Anda di halaman 1dari 6

TEMU ILMIAH IPLBI 2013

Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri


Primer
Kasus: Jl. K.H. Agus Salim Kota Gorontalo
(1)
Zuhriati A. Djailani , Heryati (2)
(1)
KK Rancang Kota, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo
(2)
KK Sejarah dan Teori Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo

Abstrak

Koridor komersial Jl. K.H. Agus Salim berperan sebagai jalan arteri primer yang menghubungkan
antar pusat kegiatan nasional di kota Gorontalo. Posisi jalan ini sangat strategis karena merupakan
pusat mobilitas penduduk dari luar kota menuju tempat kerja dan tempat tinggal. Keberhasilan
kawasan koridor komersial Jl. K.H. Agus Salim dapat dicapai dengan menata kembali koridor jalan
yang semula berbentuk strip linear menjadi koridor yang menggabungkan bentuk strip linear dan
bentuk memusat. Dengan demikian, koridor ini dapat mewadahi kebutuhan ruang tempat berkumpul
komunitas, berekreasi, penggunaan fungsi campuran, berorientasi pada pedestrian dan memiliki
keunikan sebagai daya tarik kawasan. Untuk menyelesaikan kasus ini studi yang dilakukan adalah
eksploratory research yakni melakukan kajian/tinjauan bagaimana prinsip-prinsip penataan kawasan
komersial pada koridor Jalan arteri primer. Pendekatan yang dilakukan melalui kajian teori dan studi
kasus persoalan sejenis untuk menemukan prinsip-prinsip normatif penataan kawasan komersial
pada koridor jalan arteri primer. Selanjutnya adalah mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan
persoalan kawasan untuk menemukan prinsip penataan kawasan komersial pada koridor Jalan Agus
Salim Kota Gorontalo. Hasil studi adalah konsep dan simulasi perancangan kawasan komersial pada
koridor Jl. Agus Salim Kota Gorontalo.

Kata-kunci : Bentuk linier dan memusat, jalan arteri primer, kawasan koridor komersial

Pengantar mempertimbangkan kualitas fisik ruang kota.


Suatu tatanan kawasan komersial yang mem-
Perpetakan lahan properti komersial berbentuk berikan kenyamanan, kegembiraan, keragaman
pola linier di jalan arteri primer pada kota yang dan keunikan fungsi dan aktifitas ruang bagi
baru berkembang, memperluas permintaan pemakainya kurang dipertimbangkan, sehingga
lahan untuk investasi komersial sepanjang strip persoalan kawasan koridor komersial Jalan Agus
jalan. Keadaan ini pun terlihat jelas pada alih Salim Kota Gorontalo dapat disimpulkan men-
fungsi lahan dari hunian ke komersial di kawas- cakup dua persoalan pokok yakni: koridor ko-
an koridor Jalan Agussalim yang terus bertam- mersial kurang aktif dan tidak menjadi destinasi
bah sehingga terbentuk blok-blok ruko di antara utama untuk berbelanja padahal pertumbuhan
hunian. Karakter perkembangan koridor seperti retail positif. Persoalan pokok lainnya adalah
ini berdampak pada menurunnya kualitas fisik menurunnya kualitas fisik ruang koridor dan
ruang kawasan koridor sehingga tidak nyaman kawasan sekitarnya.
untuk beraktifitas.
Kunci kesuksesan kawasan koridor komersial
Kawasan komersial sepanjang koridor Jalan sehingga menjadi kawasan koridor komersial
Agus Salim hadir sekedar memenuhi transaksi yang aktif adalah daya tarik tempat/ ruang
dagang dan jasa serta investasi lahan tanpa kawasan koridor komersial tersebut. Untuk
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | B - 93
Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer. Kasus: Jl. K.H. Agus Salim Kota Gorontalo

