Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Sistem Ganda ( PSG ) mengandung pengertian bahwa proses
penyelenggaraan pendidikan kejuruan ( SMK ) tidak hanya merupakan
program bersama antara SMK dan Dunia Usaha / Dunia Industri.
Program bersama tersebut diorganisasikan melalui Majelis Sekolah
(MS), sehingga secara organisatoris Majelis Sekolah merupakan kebutuhan
mutlak bagi SMK karena MS adalah organisasi yang mewakili Dunia Usaha
dan Dunia Industri.
Bidang IPTEK merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri lagi
manfaatnya untuk manusia. Khususnya Bidang Kelistrikan yang akan
memberikan konstribusi tersendiri dalam dunia kerja. Bidang Kelistrikan
sangat erat hubungannya dengan perkembangan teknologi industri. Bidang
Kelistrikan juga telah tercakup dalam dunia Pendidikan di Sekolah Menegah
Kejuruan serta memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan
IPTEK di masa depan.
Pendidikan adalah pintu utama untuk membuka wawasan baru dan
untuk menjadi bekal di masa depan. Salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah
adanya pelaksanaan Praktik kerja industri (Prakerin). Prakerin adalah suatu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang mengedepankan keselarasan antara
program pendidikan di sekolah dengan penguasaan keahlian yang dibutuhkan
di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI). Sehingga dengan pelaksanaan
Prakerin diharapkan akan mampu untuk menghasilakan tamatan yang
memiliki keahlian profesional.
Praktik kerja industri merupakan salah satu implementasi dari
pelaksanaan pembelajaran kompetensi yang ada di SMK. Pada saat
pelaksanaan Praktik kerja industri siswa diterjunkan langsung ke dunia kerja /
dunia industri yang relevan dengan program keahlian yang ada di masing-
masing SMK. Adapun waktu pelaksanaannya adalah ± 3 bulan.

1
Program Prakerin dilaksanakan dengan dasar pemikiran bahwa dalam
kenyataan kegiatan praktik di sekolah masih bersifat simulatif. Sedangkan
dalam pelaksanaan prakerin diharapkan nantinya para siswa dihadapkan pada
permasalahan dan pekerjaan yang bersifat rill.
Pada akhir kegiatan Prakerin siswa diwajibkan menyerahkan jurnal
agenda harian selama melaksanakan prakerin sebagai penyerta laporan
sekaligus sebagai bahan pertimbangan penilaian selama pelaksanaan prakerin.
Jurnal ini harus diisi dan ditandatangani serta disahkan oleh pembimbing
industri disertai dengan penilaian dan evakuasi dari pihak industri, yang
selanjutnya diperiksa dan diuji guru pembimbing dari sekolah.
Dengan program prakerin diharapkan para siswa akan mempunyai
pengetahuan dan gambaran nyata tentang dunia kerja yang akan dimasukinya
sesuai dengan bidang keahliannya, selain itu prakerin diharapkan dapat
meningkatkan kerjasama antara sekolah dengan dunia industri

B. Tujuan
A. Tujuan Umum
a) Meningkatkan dan mengembangkan hubungan antar sekolah (SMK)
dengan Dunia Usaha atau Dunia Industri demi peningkatan mutu
pendidikan menengah kejuruan.
b) Secara bersama – sama menetapkan langkah – langkah konkret untuk
memantapkan bentuk dan hubungan kerjasama.
c) Membuat komitmen bersama untuk dijadikan landasan pelaksanaan
hubungan kerjasama.
d) Mengembangkan hubungan kerjasama untuk melaksanakan Pendidikan
Sistem Ganda ( PSG )

B. Tujuan Khusus
a) Mengenal kegiatan – kegiatan di dunia usaha atau dunia industri.
b) Melaksanakan proses pembelajaran produktif di dunia usaha atau dunia
industri.

2
c) Memperoleh ketrampilan tambahan sebagai pelengkap keterampilan
yang di peroleh di sekolah.
d) Mempelajari lebih dalam tentang kewirausahaan.
e) Praktik langsung atau melaksanakan pekerjaan yang sesungguhnya di
dunia usaha ataui ndustri.

C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Praktik Kerja Industri
( Prakerin ) antara lain :
1) Mendapat pengalaman langsung dari kegiatan Prakerin dan hubungan
dengan masyarakat setempat.
2) Mendapat ilmu lebih banyak khususnya dibidang kelistrikan.
3) Mendapat motivasi dari petugas – petugas PLN, dimana muncul kesadaran
diri untuk berubah menjadi yang lebih baik salah satunya dalam hal
kejujuran.
4) Hidup yang dijalani mengajarkan untuk saling berbagi dalam hal
kebaikan.
5) Menjadikan siswa lebih mandiri karena merasakan sendiri orang yang
sudah bekerja sehingga siswa siap untuk terjun ke dunia lapangan kerja
dengan bekal yang diperolehnya.
6) Siswa dapat mengukur dan menyadari tingkat kemampuan, penyerapan
pengetahuan yang didapat di bangku sekolah dan penerapannya di Dunia
Usaha / Industri.
7) Siswa dapat melatih diri untuk disiplin sesuai dengan tuntutan Dunia
Usaha / Industri.

3
BAB II
KEGIATAN PRAKERIN

Mengacu pada pedoman teknis pelaksaanan PSG dan Kurikulum, SMK


Negeri 2 Kebumen dalam menetapkan sisiwa pada progam On The Job Training
( Praktek Kerja Industri ) diprioratiskan pada siswa yang menempuh tingkat XI
dan tingkat XII.
Hal ini mempunyai tujuan agar para siswa yang akan melaksanakan praktik
kerja industri telah benar – benar siap untuk terjun langsung melaksanakan
kegiatan produksi atau jasa yang sesungguhnya di DU/DI ysng ditempatinya.
Pelaksanaan praktik kerja industri dilaksanakan di tingkat XI dan tingkat XII
berpedoman pada sinkronisasi Kurikulum antara pihak sekolah dengan DU/DI.

A. Profil Industri
PT. PLN (Persero)
Perusahaan Listrik Negara

Logo Perusahaan Listrik Negara


Jenis BUMN / Perseroan Terbatas
Industri/jasa kelistrikan
Didirikan 27 Oktober 1945 di Jakarta, Indonesia
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
Kantor pusat
Jakarta, Indonesia
Tokoh penting Sofyan Basir (Direktur Utama)
Produk Listrik

4
Pendapatan Rp 217 triliun (2015
Laba bersih Rp 15,5 triliun (2015)
Jumlah aset US$ 122,7 miliar (2015)
Pemilik Pemerintah Indonesia
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih
Slogan
Baik
Situs web www.pln.co.id

Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) atau nama resminya adalah PT.
PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan
yang ada di Indonesia. Direktur Utamanya adalah Sofyan Basir (sebelumnya
adalah Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia)[4], menggantikan Nur Pamudji.

Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa


perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak
perusahaan swasta Belanda N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga
listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan
berdirinya perusahaan swasta lainnya.

Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan prakerin yang sudah saya lakukan di PLN
Kuthowinangun, dimulai pada tanggal 6 Februari - 8 April 2017
Berikut jadwal masuk yang penulis laksanakan selama proses prakerin.
Dikarenakan di PLN Kuthowinangun menggunakan shift kerja, oleh
karena itu saya mengambil jam kerja PLN. Dengan itu, maka saya telah
menyelesaikan Prakerin ± 3 bulan di PLN Kuthowinangun
Tabel. 2.1.Waktu Pelaksanaan Prakerin
Waktu
NO. Hari
Masuk Pulang
1. Senin 07.30 15.30
2. Selasa 07.30 15.30
3. Rabu 07.30 15.30
4. Kamis 07.30 15.30

5
5. Jum’at 07.30 15.30
6. Sabtu - -
7. Minggu - -
1. Jenis Pekerjaan
Selama melaksanakan praktik kerja industri, penulis
melaksanakan sesuai dengan materi yang sudah dijadwalkan PLN
Kuthowinangun. Dimana proses prakerin ini seperti halnya di
lingkungan sekolah yang membedakan itu cara pengajaran kepada anak
– anak. Penulis dalam melaporkan membatasi pada bagian kajian
teoritis.
Jenis – jenis pekerjaan yang dilakukan di bengkel antara lain :
1) Mengenal Fuse Cut Out (FCO).
2) Mengenal ABSW dan sistem pemutus pada jaringan Distribusi.
3) Mengganti Fuselink yang ada di FCO.
4) Memasang KWh Meter dan MCB.
5) Menangani gangguan jaringan distribusi JTM dan JTR.
6) Menangani gangguan saluran pelanggan JTR.
7) Mengenal alat – alat kelistrikan.

B. Teori Dasar
System distribusi jaringan tegangan rendah adalah bagian dari system
tenaga listrik yang berada di antara sumber daya listrik dan pemakai tenaga
listrik(konsumen). Dengan pertambahan jumlah penduduk memaksakan
jaringan tegangan rendah yang semakin handal guna menyediakan sumber
listrik yang optimal. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi angka
losses daya pada distribusi jaringan tegangan rendah. Tulisasn ini
mengusulkan optimalisasi serta kehandalan dalam perancangan jaringan
tegangan rendah dengan menggunakan kabel tanah berjenis NYFGbY serta
mengaplikasikan system jaringan loop (melingkar). Hasil penelitian
menunjukkan losses daya hanya sebesar 63,93 W dari kapasitas daya trafo
sebesar 315 kVA. Hasil ini lebih baik jika dibandingkan dengan system
jaringan yang sudah ada sebelumnya.
1 TINGGI SALURAN TEGANGAN RENDAH
2.1 JENIS TIANG
Pada umumnya tiang listrik yang sekarang digunakan pada SUTR terbuat
dari beton bertulang dan tiang besi. Tiang kayu sudah jarang memerlukan
pemeliharaan khusus. Sedang tiang besi jarang digunakan karena harganya

6
relative mahal dibanding tiang beton, disamping itu juga memerlukan biaya
pemeliharaan rutin. Dilihat dari sisi fungsi nya, tiang listrik dibedakan menjadi
dua yaitu tiang pemikul dan tiang tarik. Tiang pemikul berfungsi untuk memikul
konduktor dan isolator, sedang tiang tarik fungsinya untuk menarik konduktor.
Sedang fungsi lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dengan posisi sudut tarikan
konduktor nya. Bahan baku pembuatan tiang beton untuk tiang tegangan
menengah dan tegangan rendah adalah sama, hanya dimensinya yang berbeda.
2.2 MEMILIH PANJANG TIANG
Tiang beton untuk saluran tegangan menengah dan rendah dipilih berdasarkan
spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 2.2 Memilih Panjang Tiang
No Tegangan Rangkaian Panjang Type(Dan) Span
Tiang(M) Mak s 1
1 Menengah Tunggal 11 350 80
13 350 12
0
2 Menengah Ganda 11 350 50
13 350 60
3 Rendah Tunggal 9 100 40
9 200 60

Gambar 2 .1 Jarak yang di tentukan untuk menentukan panjang tiang

Pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan tiang bersama dengan


jaringan tegangan menengah maka jarak gawang (span) harus dijaga agar tidak
lebih dari 60 meter. Di dalam menentukan panjang tiang beberapa factor yang
harus dipertimbangkan adalah ;
1) jarak aman antara saluran tegangan menengah dan tegangan rendah,
2) posisi trafo tiang, dan

7
3) tinggi rendahnya trafo dengan peyangga dua tiang.
Gambar 1 menunjukkan jarak aman yang diperlukan untuk menentukan
panjang tiang. Pada gambar tersebut diperlihatkan bahwa panjang tiang
minimum untuk tegangan menengah 11 meter( 9,2 meter di atas tanah) dan untuk
menengah rendah 9 meter (7,5 meter diatas tanah).
2 SALURAN TEGANGAN RENDAH
Saluran tegangan rendah terdiri dari 3(tiga) macam, yaitu Saluran Udara Tegangan
Rendah (SUTR), Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR), dan Saluran
Kabel Tanah Tegangan Rendah. 2.1
Saluran Udara Tegangan Rendah
Saluran udara tegangan rendah (SUTR) dengan LVTC (Low Voltage Twistad
Cable), saat ini sudah dikembangkan, hal ini untuk mempertinggi keandalan,
factor keamanan dan lain-lain. Untuk kabel LVTC ini pemasangannya, 1) di
bawah SUTM (underbuilt) dan 2) khusu LVTC (JTR murni). Spesifikasi kabel
LVTC :
 Accessories twisted cable terdiri dari : 1.
 Suspension assembly 2.
 Large angle assembly 3.
 Dead end assembly 4.
 Insulated tap connector berbagai ukuran 5.
 Insulated nontension joint 6.
 Insulated tension joint 7.

