TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Masa Nifas
1) Masa nifas disebut juga masa post partum atau peurperium adalah
masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas
Adapun tahapan atau periode masa nifas menurut Suherni (2009 : 2),
8
http://repository.unimus.ac.id
9
mempunyai komplikasi.
bayinya.
terjadi, yaitu:
1) Tanda-Tanda Vital
Satu hari (24 jam) pada post partum suhu badan akan naik sedikit
cairan, dan kelelahan. Biasanya pada hari ke-3 suhu badan naik
http://repository.unimus.ac.id
10
2) Uterus
73).
http://repository.unimus.ac.id
11
Diameter
Tinggi Berat
Bekas Keadaan
Involusi Fundus Uterus
Melekat serviks
Uteri (gr)
Plasenta
Bayi lahir Setinggi pusat 1000
Uri lahir 2 jari di bawah 750 12,5 Lembek
pusat
Satu minggu Pertengahan 500 7,5 Beberapa hari
pusat-simfisis setelah
Dua minggu Tak teraba di 350 3–4 postpartum
atas simfisis dapat dilalui 2
Enam Bertambah 50 – 60 1–2 jari.Akhir
minggu kecil minggu
Delapan Sebesar 30 pertama dapat
minggu normal dimasuki 1 jari
( Sumber : Dewi dan Sunarsih, 2013 : 57)
4) Lochea
http://repository.unimus.ac.id
12
berbau busuk.
a) Vagina
http://repository.unimus.ac.id
13
perawatan dengan baik dan benar bila ada laserasi lahir atau
http://repository.unimus.ac.id
14
2) Ambulasi
http://repository.unimus.ac.id
15
3) Istirahat
untuk:
4) Eliminasi
a) Miksi
http://repository.unimus.ac.id
16
b) Defekasi
Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air besar.
Jika klien pada haru ketiga belum juga BAB maka diberikan
5) Personal Hygiene
a) Perawatan Perineum
http://repository.unimus.ac.id
17
b) Perawatan payudara
http://repository.unimus.ac.id
18
1) Infeksi Nifas
2) Perdarahan
setelah melahirkan.
2. Luka Perineum
a. Robekan perineum
http://repository.unimus.ac.id
19
(Octaviani, 2012).
tingkatan, yaitu:
sfinger ani
1) Rupture
http://repository.unimus.ac.id
20
penjahitan.
2) Episiotomi
: 44).
dijahit. Hal ini dapat dilakukan sebelum plasenta lahir tetapi apabila
tubuh dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu. Pasa saat
dalam penjahitan luka ruptur perineum hanya pada derajat satu dan
http://repository.unimus.ac.id
21
1) Fase inflamasi
kapiler.
2) Fase proliferatif
3) Fase maturasi
dalam posisi yang lebih padat (Rukiyah dan Yulianti, 2012 : 46).
http://repository.unimus.ac.id
22
3. Teori Perilaku
a. Pengertian Perilaku
individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam
2015 : 22).
yakni:
http://repository.unimus.ac.id
23
emosional.
b. Bentuk Perilaku
masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.
tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang
lain dari luar. Hal tersebut berbentuk tindakan nyata, dalam bentuk
http://repository.unimus.ac.id
24
RESPONS
TERBUKA
Praktik / tindakan
(OVERT BEHAVIOR)
yang dibentuk.
masing-masing komponen.
http://repository.unimus.ac.id
25
d. Domain Perilaku
http://repository.unimus.ac.id
26
1) Pengetahuan (knowledge)
2) Sikap (attitude)
3) Tindakan (practice)
http://repository.unimus.ac.id
27
dan sebagainya.
terbentuknya perilaku.
4. Teori Karakeristik
individu.
http://repository.unimus.ac.id
28
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
http://repository.unimus.ac.id
29
c. Umur
Wawan A dan Dewi, (2011) usia adalah umur individu yang terhitung
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
d. Paritas
yang lebih besar unruk terjadi perdarahan, demikian dengan ibu yang
terlalu sering hamil menyebabkan resiko untuk sakit, kematian dan juga
kali, lebih dari seorang anak yang cukup besar untuk hidup di dunia
luar.
http://repository.unimus.ac.id
30
atau lebih, lebih dari 5 orang anak yang cukup besar untuk hidup di
dunia luar.
2008). Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat
sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang
2005).
(pembalut).
http://repository.unimus.ac.id
31
Harjanti, 2011).
berasal dari luar (eksogen) atau dari jalan lahir penderita sendiri
http://repository.unimus.ac.id
32
1) Faktor Eksternal
a) Pengetahuan
pembalut.
c) Penanganan petugas
http://repository.unimus.ac.id
33
d) Gizi
http://repository.unimus.ac.id
34
2) Faktor Internal
a) Usia
b) Cara perawatan
buang air kecil dan buang air besar yang tiap hari kita lakukan,
http://repository.unimus.ac.id
35
perineum.
http://repository.unimus.ac.id
36
d) Pakaian
e) Obat-obatan
http://repository.unimus.ac.id
37
1) Infeksi Perineum
pada tempat infeksi, perih saat buang air kecil, terjadi kenaikan
2) Komplikasi
http://repository.unimus.ac.id
38
B. KERANGKA TEORI
RESPONS TERBUKA
(Perilaku dalam
pencegahan infeksi
luka perineum)
Bagan 2.2 Kerangka Teori Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2014 : 22)
Keterangan :
http://repository.unimus.ac.id