bayi. Kondisi ini terjadi saat uterus atau rahim gagal berkontraksi setelah bayi lahir. Atonia uteri dapat
menyebabkan perdarahan pasca-melahirkan yang mengancam nyawa.
Atonia uteri adalah kondisi yang membutuhkan penanganan segera untuk menghentikan
perdarahannya dan menggantikan darah yang hilang. Kondisi ini dapat mengancam nyawa, namun
apabila dideteksi secara cepat dan ditangani segera, maka keadaan ini dapat
ditanggulangi sepenuhnya.
Gejala lain yang dapat timbul apabila ibu mengalami perdarahan pasca-melahirkan antara lain:
Keluarnya darah yang sangat banyak dan tidak terkontrol setelah bayi dilahirkan
Tekanan darah menurun
Peningkatan denyut jantung
Rasa nyeri
Nyeri punggung
Anda kemungkinan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami atonia uteri jika:
Denyut jantung
Tekanan darah
Hb
Faktor pembekuan
Anemia dan kelelahan setelah melahirkan juga dapat meningkatkan risiko seorang ibu
mengalami depresi postpartum.
Komplikasi yang paling serius dari atonia uteri adalah terjadinya syok akibat perdarahan yang hebat.
Kondisi ini bahkan dapat mengancam nyawa.
pijat uterus atau rahim, dokter akan meletakkan satu tangan di vagina dan menekannya melawan
rahim, sementara tangan yang lain menekan rahim melalui perut
obat-obatan uterotonik seperti oxytocin dan methylergonovine
transfusi darah
Dokter akan memonitor tanda-tanda vital Anda secara terus menerus dan menghitung banyaknya
perdarahan yang terjadi setelah melahirkan untuk memastikan terjadinya perdarahan atau tidak. Pijat
rahim segera setelah melahirkan plasenta juga dapat mengurangi risiko atonia uteri.
Mengonsumsi vitamin prenatal seperti suplemen besi juga dapat mencegah terjadinya anemia dan
komplikasi lain dari kegagalan kontraksi rahim (atonia uteri) dan perdarahan pasca-melahirkan.
Berikut ini adalah faktor risiko atonia uteri dan juga merupakan faktor risiko
pendarahan post partum, di antaranya:
preeklampsia
plasenta previa
endometrium tipis
retensio plastenta rest
persalinan lama atau cepat
jarak kehamilan yang pendek
gangguan gizi pada ibu hamil
anemia selama masa kehamilan
multiparitas (lebih dari 5 kali kehamilan)
kelainan uterus seperti leiomiomata, kelainan kongenital
rahim terlalu renggang akibat anak besar, hamil kembar, gemelli, hidramnion
infeksi
kegemukan
gangguan pembekuan darah
penggunaan alat bantuan vakum
memiliki latar belakang etnis Asia atau Hispanik
robek pada area serviks atau vagina
robek di area pembuluh darah uterus
perdarahan di jaringan yang tersembunyi
obat-obatan untuk menginduksi persalinan
obat-obatan untuk menghentikan kontraksi (untuk persalinan prematur)
plasenta akreta (plasenta melekat pada bagian dalam rahim)
plasenta increta (jaringan plasenta menyerang otot rahim)
plasenta percreta (jaringan plasenta masuk ke dalam otot uterus dan dapat
menembus)
Atonia uteri dan pendarahan post partum bisa diatasi dengan beberapa cara penanganan
di bawah ini:
Rahim akan mendapatkan pijatan yang melibatkan dokter kandungan Anda. Metode
pijatan adalah dengan menempatkan satu tangan di vagina dan mendorong uterus
sementara tangan yang lain menekan uterus melalui dinding perut.
Pemasangan infus dan transfusi darah juga menjadi penanganan untuk atonia uteri dan
pendarahan post partum. Hal ini bertujuan untuk tetap mengembalikan cairan tubuh dan
volume darah yang hilang.
4. Embolisasi arteri uterina
Embolisasi artier uterina adalah tindakan menyuntikkan partikel kecil ke dalam arteri
rahim yang bertujuan untuk memblokir aliran darah rahim.
Penanganan atonia uteri juga bisa dilakukan dengan mengunakan kateter foley. Alat ini
memiliki tujuan untuk menekan perdarahan di dalam rahim. Tim tenaga medis Anda
juga bisa membungkus rahim dengan spons dan bahan steril jika balon Bakri atau
kateter Foley tidak tersedia.
6. Laparotomi
8. Histerektomi