Guy set/stay set SUTR Pemakaian guy set pada SUTR digunakan type
ringan, pada stay set SUTR ini tidak mempergunakan guy insulator. Pada
konstruksi jaringan tegangan rendah atau menengah harus diperhatikan lintasan
yang akan dilewati saluran kabel, misalnya pada saat kabel udara melintasi jalan
umum, kabel udara dipasang di bawah pekerjaan konstruksi, kabel udara melintasi
sungai, dan lintassan-lintasan lain yang perlu perhatian sehubungan dengan
kemanan kabel dan keselamatan mereka yang berada di sekitar kabel tersebut.
Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk saluran kabel udara yang melewati
lokasi tersebut, dan ukuran-ukuran jarak aman terhadap lingkungan yang
tercantum dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas pemasangan
kabel

8
Gambar 2.2 Pemasangan kabel

3 SAMBUNGAN PELAYANAN
3.1 Ketentuan Umum Sambungan Pelayanan
Ketentuan umum yang perlu diperhatikan dalam sambungan pelayannan
pelanggan, antara lain adalah jarak aman saluran kabel, jumlah pelanggan pada
setiap sambungan luar pelanggan (SLP). Batasan-batasan tersebut dapat dilihat
pada gambar 4

Gambar.4 Ketentuan sambungan pelayanan


Gambar 2.3 Instalasi Jaringan Distribusi Tegangan Rendah

JTR = JTR s/d APP (STR + SLP +SMP +APP)


SP = SLP sd APP (SLP + SMP + APP)
SR = SLP s/d SMP (SLP + SMP)
L = 30 m u/ kabel isolasi dipilin (LVTC)
45 m u/ kabel jenis Dx/Qx
T = 6 m Melintasi simpang jalan umum
5,5 m Melintasi Rel Kereta Api
5 m Melintasi Jalan Umum
4 m Tidak melintasi Jalan Umum
Ketentuan-ketentuan Sambungan Pelayanan 1.

9
1. Dari satu taung boleh dipasang maksimum 5 SLP 2.

2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut-turut (seri) maksimum 5 Pelanggan


dan tetap memperhatikan beban dan susut tegangan. 3.

3. Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari rumah ke rumah


maksimum 30 meter u/SLP jenis twisted dan maksimum 45 meter u/SLP
jenis Dx/Qx. 4.

4. Jarak sambungan dari tiang ke rumah terakhir maksimum 150 meter dan
tetap memperhatikan susut tegangan yang diijinkan. 5.

5. Susut tegangan sepanjang SR yang diijinkan maksimum 2% bila SLP


disambung pada STR, maksimum 10% bila SLP disambung pada gardu
Trafo/peti TR 6.

6. Pada satu tiang atap boleh dipasang maksimum 3 SLP.


4 GANGGUAN PADA SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH
4.1 Gangguan Hilang Pembangkit.
Dalam beroperasi, pembangkit tenaga listrik tidak bisa dipisahkan dari
sub sistem tenaga listrik yang lain yaitu penyaluran (transmisi), distribusi dan
pelelangan, karena pembangkit tenaga listrik merupakan salah satu sub sistem dari
sistem tenaga listrik. Suatu sistem tenaga listrik yang sangat luas cakupan areanya,
menyebabkan timbulnya gangguan tidak bisa dihindari. Salah satu sub sistem
yang kemungkinan mengalami gangguan, adalah pembangkit tenaga listrik.
Bentuk gangguan tersebut adalah hilangnya daya atau pasokan daya pada
pembangkit atau biasa disebut hilangnya pembangkit.Secara garis besar,
gangguan hilangnya pembangkit diakibatkan oleh dua hal, yaitu yang bersifat
internal dan gangguan yang bersifat ekstemal.
1) Gangguan internal yaitu yang diakibatkan oleh pembangkit itu sendiri,
misalnya: kerusakan/gangguan pada penggerak mula (prime over) dan
kerusakan/gangguan pada generator, atau komponen lain yang ada di
pembangkitan.
2) Gangguan eksternal, yaitu gangguan yang berasal dan diakibatkan dari
luar pembangkitan, misalnya: gangguan hubung singkat pada jaringan. Hal ini
akan menyebabkan sistem proteksi (relai atau circuit breaker) bekerja dan
memisahkan suatu pembangkitan dari sistem yang lainnya. Apabila tingkat
kemampuan pembebanan pembangkitan yang hilang atau terlepas dari sistem
tersebut melampaui spinning reserve sistem, maka terjadi penurunan frekuensi
terus menerus. Hal ini harus segera diatasi, karena akan menyebabkan trip pada
unit pembangkitan yang lain, sehingga berakibat lebih fatal, yaitu sistem akan
mengalami padam total (collapse).
4.2 Gangguan Beban Lebih.
Dalam suatu sistem tenaga listrik, yang dimaksud gangguan beban lebih
adalah pelayanan kepada pelanggan listrik yang melebihi kemampuan sistem
tenaga listrik yang ada, misal: trafo distribusi dengan kapasitas daya terpasang

10
100 KVA, akan tetapi melayani pelanggan lebih besar dari kapasitasnya. Hal ini
menyebabkan trafo bekerja pada kondisi abnormal. Beban lebih akan
menyebabkan arus yang mengalir pada jaringan listrik menjadi besar, selanjutnva
menimbulkan panas yang berlebihan, yang akhirnya akan menyebabkan umur
hidup (life time) peralatan dan material pada jaringan listrik menjadi pendek atau
mempercepat proses penuaan dan kerusakan.
4.3 Gangguan Hubung Singkat
Gangguan hubung singkat pada jaringan listrik, dapat terjadi antara phasa
dengan phasa (2 phasa atau 3 phasa) dan gangguan antara phasa ke tanah.
Timbulnya gangguan bisa bersifat temporer (non persistant) dan gangguan yang
bersifat permanent (persistant). Gangguan yang bersifat temporer, timbulnya
gangguan bersifat sementara, sehingga tidak memerlukan tindakan. Gangguan
tersebut akan hilang dengan sendirinya dan jaringan listrik akan bekerja normal
kembali. Jenis gangguan ini ialah : timbulnya flashover antar penghantar dan
tanah (tiang, traverse atau kawat tanah) karena sambaran petir, flashover dengan
pohon-pohon, dan lain sebagainya.
Gangguan yang bersifat permanen (persistant), yaitu gangguan yang
bersifat tetap. Agar jaringan dapat berfungsi kembali, maka perlu dilaksanakan
perbaikan dengan cara menghilangkan gangguan tersebut. Gangguan ini akan
menyebabkan terjadinya pemadaman tetap pada jaringan listrik dan pada titik
gangguan akan terjadi kerusakan yang permanen. Contoh: menurunnya
kemampuan isolasi padat atau minyak trafo. Di sini akan menyebabkan kerusakan
permanen pada trafo, sehingga untuk dapat beroperasi kembali harus dilakukan
perbaikan.
Beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya, gangguan hubung singkat,
antara lain:
1) Terjadinya angin kencang, sehingga menimbulkan gesekan pohon dengan
jaringan listrik.
2) Kesadaran masyarakat yang kurang, misalnya bermain layang-layang dengan
menggunakan benang yang bisa dilalui aliran listrik. Ini sangat berbahaya jika
benang tersebut mengenai jaringan listrik.
3) Kualitas peralatan atau material yang kurang baik, misaInya: pada JTR yang
memakai Twested Cable dengan mutu yang kurang baik, sehingga isolasinya
mempunyai tegangan tembus yang rendah, mudah mengelupas dan tidak tahan
panas. Hal ini juga akan menyebabkan hubung singkat antar phasa.
4) Pemasangan jaringan yang kurang baik misalnya: pemasangan konektor pada
JTR yang memakai TC, apabila pemasangannya kurang baik akan menyebabkan
timbulnya bunga api dan akan menyebabkan kerusakan phasa yang lainnya.
Akibatnya akan terjadi hubung singkat.