menciptakan daya tarik tempat/ruang, dibutuh- Peran dan fungsi Jl. Agus salim didukung oleh
kan strategi place making guna mencapai kesuk- kebijakan dalam revisi RTRW Kota Gorontalo
sesan suatu tempat. tahun 2009–2029 yang menetapkan dalam ren-
cana pola ruang bahwa koridor Jalan Agus Salim
Place making adalah proses mengubah ruang sebagai kawasan perdagangan dan jasa. RDTRK
(space) menjadi place sehingga akan menarik Gorontalo tahun 2009-2029 menetapkan
sejumlah besar manusia karena bersifat menye- rencana peruntukan blok Koridor Jl. Agus Salim
nangkan, menarik dan menawarkan kesempatan terdiri dari blok perdagangan, jasa dan hunian.
untuk bertemu satu sama lain. Placemaking
adalah cara dimana semua manu-sia mengubah Berdasarkan permasalahan di atas dan didukung
tempat mereka, menemukan diri mereka ke oleh kebijakan dalam revisi RTRW Kota Goron-
tempat di mana mereka tinggal (Schneeklth, L. talo tahun 2009–2029, maka perlu dilakukan
Dan Shibley, R.G., 1995). studi yang bertujuan menata kawasan koridor
komersial Jl. Agus Salim Kota Gorontalo sehing-
Place making terkenal dengan karakternya yang ga tercipta kawasan koridor komersial yang aktif,
berfokus terhadap aktivitas, manajemen, komu- berkarakter, nyaman untuk berbelanja, bekerja,
nitas, dan sosialibilitas. Hasil akhir dari strategi berekreasi dan bertempat tinggal sehingga
placemaking adalah terciptanya pe-ngembangan menjadi kawasan destinasi komersial di Kota
ruang publik yang berkualitas baik dan berman- Gorontalo.
faat bagi masyarakat dan lingkungannya
(Tiesdell, 1996), seperti plaza, taman, jalan, Metodologi
serta kawasan komersial pada main street.
Strategi placemaking merupakan prinsip men- Bentuk studi adalah applied research yang
dasar yang dibutuhkan dalam perancangan berfokus pada pemecahan masalah. Penelitian
kawasan koridor komersial pada jalan arteri terapan rancang kota berarti identifikasi dan
primer. solusi dari permasalahan yang terjadi di ruang
kota (Andranovich, 1993).
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas,
Montgomery (1998) mengatakan bahwa kota Studi dilakukan melaluii eksploratory research
yang baik adalah ruang yang mewadahi tran- yakni melakukan kajian/tinjauan bagaimana
saksi aktifitas ekonomi pada berbagai tingkat prinsip-prinsip penataan kawasan komersial
dan lapisan dan menyediakan ruang untuk pada koridor Jalan arteri primer. Selanjutnya
transaksi sosial dan budaya. adalah mengidentifikasi dan menganalisis poten-
si dan persoalan kawasan untuk menemukan
Menurut Bohl, Charles C. (2002), aspek penting prinsip penataan kawasan komersial pada ko-
dalam mendesain main street dan town center ridor Jalan Agus Salim Kota Gorontalo. Hasil
terdiri dari: kemampuan mengadaptasi urban studi adalah konsep dan simulasi perancangan
form dengan mudah, kombinasi entertainment kawasan komersial pada koridor Jl. Agus Salim
retail dan niche restaurant, detail desain Kota Gorontalo.
bangunan, lingkungan kota yang bervariasi dan
dekorasi wajah jalan (streetscape) yang me- Metode Proses perancangan yang digunakan
narik, menempatkan toko langsung ber-hubung- adalah Synoptic Method (metode sinoptik) yang
an dengan sisi jalan, mengubah parkir badan menggabungkan secara konsisten berbagai
jalan dengan gedung parkir, keragaman ak- alternatif untuk mencari penyelesaian persoalan
tivitas pada level pejalan kaki, menyediakan (Shirvani Hamid, 1985).
ruang berkumpul publik yang cukup (public
gatering space), menata karakter pedestrian Analisis dan Interpretasi
berskala manusia, keintiman ruang publik
1. Tinjauan kawasan komersial di kota
kawasan historis, visibilitas.
Gorontalo

