Pp. No 56 THN 2009 PDF
Pp. No 56 THN 2009 PDF
REPUBLIK INDONESIA
12. Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian
petak jalan re1 yang meliputi ruang manfaat jalur kereta
api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan
jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
13. Jaringan jalur kereta api adalah seluruh jalur kereta api
yang terkait satu dengan yang lain yang menghubungkan
berbagai tempat sehingga merupa~an satu sistem.
perkeretaapian.
Bagian Kesatu
Umum
Bagian Kedua
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
Pasal13
Bagian Ketiga
Rencana Induk Perkeretaapian Provinsi
Bagian Keempat
Rencana Induk Perkeretaapian Kabupaten/Kota
Bagian Kelima
Penyusunan Rencana Induk Perke:retaapian
Bagian Keenam
Rencana Pembangunan Perkeretaapian
Bagian Kesatu
Umum
Bagian Kedua
Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian
Paragraf 1
Umum
b. pengoperasian prasarana;
c. perawatan prasarana; dan
d. pengusahaan prasarana.
Paragraf2
Jalur Kereta Api
( 1) Ruang manfaat jalur kereta api terdiri atas jalan reI dan
bidang tanah di kiri dan kanan jalan reI beserta ruang· di
kiri, kanan, atas, dan bawah yang digunakan untuk
konstruksi jalan reI dan penempatan fasilitas operasi
kereta api serta bangunan pelengkap Iainnya.
Dalam hal konstruksi jalan rei bagian atas pada jalan rei
yang berada di atas permukaan tanah untuk jenis kereta
api monorel dan kereta gantung paling sedikit terdiri atas
reI atau pengarah.
(I) Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan reI
pada permukaan tanah harus diukur dari sisi terluar
jalan reI beserta bidang tanah di.kiri dan kanannya yang
digunakan untuk konstruksi jal~.n reI, termasuk bidang
tanah untuk penempatan fasili1:aisoperasi kereta api dan
bangunan peIengkap lainnya.
(2) Ruang manfaat jalur kereta api sebagaimana dimaksud
pada ayat (I) termasuk tanah bagian bawahnya dan
ruang di atasnya setinggi batas tertinggi ruang bebas
ditambah ruang konstruksi untuk penempatan fasilitas
operasi kereta api.
(I) Dalam hal batas ruang manfaat jalur kereta api untuk
jalan reI pada permukaan ta.nah yang berada di
jembatan, ruang manfaat jalur kereta api diukur dari sisi
luar konstruksi jembatan term31suk konstruksi pangkal
dan/ atau pilar berilrut fondasi.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
(1) Batas ruang manfaat jalur ke:reta api untuk jal~n reI
pada permukaan tanah yang masuk terowongan diukur
dari sisi terluar konstruksi terowongan.
(2) Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan reI di
bawah permukaan tanah dilllkur dari sisi terluar
konstruksi bangunan jalan rel di bawah permukaan
tanah termasuk fasilitas operasi kereta api.
(3) Batas ruang manfaat jalur kereta api untuk jalan reI di
atas permukaan tanah diukur dari sisi luar terjauh di
antara konstruksi jalan reI atau konstruksi fasilitas
operasi kereta api atau ruang bebas sarana
perkeretaapian.
Ruang milik jalur kereta api meliputi. bidang tanah di kiri dan
kanan ruang manfaat jalur kereta api yang digunakan untuk
pengamanan konstruksi jalan reI.
(1) Batas ruang milik jalur kereta l/lpiuntuk jalan reI yang
terletak pada permukaan tanah :diukur dari batas paling
luar sisi kiri dan kanan ruang Iinanfaat jalur kereta api,
yang lebarnya paling sedikit 6 (en-am)meter.
(2) Batas ruang milik jalur kereta l/lpiuntuk jalan reI yang
terletak di bawah permukaan tan8.h diukur dari batas
paling luar sisi kiri dan kanan serta bagian bawah dan
atas ruang manfaat jalur kereta api, yang lebarnya paling
sedikit 6 (enam) meter.
(3) Batas ruang milik jalur kereta api untuk jalan rei yang
terletak di atas permukaan t~nah diukur dari batas
paling luar sisi kiri dan kanan ruang manfaat jalur kereta
api, yang lebamya paling sedikit 6 (enam) meter.
d. kabel telepon;
e. kabellistrik; atau
f. menara telekomunikasi.
Pasal77
(1) Perpotongan sebidang hanya dar:jatdilakukan apabila:
a. letak geografis yang tidak memungkiQ.kan
membangun perpotongan tid~k sebidang; .~.
b. tidak membahayakan dan Imengganggu kelanc"aran
operasi kereta api dan lalu lintas jalan; dan" ..
c. pada jalur tunggal dengan frekuensi dan kecepatan
kereta api rendah.
Paragraf 3
Stasiun Kereta Api
b. keamanan;
c. kenyamanan;
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa199
(1) Stasiun penumpang dike1ompo~kandalam:
a. ke1as besar; .
b. kelas sedang; dan
e. kelas keeil.
Penge1ompokan kelas stasiun! kereta api seb~galmana
dimaksud pada ayat (1) dilakuk~n berdasarkan kriteria:
a. fasilitas operasi;
b. jumlah jalur;
e. fasilitas penunjang;
d. frekuensi lalu lintas;
e. jumlah penumpang; dan
f. jumlah barang.
Kelas stasiun sebagaimana 4imaksud pada ayat (1)
dihitung berdasarkan perkalianl bobot setiap kriteria dan
nilai komponen.
Paragraf4·
Fasilitas Pengoperasian Kere~aApi
Pasa1102
Fasilitas pengoperasian kereta api sebagaimana dimaksud
dalam Pasa140 huruf e meliputi :
a. peralatan persinyalan;
b. peralatan telekomunikasi; dan
e. instalasi listrik.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Paragraf 5 .
Pembangunan Prasarana Perkerelaapian
Paragraf6
Pengoperasian Prasarana Perkeret~apian
d. sistem stasiun;
e. sistem peralatan persinyalan;
f. sistem peralatan telekomunikasi; dja,n
g. sistem instalasi listrik.
Pasal120
Sistem jalan rei sebagaimana dima~sud dalam PasaJ",119
huruf a meliputi:
a. konstruksi bagian atas; dan
b. konstruksi bagian bawah.
Pasal124
Sistem terowongan sebagaimana dim~ksud
huruf c harus memenuhi: ! •
a. ruang bebas;
b. geometri;
c. beban gandar;
d. stabilitas konstruksi; dan
e. kedap air.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata ¢ara uji pertama dan uji
berkala prasarana perkeretaapian dap tata cara pemberian
sertifikat diatur dengan peraturan Menlteri.
Paragraf 7
Perawatan Prasarana Perkeretaapian
Paragraf 8
Pengusahaan Prasarana Perkeret$.apian
Bagian Ketiga
Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaa:RianUmum
Oleh Pemerintah atau Pemerintah ~aerah
Pasal175
Bagian Keempat
Penye1enggaraan Sarana Perkeretaapian
Paragraf 1
Umum
Paragraf 2
Pengadaan Sarana Perkeretaapian
b. kebutuhan operasional;
c. pelestai:'ianfungsi lingkungan hidup; dan
d. mengutamakan produksi dalam negeri.
Paragraf 3
Pengoperasian Sarana Perkeretaapian
(4) Ketentuan uji statis dan uji dinamis pada uji pertama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 203, Pasal 204, dan
Pasal 205 berlaku mutatis mutandis untuk ketentuan uji
statis dan uji dinamis pada uji berkala.
