyimpanan sediaan farmasi untuk obat keras di simpan di lemari dalam dan
disusun berdasarkan kelas terapi (sifat farmakologis) keamanan, bentuk
sediaan, suhu stabilitas, dan disusun secara alfabetis. Setiap obat diletakkan
dalam kotak disertai label nama obat, kekuatannya (jika obat tersebut tersedia
dalam dua kekuatan atau lebih) dan logo Kimia Farma. Kotak obat disusun
berdasarkan abjad nama obat untuk memudahkan penelusuran. Setiap kotak
penyimpanan obat dilengkapi dengan kartu stok. Obat-obat juga
dikelompokkan lagi menjadi obat generik, injeksi, obat Askes, tetes mata,
tetes telinga, salep, krim, sirup, emulsi, dan drops. Untuk penyimpanan obat
narkotika dan psikotropika disimpan terpisah dari obat-obat lain di dalam
lemari khusus diruangan dalam yang terdapat pada dinding di apotek. Pada
setiap kotak penyimpanan obat juga diberi penandaan dalam bentuk stiker
berwarna untuk mengetahui waktu kadaluarsa obat. Stiker berwarna orange
menyatakan bahwa waktu kadaluarsa obat tersebut terjadi pada tahun ini.
Stiker berwarna kuning menyatakan bahwa waktu kadaluarsa obat tersebut

12
terjadi pada tahun depan. Stiker berwarna hijau menyatakan bahwa waktu
kadaluarsa obat tersebut terjadi pada 2 tahun yang akan datang. Penyimpanan
obat/barang yang disimpan di swalayan farmasi menyediakan tempat untuk
men-display obat bebas dan obat bebas terbatas serta informasi bagi pasien
berupa brosur/leaflet. Sistem penyimpanan Handvekoop di lakukan dengan
metode merchaindising dimulai penyusunan berdasarkan warna, ukuran, dan
faktor resiko kerusakkan mulai darri sediaan yang ringan hingga yang berat
disusun dari atas ke bawah. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First
Expire First Out), dimana barang yang expire terlebih dahulu akan
dikeluarkan lebih cepat dan FIFO (First In First Out), dimana barang yang
masuk terlebih dahulu, akan dikeluarkan lebih cepat dibandingkan barang
yang masuk setelahnya.
5) Pemusnahan
Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis
dan bentuk sediaan. Pemusnahan narkotika, psikotropika dan prekursor
dilakukan atas izin direksi kemudian mengajukan surat permohonan tentang
pemusnahan narkotika kepada Badan POM. Setelah ijin keluar, maka
dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari seorang apoteker, asisten
apoteker dan petugas dari Badan POM. Kemudian tanggal pemusnahan
tersebut ditentukan dan dibuat berita acara pemusnahan. Pemusnahan Obat
selain narkotika psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh
tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan. Selanjutnya berita
acara ini dikirim kepada :
a. Badan POM RI di Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta.
b. Balai Besar POM DKI Jakarta Jl. Kesehatan No. 10 Jakarta.
c. Kantor Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Jl. Kesehatan No. 10
Jakarta.
d. Kantor Suku Dinas Kesehatan Kotamadya Jakarta Timur.
e. Penanggung jawab narkotika PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Jl. Budi
Utomo no.1 Jakarta.

13
f. Arsip Apotek.

Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun


dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan
oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau
cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan
Resep dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
6) Pengendalian
Pengendalian ketersediaan di Apotek dilakukan dengan beberapa
cara yang pertama menggunakan kartu stock yang di isi pada setiap barang
yang masuk ataupun keluar selama penyimpanan. Cara kedua dengan
melakukan uji petik oleh setiap karyawan yang sudah diberi tanggung
jawab atas per bagian obat-obatan dengan cara mencocokan stok fisik
dengan stok yang ada di KIS (Kimia Farma Information System), sediaan
obat dipilih secara random minimal 7 item dilakukan setiap hari. Cara
ketiga melakukan Stock Opname satu bulan sekali untuk mengetahui nilai
kekayaan yang dimiliki apotek setiap bulannya sehingga dapat diketahui
pula keuntungan maupun kerugian yang didapat.
7). Pencatatan dan Pelaporan.
Pelaporan yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma No. 616
Buaran berupa pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal
meliputi administrasi harian dalam bentuk pembuatan Laporan Ikhtisar
Penjualan Harian (LIPH) baik tunai maupun kredit, serta memasukkan
data resep tunai dan resep kredit. Kegiatan pelaporan dilakukan oleh
bagian administrasi dan keuangan di Bisnis Manajer, meliputi kegiatan
administrasi dan keuangan. Kegiatan administrasi ditangani oleh beberapa
staf adiministrasi dan keuangan yang bertanggung jawab kepada
supervisor administrasi dan keuangan, sedangkan kegiatan keuangan
ditangani oleh Kasir Besar yang bertanggung jawab langsung kepada
Bisnis Manajer. Supervisor administrasi dan keuangan serta Kasir Besar
bertanggung jawab langsung kepada pimpinan Apotek BM. Petugas kasir