B - 94 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013


Zuhriati A. Djailani
Kawasan komersial yang ada di kota Gorontalo 2. Arahan Kebijakan Tata Ruang Kota
berupa format pusat perdagangan maupun strip
koridor terus mengalami perkembangan seiring Arahan dan kebijakan penataan ruang kota yang
pertumbuhan ekonomi kota. Format pusat per- dipertimbangkan dalam pengembangan ka-
dagangan dan jasa yang saat ini menjadi desti- wasan meliputi: Rencana struktrur sistem pusat
nasi adalah distrik pasar tua/kampung cina dan kegiatan di Kota Gorontalo, penggunaan lahan,
pasar sentral, sedangkan format strip koridor sirkulasi dan aksesibilitas, bentuk dan tata
adalah Jalan Kartini, Jl Panjaitan–Jl. Ahmad Yani, massa bangunan, jalur pedestrian, ruang
Jl. Sam Ratulangi–Jl. Imam Bonjol, Jl. Sudirman, terbuka hijau.
Jl. Andalas dan Jl. Agus Salim .
3. Konsep Pengembangan Kawasan
Kota Gorontalo. Pusat komersial baru yang
Konsep pengembangan kawasan merupakan
mengembangkan konsep mixed use adalah
rekomendasi hasil analisis pengembangan ka-
Gorontalo bussines park dan Gorontalo Business
wasan. Konsep pengembangan kawasan terdiri
Center.
atas ide dasar pengembangan kawasan, visi dan

Gambar 1. Sebaran Kawasan Komersial di Kota Gorontalo. Sumber: Observasi lapangan, 2012

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | B - 95


Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer. Kasus: Jl. K.H. Agus Salim Kota Gorontalo

misi pengembangan kawasan dan prinsip dan 1. Konsep Dasar dan Integrasi Kawasan
strategi pengembangan kawasan. Ide dasar
pengembangan kawasan diperoleh berdasarkan Secara struktur kawasan perancangan terbagi
kajian literatur, analisis kontekstual berupa menjadi enam kawasan yakni zona 1 kawasan
kondisi ekonomi pasar dan properti, arahan dan rumah sakit bersalin, zona 2 kawasan Per-
kebijakan tata ruang, serta hasil analisis tapak. kantoran dan hunian, zona 3 sentra furnitur dan
Keseluruhan ide dasar pengembangan kawasan bahan bangunan, zona 4 kawasan komersial dan
membentuk visi pengembangan kawasan : rekreasi, zona 5 pasar festival, zona 6 strip
“shopping, work, live and leisure in komersial dan hunian (ruko dan rukan).
commercial corridor“.
Ide dasar perancangan dan integrasi kawasan
Prinsip dan strategi pengembangan kawasan adalah: “Mengintegrasikan ke enam zona
merupakan elaborasi dari ide dasar pengem- kawasan komersial pada koridor Jl. Agus Salim
bangan kawasan, visi dan misi pengembangan kota Gorontalo secara internal antar zona dan
kawasan. secara eksternal dengan fungsi-fungsi komersial
kota Gorontalo.”
4. Konsep Perancangan Kawasan
Enam zona kawasan komersial dijadikan sebagai
Rumusan konsep perancangan kawasan didasar- kawasan komersial yang memiliki karakter
kan prinsip perancangan kawasan. fungsi dan aktifitas komersial spesifik yang da-
pat memperkuat identitas dan menjadi magnet
Prinsip perancangan kawasan koridor komersial /daya tarik kawasan. Masing-masing identitas
pada jalan arteri adalah menggabungkan pola komersial pada setiap zona merujuk pada
linier sepanjang strip jalan utama dengan pola identitas utama kawasan sebagai urban com-
memusat melalui linkage struktural dimana mercial corridor for shopping, living, work and
ruang terbuka pada setiap sub kawasan sebagai leisure.“
node. Konsep perancangan diperoleh sebagai
elaborasi dari prinsip perancangan. Konsep Dasar dalam mengintegrasikan 6
kawasan didasarkan pada: Konsep tata Guna
Adapun prinsip perancangan kawasan adalah: lahan, Konsep Fungsi dan Aktifitas,
Konsep Sirkulasi dan jalur pedestrian,
a. Menata pola pengembangan koridor dari Konsep ruang terbuka dan ruang terbuka
pola linier pada koridor jalan Agus Salim ke hijau, Konsep tata bangunan, dan Konsep
pola nodel. Parkir.
b. Membentuk nilai dan menonjolkan karakter
setiap sub-sub kawasan yang menjadi daya Simulasi Rancangan
tarik kawasan.
Simulasi desain penataan kawasan koridor
c. Menyediakan dan menata ruang ketiga
komersial secara keseluruhan diilustrasikan pada
pada sub-sub kawasan koridor komersial
Rencana Master Plan kawasan yang meliputi
sesuai fungsi dan tema.
enam sub kawasan, yakni sub kawasan Rumah
d. Menciptakan pusat-pusat kawasan pada
Sakit ibu dan anak, sub kawasan perkantoran
setiap zona.
dan perumahan, sub kawasan komersial dan
e. Menciptakan Integritas Kawasan.
rekreasi, sub kawasan pasar festifal dan sub
f. infill pada kawasan komersial yang kurang kawasan shophouse sepanjang strip koridor.
aktif. Simulasi desain yang ditampilkan lebih difokus-
g. Walkable corridor. kan pada penataan kawasan komersial yang
terintegrasi dengan menggabungkan penataan
strip linier dan bentuk memusat. Linkage seba-
gai elemen pemersatu kawasan terlihat pada
master plan kawasan. Beberapa bagian simulasi
B - 96 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013
Zuhriati A. Djailani