Paragraf 4
Perawatan Sarana Perkeretaapian
Paragraf 5
Pengusahaan Sarana Perkeretaapian
Paragraf6
Pengawasan Sarana Perkeretaapian
Bagian Kelima
Rancang Bangun dan Rekayasa Sarana Perkeretaapian
Paragraf 1
Rancang Bangun Sarana Perkeretaapian
Paragraf2
Rekayasa Sarana Perkeretaapian
Paragraf 3
Pe1aksanaan Rancang Bangun dan Rekayasa
Sarana Perkeretaapian
Bagian Keenam
Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Umum
Oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
Bagian Kesatu
Umum
b. inspektur;
c. auditor;
d. tenaga pemeriksa;
e. tenaga perawatan; .~
f. petugas pengoperasian prasarana perkeretaapiari';.
g. awak sarana perkeretaapian.
Bagian Kedua
Tenaga Penguji
Paragraf 1
Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian
perkeretaapian; dan
c. mengikuti tata
perkeretaapian.
Paragraf2
Tenaga Penguji Sarana Perkeretaapian
Bagian Ketiga
Tenaga Pemeriksa dan Tenaga Perawatan
Paragraf 1
Tenaga Pemeriksa dan Tenaga Perawatan
Prasarana Perkeretaapian
Paragraf 2
Tenaga Pemeriksa dan Tenaga Perawatan
Sarana Perkeretaapian
Bagian Keempat
Petugas Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian
Pasal·289
Bagian Kelima
Awak Sarana Perkeretaapian
Bagian Kesatu
Umum
Bagian Kedua
Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum
Paragraf 1
Izin Usaha Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum
b. desain;
c. konstruksi; dan
d. pascakonstruksi.
Paragraf2
Izin Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Umum
b. gambar teknis;
c. data lapangan;
d. jadwal pelaksanaan;
e. spesifikasi teknis;
f. analisis mengenai dampak lingkungan hidup·-:atau
UKLdan UPL;
g. metode pelaksanaan;
h. izin mendirikan bangunan;
i. izin lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;dan
telah membebaskan tanah sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) persen dari total tanah yang dibutuhkan.
Paragraf 3
Izin Operasi Prasarana Perkeretaapian Umum
. Paragraf4
Izin Usaha Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Umum
Pasal 338
(1) Izin usaha penyelenggaraan sarana perkeretaapian
umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 305 ay~t (2)
huruf a, diterbitkan oleh Menteri. -.'.
(2) Izin usaha penyelenggaraan sarana perkeretaapian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku se1ama
Badan Usaha penyelenggara sarana perkeretaapian
masih menjalankan usaha sarana perkeretaapian.
Paragraf 5
Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum
Bagian Ketiga
Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Khusus
Paragraf 1
Umum
Paragraf2
Izin Pembangunan Perkeretaapian Khusus
Paragraf 3
Izin Operasi Perkeretaapian Khusus
Bagian Kesatu
Pembinaan Perkeretaapian Nasional
Bagian Kedua
Pembinaan Perkeretaapian Provinsi
Bagian Ketiga
Pembinaan Perkeretaapian Kabupaten/Kota
BAB VII
Masyarakat berhak:
a. memberi masukan kepada pemerintah, penye1enggara
prasarana perkeretaapian, dan penyelenggara sarana
perkeretaapian .dalam rangka pembinaan,
penyelenggaraan, dan pengawasan perkeretaapian;
b. mendapat pe1ayanan penyelenggaraan perkeretaapian
sesuai dengan standar pelayanan minimum; dan
c. memperoleh informasi mengenai pokok-pokok rencana
induk perkeretaapian dan pe1ayanan perkeretaapian.
Ditetapkan di Jakarta
pada tangga18 September 2009
PRESIDEN REPUBLIKINDONESIA,
Diundangkan di Jakarta
pada tangga18 September 2009
MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN
Pasa11
Cukup jelas.
Pasa12
Cukup jelas.
Pasa13
Cukup jelas.
Pasa14
Cukup jelas.
Pasa15
Cukup jelas.
Pasa16
Ayat (1)
Cukup je1as.
Ayat (2)
Cukup je1as.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Perubahan lingkungan strategis tertentu antara lain perubahan
rencana tata ruang, perubahan kawasan pusat kegiatan,
kebijakan pemerintah jangka panjang yang berpengaruh pada
lingkungan hidup.
Ayat (5)
Cukup je1as.
Pasa17
Ayat (1)
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Aya,t (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb .,
Rencana induk jaringan moda transportasi lainnya meliputi
rencana umum jaringan transportasi jalan 'nasipnal,
tatanan kepelabuhanan nasional, dan tatanan
kebandarudaraan nasional.
Hurufc
Cukup jelas.
Pasal8
Cukup jelas.
Pasal9
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Cukup jelas.
Hurufd
Cukup jelas.
Hurufe
Sumber daya manusia meliputi sumber daya manusia di bidang
prasarana perkeretaapian antara lain petugas yang
mengoperasikan prasarana perkeretaapian, tenaga pemeriksaan,
dan perawatan prasarana perkeretaapian dan sumber daya
manusia di bidang sarana perkeretaapian antara lain meliputi
awak sarana perkeretaapian, petugas pemeriksaan dan
perawatan sarana perkeretaapian.
Pasall0
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal12
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal'13
Cukup jelas.
Pasa114 .~
Huruf a ,"
Sumber daya manusia di bidang prasarana perkeretaapian
antarkota antara lain petugas yang mengoperasikan pras~ana
perkeretaapian, tenaga pemeriksaan dan perawatan prasarana
perkeretaapian.
Hurufb
Sumber daya manusia di bidang sarana perkeretaapian
antarkota antara lain awak sarana perkeretaapian, tenaga
pemeriksaan dan perawatan sarana perkeretaapian.
Hurufc
Sumber daya manusia di bidang prasarana perkeretaapian
perkotaan antara lain petugas yang mengoperasikan prasarana
perkeretaapian, tenaga pemeriksaan dan perawatan prasarana
perkeretaapian.
Hurufd
Sumber daya manusia di bidang sarana perkeretaapian
perkotaan antara lain awak sarana perkeretaapian, tenaga
pemeriksaan dan perawatan sarana perkeretaapian.
Hurufe
Cukup je1as.
Huruff
Cukup jelas.
Pasa115
Cukup jelas.
Pasa116
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufc
Cukup je1as.
Huruf d
Rencana induk 'jaringan moda transportasi lainnya -'pada
tataran transportasi provinsi meliputi rencana umum
jaringan transportasi jalan provinsi, tatanan kepelabJ,lhanan
nasional, dan tatanan kebandarudaraan nasional. .' '.
Hurufe
Cukup jelas.
Pasal17
Cukup jelas.
Pasal18
Hurufa
Cukup jelas.
·Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Cukup je1as.
Hurufd
Cukup jelas.
Hurufe
Sumber daya manusia meliputi sumber daya manusia di bidang
prasarana perkeretaapian an tara lain petugas yang
mengoperasikan prasarana perkeretaapian, tenaga pemeriksaan
dan perawatan prasarana perkeretaapian dan sumber daya
manusia di bidang sarana perkeretaapian antara lain meliputi
awak sarana perkeretaapian, tenaga pemeriksaan dan perawatan
sarana perkeretaapian.
Pasal19
Cukup je1as.
Pasal20
Cukup je1as.
Pasal21
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal22.
Cukup jelas.
Pasal23 .~
Huruf a .,
Sumber daya manusia di bidang prasarana perkeretaapian
antarkota antara lain petugas yang mengoperasikan pras·a:rana
perkeretaapian, tenaga pemeriksaan dan perawatan prasarana
perkeretaapian.
Hurufb
Sumber daya manusia di bidang sarana perkeretaapian
antarkota antara lain awak sarana perkeretaapian, tenaga
pemeriksaan dan perawatan sarana perkeretaapian.