11
5) Terjadinya hujan, adanya sambaran petir, karena terkena galian (kabel tanah),
umur jaringan (kabeI tanah) sudah tua yang mengakibatkan pengelupasan isolasi
dan menyebabkan hubung singkat dan Sebagainya

4.4 Gangguan Tegangan Lebih


Yang dimaksud gangguan tegangan lebih ialah besarnya tegangan yang
ada pada jaringan listrik melebihi tegangan nominal, yang diakibatkan oleh
beberapa hal sebagai berikut :
1) Adanya penurunan beban atau hilangnya beban pada jaringan, yang
disebabkan oleh switching karena gangguan atau disebabkan karena manuver.
2) Terjadinya gangguan pada pengatur tegangan otomatis/automatic voltage
regulator (AVR) pada generator atau pada on load tap chenger transformer.
3) Putaran yang sangat cepat (over speed) pada generator yang diakibatkan karena
kehilangan beban.
4) Terjadinya sambaran petir atau surja petir (lightning surge), yang
mengakibatkan hubung singkat dan tegangan lebih.
5) Terjadinya surja hubung (switch surge), yaitu berupa hubung singkat akibat
bekerjanya circuit breaker, sehingga menimbulkan tegangan transient yang tinggi.
Hal ini sering terjadi pada sistem jaringan tegangan ekstra tinggi.
Gangguan tegangan lebih akan merusak isolasi, dan akibatnya akan
merusak peralatan karena insulation break down(hubung singkat) atau setidak-
tidaknya akan mempercepat proses penuaan peralatan dan memperpendek umur
peralatan. Sebenarnya kondisi abnormal ini kurang tepat jika disebut sebagai
gangguan. Akan tetapi kondisi abnormal ini jika berlangsung terus menerus akan
menyebabkan peralatan cepat rusak, umur peralatan pendek dan membahayakan
sistem. Sebenamya timbulnya gangguan beban lebih ini, khususnya terhadap
pasok daya ke pelanggan, bisa dieliminir oleh pihak PLN dengan cara:
pembebanan pada tiap-tiap trafo harus diinventarisir dan dimonitor dengan
seksama, sehingga pembebanannya tidak melebihi kapasitas trafo.
4.5 Gangguan Instabilitas
Yang dimaksud gangguan instabilitas adalah gangguan ketidakstabilan pada
system (jaringan) listrik. Gangguan ini diakibatkan adanya hubung singkat dan
kehilangna pembangkit, yang selanjutnya akan menimbulkan ayunan daya (power
swing). Efek yang lebih besar akibat adanya ayunan daya ini adalah, mengganggu
system interkoneksi jaringan dan menyebabkan unit-unit pembangkit lepas
sinkron (out of synchronism), sehingga relay pengaman salah kerja dan
menyebabkan timbulnya gangguan yang lebih luas. Untuk mengantisipasi agar

12
gangguan instabilitas tidak terjadi, ada beberapa cara yaitu : konstruksi jaringan
harus baik, system proteksi harus andal, pengoperasian dan pemeliharaan harus
baik dan benar, dan sebagainya

5 PENGAMAN TERHADAP TEGANGAN SENTUH


Jika suatu obyek bertegangan tersentuh oleh tubuh manusia, maka pada
umumnya arus listrik mengalir ke dalam tubuh manusia tersebut. Tetapi
sebenarnya yang berbahaya bagi tubuh bukanlah tegangan itu sendiri, melainkan
arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia, sedangkan tegangan barulah
berbahaya apabila akibat sentuhan dengan tegangan itu menyebabkan arus listrik
yang mengalir cukup besar di dalam tubuh. Jika tidak menyebabkan mengalirnya
arus maka tegangan itu tidak berbahaya.
Tabel 2.3 Tegangan sentuh yang aman sebagai fungsi dari waktu
Lama Sentuhan Besar Tegangan Sentuh
Maksimum (detik) AC (V) DC (V)
<50 <120
5 50 120
1 75 140
0,5 90 160
0,2 110 175
0,1 150 200
0,05 220 250
0,03 280 310

Bila tubuh tersengat aliran listrik, besar arus yang melewati tubuh
bergantung pada tegangan listrik yang mengenainya dan lintasan yang dilalui arus
listrik. Besar tahanan tubuh manusia sangat dipengaruhi oleh keadaan kelembaban
tubuh dan lintasan tubuh yang dilalui arus dan besar tegangan yang disentuh.
Tabel 2.4 Tahanan tubuh sebagai fungsi waktu
Tegangan Sentuh (V) Tahanan tubuh (ohm)
25 2500
50 2000
250 1000
Harga asimtut 650
. 5.1 Pentanahan Tegangan Rendah
Fungsi Pentanahan tegangan rendah untuk menghindari bahaya tegangan
sentuh bila terjadi gangguan atau kegagalan isolasi pada peralatan atau instalasi.
Pentanahan netral pada jaringan tegangan rendah adalah yang efektif, di mana
menurut persyaratan pentanahan netral harus mempunyai tahanan pentanahan
kurang dari 5 Ohm. Ketentuan ini sesuai dengan standar konstruksi PUIL, SPLN
3:1978 bahwa semua jaringan tegangan rendah dan instalasi harus menggunakan
sistem Pentanahan Netral Pengaman (PNP), yaitu system pentanahan dengan cara
menghubungkan badan peralatan atau instalasi dengan hantaran netral yang
ditanahkan (disebut hantaran nol) sedemikian rupa, sehingga jika terjadi kegagaln

