Pembahasan Eval + Kadar Sediaan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN (EVALUASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN)

Evaluasi pada praktikum pembuatan sediaan kapsul ekstrak lada kali ini dibedakan
menjadi 2 tahap. Tahap pertama adalah evaluasi granul dan tahap kedua adalah evaluasi
sediaan kapsul. Evaluasi bertujuan untuk mengidentifikasi dan menentukan kualitas suatu
sediaan yang dibuat. Untuk evaluasi granul, yang biasa dilakukan adalah uji sifat alir, uji
kelembaban, pengukuran volume spesifik, berat jenis nyata dan berat jenis mampat, distribusi
ukuran, dan kelembaban. Sedangkan untuk evaluasi kapsul yang biasa dilakukan adalah uji
keseragaman bobot dan penetapan kadar. Akan tetapi, pada praktikum kali ini hanya
dilakukan beberapa evaluasi, yang meliputi:

1. Uji Waktu Alir dan sudut diam


Untuk mengetahui baik tidaknya sifat alir suatu granul, dapat diukur dengan
menghitung laju alir dan sudut diam granul. Sifat alir granul yang baik akan
mempengaruhi keseragaman bobot kapsul yang akan dibuat, semakin baik sifat alir
granul, maka sediaan kapsul yang dibuat akan semakin seragam.
Granul yang dihasilkan pada praktikum kali ini sebanyak 44,66 g yang kemudian
diuji kecepatan alirnya dengan menggunakan alat flow tester / flowmeter. Untuk
mengalirkan granul sebanyak yang ditimbang dibutuhkan waktu alir selama 11 detik,
sehingga dapat dihitung kecepatan alirnya 4,06 g/detik. Menurut Voight (1995), granul
yang memiliki laju alir 4 – 10 tergolong mempunyai sifat alir yang baik.
Untuk memperoleh nilai sudut diam, maka perlu dilakukan pengukuran terhadap
tinggi (h) dan jari-jari (r) kerucut. Nilai h yang diperoleh sebesar 3,2 cm dan nilai r
sebesar 5 cm, sehingga diperoleh nilai sudut diam 32,62°. Berdasrkan tabel persyaratan
sudut diam, maka sudut diam granul termasuk dalam kategori baik.
Berdasarkan evaluasi laju alir dan sudut diam, maka granul ekstrak lada yang
dibuat mempunyai sifat alir yang baik.
2. Uji Keseragaman Bobot Kapsul
Uji keragaman bobot dilakukan untuk memastikan bahwa bobot yang terdapat di
dalam kapsul pada suatu formula memiliki jumlah zat aktif yang sama dengan anggapan
sudah terdistribusi merata. Uji keseragaman bobot dilakukan dengan cara menimbang
secara acak 20 kapsul lalu dihitung rata-ratanya dan kemudian masing-masing kapsul
ditimbang satu per satu. Kemudian, masing-masing kapsul dikeluarkan isinya, kedua
puluh cangkang kosong tersebut ditimbang bersamaan lalu di hitung rata-ratanya. Hasil
penimbangan masing-masing bobot tersebut dikurangi dengan nilai rata-rata kapsul
sehingga dapat dihitung isi masing-masing kapsul.
Bobot sediaan kapsul yang dibuat adalah 600 mg, maka persyaratan keseragaman
bobot yang dibuat untuk tabel A adalah 7,5% dan tabel B 15%. Berdasarkan hasil
penimbangan, maka sediaan tidak memenuhi keseragaman bobot dikarenakan 8 kapsul
tidak memenuhi persyaratan tabel A.
Karena sifat alir granul yang sudah baik, faktor penyebab ketidakseragaman bobot
lainnya adalah proses pengisian yang kurang tepat misalnya kurang pengetukan
sehingga kepadatan tiap kapsul berbeda-beda.
3. Penetapan Kadar Sediaan Kapsul
Senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak lada adalah piperin. Metode yang
dipilih sama dengan pada penetapan kadar ekstrak yaitu KLT Densitometri. Untuk
menghitung kadar piperin pada sediaan kapsul maka perlu dibuat standar piperin dengan
konsentrasi 100, 200, 400, dan 800 ppm. Standar yang dipakai sebagai pembanding
pada penetapan kadar sediaan adalah standar yang sama dengan yang dipakai pada
penetapan kadar ekstrak. Dari analisis KLT Densitometri, diperoleh persamaan kurva
baku y = 5,496 x – 248,5 yang mana nilai x dapat digunakan untuk menentukan kadar
piperin dalam sediaan.
Langkah yang harus dilakukan untuk menetapkan kadar piperin dalam sediaan
adalah mengambil 3 kapsul secara acak dan dikeluarkan isinya, lalu ekstrak tersebut
ditambah dengan pelarut etanol ad 10 ml kemudian diencerkan hingga 20X. Setelah itu
masing masing sampel ditotol sebanyak 1X dengan volume 2µl. Berikut ini adalah
gambar penotolan sampel pada fase diam / lempeng KLT Silika Gel 60 F254.

Berdasarkan hasil
KLT Densitometri, kadar
piperin dalam kapsul 1 sebesar
29,34 % b/b (0,1517 g), kapsul 2
Standar 100 ppm

Sampel kapsul 1
Standar 200 ppm

Standar 400 ppm

Standar 800 ppm


Sampel kapsul 2

Sampel kapsul 3

sebesar 28,78 % b/b (0,149 g), dan


kapsul 3 sebesar 28,32 % b/b

V V V V V V
(0,147 g) sehingga diperoleh kadar rata-rata piperin 28,82 % b/b ± 0,51 %. Pada
formulasi sediaan kadar piperin tiap kapsul adalah 0,596 g / kapsul. Perbedaan kadar zat
aktif piperin yang cukup besar dapat diakibatkan dari penambahan bahan-bahan lain.
Selain itu, sediaan yang mempunyai bobot yang kurang seragam dimungkinkan
memiliki perbedaan kandungan zat aktif yang lebih besar, karena zat aktif tidak dapat
terdistribusi merata di dalam masing-masing sediaan kapsul.

DAFTAR PUSTAKA
Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Noerono Soendani.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai