Disusun Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Bapak
Buswari selaku dosen mata kuliah Sistem Ekonomi Indonesia yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah dan presentasi ini dengan tepat
waktu. Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait sistem moneter yang
walaupun tampak sepele, namun banyak yang perlu didalami juga. Selain itu kami
juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian
dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari
bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Di akhir kami
berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Kami
pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang
tidak berkenan di hati.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Pengertian Sistem Moneter............................................................................................1
1.2 Fungsi Sistem Moneter..................................................................................................1
1.3 Posisi Uang dalam Sistem Ekonomi..............................................................................1
1.4 Pengelolaan Uang..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Peranan dan kedudukan bank sentral.............................................................................3
2.2 Independensi bank indonesia.........................................................................................6
2.3 Peranan dan kedudukan bank sentral.............................................................................7
2.4 Pengawasan lembaga perbankan...................................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................11
3.2 pendapat kelompok........................................................................................................11
DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................12
LAMPIRAN
Studi Kasus..........................................................................................................................13
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Namun, seiring waktu berjalan, efisiensi dari sistem barter ini semakin menurun dan
manusia mulai mencari cara lain dalam mendapatkan barang yang mereka butuhkan. Maka dari
itu, uang tercipta sebagai bentuk peningkatan efisiensi dalam kegiatan bertransaksi. Uang
memperlancar aktivitas pelaku ekonomi. Selain itu, uang juga merupakan satuan hitung yang
memudahkan pengukuran nilai suatu barang. Dengan demikian, jelas bahwa uang merupakan
instrumen penting dalam sistem ekonomi negara karena mampu menjadi instrumen yang efisien
dalam transaksi suatu negara.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya,
kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini. Bank Indonesia adalah
badan hukum berdasarkan undang-undang ini dengan tugas sebagai berikut :
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, maka Bank Indonesia berwenang : menetapkan
sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang
ditetapkannya; melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara
yang termasuk tetapi tidak terbatas pada : operasi pasar terbuka di pasar uang baik
rupiah maupun valuta asing; penetapan tingkat diskonto; penetapan cadangan wajib
minimum; dan pengaturan kredit atau pembiayaan.
Bank Indonesia melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai
tukar yang telah ditetapkan, termasuk mengelola cadangan devisa. Selanjutnya dalam
pengelolaan cadangan devisa, Bank Indonesia dapat melaksanakan berbagai jenis
transaksi devisa serta menerima pinjaman luar negeri.
Selain itu perlu digaris bawahi bahwa walaupun “nama dan kewenangan bank
juga tidak tercantum eksplisit dalam UUD 1945, namun ketentuan yang ada dalam
Pasal 23D UUD 1945 cukup tegas menyatakan :”Negara memiliki suatu bank senteral
yang usunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab dan independensinya diatur
dengan Undang-Undang”
Bank Indonesia juga berwenang mengatur sistem kliring antarbank dalam mata
uang rupiah dan/atau valuta asing. Penyelenggaraan kegiatan kliring antarbank dalam
mata uang rupiah dan/atau valuta asing dilakukan oleh Bank Indonesia atau pihak lain
dengan persetujuan Bank Indonesia yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan
Bank Indonesia. Selain itu Bank Indonesia menylenggarakan penyelesaian akhir transaksi
8
pembayaran antarbank dalam mata uang rupiah dan/atau valuta asing. Sedangkan
penyelenggaraan kegiatan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antarbank
sebagaimana dimaksud, dapat dilakukan oleh pihak lain dengan persetujuan Bank
Indonesia melalui penetapan Bank Indonesia.
c. Mengatur dan mengawasi bank.
Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank sebagaiman
dimaksud dalam Pasal 8 huruf c UU No. 23 tahun 1999, Bank Indonesia menetapkan
peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha
tertentu dari Bank, melaksanakan pengawasan Bank, dan mengenakan sanksi
terhadap Bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Sedangkan dalam hal
pengaturan, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan
yang memuat prinsip kehati-hatian. Perlu diingat bahwa pengawasan Bank oleh Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 UU tersebut adalah pengawasan
langsung dan tidak langsung dengan catatan setiap bankwajib menyampaikan laporan,
terhadap Bank Indonesia yang berisikan keterangan, dan penjelasan sesuai dengan
tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Bila perlu perusahaan induk,
perusahaan anak, pihak terkait, dan pihak terafiliasi dari Bank harus dilibatkan.
Bank Indonesia dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama Bank Indonesia
melaksanakan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) dan ayat
(2).Sedangkan pihak lain yang melaksanakan pemeriksaan, wajib merahasiakan
keterangan dan data yang diperoleh dalam pemeriksaan.Syarat-syarat bagi pihak lain
yang ditugasi oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud harus melalui penetapan
Bank Indonesia. Tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan
sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk dengan undang-undang yang
pembentukannya dilaksanakan menurut undang-undang/ketentuan yang berlaku
dengan catatan sepanjang lembaga pengawasan belum terbentuk, maka tugas
pengaturan dan pengawasan bank akan dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa Bank Indonesia memiliki keistimewaan jika dibandingkan
dengan bank-bank lainnya walaupun berstataus bank pemerintah.