13
isolasi, tercegahlah bertahannya tegangan sentuh yang terlalu tinggi karena
pemutusan arus lebih oleh alat pengaman arus lebih. 5.1.1 Pentanahan system dan
peralatan
Tegangan sentuh yang timbul pada beban peralatan atau instalasi akibat
kegagalan isolasi sangat tergantung pada pentanahan. Bekerjanya alat-alat
pengaman juga ditentukan oleh system pentanahan dan pentanahan sistem ini.
Pentanahan system dalam distribusi tegangan rendah dilakukan pada titik bintang
sumber (transformator distribusi atau generator) dan dalam jaringan distribusi
serta badan/peralatan instalasi. Secara garis besar ada 3 macam system
pentanahan netral dan badan/peralatan instalasi, yaitu:
1) Sistem IT
Titik netral terisolasi atau tidak diketanahkan (huruf pertama menyatakan isolasi),
sedangkan badan peralatan diketanahkan. Dalam PUIL 1987, sistem IT ini
dikenal dengan nama sistem penghantar pengaman atau HP. Titik netral trafo atau
sumber tidak diketanahkan atau diketanahkan melalui tahanan yang tinggi (lebih
dari 1000 Ohm). Sedangkan bagian konduktif terbuka peralatan, termasuk juga
instalasi dan bangunan saling dihubungkan dan diketanahkan. Karena netralnya
tidak diketanahkan, maka arus gangguan ke tanah yang jadi sangat kecil, yaitu
hanya terdiri dari arus kapasitansi dan arus bocor instalasi serta arus detektor
tegangan (bila digunakan). Persyaratan pentanahan ringan yaitu hanya maksimum
50 Ohm dengan tegangan satuannya hanya kecil. Karena arus gangguan kecil,
pengaman arus lebih tidak akan bekerja karena kecilnya tegangan sentuh, sistem
dimungkinkan operasi dalam keadaan gangguan satu fasa ke tanah atau badan
peralatan. Pada waktu terjadi gangguan satu fasa ke tanah, tegangan antara fasa
yang baik dengan tanah akan naik. Untuk mengetahui adanya kenaikan tegangan
ini, dapat dipasang detektor (alat ukur tegangan) pada setiap fasa dengan tanah.
Bila gangguan tidak dapat diperbaiki, akan terjadi kegagalan isolasi kedua di
tempat lain pada fasa yang lain, maka akan terjadi gangguan hubung singkat yang
besar dan alat pengaman akan bekerja. Sistem HP ini hanya dipakai dalam
instalasi terbatas, misalnya dalam pabrik dengan pembangkit tersendiri atau trafo
sendiri dengan kumparan terpisah, atau sumber listrik darurat portabel untuk
melayani beban yang dapat dipindah-pindah. 2)
Sistem TT
Huruf pertama menyatakan pentanahan sistemnya ( titik netral trafo atau
generator), sedangkan huruf kedua menyatakan bagaimana

hubungan peralatan atau instalasi dengan penghantar atau pengaman. Sistem TT


berarti: (i) titik netral trafo (sistem) diketanahkan dan (ii) badan peralatan/instalasi
dihubungkan ke tanah.

Huruf pertama menyatakan pentanahan sistemnya ( titik netral trafo atau


generator), sedangkan huruf kedua menyatakan bagaimana hubungan peralatan
atau instalasi dengan penghantar atau pengaman. Sistem TT berarti: (i) titik netral
trafo (sistem) diketanahkan dan (ii) badan peralatan/instalasi dihubungkan ke
tanah. 3)
Sistem TN

14
Titik netral system di ketanahkan (huruf pertama T), badan peralatan atau
instalasi dihubungkan dengan penghantar atau pengaman ( huruf kedua N).
Menurut PUIL, penghantar netral yang berfungsi juga sebagai pengahantar
pengaman disebut penghantar NOL (IEC menyebutnya sebagai PEN conductor).

Gambar 2.4 Sistem Pentanahan TR


5.2 Pengaman Terhadap Arus Lebih TR
Pada umumnya gangguan pada jaringan distribusi disebabkan arus lebih
karena adanya hubungan singkat dan adanya perubahan atau perkembangan
beban. Hubungan singkat yang dapat terjadi dalam distribusi tegangan rendah
adalah:
-Hubungan singkat 3 fasa
-Hubungan singkat fasa-fasa

Hubungan singkat satu fasa ke tanah Dengan mengakibatkan reaktansi


pada jaringan karena harga yang kecil dibandingkan tahanan jaringan, dan harga
tahanan urutan nol, positif dan negative sama besar, besar arus hubung singkat
secara sederhana dapat ditentukan sebagai berikut : Hubungan singkat 3 fasa :

15
U: Tegangan fasa netral (220V)
R : Tahanan jaringan
Rg : Tahanan gangguan
Rx : Tahanan penghantar netral
Re : Tahanan pentanahan titik netral
Pada saluran tegangan rendah dengan penghantar telanjang gangguan ke tanah
lebih sering terjadi dan dapat berupa : a)

Kawat putus dan menyentuh tanah b)

Hubung singkat dengan penghantar netral c)

Hubung singkat dengan crossarm/tiang - yang penghantar netral dihubungkan ke


tiang - yang penghantar netral tidak di hubungkan ke tiang d) Sentuhan kawat fasa
dengan pohon /benda e) Sentuhan SUTM dengan SUTR

MATERIAL TEGANGAN RENDAH

1. Kabel Twisted

Gambar 2.5 Kabel Twisted

Konfigurasi jaringan secara umum adalah radial, hanya pada kasus khusus
dipergunakan sistem tertutup (loop). Saluran Udara Tegangan Rendah memakai
penghantar jenis Kabel Twisted / kabel pilin (NFAAX-T) dengan penampang

16
berukuran luas penampang 35 mm2, 50 mm2 dan 70 mm2 serta penghantar tak
berisolasi All Aluminium Conductor (AAC), All Aluminium Alloy Conductor
(AAAC) dengan penampang 25 mm2, 35 mm2 dan 50 mm2.

Kabel udara yang dipergunakan pada JTR merupakan kabel berinti tunggal
dengan bentuk konduktor dipilin bulat, instalasi kabel ini sedemikian rupa
sehingga hantaran kabel membentuk kabel pilin dimana beberapa kabel berinti
tunggal saling dililitkan sehingga saling membentuk suatu kelompok kabel yang
disebut dengan kabel twisted.

Kabel twisted dipasang pada tiang saluran distribusi sekunder dengan


peralatannya kira – kira 20 cm dibawah puncak tiang dengan kabel netral sebagai
penyangganya, sehingga dengan demikian beban kabel twisted dipikul oleh kabel
netral tersebut. Kabel pilin yang digunakan pada proyek kelistrikan terdiri atas
enam buah kabel berinti tunggal dengan perincian sebagai berikut :

1. Kabel utama, terdiri atas tiga kabel fasa dan satu kabel netral

2. Dua kabel lainnya untuk hantaran lampu penerangan jalan

Kabel twisted

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang ukuran kabel twisted dapat dilihat pada
pada tabel berikut ini.