14
kecil (kasir di apotek) dapat menyetorkan uang hasil penjualan setiap shift
dengan menyertakan bukti setoran kasir. Bukti setoran kasir akan
dicocokkan terlebih dahulu jumlahnya dengan Laporan Ikhtisar Penjualan
Harian (LIPH) oleh supervisor sebelum diserahkan kepada kasir besar.
Jumlah fisik uang dengan jumlah penjualan yang ada di LIPH harus sama.
Jika terjadi ketidakcocokan maka harus dicari penyebabnya,
dimungkinkan ada transaksi yang belum dimasukkan atau ada penyebab
lainnya. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan uang,
kasir kecil tidak bisa membuka LIPH. LIPH hanya dapat dibuka oleh
petugas-petugas tertentu seperti supervisor dan petugas administrasi kas
bank sehingga mekanisme pengontrolan uang dapat dilakukan dengan baik
untuk mencegah kehilangan uang.
Pelaporan eksternal Apotek Kimia Farma Buaran adalah pelaporan
narkotika dan psikotropika. Pelaporan penggunaan narkotika dan
psikotropika di Apotek Kimia Farma Buaran dibuat setiap bulan melalui
program SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika)
Kemenkes RI. Laporan dibuat rangkap tiga dan ditandatangani oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA) dengan mencantumkan nama jelas,
alamat apotek, dan stempel apotek yang kemudian dikirimkan kepada
Kepala Balai Besar POM Provinsi Jakarta, Penanggung Jawab Narkotika
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk dan Arsip/rekap apotek.
b. Pelayanan Farmasi Klinik
1) Pengkajian Resep
a) Pelayanan resep di Apotek Kimia Farma Buaran meliputi pelayanan resep
dokter secara tunai maupun kredit, penjualan bebas, dan penjualan Obat
Wajib Apotek (OWA). Pelayanan resep tunai merupakan penjualan obat
berdasarkan resep dokter kepada pasien melalui pembayaran langsung,
prosedurnya yaitu :
b) Resep diterima dibagian penerimaan resep, lalu diperiksa kelengkapan dan
keabsahan resep tersebut.

15
c) Diperiksa ada atau tidaknya obat dalam persediaan. Bila obat yang
dibutuhkan tersedia, kemudian dilakukan pemberian harga dan
diberitahukan kepada pasien.
d) Setelah pasien setuju segera dilakukan pembayaran atas obat pada bagian
kasir dan dilakukan pula input nama, alamat serta nomor telepon pasien.
Kasir kemudian akan memberikan struk pembayaran yang tercantum
nomor resep dan struk tersebut juga berfungsi untuk pengambilan obat.
e) Kasir juga mencetak struk pembayaran yang tertulis jumlah obat yang
dibeli. Struk tersebut disatukan dengan salinan resep/resep asli, kemudian
diserahkan ke bagian penyiapan obat dan peracikan.
f) Asisten apoteker di bagian peracikan atau penyiapan obat akan meracik
atau menyiapkan obat sesuai dengan resep dibantu oleh juru resep. Setelah
obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket dan dikemas.
g) Bila resep tersebut diulang (iter) atau obat hanya ditebus sebagian maka
petugas akan membuat salinan resep untuk pengambilan sisanya. Apabila
pasien memerlukan kuitansi maka dapat pula dibuatkan kuitansi dengan
ditulis salinan resep dibelakang kuitansi.
h) Sebelum obat diberikan dilakukan pemeriksaan kembali oleh petugas yang
berbeda meliputi nomor resep, nama pasien, kebenaran obat, jumlah dan
etiketnya. Juga dilakukan pemeriksaan salinan resep sesuai resep aslinya
serta kebenaran kuitansi.
i) Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep. Pada saat obat
diserahkan kepada pasien, apoteker memberikan informasi tentang cara
pemakaian obat dan informasi lain yang diperlukan pasien.
j) Lembaran resep asli disimpan menurut nomor urut dan tanggal resep serta
disimpan sekurang-kurangnya lima tahun.
k) Pada setiap tahapannya, petugas apotek wajib membubuhkan paraf atas
apa saja yang dikerjakan pada resep tersebut, sehingga jika terjadi sesuatu
dapat dipertanggungjawabkan atas pekerjaan yang dilakukan.
Apotek Kimia Farma Buaran hanya melayani resep narkotika dari resep
asli atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek Kimia Farma Buaran sendiri