Hurufc
Sumber daya manusia di bidang prasarana perkeretaapian
perkotaan antara lain petugas yang mengoperasikan prasarana
perkeretaapian, tenaga pemeriksaan dan perawatan prasarana
perkeretaapian.
Hurufd
Sumber daya manusia di bidang sarana perkeretaapian
perkotaan antara lain awak sarana perkeretaapian, tenaga
pemeriksaan dan perawatan sarana perkeretaapian.
Hurufe
Cukup je1as.
Pasal24
Cukup je1as.
Pasa125
Cukup jelas.
Pasal26
Cukup je1as.
Pasal27
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup je1as.
Hurufc
CUkupjelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufd
Cukup jelas.
Huruf e .~
Sumber daya manusia meliputi sumber daya manusia di bi9-ang
prasarana perkeretaapian antara lain petugas yang
mengoperasikan prasarana perkeretaapian, tenaga pem~riksaan
dan perawatan prasarana perkeretaapian dan sumber'- daya
manusia di bidang sarana perkeretaapian antara lain meliputi
awak sarana perkeretaapian, tenaga pemeriksaan dan perawatan
sarana perkeretaapian.
Pasal28
Cukup jelas.
Pasal29
Cukup jelas.
Pasal30
Cukup jelas.
Pasal31
Cukup jelas.
Pasal32
Hurufa
Sumber daya manusia di bidang prasarana perkeretaapian
antarkota antara lain petugas yang mengoperasikan prasarana
perkeretaapian, tenaga pemeriksaan dan perawatan prasarana
perkeretaapian.
Hurufb
Sumber daya manusia di bidang saran a perkeretaapian
antarkota antara lain awak sarana perkeretaapian, tenaga
pemeriksaan dan perawatan sarana perkeretaapian.
Hurufc
Sumber daya manusia di bidang prasarana perkeretaapian
perkotaan antara lain petugas yang mengoperasikan prasarana
perkeretaapian, tenaga pemeriksaan dan perawatan prasarana
perkeretaapian.
Hurufd
Sumber- daya manusia di bidang sarana perkeretaapian
perkotaan antara lain awak sarana perkeretaapian, tenaga
pemeriksaan dan perawatan sarana perkeretaapian.
Hurufe
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa133
Cukup je1as.
Pasa134
Cukup jelas.
Pasa135
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Evaluasi dalam memberikan pertimbangan termasuk apabila
ada usulan pembangunan prasarana perkeretaapian di luar
rencana pembangunan perkeretaapian tersebut.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Cukup jelas.
Pasa136
Cukup jelas.
Pasal37
Cukup jelas.
Pasal38
Cukup je1as.
Pasa139
Cukup je1as.
Pasal40
Cukup jelas.
Pasa141
Cukup jelas.
Pasa142
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal43
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "bangunan pele.ngkap lainnya" adalah
gardu perlintasan, gardu penjaga terowongan, dan tempat
berlindung petugas di jembatan dan terowongan, serta fa~ilitas
pemeliharaan, tidak termasuk menara telekomunikasi.
Ayat (2)
Hurufa
Jalan reI pada permukaan tanah merupakan jalan rel yang
konstruksinya berada pada permukaan tanah.
Hurufb
Jalan reI di bawah permukaan tanah merupakan jalan rel
yang konstruksinya berada di bawah permukaan tanah.
Hurufc
Jalan reI di atas permukaan tanah merupakan jalan reI
yang konstruksinya berada di atas permukaan tanah.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan "ruang bebas" adalah ruang yang
senantiasa bebas dari segala rintangan dan benda penghalang
sehingga tidak mengganggu gerakan kereta api.
Pasal44
Cukup jelas.
Pasal45
Ayat (1)
Hurufa
ReI atau pengarah dalam ketentuan ini dapat berupa reI,
balok beton, kabel, atau pulley.
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Yang dimaksud dengan "slab tracie' adalah kesatuan
konstruksi terbuat dari beton bertulang yang berbentuk
pelat sebagai pengganti bantalan yang tidak memerlukan
balas, dan berfungsi untuk menerima dan meneruskan
beban kereta api.
Ayat (2)
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal46
Ayat (1)
Hurufa
Yang dimaksud dengan "lapis dasar (subgrade)" adalah
konstruksi lapisan tanah yang mampu men6pang
konstruksi jalan reI bagian atas dengan aman dan memberi
kecukupan dalam elastisitas pada reI. Lapis dasar juga
harus mampu melindungi tanah fondasi dari perigaruh
cuaca.
Hurufb
Yang dimaksud dengan "tanah dasar" adalah tanah asli
yang berfungsi sebagai fondasi.
Ayat (2)
Terowongan pada konstruksi jalan rei bagian bawah pada
permukaan tanah dalam ketentuan ini disebut sebagai
terowongan pegunungan.
Hurufa
Konstruksi penyangga berfungsi untuk memperkuat
terowongan pada struktur batuan yang lemah.
Hurufb
Yang dimaksud dengan "lining" adalah konstruksi dinding
terowongan yang dapat terbuat dari pasangan batu, beton,
danl atau baja.
Hurufc
Yang dimaksud dengan "invert" adalah suatu konstruksi di
dasar terowongan yang berfungsi untuk meletakkan
struktur jalan reI bagian atas.
Hurufd
Yang dimaksud dengan "portal" adalah konstruksi penguat
bagian terowongan yang ditempatkan di ujung konstruksi
terowongan.
Ayat (3)
Terowongan dalam ketentuan Inl sesuai dengan metode
pembangunannya dapat dibedakan menjadi:
a. terowongan perisai (shield tunneij;
b. terowongan gali timbun (cut and cover).
Ayat (4)
Jembatan dalam ketentuan ini termasuk sistem prasarana
perkeretaapian pada kereta gantung.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufa
Konstruksi jembatan bagian atas tidak termasuk rel,
bantalan, penambat, dan balas.
Hurufb .::
Pasal47
Cukup jelas.
Pasal48
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "bangunan pelengkap lainnya" adalah
gardu perlintasan, gardu penjaga terowongan, dan tempat
berlindung petugas di jembatan dan terowongan, serta fasilitas
pemeliharaan, tidak termasuk menara telekomunikasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal49
Ayat (1)
Diukur dari sisi terluar harus diartikan sebagai Iebar yang
diukur dari sisi terluar sebelah kiri dari jalan reI ke sisi terluar
sebelah kanan dari jalan reI termasuk saluran air atau ujung
atas atau bawah talud atau konstruksi pengaman tubuh jalan
reI.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "ruang bebas" adalah ruang yang
senantiasa bebas dari segala rintangan dan benda penghalang
sehingga tidak mengganggu gerakan kereta api.
Pasal50
Cukup jelas.
Pasal51
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "jalan rel pada permukaan tanah yang
masuk terowongan" adalah' jalan reI yang menembus
pegunungan.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "jalan reI di bawah permukaan tanah"
adalahjalan rel yang dibangun di bawah permukaan tanah.
Ayat (3)
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal52
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Kondisi jalur kereta api dipengaruhi antara lain:
a. geometri jalur kereta api;
b. kepadatan dan kegiatan penduduk disekitar jalur kereta api;
c. daerah perkebunan, persawahan, atau hutan.
Ayat (4)
Tanda larangan di jalur kereta api dipasang pada jarak sesuai
dengan kepadatan dan kegiatan penduduk disekitar jalur kereta
api.
Pasal53
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Cukup jelas.
Hurufd
Cukup jelas.
Hurufe
Yang dimaksud dengan "pemeriksaan" adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui kondisi dan fungsi prasarana
atau sarana perkeretaapian.
Huruff
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Keperluan dalam ketentuan ini misalnya untuk pendidikan,
peliputan berita.
Ayat (5)
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal54
Cukup jelas.
Pasal55 "
Ayat (1) "".
