UTILITAs Lutfi Siah
UTILITAs Lutfi Siah
6.1 Utilitas
Utilitas dalam suatu pabrik adalah sarana penunjang utama dalam kelancaran operasi.
Mengingat pentingnya utilitas ini, maka segala sarana dan prasarananya haruslah
direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi pabrik.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam
Terephthalat dari P-Xilena dengan Proses Amoco” meliputi:
Kebutuhan uap(steam)
Kebutuhanair
Kebutuhan bahankimia
Kebutuhan bahanbakar
Kebutuhanlistrik
Kebutuhan uap(steam)
Pada pengoperasian pabrik dibutuhkan uap sebagai media pemanas. Adapun kebutuhan
uap pada “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam Terephthalat dari P-xilena dengan
Proses Amoco” adalah:
Kebutuhan AirPendingin
Kebutuhan air pendingin pada keseluruhan Pabrik Pembuatan Asam Terephthalat dari
P-Xilena dengan Proses Amoco ditunjukkan pada Tabel 6.2.
Air pendingin bekas digunakan kembali setelah didinginkan dalam menara pendingin
air. Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses sirkulasi, maka air
tambahan yang diperlukan adalah jumlah air yang hilang karena penguapan, drift loss,
dan blowdown (Perry dan Green, 2008).
Air yang hilang karena penguapan (We) = 72.889,55kg/jam
Air yang hilang karena drift loss (Wd) = 3.176,01kg/jam
Air yang hilang karena blowdown (Wb) = 18.222,38kg/jam
Pemakaian air untuk berbagai kebutuhan pada Pabrik Pembuatan Asam Terephthalat
dari P-Xilena dengan Proses Amoco ditunjukkan pada Tabel 6.3.
Screening
Penyaringan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening, partikel-
partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia. Sedangkan
partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit pengolahan
selanjutnya (Degremont, 1991).
Sedimentasi
Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih terdapat
partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk
menghilangkan padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi
dimasukkan ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel padatan
yang tidak terlarut.
Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari screening
dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum, Al2(SO4)3 dan larutan
abu Na2CO3. Larutan Al2(SO4)3 berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan Na2CO3
sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk
mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Pada bak clarifier, akan terjadi proses
koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS) dan
koloid (Degremont,1991).
Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan tujuan
menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk partikulat BOD dalam air (Metcalf,
2004).
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan. Selama
pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan regenerasi
secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand filter, air
dipompakan ke tangki utilitas I sebelum didistribusikan untuk berbagai kebutuhan.
Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat ibadah, serta poliklinik,
dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk membunuh
kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa kaporit, Ca(ClO)2.
Khusus untuk air minum, setelah dilakukan proses klorinasi diteruskan ke penyaring
air (water treatment system) sehingga air yang keluar merupakan air sehat dan
memenuhi syarat-syarat airminum.
Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan pendingin pada reaktor harus murni dan bebas dari garam-
garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat demineralisasi
dibagi atas:
Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar ion (ion
exchanger) dan kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel. Pada
deaerator ini, air dipanaskan hingga 90°C supaya gas-gas yang terlarut dalam air,
seperti O2 dan CO2 dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat menyebabkan
korosi. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan koil pemanas di dalam deaerator.
Kebutuhan BahanKimia
Pada proses pembuatan Asam Terepthalat ini digunakan bahan kimia sebagai berikut:
Tawas(Al2(SO4)3) : 24,13 kg/jam
LarutanHCl : 5,9644Liter/jam
NaOH : 434,06kg/jam
Kaporit : 0.0024kg/jam
KebutuhanListrik
Perincian kebutuhan listrik diperkirakan yang diperlukan dalam pabrik Asam
Terepthalat ialah sebagai berikut:
Untuk unit proses daya yang dibutuhkan pada unit proses sebesar 5.405,61 kW dengan
rincian sebagai berikut
Unit Utilitas, daya yang dibutuhkan pada unit utilitas sebesar 182,2524 hp dengan
rincian sebagai berikut:
Kebutuhan BahanBakar
Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap dan pembangkit tenaga listrik
(generator) adalah minyak solar karena minyak solar efisien dan mempunyai nilai
bakar yangtinggi.
Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau atmosfer,
karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat membahayakan
alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian lingkungan hidup, maka
setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah.
Sumber-sumber limbah di Pabrik Pembuatan Asam Terephthalat dari P-xilena ini
meliputi:
Limbahproses
Proses pembuatan asam terephthalat dari p-xilena menghasilkan limbah berupa air dan
asam asetat yang berasal dari unit destilasi.
Dari peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.10 Tahun 2007 Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha atau Kegiatan Industri Purified Terephthalic Acid.
Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik. Limbah ini diperkirakan mengandung
kerak dan kotoran-kotoran yang melekat pada peralatanpabrik.
Limbah domestik adalah limbah yang mengandung bahan organik sisa pencernaan
yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa
limbah padat dan limbahcair.
Limbah laboratorium ialah limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung
bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang
dipergunakan dan mutu produk yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk
penelitian dan pengembanganproses.
