Anda di halaman 1dari 3

RUMAH SAKIT SMF OBSTETRI DAN Disahkan oleh

UMUM Direktur RSUD Propinsi Riau


GYNEKOLOGI RSUD
ARIFIN ACHMAD PROPINSI RIAU
Dr Taswin Yacob,SpS
Jl Diponegoro No 2 Pembina Utama Muda
PEKANBARU KURETASE Nip : 140 119 248

Terbit ke I Hal :1/2 Tanggal 27 Februari 2006


PENGERTIAN Mengosongkan dan mengeluarkan isi kavum uteri.

TUJUAN Menghentikan perdarahan yang terjadi dari kavum uteri dari


indikasi : 1. Abortus inkomplet
2. Blighted ovum
3. Meno/metroragia
4. Molahidatidosa

KEBIJAKAN - Standar pelayanan RS oleh Direktur Pelayanan Medik


Departemen Kesehatan RI
- Penaganan esensial dasar kegawat daruratan Obstetri dan bayi
baru lahir. Dirjen Binkesmas Depkes 1996
PROSEDUR PERALATAN
1. Spekulum
2. Tenakulum
3. Pinset
4. Sonde
5. Tang abortus
6. Sendok kuret
7. Botol formalin 10 %
8. dilatator Hegar
9. laminaria stif

PERSIAPAN

1 Dilakukan informed consent ( penjelasan kepada pasien dan keluarga


tentang tindakan dan akibat yang dilakukan.
2. Lapor ke SMF Anestesi untuk rencana pembiusan.
3. Pasien dipuasakan 8 jam sebelum tindakan kecuali cito

RUMAH SAKIT Disahkan oleh


UMUM SMF OBSTETRI DAN Direktur RSUD Propinsi
Riau
ARIFIN ACHMAD GYNEKOLOGI RSUD
PROPINSI RIAU
Jl Diponegoro N0 2 Dr Taswin Yacob,SpS
Pekanbaru KURETASE Pembina Utama Muda
Nip : 140 119 248
Terbit ke I Hal : 2/2 Tanggal 26 Oktoberi 2005
PROSEDUR CARA KERJA :

1. Penderita tidur dalam posisi litotomi diatas meja ginekologi


2. Dilakukan anestesi oleh tim anestesi
3. Dilakukan antiseptik pada daerah vulva dan sekitarnya dan
dipasang doek
steril.
4. Dipasang spekulum Sim’s anterior dan posterior.
5. Porsio anterior dijepit dengan menggunakan tenakulum, lalu
spekulum
anterior dilepaskan dan spekulum posterior dipegang oleh asisten.
6. Dilakukan pengukuran besar kavum uteri dan posisi kavum uteri
dengan
menggunakan sonde.
10. Jika diperlukan dilakukan dilatasi kanalis servikalis dengan
dilatator hegar.
11. Dilakukan pengeluaran isi kavum uteri sebanyak mungkin
dengan menggunakan tang abortus.
12. Tang abortus tidak digunakan pada kasus meno/metroragia.
13. Dilakukan pengosongan sebersih mungkin dengan
menggunakan sendok kuret secara sistematik sesuai jarum jam
14. Pada kasus mola hidatidosa dapat digunakan penghisapan isi
kavum uteri/ gelembung mola dengan menggunakan vaccum
aspirasi dan atau sendok kuret tumpul/tajam, kuretase ulang
diklakukan 4-7 hari kemudian.
15. Jaringan hasil kuretase mola hidatidosa, meno/metroragia,
dan biopsi kuretase dimasukkan dalam botol berisikan cairan
formalin 10% dan dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi.
16. Jika diperlukan dapat diberikan uterotonika, perinfus maupun
intravena.

UNIT TEKAIT 1. SMF. Anestesi


2. SMF. Penyakit Dalam
3. Instalasi Patologi Anatomi

Anda mungkin juga menyukai