Karakteristik Penghantar Aluminium JTR


Sumber : PT PLN (PERSERO). 2010. ”Kriteria Desain Enjiniring Konstruksi
Jaringan Distribusi Tenaga Listrik” & SPLN 64 Tahun 1985

Penghantar jaringan sekunder menggunakan kabel twisted, dimana kabel ini


mempunyai keuntungan antara lain :

1. Tidak memerlukan banyak peralatan

2. Penghantar tidak terpisah – pisah sehingga menjadi satu bagian

3. Keamanan lebih terjamin sehingga sulit untuk disadap

4. Pelaksanaan pemasangan lebih sederhana dan relatif mudah

5. Aman terhadap cuaca

6. Aman terhadap gangguan ranting – ranting pohon

Bahan isolasi kabel twisted dibuat dari bahan jenis polyethelin yaitu XLPE.
Beberapa sifat isolasi XLPE yaitu :

17
1. Ketahanan temperatur tinggi

2. Kekuatan mekanis besar

3. Umur relatif bisa lebih lama

4. Bersifat elastis / tidak mudah retak

5. Kerapatan jenis kecil

6. Tahan terhadap air, minyak dan zat – zat kimia yang sering terdapat di
alam.

Dengan sifat XLPE tersebut maka kabel twisted dapat dipergunakan dengan baik
pada kondisi daerah kering ataupun basah.

Trafo Tegangan (PT)

Trafo tegangan atau Potential Transformer (PT) adalah peralatan yang


mentransformasi tegangan sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih
rendah untuk kebutuhan peralatan indikator, alat ukur/meter dan relai.

Prinsip kerja trafo tegangan adalah sebagai berikut:

Dimana:
a : Ratio transformasi
N1 > N2
N1 : Jumlah belitan primer
N2 : Jumlah belitan sekunder
E1 : Tegangan primer
E2 : Tegangan sekunder

18
Dimana:
Im : Arus eksitasi / magnetisasi
Ie : Arus karna rugi besi
Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi rancangan
trafo tegangan berbeda yaitu:

 Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat
ukurrelai dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.

 Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

 Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.

Fungsi Trafo Tegangan

 Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran


tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan
proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.

 Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian


sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistem proteksi dan
pengukuran peralatan dibagian primer.

 Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3 dan 110
volt) untuk keperluan peralatan sisi sekunder.

 Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1; 0,2;
0,5; 1;3).

Jenis Trafo Tegangan

Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)

19
 Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder
pada inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan tegangan
kebelitan sekundernya.

Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)

 Trafo tegangan ini terdiri dari dua bagian yaitu Capacitive Voltage Divider
(CVD) dan inductive Intermediate Voltage Transformer (IVT). CVD merupakan
rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang berfungsi sebagai pembagi
tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah pada primer, selanjutnya
tegangan pada satu kapasitor ditransformasikan oleh IVT menjadi teganggan
sekunder.

Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem


distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau
untuk membagikan/mendistribusikan tenaga listrik pada beban/konsumen
baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.

Gambar 2.6 Transformator Distribusi


Transformator distribusi digunakan untuk menurunkan tegangan listrik
dari jaringan distribusi tegangan tinggimenjadi tegangan terpakai pada jaringan distribusi
tegangan rendah (step down transformator); misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan
380 volt atau 220 volt. Sedang transformator yang digunakan untuk menaikan tegangan
listrik (step up transformator), hanya digunakan pada pusat pembangkit tenaga listrik agar
tegangan yang didistribusikan pada suatu jaringan panjang (long line) tidak mengalami
penurunan tegangan (voltage drop) yang berarti; yaitu tidak melebihi ketentuan voltage
drop yang diperkenankan 5% dari tegangan semula.

Jenis transformator yang digunakan adalah transformator satu phasa dan


transformator tiga phase. Adakalanya untuk melayani beban tiga phase dipakai tiga buah
transformator satu phase dengan hubungan bintang (star conection) Үatau hubungan
delta(delta conection) Δ

Sebagian besar pada jaringan distribusi tegangan tinggi (primer)

20
sekarang ini dipakai transformator tiga phase untuk jenis out door. Yaitu jenis
transformator yang diletakkan diatas tiang dengan ukuran lebih kecil dibandingkan
dengan jenis in door, yaitu jenis yang diletakkan didalam rumah gardu.
B. Macam-Macam Gardu Distribusi
Gardu distribusi dapat dibedakan dari beberapa hal yang diantaranya :
1. Gardu Hubung
Gardu hubung adalah gardu yang berfungsi untuk membagi beban pada sejumlah gardu
atau untuk menghubungkan satu feeder TM dengan feeder TM yang lain. Dengan
demikian pada gardu ini hanya dilengkapi peralatan hubung dan bila perlu misalnya
untuk melayani konsumen TM dilengkapi dengan alat pembatas dan pengukur.
2. Gardu Trafo
Gardu Trafo adalah gardu yang akan berfungsi untuk membagikan energi listrik pada
konsumen yang memerlukan tegangan rendah. Dengan demikian pada gardu trafo
dipasang/ditempatkan satu atau dua trafodistribusi yang dipergunakan untuk merubah
tegangan menengah
menjadi tegangan rendah selain dari peralatan hubungnya untuk melayani konsumen
tegangan rendah.
3. Gardu Open Type (Gardu Sel)
Gardu open type adalah gardu distribusi yang mempunyai peralatan hubung
terbuka. Dimana dalam bekerjanya pisau-pisau dalam peralatan hubung, dapat dengan
mudah dilihat mata biasa (dapat diawasi) baik pada saat masuk (menutup) atau saat
keluar (membuka). Biasanya tempat pemasangan peralatan hubung semacam ini diberi
sekat antara satu dengan yang lainnya yang terbuat dari tembok dan karena hal ini, gardu
tembol open type sering disebut gardu sel
4. Gardu Closed Type (Gardu Kubikel)
Gardu closed type adalah gardu distribusi baik gardu trafo atau gardu hubung
yang memiliki peralatan hubung tertutup. Dimana peralatan hubung baik untuk
incoming,aut going, pengamatan trafo dan sebagainnya ditempatkan dalam suatu lemari
khusus yang tertutup sehingga bekerjanya pisau-pisau peralatan hubung tidak dapat
dilihat yang disebut kubikel, untuk ini gardu dengan type ini sering disebut sebagai gardu
kubikel.
5. Gardu Tembok (Gardu Beton)
Gardu tembok adalah gardu trafo /hubung yang secara keseluruhan konstruksinya
tersebut dari tembok/beton.
6. Gardu Kios (Gardu Besi)
Gardu kios adalah gardu yang bangunan keseluruhannya terbuat dari plat besi
dengan konstruksi seperti kios.