16
yang belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak
melayani pembelian obat narkotika tanpa resep atau pengulangan resep yang
ditulis oleh apotek lain. Pelayanan resep psikotropika dari resep asli dokter
atau baru diambil sebagian yang berisi psikotropika dapat dilayani dengan
memeriksa terlebih dahulu kelengkapan serta kerasionalan resep oleh
apoteker. Penjualan dengan cara kredit obat dengan resep dokter adalah
penjualan obat dengan resep berdasarkan perjanjian kerjasama yang telah
disepakati oleh suatu perusahaan/instansi dengan apotek yang pembayarannya
dilakukan secara kredit melalui penagihan kepada perusahaan secara berkala.
Prosedur pelayanan resep kredit pada dasarnya sama dengan pelayanan resep
tunai, hanya saja pada pelayanan resep kredit terdapat beberapa perbedaan
seperti:
a) Setelah resep dokter diterima dan diperiksa kelengkapannya maka
dilakukan penetapan harga oleh petugas apotek. Namun tidak dilakukan
pembayaran oleh pasien.
b) Harga resep kredit ditetapkan berdasarkan perjanjian kerjasama oleh
intansi/perusahaan dengan Apotek Kimia Farma sehingga harganya
berbeda dengan pembelian resep tunai.
c) Penomoran resep dokter yang dibeli secara kredit dibedakan dengan resep
yan dibeli secara tunai
d) Resep disusun dan disimpan terpisah dari resep yang dibeli secara tunai
kemudian dikumpulkan dan dijumlahkan nilai rupiahnya berdasarkan
masing-masing instansi atau perusahaan untuk dilakukan penagihan pada
saat jatuh tempo pembayaran yang telah disepakati bersama.
2) Dispensing
Setelah resep diperiksa, selanjutnya dilakukan kegiatan dispensing
oleh petugas yang berbeda. Pengecekan dengan petugas yang berbeda
dilakukan agar terjadi double checking dari resep diterima hingga obat
diserahkan ke pasien. Hal ini berfungsi untuk menghindari kesalahan
dalam dispensing obat. Etiket obat harus mencantumkan nama obat,
jumlah obat, dan tanggal kadaluarsa di samping aturan pakai obat dan

17
nama pasien. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker atau AA senior jika
apoteker berhalangan hadir disertai dengan pemberian informasi obat.
Informasi obat yang diberikan meliputi nama obat dan indikasi, cara pakai,
aturan pakai, waktu minum obat, dan informasi penting lainnya seperti
yang tertera pada label untuk antibiotik, yaitu obat harus dihabiskan, dan
lain-lain. Sebagai bentuk Pharmaceutical care lainnya, Apotek Kimia
Farma Buaran juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayanan
swamedikasi. Apoteker memberikan edukasi dalam pelayanan
swamedikasi atau pengobatan sendiri untuk penyakit ringan dan
memilihkan obat yang sesuai dengan kondisi pasien serta terapi yang tepat
dengan kebutuhan klinisnya. Pelayanan UPDS adalah penjualan obat
bebas atau perbekalan farmasi yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter
seperti OTC (over the counter) baik obat bebas dan obat bebas terbatas.
Dalam pelayanan non resep, baik obat OTC dan UPDS, pelayanan yang
diberikan berupa rekomendasi obat yang tepat untuk pasien. Konsep yang
dijalankan adalah konsep WWHAM (Who, What,How, Action, Medicine).
3) Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh Apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat termasuk obat
resep, obat bebas dan herbal. PIO dilakukan pada saat penyerahan obat
resep, pemberian informasi melalui MaDing (Majalah Dinding) di apotek
dan telepon.
4) Konseling
Konseling diberikan pada pasien yang membutuhkan konseling
terkait dengan pengobatan yang diberikan oleh dokter atau karena
permintaan pasien sendiri. Apotek Kimia Farma No. 616 Buaran
mempunyai tempat atau meja khusus untuk pelayanan konseling dan
konsultasi obat yang dilakukan oleh Apoteker.

5) Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care)

18
Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat
melakukan Pelayanan Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah,
khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan penyakit kronis
lainnya. Di apotek Kimia Farma Buaran melakukan Home Pharmacy Care
2 (dua) kali dalam sebulan kepada pasien yang telah dipilih sesuai dengan
kriteria untuk dilakukan Home Pharmacy Care.
6) Pemantauan Terapi Obat (PTO);

7) Monitoring Efek Samping Obat (MESO);

19
BAB III
KEGIATAN HARIAN DAN PEMBAHASAN PKPA

A. Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker


Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma
Buaran Jakarta dilaksanakan pada tanggal 1 – 31 Oktober 2016. Jam kerja PKPA
terdiri dari shift pagi dan shift malam. Shift pagi dimulai pukul 08.00 hingga
pukul 15.00 WIB. Sedangkan shift malam` dimulai pukul 15.00 hingga pukul
22.00 WIB. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Profesi
Apoteker di Apotek Kimia Farma Buaran Jakarta adalah sebagai berikut :
a. Mengikuti pemberian materi oleh Panitia Pelaksana Praktik Kerja Profesi
Apoteker PT. Kimia Farma Apotek Jakarta yang dilaksanakan di Kimia Farma
Pusat Budi Utomo.
b. Mempelajari aspek manajerial di apotek : Meliputi pengelolaan sumber daya
manusia (SDM), sarana prasarana, pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan, pengelolaan narkotika dan psikotropika, serta keuangan.
c. Mempelajari aspek pelayanan di apotek : Meliputi jenis pelayanan di apotek
yaitu pelayanan resep, pelayanan UPDS, pelayanan informasi obat dan
konseling, delivery service.
d. Mempelajari aspek teknis pekerjaan kefarmasiaan : Meliputi alur pelayanan
resep (skrining resep, peracikan atau penyiapan obat, pemberian etiket,
penyerahan obat, dokumentasi).
B. Hasil Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker
Hasil kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma
Buaran Jakarta adalah sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Apotek Kimia Farma Buaran yang memiliki volume aktivitas apotek yang
cukup besar, dengan bertanggung jawab kepada Bussiness Manager memerlukan
struktur organisasi yang ideal agar petugas dapat melaksanakan tugasnya sesuai
dengan fungsi kegiatannya. Sumber daya manusia atau ketenagakerjaan di
Apotek Kimia Farma Buaran Jakarta terdiri atas 1 Apoteker Pengelola Apotek