Keterangan :
: Sirkulasi Utama
: Struktur kawasan yang dibentuk oleh jalan eksisting
: Linkage internal kawasan

: Rencana pusat kawasan

Gambar 2. Konsep Dasar Pola Struktur Utama Kawasan Perancangan

mengilustrasikan suasana ruang terbuka yang Berdasarkan kasus yang diangkat penataan
mewadahi kebutuhan ruang tempat berkumpul kawasan koridor komersial pada jalan arteri
komunitas. primer, ditampilkan denah dan potongan jalan
sesuai persyaratan jalan arteri primer.

Gambar 4. Bird eye vew Kawasan Koridor Komersial


Jl. Agus Salim Kota Gorontalo

Kesimpulan

Gambar 3. Master Plan Kawasan Koridor Komersial Jl. Kawasan koridor komersial Jl. Agus Salim kota
Agus Salim Kota Gorontalo Gorontalo adalah kasus yang diangkat dalam
studi ini dengan konsep pengembangan dan
perancangan kawasan yang bertujuan untuk
membentuk place making pada kawasan.

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | B - 97


Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer. Kasus: Jl. K.H. Agus Salim Kota Gorontalo

POTONGAN A

POTONGAN B

POTONGAN C

POTONGAN D
Gambar 5. Potongan Kawasan Koridor Komersial Jl. Agus Salim Kota Gorontalo

Penataan kawasan koridor komersial dilakukan Trancik, R. (1986). Finding Lost space. New York: Van
secara integratif dengan menata ruang jalan dan Nostrand Reinhold Company Inc.
menata kawasan di sisi ruangjalan dalam bentuk http://www.pps.org/info/placemakingtools/issuepaper
s/?referrer=placemakingtools_contents
penataan yang kompak dengan menggabungkan
http://www.kitchener.ca/en/businessinkitchener/Mixed
pola linier strip koridor dan pola memusat pada _use corridors.asp
pusat kawasan. http://www.Skyscrapercity.com
http://www.bnr.co.id/facilities/orchard-walk
DAFTAR PUSTAKA http//www.Westfield Mall Map.htm

Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative,


Quantitative, and Mixed Methods Approaches.
California: Sage Publications, Inc.
Bohl, Charles C, (2002). Place Making: Developing
Town Center, Main Streets and Urban Village.
Washington DC: The Urban Institute.
Montgomery, J. (1998). Making A City: Urbanity,
Vitality and Urban Design. Journal of Urban Design
3:1, 93-116
Pemerintah Kota Gorontalo. 2009. Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Gorontalo. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Gorontalo.
Pemerintah Kota Gorontalo. 2009. Rencana Detail Tata
Ruang Kota 2009 - 2019. Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Gorontalo.
Pemerintah Provinsi Gorontalo. 2008. Manajemen
Rekayasa Lalu Lintas Jl. D.I Panjaitan dan Jl. Agus
Salim Kota Gorontalo. Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat.
Schneekloth, LH dan Shibley, RG (1995). Placemak-
ing: The Art and Practice of Building Communities.
New York
Shirvani, Hamid. (1985). Urban Design Process. Van
Nostrand Reinhold Company Inc: New York.
Tiesdell, S., et al. (1996). Revitalizing Historic Urban
Quarter. Oxford: Architectural Press
B - 98 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

Anda mungkin juga menyukai