Kepentingan lain dalam ketentuan ini antara lain berupa jalan,
saluran air, pertokoan, perparkiran, perhotelan, dan pas~r." .
","
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal56
Cukup jelas.
Pasal57
Cukup jelas.
Pasal58
Cukup jelas.
Pasal59
Cukup jelas.
Pasal60
Cukup je1as.
Pasal61
Cukup je1as.
Pasal62
Yang dimaksud dengan "jalan" adalah jalan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Pasal63
Cukup jelas.
Pasal64
Cukup jelas.
Pasal65
Ayat (1)
Cukup je1as.
Ayat (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufc
Yang dimaksud dengan "frekuensi lalu lintas kereta api"
adalah beban yang melalui suatu jalur kereta ~api yang
dinyatakan dalam ton per tahun dibagi dengan jumlah
gandar. ."
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal66
Cukup jelas.
Pasal67
Cukup jelas.
Pasal68
Cukup jelas.
Pasal69
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "keterpaduan" adalah persambungan
antarjaringan jalur atau keterpaduan pelayanan.
Ayat (2)
Keberadaan stasiun sebagai simpul jaringan transportasi harus
dapat memberikan pelayanan kepada setiap warga pengguna
transportasi kereta api sampai ketujuannya melalui
persambungan pelayanan dengan moda transportasi lain yang
berada di stasiun.
Pasal70
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "bersambungan" adalah pertemuan di
stasiun antara dua jalur kereta api atau lebih yang terpisah
dengan Iebar jalan reI dan·. ruang bebas yang sama· dan
membentuk satu kesatuan jaringan jalur perkeretaapian.
Ayat (2)
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Ayat (3)
Cukup je1as..
Ayat (4)
Cukup je1as.
Pasa171
Cukup jelas.
Pasa172
Cukup je1as.
Pasa173
Cukup je1as.
Pasa174
Cukup je1as.
Pasa175
Cukup jelas.
Pasa176
Cukup jelas.
Pasa177
Ayat (1)
Hurufa
Cukup je1as.
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Frekuensi dan kecepatan kereta api rendah apabila selang
waktu antar kereta api lebih dari 30 (tiga puluh) menit dan
kecepatan kereta api tidak melebihi dari 60 km/ jam.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasa178
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal80 .,
Yang dimaksud dengan "jalan" adalah jalan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan: ,
Pasal81
Cukup jelas.
Pasal82
Yang dimaksud dengan "terusan" adalah sungai buatan.
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup je1as.
Hurufc
Cukup jelas.
Hurufd
Cukup jelas.
Hurufe
Cukup jelas.
Huruff
Pengaman jalur kereta api dapat berupa jaring pengaman kabe1
dan portal.
Pasal83
Cukup je1as.
Pasal84
Spesifikasi teknis perpotongan dalam ketentuan ini meliputi pula
mengenai pembangunan jalan, terusan, saluran air, dan/ atau
prasarana lain yang memerlukan perpotongan dan/ atau
persinggungan dengan jalur kereta api, dan pembangunan jalur
kereta api khusus yang memerlukan persambungan, perpotongan
dan/ atau persinggungan dengan jalur kereta api.
Pasa185
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 86
Ayat (1)
Hurufa
Yang dimaksud dengan "stasiun penumpang" adalah
stasiun kereta api untuk keperluan naik turun penumiJang.
Hurufb
Yang dimaksud dengan "stasiun barang" adalah stasiun
kereta api untuk keperluan bongkar muat barang.
Hurufc
Yang dimaksud dengan "stasiun operasi" adalah stasiun
kereta api untuk menunjang pengoperasian kereta api.
Ayat (2)
Stasiun dapat berfungsi melayani satu kegiatan tertentu atau
campuran dua kegiatan atau lebih.
Pasal 87
Cukup jelas.
Pasal 88
Ayat (1)
Hurufa
Untuk keselamatan pengoperasian kereta api dan
keselamatan pengguna jasa, penyelenggara prasarana
harus memberikan batas yang jelas tempat yang
diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api dan tempat yang
diperuntukkan bagi pengguna jasa.
Hurufb
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Instalasi pendukung antara lain instalasi listrik, air, dan
pemadam kebakaran.
Hurufc
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa189
Cukup jelas.
Pasal90
Ayat (1)
Hurufa
Untuk keselamatan pengoperasian kereta api ':. clan
keselamatan pengguna jasa, penyelenggara prasarana.
harus memberikan batas yang jelas mengenai tempat yang
diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api clan tempat yang
cliperuntukkan bagi pengguna jasa.
Hurufb
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Instalasi penclukung antara lain instalasi listrik, air, clan
pemadam kebakaran.
Pasa191
Cukup jelas.
Pasa192
Cukup jelas.
Pasa193
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Instalasi penclukung an tara lain instalasi listrik, air, clan
pemaclam kebakaran.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa194
Cukup jelas.
Pasal95 ":
Huruf a .,
Yang dimaksud dengan "melakukan pengaturan perjalanan
kereta api" adalah mengatur lalu lintas dan operasi kereta api.
"."
Hurufb
Memberikan pelayanan kepada pengguna jasa kereta api an tara
lain penjualan tiket, pengaturan ke1uar masuk penumpang, dan
penyediaan informasi.
Hurufc
Yang dimaksud dengan "menjaga keamanan dan ketertiban"
adalah pemberian rasa aman dan nyaman kepada pengguna
Jasa.
Hurufd
Cukup je1as.
Pasal96
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Kegiatan usaha penunjang di stasiun antara lain berupa usaha
pertokoan, restoran, perkantoran, perparkiran, dan perhotelan.
Pasa197
Cukup jelas.
Pasa198
Cukup jelas.
Pasa199
Cukup jelas.
Pasall00
Cukup jelas.
Pasall0l
Cukup jelas.
Pasall02
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO!'lESIA
Pasal 103
Hurufa
Sinyal merupakan perangkat yang digu~akan untuk~mengatur
perjalanan kereta api dengan peragaan danl atau warna. '~
.:-.
Pasall04
Yang dimaksud dengan "ruangan" adalah gedung baik di dalam
stasiun maupun di luar lingkungan stasiun.
Pasal 105
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Hurufa
Interlocking merupakan peralatan yang bekerja saling
bergantung satu sama lain yang berfungsi membentuk,
mengunci, dan mengontrol untuk mengamankan rute
kereta api yaitu petak jalan rel yang akan dilalui kereta api.
Hurufb
Panel pelayanan berfungsi untuk melayani dan
mengendalikan seluruh bagian peralatan sinyal, baik' yang
berada di luar ruangan, maupun di dalam ruangan, untuk
mengatur dan mengamankan perjalanan kereta api. Panel
pelayanan menggambarkan tata letak jalur, aspek sinyal
dan wesel, serta indikasi aspek sinyal, petak blok dan
kedudukan wesel yang terpasang di lintas wilayah
pengendaliannya untuk mengatur clan mengamankan
perjalanan kereta api.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Aya,t(3)
Cukup jelas ..
Pasal106
Cukup jelas.
Pasal107
Tanda dalam ketentuan ini dapat disebut semboyan.
Pasal108
Cukup je1as.
Pasal109
Peraturan Menteri mengatur antara lain mengenai bentuk, ukuran,
bahan, dan tata cara pemasangan peralatan persinyalan.
Pasal110
Ayat(l)
Peralatan telekomunikasi untuk pengoperaslan kereta apl
berfungsi menunjang operasi kereta api untuk terwujudnya
keselamatan, kelancaran, dan ketepatan waktu perjalanan
kereta api.
Ayat (2)
Kepentingan pengoperasian kereta api dapat berupa:
a. komunikasi untuk pengendalian perjalanan kereta api;
b. komunikasi untuk hubungan antar stasiun;
c. komunikasi untuk kegiatan langsiran; dan/ atau
d. komunikasi untuk pengaman perpotongan sebidang.
