Anda di halaman 1dari 2

Reading Report 7 - Dinamika Masyarakat Internasional (Gender)

Nama : Indra Pujianto


NPM : 1806164861
Bahan Bacaan : Shepherd, L. J. (2010). Gender Matters in Global Politics: A
Feminist Introduction to International Relations. New York:
Routledge.

Dalam karya tulisnya yang berjudul “Gender Matters in Global Politics: A Feminist
Introduction to Internasional Relations”, Laura J. Shepherd mengkaji mengapa dan bagaimana
jender itu merupakan suatu hal yang penting dalam konteks politik global. Dalam mengkaji
jender dalam konteks politik, Shepherd membagi tulisannya menjadi tiga bagian. Pada bagian
pertama, Shepherd menjabarkan cara untuk membuat konsep atau berpikir tentang teori,
khususnya terkait dengan ‘teori jender’. Selain itu, di bagian ini, Shepherd juga mengeksplorasi
berbagai konsepsi tubuh dalam politik global melalui diskusi beberapa narasi penting mengenai
jender dari hubungan internasional. Selanjutnya, di bagian kedua, Shepherd menyajikan dua
catatan penting mengenai tubuh dalam politik global, yaitu tubuh dalam gerakan sosial dan
tubuh sebagai ilmuwan. Dan pada bagian terakhir, Shepherd memberikan kesimpulan dengan
merujuk pada ringkasan karya Judith Butler mengenai kinerja jender dan implikasi teori
tersebut dalam studi dan praktik politik global.
Shepherd mengawali tulisannya dengan mengatakan bahwa setiap orang memiliki teori
jender. Ia melanjutkan dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya berteorisasi untuk
memahami apa yang dimaksud dengan jender. Ia mengatakan bahwa dalam konteks ini,
berteorisasi berarti bahwa cara kita berpikir tentang dunia adalah konstitutif dari dunia itu
sendiri. Konstitutif berarti bahwa respons yang dihasilkan dari berteorisasi akan dapat
mempengaruhi dan memberi dampak pada realitas sosial atau politik kita. Oleh karena itu, kita
tidak dapat mengabaikan cara jender menginformasikan dan mempengaruhi praktik politik
dunia. Dalam hal ini, jender diartikan tidak hanya sebagai kata benda (yaitu, identitas) dan kata
kerja (yaitu, cara melihat dunia), tetapi juga sebagai logika yang dihasilkan dari cara kita
memahami dan melakukan praktik politik global. Wawasan penting pada bagian ini adalah
bahwa asumsi tentang tubuh secara intrinsik dan secara inheren terkait dengan studi dan praktik
– praktik global karena politik global dipelajari dan dipraktikan oleh badan – badan jender.
Pada bagian selanjutnya, Shepherd memberikan kontribusi analitis mengenai tubuh dan
representasi dari fungsi tubuh dalam ruang politik melalui dua fenomena atau narasi yang
berbeda konteks. Ia menyuguhkan dua narasi gerakan sosial yang menggambarkan simbol
keibuan. Yang pertama adalah Greenham Common Women’s Peace Camp di Inggris.
Kampanye ini dimulai sejak awal 1980-an dengan tujuan untuk menghilangkan senjata nuklir
Amerika Serikat dari pangkalan militer Common Greenham. Dan yang kedua adalah The
Mothers of Plaza de Mayo, kampanye di Argentina yang dimulai dari tahun 1977 dengan tujuan
untuk memprotes penangkapan dan penculikan anak – anak mereka untuk tujuan militer
negara. Kedua fenomena ini memiliki implikasi mendalam bagi gerakan sosial dan untuk studi
dan praktik jender dalam politik global. Dalam membahas dua narasi ini, Shepherd
mengidentifikasi tiga praktik diskursif. Yang pertama adalah separatisme yang ditentukan
secara biologis. Yang kedua adalah pertanyaan tentang batasan dan ruang politik. Dan yang
ketiga adalah peran 'anak' sebagai metafora dan perwujudan fisik kerentanan yang
menginformasikan politik yang diberlakukan oleh kelompok-kelompok ini.
Secara garis besar, meskipun kedua gerakan sama – sama mengacu pada representasi
tentang keibuan dan berusaha menawarkan upaya dalam perlindungan anak, dinamika kedua
gerakan itu sangat berbeda. Liputan media terhadap gerakan The Mothers of Plaza de Mayo
menggambarkan mereka dalam bahasa yang positif dengan kata – kata seperti ‘keberanian’ dan
‘inspirasi’ yang mengesahkan perjuangan para ibu dan penggambaran ikon dunia tentang
perjuangan hak asasi manusia. Sebaliknya, gerakan ibu – ibu di Greenham digambarkan
sebagai sebuah ‘bencana’, tindakan kriminal, dan ancaman terhadap negara, tatanan demokrasi,
dan juga keluarga karena mereka meninggalkan anak – anak mereka di rumah. Kedua gerakan
ini menunjukkan penggambaran yang berbeda mengenai representasi tubuh dalam politik
global.
Di bagian akhir, Shepherd menutup tulisannya dengan menyarankan pemahaman
bahwa jenis kelamin adalah fiksi seperti halnya jender bahwa narasi dasar dari dimorfisme di
mana 'matriks kejelasan' kita sangat tergantung pada dirinya sendiri itu dapat diperdebatkan.
Di sepanjang bagian ini, ia telah menggunakan istilah 'performa' (kinerja) untuk
menggambarkan cara jender bermanifestasi dalam kehidupan sosial atau politik. Ini adalah
konsep yang paling erat terkait dengan karya Judith Butler dan mengacu pada praktik linguistik
dan non-linguistik yang dapat diidentifikasi yang membentuk pemahaman kita tentang jender.
Karya tulis Shepherd telah memberikan tinjauan tentang satu cara di mana dimungkinkan untuk
mengonseptualisasikan jenis kelamin dan jender, dan memperkenalkan kita pada beberapa
ilustrasi untuk menunjukkan bagaimana dan mengapa jender penting dalam politik global.

Anda mungkin juga menyukai