20
(APA), 1 orang Apoteker Pendamping, 4 asisten apoteker dan 2 petugas
keamanan. Selain petugas apotek, terdapat 1 Sales Promotion Girl (SPG).
Apotek Kimia Farma Buaran Jakarta yang membuka layanan dari jam 08.00
WIB sampai 22.00 WIB, maka jam kerja karyawannya terbagi menjadi 2 shift
yaitu : Shift pagi : 08.00 - 15.00, Shift malam : 15.00 - 22.00.
Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek Kimia Farma No. Buaran
mempunyai 3 peran utama, yaitu sebagai manager, sebagai professional dan
sebagai retailer. Sebagai manager, apoteker bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan di apotek, baik di bidang teknis kefarmasian, administrasi, maupun
bidang ketenagakerjaan sehingga APA harus memiliki kemampuan
merencanakan, mengkoordinir, memimpin dan mengawasi jalannya apotek.
Apoteker bertugas memberikan pelayanan kefarmasian yang bermutu dan
efisien yang berasaskan pharmaceutical care. Peran utama Apoteker di sini
adalah menjamin pasien menggunakan obat secara tepat dan rasional. Pelayanan
kefarmasian yang diberikan dapat berupa pemberian pelayanan obat resep
maupun non resep, pelayanan informasi obat, edukasi maupun konseling
kepada pesien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan
obat serta pelayanan swamedikasi. Sebagai retailer, apoteker bertugas mengatur
layout barang-barang di apotek sehingga menarik perhatian konsumen untuk
membeli yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan menjalankan ketiga
peran utama tersebut APA di Apotek Kimia Farma Buaran telah menjalankan
fungsinya.
2. Sarana dan Prasarana Apotek
Apotek Kimia Farma No. 616 Buaran berlokasi di Jalan Buaran Raya
No.91, Jakarta Timur. Apotek Kimia Farma No. 616 Buaran ini terletak di
kawasan yang sangat strategis yaitu berada di tepi jalan besar dua arah dengan
halaman parkir yang luas, mudah diakses, dapat dilewati oleh mobil pribadi,
kendaraan umum dan disekitarnya merupakan daerah perkantoran, area bisnis,
area pendidikan dan perumahan. Bangunan Apotek Kimia Farma Buaran terdiri
atas dua lantai. Lantai kedua digunakan tempat praktik dokter gigi dan toilet.
Sedangkan lantai pertama terdiri atas :

21
a. Ruang Apotek
Ruangan yang terdapat di Apotek Kimia Farma Buaran terdiri dari kasir,
tempat penerimaan resep, tempat penyerahan obat, ruang racik, rak
penyimpanan obat, kursi tunggu, serta tempat konsultasi apoteker.
b. Swalaya farmasi
Di swalayan farmasi terdapat beberapa gondola berisi produk OTC yang sudah
dikategorikan antara lain milk and nutrition, baby and child care, baby diapers,
adult diapers, vitamin and mineral, medicine, topical, personal care, oral care,
hair care, skin care, soap and body wash, food supplement, traditional medicine.
Selain itu di swalayan farmasi juga disediakan makanan dan minuman ringan.
3. Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP di Apotek Kimia
Farma Buaran, yaitu :
a. Perencanaan
Perencanaan seluruh perbekalan farmasi tiap-tiap apotek pelayanan Kimia
Farma dipusatkan di Business Manager (BM). Dasar perencanaan dibuat
berdasarkan stock level seluruh apotek pelayanan berdasarkan rata-rata penjualan
perhari yang diperoleh dari data sales histories minimal 1 bulan dari masing-
masing apotek. Dengan sistem informasi manajemen yang terintegrasi maka dapat
diketahui stock level mulai dari pareto A hingga C, buffer stock, serta lead time
untuk masing-masing apotek. Dengan demikian, perencanaan persediaan dapat
ditentukan dengan cepat.Selain itu, administrasi pemesanan / pembelian sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya lebih efisien.

b. Pengadaan
Pengadaan barang di apotek dilakukan melalui BM dengan system
Distribution Center (DC) melalui sistem online. Dengan sistem DC ini, dapat
diketahui kebutuhan tiap-tiap apotek pelayanan yang berada dalam satu wilayah
BM sehingga pengiriman barang berdasarkan kebutuhan masing-masing apotek.
Apotik Kimia Farma Buaran juga melakukan pengadaan dengan cara membuat
daftar kebutuhan obat dan perbekalan farmasi lainnya melalui Bon Permintaan