9
tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar
tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga
berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak
manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien
Bank Indonesia memiliki status dan kedudukan sebagai suatu lembaga Negara yang
independen. Tingkat independensi Bank Indonesia dapat dilihat dari aspek goal independence,
instrument independence, dan personal independence.
Goal Independence
Tujuan Bank Indonesia telah ditetapkan dalam undang-undang, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah (tanpa penetapan rentang waktu secara spesifik). Namun,
Bank Indonesia masih memiliki kebebasan menetapkan target dalam jangka pendek sehingga
Bank Indonesia dapat dikatakan memiliki Goal Independence yang tinggi seperti ECB dan BoJ,
tetapi tak seindependen FedRes.
Instrument Independence
Bank Indonesia, sesuai dengan undang-undang, memiliki wewenang untuk menetapkan
sendiri target-target operasionalnya tanpa pengaruh dari pemerintah. Dalam menjalankan
kebijakan moneternya, Bank Indonesia memiliki wewenang penuh dalam pemerintah. Dalam hal
nilai tukar, sebagaimana negara-negara lain yang menerapkan sistem nilai tukar mengambang,
pada dasarnya Bank Indonesia tidak diarahkan untuk mencapai target nilai tukar tertentu.
Namun, Bank Indonesia masih dapat mempengaruhi gejolak nilai tukar melalui operasi valuta
asing. Bank Indonesia dapat dikatakan memiliki Instrument Independence yang cukup tinggi
yang lebih independen dari FedRes dan BoJ teteapi tidak seindependen ECB.
Personal Independence
Sesuai dengan undang-undang, pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan
tugas Bank Indonesia (Dewan Gubernur) dan Bank Indonesia (Dewan Gubernur) juga
berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak
manapun juga. Anggota Dewan Gubernur mempunyai masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali satu kali. Jumlah anggota Dewan Gubernur berkisar antara enam dan sembilan
orang dengan penggantian secara berkala. Pengusulan dan pengangkatan Gubernur dan Deputi
Gubernur Senior dilakukan oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Sedangkan pengusulan
10
Deputi Gubernur dilakukan oleh Gubernur dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
Sementara itu, Bank Indonesia tidak memiliki status hukum seperti ECB, Bank Indonesia
dikatakan memiliki personal independence yang sedang, lebih independen dibandingkan BoJ
tetapi tidak seindependen FedRes atau ECB.
11
Indonesia, baik yang berasal dari gejolak eksternal maupun dari dalam negeri.
Dengan ITF ekspektasi inflasi masyarakat dan dunia usaha dapat terkendali sehingga
dapat mengurangi resiko kenaikan harga. Dengan hal tersebut akan mendorong peningkatan
kegiatan dunia usaha dan perekonomian secara keseluruhan. Dengan Undang-Undang No. 3
tahun 2004 yang merupakan perubahan undang-undang sebelumnya, yang mana sasaran inflasi
ditetapkan pemerintah dengan pertimbangan Bank Indonesia.
BI Rate digunakan oleh Bank Indonesia sebagai sasaran operasional dalam pengendalian
inflasi. Dalam hal terdapat tekanan inflasi ke depan yang dapat membahayakan pencapaian
target, Bank Indonesia akan mengetatkan kebijakan moneter melalui peningkatan suku bunga.
Kebijakan Moneter tersebut dilakukan secara forward looking. Dalam arti perubahan suku bunga
sekarang dilakukan untuk mengantisipasi perubahan inflasi pada masa yang akan datang. Kenapa
mekanisme itu terjadi ? Karena kebijakan moneter mempunyai lag atau dengan kata lain
sekarang baru dirasakan pada masa yang akan datang.
12
Berdasarkan Penjelasan pasal 7 UU OJK dikethui bahwa pengaturan dan pengawasan
mengenai kelembagaan, kesehatan, aspek kehati-hatian, dan pemeriksaan bank merupakan
lingkup pengaturan dan pengawasan microprudential yang menjadi tugas dan wewenang Ojk.
Adapun lingkup pengaturan dan pengawasan macroprudential yakni pengaturan dan pengawasan
selain hal yang diatur dalam pasal ini, merupakan tugas dan wewenang Bank Indonesia.