Gambar 2.7
Konstruksi Gardu Kios
7. Gardu Portal

21
Gardu portal adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya dipasang
pada 2 buah tiang atau lebih.

Gambar 2.8
Konstruksi Gardu Porta
8. Gardu Kontrol
Gardu kontrol adalah gardu trafo yang secara keseluruhan instalasinya dipasang
pada satu tiang.

Gambar 2.9
Konstruksi Gardu Kontrol
C. Transformator Distribusi
Transformator distribusi digunakan untuk membagi/menyalurkan arus atau energi
listrik dengan tegangan distribusi supaya jumlah energi yang tercecer dan hilang pada
saluran tidak terlalu banyak. Untuk mengurangi panas akibat pembebanan pada
transformator, maka diperlukan pendinginan. Menurut jenis pendinginannya,
transformator distribusi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Transformator konvensional
2. Transformator lengkap dengan pengaman sendiri

22
3. Transformator lengkap dengan pengaman pada sisi sekunder
Transformator konvensional, peralatan sistem pengamanannya terdapat diluar
transformator, sedangkan transformator dengan pengaman sendiri terdapat di
dalamtransformator itu sehingga dikenal juga dengan Transformator Berpengaman
Sendiri (BPS). Untuk maksud penyesuaian dengan tegangan beban, pada belitan sisi
tegangan tinggi sering diberi sadapan (tapping), sehingga dapat dipilih sampai 5% diatas
atau 10% dibawah tegangan nominalnya.
1. Macam-macam transformator distribusi
Trafo yang umum dipakai distribusi yaitu trafo 3 fasa dan trafo satu fasa. Trafo
tiga fasa paling banyak pemakaiannya karena:
a. Tidak memerlukan ruangan yang besar
b. Lebih murah
c. Pemeliharaan persatuan barang lebih mudah dan lebih murah.
Menurut jenisnya trafo distribusi dibedakan menjadi :
a. Jenis overhead
Jenis ini bisa dibedakan menjadi :
1). Tipe Konvensional :
Tipe ini tidak memiliki alat pengaman seperti arester, pengaman beban lebih
sebagai satu kesatuan unit trafo. Jadi alt-alat pengaman tersebut didapat dan dipasang
secara terpisah. Untuk rating yang tidak terlalu besar, tipe ini adalah dalam bentuk
pasangan tiang. Sedang untuk rating yang besar, ditempatkan pada gardu distribusi.
Pada gambar terlihat trafo distribusi tipe konvensional yang dilengkapi dengan terminal-
terminalnya.

Gambar 3.0
Konstruksi Transformator Distribusi Tipe Konvensional
2.Tipe CSP (Completely Selp Protected)
Trafo distribusi tipe ini memiliki pengaman sebagaikesatuan unit trafo. Pengaman
yang lain adalah pengamanterhadap gangguan surya petir dan surya hubung,
pengamanbeban lebih dan pengaman hubung singkat.

Gambar 3.1
Konstruksi Transformator Distribusi Tipe CSP

23
Selain itu trafo jenis ini juga dilengkapi dengan lampumerah peringatan yang
akan menyala bila temperatur gulunganmelebihi batas yang diijinkan untuk isolasinya.
Apabila tidakdiambil tindakan dan temperatur mencapai batas bahaya, makacircuit
breaker akan membuka. Apabila diperlukan, circuit breaker bisa diset pada posisi darurat
untuk melakukan beban lebih sementara. Dalam gambarterlihat bentuk trafo tipe CSP
satu fasa dan alat-alat proteksinya.
b. Jenis underground :
Jenis ini bisa dibedakan lagi menjadi :
1). Tipe Subway :
Trafo distribusi tipe ini dipasang pada ruangan bawah tanah untuk sistem distribusi bawah
tanah. Tipe ini bisa
berbentuk trafo konvensional, maupun trafo berproteksi arus.
Trafo berproteksi arus mempunyai perlengkapan pengaman yang sama seperti
trafo CSP hanya saja tidak memiliki pengaman gangguan surya petir yang memang tidak
diperlukan untuk sistem distribusi bawah tanah.

Gambar 3.2
Konstruksi Transformator Distribusi Tipe Subway
2). Tipe network
Trafo network dirancang untuk melayani sistem distribusi jaringan tegangan
rendah (LV network). Trafo distribusi ini didiklasifasikan menjadi 3, berdasarkan
pendinginannya yang masing-masing :
a. Berisi Minyak :
Merupakan jenis yang biasa digunakan, sebagai minyak pengisi pada umumnya
dipakai askatrel yang mempunyai sifat tidak bisa terbakan (non flamcable). Meskipun
demikian trafo jenis ini belum terhindar dari kemungkinan meledaknya tangki, karena
kegagalan gulungan dengan dengan kekuatan tertentu akan menghasilkan tekanan besar,
yang biasa menyebabkan 5tangki meledak. Oleh sebab itu sering ditambahkan peralatan
mekanis pelepas tekanan.
b. Tipe kering berventilasi :
Digunakan bila ada tempat kering pada lantai dasar sebuah bangunan, dimana
udara cukup bersih. Adanya lubang-lubang hawa pada rumah trafo yang terbuat dari
metal memungkinkan udara mengalir ke koil dan inti trafo. Tipe ini memberikan
keamanan maksimum dengan biaya pemasangan dan perawatan minimum.
c. Tipe kering tertutup :
Pada tipe ini trafo ditempatkan pada tangki yang tertutup rapat, dengan sedikit tekanan
positif dari gas nitrogen. Trafo tipe ini menghilangkan sama sekali kemungkinan terbakar
ataupun meledak juga biaya pemeliharaan minyak karena isolasi utamanya adalah udara,
tipe kering tertutup ini ukurannya lebih lebih besar dari trafo network yang berisi minyak.

24
Trafo tipe ini juga dilengkapi dengan network protector pada sisi sekundernya dimana
network protector ini sudah merupakan satu unit dengan trafonya. Network protector ini
adalah alat pengaman jaringan distribusi tipe LV network, dimana bisa timbul
kemungkinan pembalikan arus dari sekunder ke primer atau pada trafo distribusi yang
menyebabkan membukanya circuit breaker saluran saluran primer. Network protector
(pengaman jaringan) ditempatkan pada bagian sekunder trafo distribusi merupakan jenis
air circuit breaker dengan relay-relay dan peralatan pembantu dan mempunyai fungsi
a. Mengerjakan pemutus bila terjadi gangguan pada
kabel primer atau trafo distribusi.
b. Mengerjakan pemutus bila terjadi pembalikan daya.
c. Menutup kembali rangkaian jika tegangan pada bagian primer dan sudut fasanya sudah
sesuai dengan tegangan jaringan, sehingga setelah penutupan, daya akan mengalir dari
feeder ke jaringan.
Pada gambar terlihat trafo tipe network dan terletak di dalam ruangan bawah
tanah. Dalam gambar berikutnya adalah bentuk dari network protector.