22
Barang Apotek (BPBA) berdasarkan buku defecta. Jika ada obat atau perbekalan
farmasi lainnya yang dibutuhkan segera tetapi tidak ada persediaan di BM
maupun jaringan Apotek Kimia Farma lainnya, maka apotek dapat melakukan
permintaan mendesak (by pass). Surat pesanan prekusor dikirim ke BM sesuai
kebutuhan untuk dilakukan pemesanan melalui BM.
Pengadaan sediaan narkotika dan psikotropika dilakukan oleh masing-
masing apotek pelayanan. Pemesanan melalui Surat Pesanan (SP) khusus
narkotika yang sudah ditanda tangani oleh APA dilakukan ke PBF KF selaku
distributor tunggal dengan membuat surat pesanan khusus narkotika yang dibuat
rangkap empat, yang masing-masing diserahkan kepada PBF yang bersangkutan.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa kendala dari sistem DC ini
dimana terkadang terjadi ketidak cocokan antara data persediaan di komputer
dengan stok fisik barang. Hal ini dapat menyebabkan pelayanan obat di apotek
menjadi lebih lama karena memerlukan waktu untuk pengambilan barang cito ke
gudang. Penyebab lain yang juga menyebabkan kekosongan/kelebihan persediaan,
yaitu data persediaan yang tidak akurat karena adanya barang-barang yang tidak
masuk dalam history serta kurangnya disiplin dari petugas dalam menjaga stok
obat dilemari penyimpanan (penyimpanan yang tidak rapi, tercecer di tempat lain
atau persediaan rusak atau hilang).
Keberhasilan fungsi pengadaan suatu apotek akan menentukan keberhasilan
apotek secara keseluruhan karena fungsi pengadaan yang baik dapat menjamin
persediaan barang di apotek. Indikator keberhasilan dari fungsi pengadaan adalah
Harga Pokok Penjualan (HPP) yang rendah dan jumlah resep yang ditolak sangat
kecil.

c. Penerimaan
Penerimaan barang yang di kirim dari BM Jaya II disertai form dropping,
kemudian petugas apotek melakukan pemeriksaan terhadap barang yang diterima
meliputi nama, kemasan, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch dan kondisi
barang serta dilakukan penyesuaian antara form dropping dengan BPBA yang
meliputi nama, kemasan, jumlah, harga barang, diskon serta nama distributor.

23
Penerimaan narkotika dan psikotropika dari PBF harus diterima oleh APA,
namun apabila APA tidak berada di apotek, maka penerimaan
narkotika/psikotropika dapat dilakukan oleh apoteker pendamping/asisten
apoteker yang telah ditunjuk oleh APA tersebut dengan mencantumkan nomor
SIK pada faktur setelah dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat
penerimaan dilakukan pemeriksaan yang meliputi jenis dan jumlah
narkotika/psikotropik yang dipesan.

d. Penyimpanan
Penyimpanan Barang di Apotek Kimia Farma Buaran memiliki
ruang/tempat penyimpanan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya
pada sarana swalayan farmasi dan ruang peracikan. Swalayan farmasi
menyediakan tempat untuk men-display obat bebas dan obat bebas terbatas serta
informasi bagi pasien berupa brosur/leaflet.
Penataan swalayan farmasi di Apotek Kimia Farma Buaran obat dan barang
diletakkan berdasarkan jenisnya seperti baby and child care, paper product, milk
and nutrition, oral care, haircare, medicine (obat bebas dan obat bebas terbatas)
dan vitamin.Di dalam ruang peracikan, sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
lainnya disimpan di dalam rak-rak/lemari yang memudahkan pengisian dan
pengeluaran barang. Penyimpanan sediaan farmasi disusun berdasarkan kelas
terapi (sifat farmakologis), keamanan, bentuk sediaan, suhu stabilitas, dan disusun
secara alfabetis. Lemari penyimpanan sediaan farmasi di ruang peracikan terdiri
dari :
1. Lemari penyimpanan obat ethical branded / prescription drugs berdasarkan
kelas terapi
2. Lemari penyimpanan obat ethical generic
3. Lemari penyimpanan obat narkotika yang terkunci.
4. Lemari penyimpanan obat psikotropika yang terkunci.
5. Lemari penyimpanan sediaan sirup atau suspensi.
6. Lemari penyimpanan sediaan obat tetes/drops dan lotion.
7. Lemari penyimpanan sediaan salep dan tetes mata.