Pasal111
Cukup jelas.
Pasall12
Cukup je1as.
Pasall13
Cukup jelas.
Pasall14
Cukup je1as.
Pasall15
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "trase jalur kereta api" adalah rencana
tapak jalur kereta api yang telah diketahui koordinatnya.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasall16
Cukup jelas.
Pasall17
Cukup jelas.
Pasall18
Huruf a
Persyaratan sistem merupakan kondisi yang harus dipenuhi
untuk berfungsinya suatu sistem.
Hurufb
Persyaratan komponen merupakan spesifikasi teknis yang harus
dipenuhi setiap komponen sebagai bagian dari suatu sistem.
Pasa1119
Cukup jelas.
Pasal120
Cukup je1as.
Pasal121
Cukup jelas.
Pasa1122
Cukup jelas.
Pasal123
Cukup jelas.
Pasa1124
Cukup jelas.
Pasal125
Cukup jelas.
Pasal126
Cukup je1as.
Pasal127
Cukup je1as.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal128
Cukup jelas.
Pasal129
Cukup jelas.
Pasal130
Cukup jelas.
Pasal131
Ayat (1)
Hurufa
Konstruksi jembatan bagian atas
jembatan dan perletakan (andas).
Hurufb
Konstruksi jembatan bagian bawah terdiri atas pangkal
dan/ atau pilar serta fondasi.
Hurufc
Konstruksi pelindung dapat berupa konstruksi bendung,
krib (pengarah aliran arus sungai), dinding penahan tanah,
dan penahan gerusan dasar sungai.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 132
Cukup jelas.
Pasal 133
Cukup je1as.
Pasal134
Cukup jelas.
Pasal135
Cukup jelas.
Pasal136
Cukup jelas.
Pasal 137
Cukup jelas.
Pasal138
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa113,9
Cukup jelas.
Pasa1140
Cukup je1as.
Pasa1141
Cukup je1as.
Pasal142
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "prasarana perkeretaapian baru" adalah
prasarana perkeretaapian dengan tipe struktur baru danjatau
komponen struktur baru.
Ayat (2)
Hurufa
Uji rancang bangun merupakan uji kesesuaian antara
rancang bangun dengan fisik prasarana perkeretaapian.
Hurufb
Cukup je1as.
Pasa1143
Cukup je1as.
Pasal144
Cukup je1as.
Pasa1145
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "desain" adalah hasH rekayasa teknis
meliputi perhitungan, spesifikasi teknis dan gambar
berdasarkan kriteria tertentu sesuai fungsinya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasa1146
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 147
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Yang dimaksud dengan "perubahan teknologi" adalah
perubahan spesifikasi teknis terhadap peralatan atau
material menjadi lebih efisien, handal, dan cepat, seperti
teknologi persinyalan, bantalan, penambat.
Pasal148
Cukup jelas.
Pasal 149
Cukup jelas.
Pasal150
Cukup jelas.
Pasal 151
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Kondisi lingkungan diantaranya:
a. lingkungan korosif;
b. lingkungan padat penduduk;
c. daerah banjir; dan
d. daerah gempa/longsor.
Pasa1152
Cukup jelas.
Pasa1153
Cukup jelas.
Pasal154
Cukup jelas.
Pasal155
.CUkup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa1156
Cukup jelas.
Pasa1157
Cukup jelas.
Pasa1158
Cukup jelas.
Pasa1159
Cukup jelas.
Pasa1160
Cukup jelas.
Pasa1161
Ayat (1)
Cukup je1as.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan"
adalah peraturan di bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasa1162
Cukup jelas.
Pasa1163
Cukup je1as.
Pasa1164
Cukup jelas.
Pasa1165
Cukup je1as.
Pasa1166
Cukup jelas.
Pasa1167
Cukup jelas.
Pasa1168
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal16.9
Cukup jelas.
Pasal170
Cukup jelas.
Pasal171
Cukup jelas.
Pasal172
Cukup jelas.
Pasal173
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Perbaikan prasarana perkeretaapian untuk mengembalikan
fungsi dilakukan an tara lain dengan cara menghilangkan rintang
jalan dan memberikan pengamanan konstruksi jalan reI
sehingga kereta api masih dapat berjalan dengan kecepatan
tertentu dengan aman.
Pasal174
Cukup je1as.
Pasal175
Ayat (1)
Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum oleh
Pemerintah·atau pemerintah daerah dimaksudkan karena:
a. tidak ada Badan Usaha yang menyelenggarakan prasarana
perkeretaapian umum;
b. penyelenggaraan prasarana perkeretaapian secara ekonomis
bersifat tidak komersial (biaya operasional dan perawatan
lebih besar dari pendapatan).
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan"pe1aksanaannya ditugaskan kepada
badan usaha yang dibentuk untuk keperluan tersebut" adalah
bahwa pelaksanaan:
a. pembangunan prasarana perkeretaapian, ditugaskan kepada
badan usaha yang maksud dan tujuan kegiatan usahanya
bergerak di bidang pembangunan prasarana;
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufd"
Yang dimaksud dengan "peralatan khusus" adalah sarana
perkeretaapian yang tidak digunakan untuk angkutan
penumpang atau barang tetapi untuk keperluan khusus,
menurut fungsinya terdiri atas:
a. kereta inspeksi adalah peralatan khusus untuk pemeriksaan
jalan rel, membawa petugas, dan peralatan kerja;
b. kereta penolong adalah peralatan khusus untuk membawa
alat-alat kerja yang digunakan untuk evakuasi sarana
perkeretaapian yang mengalami kecelakaan;
c. kereta ukur adalah peralatan khusus yang dilengkapi
dengan instrumen pengukuran untuk pengujian sarana atau
prasarana perkeretaapian;
d. kereta derek adalah peralatan khusus yang digunakan untuk
mengangkat sarana perkeretaapian yang mengalami
kecelakaan; ,
e. kereta pemeliharaan jalan reI adalah peralatan khusus yang
digunakan untuk pemeliharaan jalan reI.
Pasal179
Cukup jelas.
Pasal180
Cukup jelas.
Pasal181
Cukup jelas.
Pasal182
Cukup jelas.
Pasal183
Cukup jelas.
Pasal184
Ayat (1)
Hurufa
Yang dimaksud dengan "rangka dasar" adalah rakitan baja
yang terdiri atas penyangga badan, balok ujung, balok
samping, balok melintang, dan penyangga peralatan bawah
lantai.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
. Hurufb
Yang dimaksud dengan "badan" adalah suatu~ susunan
konstruksi las yang terdiri dari komponen-komponen ut;a.ma
seperti atap, dinding samping, dinding ujung. .,
Hurufc , .
Yang dimaksud dengan "bogie" adalah susunan perartgkat
roda, rangka, dan sistem suspensi sebagai suatu kesatuan
struktur yang mendukung sarana perkeretaapian saat
berjalan di atas jalan reI.
Hurufd
Yang dimaksud dengan "peralatan perangkai" adalah
peralatan yang menghubungkan sarana perkeretaapian
satu dengan sarana perkeretaapian lainnya.
Hurufe
Yang dimaksud dengan "peralatan pengereman" adalah
suatu peralatan yang digunakan untuk mengura.n,gi
kecepatan dan menghentikan sarana perkeretaapian.
Huruff
Yang dimaksud dengan "peralatari keselamatan" adalah
suatu perlengkapan atau alat yang digunakan untuk
keperluan darurat, seperti tabung pemadam kebakaran,
rem darurat, palu.
Ayat (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Yang dimaksud dengan "peralatan penerus daya" adalah
suatu alat yang digunakan untuk meneruskan tenaga
penggerak ke roda.