Sedangkan pengawasan yang dilakukan Bank Indonesia meliputi pengawasan langsung
dan tidak langsung. Pengawasan tidak langsung meliputi pengawasan dini melalui penelitian,
analisis dan evaluasi laporan bank dan pengawasan langsung dalam bentuk pemeriksaan yang
disusul dengan tindakan-tindakan perbaikan. Bank Indonesia dalam mengemban tugas untuk
mengatur dan mengawasi bank, sesua dengan ketentuan Pasal 24 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia berwenanguntuk menetapkan perturan,memberikan dan
mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank , melaksanakan
pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Mengenai pengaturan dan pengawasan bank juga diatur dalam Bab V tentang pembinaan
dan pengawasan yaitu Pasal 29 sampai Pasal 37b Undang-Undang Perbankan, dimana pasal 37b
Undang-Undang Perbankan, dimana pasal 37b merupakan dasar hukum eksitensi Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Menurut Undang-Undang
LPS, fungsi LPS adalah :
a. Menjamin simpanan nasabah penyimpan
b. turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannya
Berkaitan dengan fungsi LPS huruf b, LPS mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara
stabilitas sistem perbankan.
b. Merumuskan, menetapkan, melaksanakn kebijakan penyelesaian bank gagal
(bank resolution) yang tidak berdampak sistemik
c. Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
Sektor keuangan dan moneter memiliki peran yang krusial didalam sistem ekonomi
Indonesia. Beberapa hal yang perlu diingat ialah, uang hanyalah instrument ekonomi dan
bukanlah menjadi pusat/tujuan disaat orang melakukan kegiatan ekonomi. Ekonomi juga bukan
pendapatan. Melainkan uang adalah alat ukur nilai suatu kekayaan atau pendapatan. Dalam
konteks inilah uang harus ditempatkan dalam Sistem Ekonomi Indonesia. Uang sebaiknya
ditempatkan sebagai sebuah instrument bukan tujuan. Sehingga perlunya sector keuangan/
moneter harus ditempatkan sebagai sector yang mendukung kegiatan sector-sektor lain dalam
masyarakat. Tugas utama dari sistem moneter dan keuangan dalam Sistem Ekonomi Indonesia
yaitu menjaga stabilitas mata uang, menempatkan sector keuangan dan moneter sebagai
supporting system perekonomian secara keseluruhan, dan mendistribusikan sumber daya
keuangan secara merata dlam kehidupan ekonomi, dimana tugas tersebut dijalankan oleh Bank
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Munawar, Dwi Budi Santosa dan Ahmad Erani Yustika, 2014, Sistem Ekonomi Indonesia,
PT Gelora Aksara Pratama.
15
Didik J Rachbhini dan Suwidi Tono, 2000, Bank Indonesia Menuju Independensi Bank Sentral.
PT. Mardi Mulyo
https://www.bi.go.id/id/perbankan/ssk/peran-bi/peran/Contents/Default.aspx diakses pada
tanggal 4 Maret 2019.
16
LAMPIRAN
Studi Kasus
Diambil dari: www.liputan6.com
BI Terapkan Kebijakan Moneter Ketat pada 2019
Liputan6.com, Jakarta Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara
mengatakan, arah kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2019 tetap hawkishatau ketat. Upaya
ini dilakukan untuk mengimbangi langkah Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal
Reserve (The Fed).
"Policy masih harus hawkish di tahun 2019," ujar Mirza saat memberikan paparan dalam rapat
kerja dengan DPR di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Mirza mengatakan, tahun ini masih akan terjadi kenaikan suku bunga sebanyak dua kali.
Kenaikan tersebut diprediksi terjadi pada September dan Desember. Sedangkan pada 2019 akan
terjadi penyesuaian suku bunga sebanyak 2 sampai 3 kali.
"Sehingga di dalam proyeksi BI bahwa suku bunga AS 2019 akan naik dari 2 persen sampai ke
3,25 persen. Jadi masih ada 1,25 persen lagi suku bunga AS meningkat," jelasnya.
Tekanan ini, kata Mirza, membuat bank sentral melanjutkan arah kebijakan moneter yang ketat.
Pihaknya akan konsisten menerapkan kebijakan yang bersifat lebih mendahului atau ahead of the
curve. "Sehingga BI sesuai, bahwa kami harus a head of the curve, kebijakan kami masih harus
hawkish (ketat)," jelasnya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara memprediksi bank
sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan
sampai 3,25 persen hingga 2019. Untuk diketahui, suku bunga The Fed saat ini berada pada
angka 2 persen.
"Di dalam proyeksi kami di Bank Indonesia, kami perkirakan bahwa suku bunga Amerika
Serikat 2019 akan naik sampai 3,25 persen. Jadi 2,0 persen sekarang masih akan naik sampai
3,25 persen," ujarnya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (13/9).
17
Mirza menjelaskan, pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat sebenarnya sudah
direncanakan sejak 2013.
Pada 2013 Amerika Serikat memberikan aba-aba bahwa akan mulai melakukan pengetatat dan
mulai 2013 pasar keuangan terutama emerging market mengalami volatility yang cukup tinggi.
"Suku bunga Amerika Serikat mulai naik di 2015 akhir. Sedangkan, pengetatan likuiditasnya
dimulai 2014, jadi ada dua hal terjadi sekaligus dari Federal Reserve likuiditasnya berkurang dan
suku bunganya naik," jelasnya.
18