24
8. Lemari penyimpanan sediaan infus.
9. Lemari pendingin untuk penyimpanan obat yang termolabil seperti
suppositoria, insulin, dan tetes mata tertentu.
Setiap obat diletakkan dalam kotak disertai label nama obat, kekuatannya
(jika obat tersebut tersedia dalam dua kekuatan atau lebih) dan logo Kimia Farma.
Kotak obat disusun berdasarkan abjad nama obat untuk memudahkan
penelusuran. Setiap kotak penyimpanan obat dilengkapi dengan kartu stok. Selain
itu, terdapat lemari terkunci yang berisi lemari khusus yang terkunci untuk
menyimpan narkotika dan psikotropika. Penyimpanan obat narkotika dan
psikotropika disimpan terpisah dari obat-obat lain di dalam lemari khusus yang
terdapat pada dinding di apotek.
Pada setiap kotak penyimpanan obat juga diberi penandaan dalam bentuk
stiker berwarna untuk mengetahui waktu kadaluarsa obat. Stiker berwarna orange
menyatakan bahwa waktu kadaluarsa obat tersebut terjadi pada tahun ini. Stiker
berwarna kuning menyatakan bahwa waktu kadaluarsa obat tersebut terjadi pada
tahun depan. Stiker berwarna hijau menyatakan bahwa waktu kadaluarsa obat
tersebut terjadi pada 2 tahun yang akan datang. Setiap AA bertanggung jawab
terhadap lemari penyimpanan obat yang telah ditetapkan, meliputi kerapihan,
kebersihan, dan kelengkapan/stok obat yang ada di lemarinya.
Setiap pemasukan dan penggunaan obat/barang harus diinput ke dalam
komputer dan dicatat pada kartu/buku stok, meliputi tanggal
pengisian/pengambilan, nomor dokumen, jumlah barang yang diisi/diambil, sisa
barang, dan paraf petugas yang melakukan pengisian/pengambilan barang. Kartu
stok harus diisi dengan lengkap dan rapi serta diletakkan di masing-masing kotak
obat/ barang.
Penyimpanan obat di Apotek Kimia Farma Buaran sesuai dengan standar
GPP (Good Pharmacy Practice), yaitu penyimpanan dilakukan berdasarkan kelas
terapi yang dikombinasi dengan bentuk sediaan dan alfabetis. Hal ini baik
dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan penyerahan obat dan juga
memudahkan apoteker untuk memberikan alternatif obat pengganti yang
mengandung zat aktif yang sama.

25
Pengeluaran obat menerapkan prinsip FEFO (First Expire First Out),
dimana barang yang expire terlebih dahulu akan dikeluarkan lebih cepat dan FIFO
(First In First Out), dimana barang yang masuk terlebih dahulu, akan dikeluarkan
lebih cepat dibandingkan barang yang masuk setelahnya.

e. Pemusnahan
Pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan oleh BM Jaya II. Untuk pemusnahan perbekalan farmasi Apotek Kimia
Farma Buaran yang rusak dan expired date dipisahkan dan dicatat dengan detail,
kemudian dikirim ke BM Jaya II untuk dilakukan pemusnahan. Pemusnahan resep
Apotek Kimia Farma Buaran dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh petugas
lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan
dengan Berita Acara Pemusnahan Resep dan selanjutnya dilaporkan kepada Balai
POM dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota. Untuk prosedur pemusnahan
narkotika dan psikotropika dilakukan sebagai berikut :
1. APA membuat dan menandatangani surat permohonan untuk pemusnahan
narkotika yang berisi antara lain jenis dan jumlah narkotika yang rusak dan
atau tidak memenuhi syarat.
2. Surat permohonan yang telah ditandatangani oleh APA dikirimkan ke Balai
POM Jakarta dan/atau Dinas Kesehatan kab/kota, kemudian akan ditetapkan
waktu dan tempat pemusnahan.
3. Kemudian dibentuk panitia pemusnahan yang terdiri dari APA, AA, Petugas
Balai POM, dan Kepala Kantor Dinkes Kota Jakarta Timur.
4. Bila pemusnahan narkotika telah dilaksanakan, dibuat Berita Acara
Pemusnahan yang berisi : hari, tanggal, bulan, tahun dan tempat dilakukannya
pemusnahan; Nama, jenis dan jumlah narkotika yang dimusnahkan; Cara
pemusnahan; Petugas yang melakukan pemusnahan; nama dan tanda tangan
APA. Berita acara tersebut dikirimkan kepada Badan Pengawas Obat dan
Makanan (POM), Kepala Dinas Kesehatan, dan Arsip apotek.
f. Pengendalian

26
Pengendalian persediaan yang dilakukan di Apotek Kimia Farma Buaran
dengan menggunakan kartu stok sebagai catatan manual untuk mengetahui waktu,
sumber, jumlah, dan petugas yang melakukan pemasukan/pengeluaran obat.
Selain kartu stok, upaya yang telah dilakukan dalam pengendalian persediaan dan
mengelola expired date obat adalah dengan melakukan Stock Opname/SO yang
dilakukan setiap 3 bulan. Dalam pelaksanaannya untuk mengelola expired date
obat secara rutin sebulan sekali dilakukan pengecekan expired date obat, hal ini
dilakukan untuk mengurangi dan mengontrol persediaan obat yang mendekati
atau telah expired date.

g. Pencatatan dan Pelaporan


Pelaporan yang dilakukan oleh Apotek Kimia Farma Buaranberupa
pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal meliputi administrasi harian
dalam bentuk pembuatan Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH) baik tunai
maupun kredit, serta memasukkan data resep tunai dan resep kredit. Petugas kasir
kecil (kasir di apotek) dapat menyetorkan uang hasil penjualan setiap shift dengan
menyertakan bukti setoran kasir. Bukti setoran kasir akan dicocokkan terlebih
dahulu jumlahnya dengan Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH).
Pelaporan eksternal Apotek Kimia Farma Buaran adalah pelaporan
narkotika dan psikotropika. Pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika di
Apotek Kimia Farma Buaran dibuat setiap bulan melalui program SIPNAP
(Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika) BPOM RI Laporan dibuat rangkap
tiga dan ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek dengan mencantumkan
nama jelas, alamat apotek, dan stempel apotek yang kemudian dikirimkan kepada
Kepala Balai Besar POM Provinsi Jakarta, Penanggung Jawab Narkotika PT.
Kimia Farma (Persero) Tbk dan Arsip apotek. Secara umum, pencatatan dan
pelaporan di Apotek Kimia Farma Buaran telah berjalan dengan baik sesuai
dengan standar prosedur operasional yang ditetapkan.