Hurufc
Yang dimaksud dengan "peralatan penggerak" adalah
peralatan yang digunakan sebagai tenaga penggerak.
Hurufd
Yang dimaksud dengan "peralatan pengendali" adalah suatu
alat yang. digunakan untuk mengendalikan akselerasi dan
deselerasi.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufe
Yang diinaksud dengan "peralatan penghalau rintangan"
adalah suatu alat yang digunakan untuk untuk menghalau
benda atau material yang menghalangi jalan reI. .~
Pasal185
Hurufa
Yang dimaksud dengan "deformasi tetap" adalah perub~an
bentuk benda secara tetap.
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Cukup je1as.
Hurufd
Cukup jelas.
Pasal186
Cukup jelas.
Pasal187
Cukup jelas.
Pasal188
Cukup jelas.
Pasal189
Cukup jelas.
Pasa1190
Hurufa
Yang dimaksud "sesuai dengan peruntukannya" adalah
peralatan keselamatan yang digunakan sesuai dengan fungsi
dan peruntukannya, misalnya ganjal (stop block), alat pemadam
kebakaran, dan palu pemecah kaca.
Hurufb
Cukup jelas.
Pasal 191
Cukup jelas.
Pasa1192
Cukup jelas.
Pasal193
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal194
Cukup jelas.
Pasal195
Cukup jelas.
Pasal196
Cukup je1as.
Pasal197
Cukup je1as.
Pasal 198
Cukup je1as.
Pasal199
Cukup jelas.
Pasa1200
Cukup jelas.
Pasa1201
Ayat (1)
Cukup je1as.
Ayat (2)
Hurufa
Yang dimaksud dengan "uji rancang bangun" adalah
kegiatan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
ketepatan atau kesesuaian antara rancang bangun dan fisik
sarana perkeretaapian.
Hurufb
Yang dimaksud dengan "uji statis" adalah kegiatan
pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi
peralatan dan kemampuan kerja ,sarana perkeretaapian
dalam keadaan tidak bergerak.
Hurufc
Yang dimaksud dengan "uji dinamis" adalah kegiatan
pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi
peralatan dan kemampuan kerja sarana perkeretaapian
dalam keadaan bergerak.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa1202
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan "uji kekuatan" adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui kekuatan komponen -:-atau
konstruksi terhadap beban maksimum.
Hurufb
Yang dimaksud dengan "uji ketahanan" adalah kegiatan
yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan komponen
atau konstruksi menerima beban operasional.
Hurufc
Yang dimaksud dengan "uji kerusakan" adalah kegiatan
yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan
struktur atau desain.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasa1203
Cukup jelas.
Pasa1204
Cukup jelas.
Pasa1205
Cukup jelas .
. Pasa1206
Cukup jelas.
Pasa1207
Cukup jelas.
Pasal208
Cukup je1as.
Pasa1209
Cukup jelas.
Pasal210
Cukup jelas.
Pasal211
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa121.2
Cukup jelas.
Pasa1213
Cukup jelas.
Pasa1214
Cukup jelas.
Pasa1215
Cukup jelas.
Pasa1216
Cukup jelas.
Pasa1217
Cukup jelas.
Pasa1218
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Verifikasi dimaksudkan untuk mencocokan, membuktikan, dan
memeriksa kebenaran sertifikat dan kriteria kompetensi guna
pembuatan database sarans. perkeretaapian dan tenaga penguji.
Pasa1219
Cukup jelas.
Pasa1220
Cukup jelas.
Pasa1221
Ayat (1)
Cukup je1as.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan"
adalah Peraturan Pemerintah tentang Penerimaan Negara Bukan
Pajak.
Ayat (3)
Cukup je1as.
Pasa1222
Cukup je1as.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa122;3
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "balai yasa" adalah tempat pemeriksaan
dan perawatan sarana perkeretaapian untuk 2 (dua) tahunan
atau semi perawatan akhir (SPA),perawatan 4 (empat) tahunan
atau perawatan akhir (PA),dan rehabilitasi atau modifikasi.
Pasa1224
Cukup jelas.
Pasa1225
Cukup jelas.
Pasa1226
Cukup jelas.
Pasa1227
Cukup je1as.
Pasa1228
Cukup jelas.
Pasa1229
Cukup jelas.
Pasa1230
Cukup jelas.
Pasa1231
Cukup jelas.
Pasa1232
Cukup jelas.
Pasa1233
Cukup jelas.
Pasa1234
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa1235
Cukup jelas.
Pasa1236
Cukup jelas.
Pasa1237
Cukup jelas.
Pasa1238
Cukup jelas.
Pasa1239
Cukup jelas.
Pasa1240
Cukup jelas.
Pasa1241
Cukup jelas.
Pasa1242
Cukup jelas.
Pasa1243
Cukup jelas.
Pasa1244
CUkup jelas.
Pasa1245
Cukup jelas.
Pasal246
Ayat (1)
Penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum oleh Pemerintah
atau pemerintah daerah dimaksudkan karena:
a. tidak ada Badan Usaha yang menyelenggarakan sarana
perkeretaapian umum;
b. penyelenggaraan saran a perkeretaapian secara ekonomis
bersifat tidak komersial (biaya operasional dan perawatan
lebih besar dari pendapatan).
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Ayat (2)
"Yang dimaksud dengan "pelaksanaannya ditugaskan kepada
badan usaha yang dibentuk untuk keperluan tersebnt" adalah
bahwa pelaksanaan: .~
a. pengadaan saran a perkeretaapian, ditugaskan kepada hadan
usaha yang maksud dan tujuan kegiatan usahanya bergerak
di bidang pengadaan sarana perkeretaapian; ""
".
b. pengoperasian sarana perkeretaapian, ditugaskan kepada
badan usaha yang maksud dan tujuan kegiatan usahanya
bergerak di bidang sarana perkeretaapian;
c. perawatan sarana perkeretaapian ditugaskan kepada badan
usaha yang maksud dan tujuan kegiatan usahanya bergerak
di bidang perawatan sarana perkeretaapian;
d. pengusahaan sarana perkeretaapian ditugaskan kepada
badan usaha yang maksud dan tujuan kegiatan usahanya
bergerak di bidang pengusahaan sarana perkeretaapian.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan"
adalah, antara lain, peraturan perundang-undangan di bidang
keuangan negara, perbendaharaan negara, dan penge10laan
barang milik negara serta pengadaan barang/jasa Pemerintah.
Pasal247
Pengalihan penye1enggaraan sarana perkeretaapian oleh Pemerintah
atau pemerintah daerah kepada Badan Usaha hanya meliputi
pengalihan pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan sarana
perkeretaapian, sedangkan pengalihan sarana perkeretaapian hanya
dapat dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal248
Cukup jelas.
Pasal249
Cukup je1as.
Pasal250
Cukup je1as.
Pasal251
Cukup jelas.
Pasal252
CUkup jelas.
Pasal253
Cukup jelas.
Pasal254
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal255
Cukup jelas.
Pasa1256 .~
Untuk mendapatkan sertifikat keahlian yang baru, tenaga p~nguji
mengajukan permohonan kepada Menteri me1alui badan hukum atau
lembaga pendidikan dan pelatihan tenaga penguji pras:a;!-"ana
perkeretaapian yang menge1uarkan surat tanda lulus pendidikan dan
. pe1atihan tenaga penguji prasarana perkeretaapian.
Pasal257
Cukup jelas.
Pasal258
Cukup jelas.
Pasal259
Cukup jelas.
Pasal260
Cukup jelas.
Pasa1261
Cukup jelas.
Pasa1262
Cukup jelas.
Pasal263
Cukup jelas.
Pasa1264
Cukup je1as.
Pasa1265
Cukup jelas.
Pasa1266
Cukup je1as.