Jadi jumlah limbah domestik dan kantor = 147 x (20 + 100) liter/hari x 1ℎ���
24 ���
= 183,75 liter/jam
Laboratorium = 15liter/jam
Total air buangan = 7.649,1 liter/jam + 183,75 liter/jam + 15 liter/jam
= 7.847,8 liter/jam = 7,8478m3/jam
Spesifikasi alat
GudangAsam Terepthalat(SH-301)
TangkiAsam asetat(TT-102)
Mixing Tank(M-101)
Mixing Tank(M-401)
Mixing Tank(M-402)
Economizer(HE-101)
Heater(H-102)
Tugas : Memanaskan umpan dari Heat exchanger (HE-101)
hingga suhu 200oC
Jenis : 1-2 Shell and tube
Kondisi operasi : Fluida Panas masuk :428℉, keluar : 428℉
Fluida Dingin Masuk : 123,044 ℉, keluar : 392 ℉
Beban Heater : 17.064.773,66 Btu/jam
Luas transfer panas : 941,434 ft2
Ukuran : Shellside : uap organik
ID : 21,25 in, 1 pass
Tubeside : airpendingin
OD = ¾ in, ID = 0,62 in, BWG = 16
L = 16 ft, triangular pitch 1 in
Nt = 300
Pressure drop : Shellside : 0,267 psi
Tubeside : 1,02 psi
Jumlah : 1
Cooler Udara(C-201)
Condensor Subcooler(HE-301)
Cooler(C-302)
Heater Udara(H-303)
Tugas : Memanaskan udara hingga suhu 140oC sebelum masuk ke
Rotary dryer (RD-301)
Jenis : 1-2 Shell and tube
Kondisi operasi : Fluida Panas masuk :428℉ keluar : 428℉
Fluida Dingin Masuk :80,6℉, keluar : 284℉
Beban Heater : 887.546,0513 Btu/jam
Luas transfer panas : 320,235 ft2
Ukuran : Shellside : uap organik
ID : 13,25 in, 1 pass
Tubeside : airpendingin
OD = ¾ in, ID = 0,62 in, BWG = 16
L = 18 ft, triangular pitch 1 in
Nt = 102
Pressure drop : Shellside : 0,0022 psi
Tubeside : 0,0132 psi
Jumlah : 1
Condensor(C-401)
Reboiler(H-402)
FilterUdara(FG-201)
Blower(JB-201)
Blower(JB-301)
Sentrifugasi(FF-301)
Evaporator(FE-401)
MenaraDistilasi(D-401)
Akumulator (AC-401)
BeltConveyor(BC-301)
BucketElevator(BE-101)
BucketElevator(BE-301)
Pompa
(J-103) : Memompa larutan campuran dari mixing tank (M-101) menuju reaktor (R-
201).
(J-201) : Memompa slurry dari reaktor (R-201) menuju surge vessel(SV-301).
(J-301) : Memompa slurry dari surge vessel (SV-301) menuju sentrifugasi (FF-301).
(J-302) : Memompa campuran p-xylene, asam asetat, dan air dari hasil atas surge
vessel menuju mixing tank(M-401).
(J-303) : Memompa mother liquor dari sentrifugasi (FF-301) menuju mixingtank
(M-401)
(J-401) : Memompa campuran hasil dari mixing tank (M-401) menujuevaporator
(FE-401).
(J-402) : Memompa produk bawah dari evaporator (FE-401) menuju mixingtank
(M-402)
(J-403) : Memompa campuran hasil dari mixing tank (M-402) menuju mixingtank
(M-101) (aliran recycle).
A
n
a
l
o
g
P
e
r
h
i
t
u
n
g
a
n
P
o
m
p
a
LajuAlir DO ID Q ∑friction loss Daya Daya Standar NPSH
Pompa
(kg/jam) (in) (in) (ft3/s) (ft.lbf/lbm) (Hp) (Hp) (ft)
J(101) 24.172,51 4,50 4,026 0,2754 0,5246 0,9045 1 61.591
J(102) 1.048,49 1,05 0,824 0,0032 0,0874 0,0843 0,1 15,100
J(103) 28.564,62 4,50 4,026 0,3157 0,6791 1,6211 2 72.188
J(201) 50.235,01 5,56 5,047 0,3503 0,3676 1,6045 2 9,840
J(301) 47.104,35 5,56 5,047 0,3284 0,3316 1,5961 2 9,840
J(302) 3.130,65 1,61 4,026 0,0315 0,2764 0,7542 1 63.108
J(303) 8.549,87 2,87 2,469 0,0829 0,3618 0,6624 3/4 72.195
J(401) 11.680,53 3,50 3,068 0,1149 0,2841 0,7557 1 65.174
J(402) 11.085,76 2,87 2,469 0,1138 0,6419 0,9074 1 45.035
J(403) 4.046,77 2,37 2,067 0,0402 0,1866 0,9504 1 45.853
J(404) 7.633,75 2,87 2,469 0,0783 0,3160 0,6719 3/4 39.988
J(405) 72.650,56 6,62 6,065 0,7434 0,7188 3,2072 3 1/2 44.973