27
4. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di Apotek Kimia Farma Buaran
meliputi :
a. Pengkajian Resep
Pelayanan resep di Apotek Kimia Farma Buaran meliputi pelayanan resep
dokter secara tunai maupun kredit, penjualan bebas, dan penjualan OWA. Dalam
melakukan pelayanan resep di Apotek Kimia Farma Buaran, pertama kali yang
harus dilakukan oleh petugas ketika menerima resep adalah mengecek
kelengkapan resep tersebut.Petugas kasir sangat berperan dalam penerimaan resep
pertama kali dari pasien karena sebagai kasir harus memiliki kecermatan dan
ketelitian, serta kemampuan yang baik dalam membaca resep. Hal ini untuk
mengantisipasi apabila ada pemalsuan dalam penulisan resep dan mencegah
terjadinya kesalahan dalam dispensing dan pemberian harga.
Apoteker memiliki peranan dalam melakukan skrining resep mulai dari
memeriksa kelengkapan persyaratan administrasi, kesesuaian farmasetik, dan
pertimbangan klinis.
b. Dispensing
Setelah resep diperiksa, kemudian dihargai dan diberi nomor urut resep,
kemudian dilihat obatnya apakah tersedia diapotek atau tidak dan meminta
persetujuan dari pasien mengenai harganya, jika pasien setuju obat selanjutnya
dilakukan kegiatan dispensing oleh petugas yang berbeda. Pengecekan dengan
petugas yang berbeda dilakukan agar terjadi double checking dari resep diterima
hingga obat diserahkan ke pasien. Hal ini berfungsi untuk menghindari kesalahan
dalam dispensing obat. Etiket obat harus mencantumkan nama obat, jumlah obat,
dan tanggal kadaluarsa disamping aturan pakai obat. Hal ini sesuai dengan GPP
dan bertujuan untuk menjamin keamanan pasien dalam menggunakan obat. Dalam
penulisan etiket, terkadang dokter tidak menulis waktu pemakaian obat
(sebelum/sesudah makan, pagi/siang/sore/malam), sehingga apoteker tidak
mencantumkannya dalam etiket.

28
Untuk pemakaian obat antibiotik, apotek telah menyediakan stiker khusus
yang berisi perhatian untuk meminum sampai habis obat antibiotic tersebut serta
peringatan untuk sirup kering antibiotik penggunaannya maksimal 7 hari setelah
pelarutan dan sebelum penggunaan harus dikocok terlebih dahulu.
Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker, apoteker pendamping atau asisten
apoteker disertai dengan pemberian informasi obat. Sebelum obat diserahkan,
petugas melakukan pemeriksaan akhir.
Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan
sesuai nomor resep. Resep yang berisi narkotika dan psikotropika dipisahkan.
Kumpulan resep diberi keterangan kelompok resep (umum atau narkotika &
psikotropika), tanggal, bulan, dan tahun yang mudah dibaca dan disimpan
ditempat yang telah ditentukan. Penyimpanan kumpulan resep dilakukan secara
berurutan sesuai tanggal dan teratur bertujuan untukmemudahkan petugas jika
sewaktu-waktu diperlukan penelusuran resep.

5. Pelayanan Informasi Obat


Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Apotek Kimia Farma Buaran dengan
memberikan informasi pada saat penyerahan obat resep, Pemberian informasi
juga dapat dilakukan melalui telepon (telefarma). Informasi yang diberikan
mengenai dosis, keamanan penggunaan obat pada ibu hamil dan menyusui, serta
efek samping yang mungkin terjadi.

d. Konseling
Dalam pelaksanaan fungsi apoteker dalam Pharmaceutical care, Apotek
Kimia Farma Buaran menyelenggarakan konseling dan konsultasi obat. Konseling
diberikan pada pasien yang membutuhkan konseling seperti pasien geriatri, pasien
dengan penyakit degeneratif/kronis dan pasien dengan polifarmasi. Konseling
dilakukan terkait dengan pengobatan yang diberikan oleh dokter atau karena
permintaan pasien sendiri. Pelayanan konseling dan konsultasi obat ditangani
langsung oleh APA. Apotek Kimia Farma Buaran mempunyai tempat atau meja
khusus untuk pelayanan konseling dan konsultasi obat.