Pasal267
Untuk mendapatkan sertifikat keahlian yang baru, tenaga penguji
mengajukan permohonan kepada Menteri melalui badan hukum atau
lembaga pendidikan dan pelatihan tenaga penguji sarana
perkeretaapian yang menge1uarkan surat tanda lulus pendidikan dan
pe1atihan tenaga penguji sarana perkeretaapian.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa126.8
Cukup jelas.
Pasa1269
Cukup jelas.
Pasa1270
Cukup jelas.
Pasa1271
Cukup jelas.
Pasa1272
Cukup je1as.
Pasa1273
Cukup jelas.
Pasa1274
Cukup jelas.
Pasa1275
Cukup je1as.
Pasa1276
Cukup je1as.
Pasa1277
Cukup je1as.
Pasa1278
Cukup jelas.
Pasa1279
Cukup je1as.
Pasa1280
Cukup je1as.
Pasa1281
Cukup jelas.
Pasa1282
Ayat (1)
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Ayat (2)
Hurufa
Fasilitas dalam ketentuan Inl an tara lain bangunan,
peralatan pendidikan. .~
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Cukup jelas.
Hurufd
Cukup je1as.
Hurufe
Cukup je1as.
Huruff
Cukup jelas.
Pasa1283
Cukup jelas.
Pasal284
Cukup je1as.
Pasal285
Ayat (1)
Cukup je1as.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan"
adalah peraturan di bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal286
Cukup jelas.
Pasal287
Cukup jelas.
Pasa1288
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal289
Cukup jelas.
Pasal290
Cukup jelas.
Pasal291
Cukup jelas.
Pasal292
Cukup jelas.
Pasal293
Cukup jelas.
Pasal294
Cukup jelas.
Pasal295
Cukup jelas.
Pasal296
Cukup jelas.
Pasal297
Cukup jelas.
Pasal298
Cukup jelas.
Pasal299
Cukup jelas.
Pasal300
Cukup jelas.
Pasal301
Cukup jelas.
Pasal302
Cukup jelas.
Pasal303
Ayat (1)
Petugas lain misalnya kondektur, teknisi, dan keamanan.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Ayat (2)
Petugas lain yang ditugaskan bekerja di dalam kereta api selama
perjalanan kereta api oleh penye1enggara.sarana perkeretaapian
dapat disebut sebagai awak sarana perkeretaapian. .~
Pasa1304
Cukup je1as.
Pasa1305
Cukup je1as.
Pasal306
Cukup jelas.
Pasal307
Cukup je1as.
Pasa1308
Cukup jelas.
Pasal309
Cukup je1as.
Pasal310
Cukup je1as.
Pasal311
Cukup jelas.
Pasal312
Cukup je1as.
Pasal313
Huruf a
Cukup je1as.
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Cukup je1as.
Hurufd
Rencana kerja memuat an tara lain susunan pengurus,
kepemilikan modal, neraca perusaha~, dan sasaran
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufe
Cukup jelas ..
Huruff
Cukup jelas.
Hurufg
Cukup jelas.
Hurufh
Cukup jelas.
Pasal314
Ayat (1)
Hurufa
Perencanaan teknis prasarana perkeretaapian merupakan
suatu kumpulan dokumen teknik yang memberikan
gambaran prasarana perkeretaapian yang ingin diwujudkan
terdiri atas gambar teknik yang terinci, syarat-syarat
umum, dan spesifikasi teknis dengan mengacu pada desain
awal.
Hurufb
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau UKLdan
UPL mencakup kegiatan pengelolaan dan pemantauan
dampak lingkungan hidup yang mungkin terjadi akibat
adanya rencana kegiatan pembangunan prasarana
perkeretaapian.
Hurufc
CUk1.,1p
je1as.
Hurufd
Cukup je1as.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal315
Ayat (1)
Huruf a
Tahap pradesain meliputi antara lain prastudi kelayakan
dan studi kelayakan.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufb
Tahap desain meliputi an tara lain kegiatan survei,
investigasi, rancangan dasar, dan rancangan yang
terperinci.
Hurufc
Tahap konstruksi meliputi an tara lain spesifikasL teknis,
acuan konstruksi fisik, jadwal pelaksanaan, rr'ietode
pelaksanaan, dan mekanisme pengawasan.
Hurufd
Tahap pascakonstruksi meliputi antara lain evaluasi hasH
dan manfaat proyek.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal316
Cukup jelas.
Pasal 317
Cukup jelas.
Pasal318
Cukup jelas.
Pasal319
Cukup jelas.
Pasal320
Cukup jelas.
Pasal321
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Hurufa
Cukup je1as.
Hurufb
Cukup je1as.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufc
Data lapangan meliputi data hujan, data gempa, dan data
tanah.
Hurufd
Cukup je1as.
Hurufe
Cukup je1as.
Huruff
Cukup jelas.
Hurufg
Cukup je1as.
Hurufh
Cukup jelas.
Hurufi
Izin lain meliputi izin gangguan (Hinder Ordonantie) dan izin
penggunaan lahan hutan lindung.
Hurufj
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup je1as.
Ayat (5)
Cukup je1as.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasa1322
Cukup je1as.
Pasa1323
Cukup je1as.
Pasa1324
CUkup je1as.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa1325
Cukup je1as.
Pasa1326
Cukup je1as.
Pasa1327
Cukup jelas.
Pasa1328
Cukup jelas.
Pasa1329
Cukup je1as.
Pasa1330
Cukup jelas.
Pasa1331
Cukup jelas.
Pasa1332
Cukup jelas.
Pasa1333
Cukup jelas.
Pasa1334
Cukup je1as.
Pasa1335
Cukup jelas.
Pasa1336
Cukup je1as.
Pasa1337
Cukup jelas.
Pasa1338
Cukup je1as.
Pasa1339
Hurufa
Akte pendirian badan hukum Indonesia memuat ketentuan
sebagai penyelenggara sarana perkeretaapian.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufb
Cukup jelas ..
Hurufc -.
Surat keterangan domisili perusahaan dan/ atau ketenlbgan
domisili tempat kegiatan usahanya yang diterbitkan oleh
pemerintah kabupaten/kota setempat.
Hurufd
Surat pernyataan kesanggupan ditandatangani oleh pimpinan
Badan Usaha yang bersangkutan.
Hurufe
Rencana kerja memuat:
a. aliran kas;
b. fasilitas sarana;
c. jadwal pelaksanaan;
d. jumlah dan jenis sarana yang akan dioperasikan;
e. jumlah dan kompetensi sumber daya manusia;
f. kepemilikan modal;
g. lintas yang dioperasikan;
h. neraca perusahaan;
1. sasaran penyelenggaraan sarana perkeretaapian; dan
j. susunan pengurus.
Huruff
Cukup jelas.
Pasa1340
Cukup jelas.
Pasa1341
Cukup jelas.
Pasa1342
Cukup jelas.
Pasa1343
Cukup jelas.
Pasa1344
Cukup jelas.
Pasa1345
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa1346
Ayat (1)
Cukupjelas
Ayat (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup je1as.
Hurufc
Cukup je1as.
Hurufd
Cukup jelas.
Hurufe
Cukup je1as.
Huruff
Menguasai fasilitas perawatan sarana perkeretaapian dapat
berupa milik sendiri atau dilakukan melalui kerjasama
dengan badan usaha lain.
Ayat (3)
Cukupjelas
Pasa1347
Cukup je1as.
Pasa1348
Cukup jelas.
Pasa1349
Cukup jelas.
Pasa1350
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "kawasan" adalah wilayah kegiatan yang
dibatasi oleh fungsi kegiatan yang dimiliki dan diusahakan oleh
satu badan usaha.