Gambar 3.3
Konstruksi Transformator Distribusi Tipe Network

Gambar 3.4

25
Konstruksi Transformator Distribusi Tipe Network Protektor
c. Tipe padmounted
Trafo ini pada mulanya digunakan untuk didistribusi daerah rumah tinggal
dengan sisitem jaringan bawah tanah. Dengan diadakannya pengambangan trafo ini dapat
dipakai untuk beban-beban yang besar sampai 2500KVA per unitnya.trafo ini merupakan
satu kesatuan dengan rumah trafo yang terbuat dari metal dan dilengkapi dengan
pengaman-pengaman untuk tegangan rendah yang terdiri dari sekring, pemutusan switch.
Trafo-trafo padmounted ini dapat diletakkan langsung diatas tanah untuk daerah
perumahan atau gedung. Dengan perlengkapan penyambung tertutup dari bahan sintesis
trafo padmounted bias berkemampuan:
a. Tahan banjir
b. Dapat dipegang (dead front), aman terhadap tegangan
c. Dapat dengan cepat dipasang dan dilepas tanpa memutuskan circuit primer, dengan
menggunakan hot stick, sehingga aliran daya keunit laintetap terjaga.
Karena merupakan trafo yang self contained, sehingga tak dibutuhkan klagi
gardu-gardu distribusi. Juga ukurannya jauh lebih kecil dari pada trafo distribusi yang
menggunakan gardu-gardu. Dalam gambar berikut diperlihatkan unit gadu
transformator padmounted dan daftar perlengkapannya. Daya sampai 500KVA fasa,
125kv BIL.
Dalam gambar, selanjutnya diperlihatkan imensi gardu transformator 3 fasa,
sampai dengan 500 KVA, 20KV, lengkap dengan load break elbow connector.

Gambar 3.5
Konstruksi Transformator Distribusi Tipe Padmounted
2. Transformator 1 Fasa dan 3 Fasa
Transformator distribusi 3 fasa dapat juga dibangun di antara3 pilihan, yaitu :
3 x 1 fasa, dimana terdiri dari 3 transformator 1 fasa identik
1 x 3 fasa, terdiri dari satu transformator konstruksi 3 fasa
2 x 1 fasa, terdiri dari konstruksi 2 transformator satu fasa yang identik
Transformator 3 x 1 fasa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

26
a. Kumparan primer dan sekunder dapat dibuat beberapa vektor grup dan angka lonceng
sesuai dengan yang diinginkan.
b. Ketiga transformator tersebut dapat juga dioperasikan ke beban menjadi satu fasa, yaitu
dihubungkan paralel (karena ketiga transformator tersebut identik)
c. Dengan daya yang sama untuk ketiga fasa, maka fasa untuk 3 x 1 fasa dibanding
dengan 1 x 3 fasalebih berat dan lebih mahal.
d. Tegangan-tegangan untuk ketiga fasanya, primer dan sekunder bener-benar seimbang.
Sedangkan transformator 1 x 3 fasa mempunyai cirri-ciri yaitu :
a. Konstruksinya sudah di rancang permanen dari pabrik pembuatnya
b. Dapat digunakan untuk mensuplai beban satu fasa, maka tiap fasa maksimal beban
yang dapat ditanggungnya hanya sepertiga dari daya tiga fasa.
c. Transformator ini lebih ringan, sehingga lebih murah karena bahan.materialnya lebih
kecil.
d. Keseimbangan tegangan antara ketiga fasanya, primer dan sekunder tidak terlalu
simetris.

27
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan kegiatan selama prakerin di PLN
Kuthowinangun selama ± 3 bulan, dapat disimpilkan bahwa kegiatan Prakerin
ini wajib dilakukan khususnya siswa SMK Negeri 2 Kebumen yang berfungsi
sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Nasional di kelas XII.
Kegiatan Prakerin sangat bermanfaat bagi siswa khususnya dari jurusan
TIPTL karena :
1. Dapat mengenal komponen dasar kelistrikan lebih dalam
2. Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab dalam bekerja
3. Menerapkan sikap dan sifat jujur dalam bekerja
4. Melatih hidup mandiri siswa
5. Mendapat pengalaman dan menambah wawasan luas di dunia industri
Selain itu, dengan adanya Prakerin dapat terjalinnya hubungan yang
saling menguntungkan antara sekolah dan DU/DI, sehingga program Link
And Match dapat berjalan dengan baik dimana DU/DI turut berperan serta
dalam mencetak tenaga kerja tingkat menengah yang pada akhirnya
pengangguran dapat ditekan sekecil mungkin.
B. Saran
Saya selaku penulis, ingin memberikan saran sebagai berikut :
1. Saran untuk Sekolah
a) Mampu memberikan ilmu bagi siswa dengan proses belajar yang
tidak membosankan.
b) Disetiap proses belajar diselingi pemberian motivasi yang mampu
membangunkan pola pikir siswa agar tumbuh semangat dalam hal
mencari ilmu.

28
c) Meningkatkan mutu sekolah dengan meningkatkan siswa yang
berkualitas dan baik dalam hal bekerja.
d) Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap untuk proses
belajar siswa.
e) Selalu mengawasi siswa dalam hal pergaulan di lingkungan sekolah.
f) Menegakkan peraturan sekolah yang telah dibuat.

2. Saran untuk Industri


a) Selalu memantau dan mengawasi siswa dalam menjalani prakerin
selama waktu yang telah ditentukan.
b) Menempatkan siswa di tempat prakerin yang dapat memberikan
siswa pengalaman dan ilmu yang bermanfaat di dunia usaha dan
industri.
c) Meningkatkan lagi kerja Pembimbing dalam membimbing siswa
yang prakerin agar siswa merasa selalu diperhatikan.
d) Siswa selalu diberikan pengarahan yang lebih.

Demikian saran – saran yang dapat penulis kemukakan. Saran – saran


tersebut merupakan pengamatan penulis pada saat menjalani prakerin,
semoga dapat dijadikan acuan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi laporan ini
menjadi lebih baik, saran, masukan dan kritik selalu penulis harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca, penulis dan semua pihak yang
berkepentingan dalam laporan ini.

29
30

Anda mungkin juga menyukai