29
e. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)
Pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care) juga telah berjalan
hingga saat ini dengan melakukan pendekatan terhadap pasien langganan, pasien
lansia, pasien dengan memiliki penyakit degeneratif. Home Care dilakukan 2
(dua) kali dalam sebulan kepada pasien langganan Apotek Kimia Farma Buaran
dengan cara mendatangi langsung pasien dirumahnya. Dalam pelaksanaan
layanan Home Care, apoteker akan memonitoring kepatuhan pasien dalam
meminum obat, melihat perkembangan hasil pengobatan serta memberikan
informasi cara pemakaian dan penyimpanan obat khusus seperti inhaler dan
insulin. Kegiatan Home Care ini sering dilakukan saat pasien langganan tersebut
membeli obat dengan delivery order.

f. Swamedikasi
Sebagai bentuk Pharmaceutical care lainnya, apoteker memberikan edukasi
dalam pelayanan swamedikasi atau pengobatan sendiri untuk penyakit ringan dan
memilihkan obat yang sesuai dengan kondisi pasien serta terapi yang tepat dengan
kebutuhan klinisnya. Pelayanan UPDS adalah penjualan obat bebas atau
perbekalan farmasi yang dapat dibeli tanpa resep dari dokter seperti OTC (over
the counter) baik obat bebas dan obat bebas terbatas. Dalam pelayanan non resep,
baik obat OTC dan UPDS, pelayanan yang diberikan berupa rekomendasi obat
yang tepat untuk pasien.
Konsep yang dijalankan adalah konsep WWHAM (Who, What, How,
Action, Medicine). Konsep tersebut dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat
dan harus dipastikan obat yang akan dibeli tersebut untuk siapa, gejala apa yang
dirasakan dan sudah berapa lama berlangsungnya, dan pengobatan apa yang sudah
diberikan untuk mengobati keluhan, serta obat lain atau obat herbal yang sedang
dikonsumsi.
Dalam pelayanan UPDS, apotek menjual obat-obat yang telah diizinkan
oleh pemerintah untuk digunakan pasien tanpa resep dokter, yaitu obat yang telah
masuk dalam DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek). Dalam proses pelayanan,
petugas akan menanyakan pasien mengenai tujuan penggunaan obat yang akan

30
dibeli dan apakah pasien telah sering menggunakan obat tersebut. Apabila pasien
belum pernah mendapatkan obat sebelumnya, dan obat tersebut tidak terdapat di
daftar OWA, petugas apotek akan merekomendasikan kepada pasien untuk
memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu.

31
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang telah dilakukan
di Apotek Kimia Farma Buaran dapat disimpulkan :
1. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang menyelenggarakan kegiatan di bidang Farmasi dan
sarana kesehatan meliputi produksi, distribusi dan perdagangan
2. PT. Kimia Farma Apotek adalah salah satu anak perusahaan PT. Kimia
Farma Tbk yang khusus menangani bisnis retail apotek dan
merupakan apotek jaringan yang terbesar di Indonesia.
3. Kimia farma apotek merupakan Business manager (BM), tiap-tiap BM
membawahi sejumlah Apotek pelayanan yang berada di wilayah
usahanya.
4. Apotek Pelayanan Kimia Farma dalam melakukan kegiatannya selain
melayani resep dokter juga terdapat layanan swamedikasi dan
melengkapinya dengan swalayan farmasi yang berisi obat-obat bebas
dan bahan-bahan kebutuhan sehari-hari, juga menyediakan tempat
praktek dokter sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan kepada
pasien.
5. Pelayanan di Apotek Kimia Farma mengacu kepada konsep
Pharmaceutical Care melalui penerapan Standar Good Pharmacy
Practice (GPP) untuk setiap aspek pelayanan.

B. Saran
1. Perlu dilengkapi fasilitas seperti klinik, sehingga dapat memenuhi
persyaratan untuk kerja sama dengan BPJS.
2. Penambahan fasilitas seperti gudang atau lemari penyimpanan obat
untuk menyimpan kelebihan stok obat dan penataan yang lebih rapi
untuk barang yang disimpan di gudang agar memudahkan pengambilan.

32
33
DAFTAR PUSTAKA

Menteri Kesehatan 2014. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 35/2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.
Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 51


tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan
Prekursor Farmasi. Jakarta.

PT. Kimia Farma (Tbk). 2016. Profil Kimia Farma Apotek


http://www.kimiafarma.co.id. diakses pada 20 Oktober 2016, pukul 17.00
WIB.

34
LAMPIRAN

Gambar 1. Apotek Kimia Farma Gambar 2. Tata Ruang Apotik Untuk


Swalayan OTC

Gambar 3. Loket Penerimaan Resep Gambar 4. Bon Permintaan Barang


dan Penyerahan Resep Apotek Apotik (BPBA) Pada Sistem KIS
Kimia Farma Buaran

Gambar 5. Bukti Dropping Gambar 6. Surat Pesanan Narkotika dan

35
Barang Psikotropika

Gambar 7. Etiket obat luar kimia Gambar 8. Etiket obat dalam kimia farma
farma

Gambar 9. Proses pengemasan obat Gambar 10. Copy Resep


racikkan serbuk Apotek Kimia
Farma

36
Gambar. 11 Kwitansi Pembayaran Gambar 12. Plastik Kemasan Kimia Farma
Resep/Tunai

Gambar 14. Penyimpanan obat – obat


produk kimia farma

Gambar 13. Kartu stok

37
Gambar 15. Surat pesanan Gambar 16. Surat Pesanan Psikotropika
Narkotika

38

Anda mungkin juga menyukai