Ayat (2)
Kegiatan dalam ketentuan ini seperti pengangkutan kegiatan
hasil tambang dari lokasi pertambangan yang diangkut ke lokasi
pelabuhanj dermaga khusus yang dimiliki oleh satu badan
usaha atau ke lokasi penimbunan milik badan usaha.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal35.1
Cukup jelas.
Pasal352
Cukup jelas.
Pasal353
Menunjang kegiatan pokoknya misalnya badan usaha penambangan
batubara menyelenggarakan perkeretaapian khusus untuk
mengangkut hasH usaha pokoknya berupa batubara.
Pasal354
Ayat (1)
Cukup je1as.
Ayat (2)
Cukup je1as.
Ayat (3)
Hurufa
Cukup je1as.
Hurufb
Cukup je1as.
Hurufc
Cukup jelas.
Hurufd
Cukup jelas.
Hurufe
Peta lokasi prasarana perkeretaapian khusus termasuk
pula trase.
Huruff
Cukup jelas.
Pasal355
Ayat (1)
Hurufa
Perencanaan teknis prasarana perkeretaapian khusus
merupakan suatu kumpulan dokumen teknik yang
memberikan gambaran prasarana perkeretaapian yang
ingin diwujudkan yang terdiri atas gambar teknik yang
terperinci, syarat-syarat umum, dan spesifikasi teknis
dengan mengacu pada desain awal.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal356
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Hurufa
Cukup jelas.
Hurufb
Cukup jelas.
Hurufc
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufd
Data lapangan meliputi, an tara lain, data hujan, data
gempa, dan data tanah.
Hurufe
Cukup jelas.
Huruff
Cukup je1as.
Hurufg
Cukup jelas.
Hurufh
Cukup jelas.
Hurufi
Cukup jelas.
Hurufj
Izin lain meliputi an tara lain izin gangguan (Hinder
Ordonantie) dan izin penggunaan lahan hutan lindung.
Hurufk
Cukup je1as.
Hurufl
Cukup je1as.
Pasal357
Cukup jelas.
Pasal358
Cukup jelas.
Pasal359
Cukup jelas.
Pasal360
Cukup je1as.
Pasal361
Cukup jelas.
Pasal362
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasa1363
Cukup jelas.
Pasa1364
Cukup jelas.
Pasa1365
Cukup jelas.
Pasa1366
Cukup jelas.
Pasa1367
Cukup jelas.
Pasal·368
Cukup jelas.
Pasa1369
Cukup jelas.
Pasa1370
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Ayat (7)
Syarat tertentu misalnya perlu dilakukan perbaikan sistem dan
prosedur pengoperasian perkeretaapian khusus.
Ayat (8)
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal371
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup je1as.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup je1as.
Ayat (7)
Cukup je1as.
Ayat (8)
Syarat tertentu misalnya perlu dilakukan perbaikan sistem dan
prosedur pengoperasian perkeretaapian khusus.
Ayat (9)
Cukup jelas.
Pasal372
Cukup jelas.
Pasal373
Cukup je1as.
Pasal374
Ayat (1)
Penyelenggara perkeretaapian lain dapat sebagai penyelenggara
perkeretaapian umum atau penyelenggara perkeretaapian
khusus.
Ayat (2)
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal375
Ayat (1)
Keadaan darurat misalnya untuk membantu penanggulangan
bencana. '~
.,
Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan"
adalah peraturan di bidang keuangan negara dan per~tuJ;"andi
bidang BUMN. '
Ayat (2)
Cukup je1as.
Pasal376
Cukup je1as.
Pasal377
Cukup jelas.
Pasal378
Ayat (1)
Arah pengembangan dan sasaran kinerja perkeretaapian
antarkota antarprovinsi, antarnegara dan perkotaan
antarprovinsi meliputi volume angkutan yang akan diangkut,
standar pe1ayanan minimum yang diinginkan, biaya perunit, dan
jangkauan pelayanan.
Ayat (2)
Arah pengembangan dan sasaran kinerja perkeretaapian
antarkota dalam provinsi dan perkotaan provinsi meliputi
volume angkutan yang akan diangkut, standar pelayanan
minimum yang diinginkan, biaya perunit, dan jangkauan
pelayanan.
Ayat (3)
Arah pengembangan dan sasaran kinerja perkeretaapian
perkotaan dalam wilayah kabupatenjkota meliputi volume
angkutan yang akan diangkut, standar pelayanan minimum
yang diinginkan, biaya perunit, dan jangkauan pelayanan.
Pasal379
Cukup jelas.
Pasal380
Hurufa
Yang dimaksud dengan "pejabat yang me1aksanakan fungsi
pemerintahan di bidang teknis perkeretaapian" adalah pejabat
struktural dan fungsional yang bertugas di bidang prasarana
perkeretaapian, sarana perkeretaapian, lalu lintas dan angkutan
kereta api, kese1amatan perkeretaapian, atau Unit Pelaksana
Teknis di lingkungan Direktorat ~enderal Perkeretaapian.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Hurufb
Cukup jelas.
Pasal381
Cukup jelas.
Pasa1382
Cukup jelas.
Pasa1383
Hurufa
Yang dimaksud dengan "audit prasarana perkeretaapian" adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pemenuhan
terhadap norma, standar, prosedur, dan kriteria
penyelenggaraan prasarana perkeretaapian.
Hurufb
Yang dimaksud dengan "audit sarana perkeretaapian" adalah
kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pemenuhan
terhadap norma, standar, prosedur, dan kriteria
penyelenggaraan sarana perkeretaapian.
Hurufc
Yang dimaksud dengan "audit lalu lintas dan angkutan kereta
api" adalah kegiatan. yang dilakukan untuk mengetahui
pemenuhan terhadap norma, standar, prosedur, dan kriteria
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan kereta api.
Hurufd
Yang dimaksud dengan "audit sumber daya manusia
perkeretaapian" adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui pemenuhan terhadap norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang sumber daya manusia perkeretaapian.
Hurufe
Yang dimaksud dengan "audit keselamatan perkeretaapian"
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pemenuhan
terhadap norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
keselamatan perkeretaapian.
Pasa1384
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal38p
Ayat (1)
Hurufa
Arah pengembangan dan sasaran kinerja perkeretaapian
antarkota dalam provinsi meliputi volume angkutan·yang
akan diangkut, standar pelayanan minimum yang
diinginkan, biaya perunit, dan jangkauan pelayanan., .
Hurufb
Arah pengembangan dan sasaran kinerja perkeretaapian
perkotaan provinsi meliputi volume angkutan yang akan
diangkut, standar pelayanan minimum yang diinginkan,
biaya perunit, dan jangkauan pelayanan.
Ayat (2)
Arah pengembangan dan sasaran kinerja perkeretaapian
perkotaan dalam wilayah kabupaten/kota meliputi volume
angkutan yang akan diangkut, standar pelayanan minimum
yang diinginkan, biaya perunit, dan jangkauan pelayanan.
Pasal386
Cukup jelas.
Pasal387
Cukup jelas.
Pasal388
Cukup jelas.
Pasa1389
Cukup jelas.
Pasal390
Cukup jelas.
Pasal391
Cukup jelas.
Pasa1392
Cukup jelas.
Pasal393
Cukup jelas.
Pasal394
Cukup jelas.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal395
Cukup jelas.
Pasal396
Cukup jelas.
Pasal397
Cukup jelas.
Pasal398
Cukup jelas.
Pasal399
Cukup je1as.
Pasa1400
Cukup jelas.
Pasal401
Cukup je1as.
Pasal402
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan kebijakan umum dan teknis di bidang
perkeretaapian yaitu kebijakan yang berkaitan dengan
kewenangan Menteri selaku regulator di bidang perkeretaapian.
Pasal403
Cukup jelas.
Pasal404
Cukup jelas.
Pasa1405
Cukup jelas.
Pasal406
Cukup jelas.