Anda di halaman 1dari 4

Critical Review 2 Masyarakat Transnasional

Nama : Indra Pujianto


NPM : 1806164861
Bahan Bacaan : Linklater, Andrew. “The Transformation of Political Community:
E.H. Carr, Critical Theory and International Relations.” Review of
International Studies 23, no. 3 (1997): 321-338.

Faktor globalisasi telah mendorong banyak perubahan pada perkembangan politik dunia. Di
era globalisasi, masyarakat saat ini bukan hanya menjadi masyarakat yang menetap di suatu
negara tetapi juga masyarakat transnasional yang berarti masyarakat bergerak melintasi batas
– batas negara. Selain itu, globalisasi juga telah mengakibatkan adanya sebuah perubahan di
dalam kehidupan politik masyarakat yang disebut oleh Andrew Linklater dengan istilah
“transformation of political community”. Transformasi komunitas politik menitikberatkan
pada pergerakan masyarakat dimana mereka berusaha dalam memperjuangkan hak – haknya
sebagai masyarakat suatu negara. Pengaruh dari luar sebagai konsekuensi yang dibawa oleh
globalisasi juga telah mempengaruhi metamorfosis komunitas politik terutama dalam bentuk
perjuangan masyarakat melawan negara modern. Dan dalam upaya memperjuangkan hak –
haknya, tidak jarang masyarakat mengalami perlakuan yang tidak adil oleh suatu negara.
Di dalam critical review ini, penulis akan membandingkan pemikiran tokoh yang
bernama Andrew Linklater dengan pendapat dari dua tokoh lainnya, yaitu Harrbye Ran dan
Susan E. Coutin mengenai perubahan dalam komunitas politik beserta fenomena – fenomena
komunitas politik yang terjadi. Sebelum membandingkan pemikiran para tokoh, penulis ingin
memberikan deskripsi singkat mengenai profil mereka. Andrew Linklater adalah seorang
akademisi hubungan internasional sekaligus dosen Politik Internasional di Universitas
Aberystwyth. Linklater telah menulis sebuah buku yang dianggap paling penting sebagai teori
internasional yang berjudul The Transformation of Political Community pada tahun 1998.
Beralih ke tokoh yang kedua, Harry Beran adalah seorang pengajar di jurusan Filosofi,
University of Wollongong yang saat ini sudah pensiun. Dan yang terakhir, Susan B. Coutin
merupakan profesor di Department of Criminology, Law, and Society dan Department of
Anthropology, University of California. Susan memiliki ketertarikan riset di bidang sosial,
politik, dan hukum Her research has examined social, political, and aktivisme legal seputar
masalah imigrasi terutama imigrasi dari El Salvador ke Amerika Serikat.
Secara garis besar, Linklater, dalam tulisannya yag berjudul “The Transformation of
Political Community: E.H. Carr, Critical Theory and International Relations”, meninjau
pemikiran E. H . Carr bahwa negara modern telah memberikan efek yang membahayakan dan

1
mendominasi seperti pemerintahan yang totaliter, nasionalisme yang penuh kekerasan, dan
pengucilan (exclusion) terhadap suatu ras dan etnis (Linklater, 1997). Carr juga menyatakan
bahwa beberapa hal harus diubah termasuk negara – bangsa yang tidak lagi dianggap secara
efektif dapat meningkatkan kesejahteraan dan keamanan. Oleh karena itu, Carr berpendapat
bahwa diperlukan upaya untuk memperluas batas – batas komunitas oleh warga negara dengan
bersatu secara politis dengan orang asing di luar.
Linklater menilai bahwa karya Carr telah menunjukkan perubahan pada komunitas
politik dengan memberi gambaran mengenai sisi – sisi gelap negara modern yang meliputi
pertumbuhan kekuasaan negara, meningkatnya regulasi terhadap masyarakat, merugikan orang
lain dan intensifikasi perpecahan pada masyarakat. Sisi gelap tersebut mencapai puncaknya
hingga terjadi totalitarianisme dan perang. Namun, ini adalah proses perubahan menuju
perubahan yang lebih baik. Karya Carr berisi tiga pengamatan tentang modernitas yang
mendorong ke pencerahan. Pertama, banyak modal moral yang telah terakumulasi dalam
rangka perlawanan terhadap pertumbuhan kekuasaan negara dan kebangkitan kapitalisme
diinvestasikan dalam konsepsi kewarganegaraan. Kedua, gagasan kewarganegaraan adalah
sumber daya moral yang paling penting yang dapat digunakan untuk mengatasu dominasi dan
pengucilan. Ketiga, meleburnya lintas batas negara menciptakan tekanan pengaturan sosial dan
politik baru pasca-nasional (Linklater, 1997).
Masih dalam pembahasan mengenai moral dan politik serta transformasi komunitas
politik, tokoh kedua yaitu Harry Beran menawarkan suatu pandangan yang sedikit berbeda.
Tulisan Harry Beran membahas fenomena pemisahan diri atau separatisme yang terjadi di
dalam kehidupan masyarakat secara filosofis melalui paradigma libealisme. Berdasarkan
pemikirannya, ia menilai bahwa upaya pemisahan diri yang dilakukan masyarakat dapat
diizinkan menurut pandangan liberalisme. Terlebih lagi, ia mengklaim bahwa seseorang dapat
mencoba membenarkan pemisahan diri atas dasar penindasan atau hak untuk menentukan nasib
sendiri secara nasional (Beran, 1984).
Liberalisme mengasumsikan bahwa orang dewasa normal adalah pemilih mandiri yang
memenuhi syarat minimum rasionalitas tertentu dalam keyakinan dan tindakan. Karena
pandangan liberalisme mengenai orang sebagai pemilih mandiri itu adalah filosofi individualis,
kedaulatan rakyat tidak dapat menjadi milik kolektif. Sebaliknya kedaulatan ini harus terdiri
dari hak moral individu untuk memutuskan hubungan politik mereka. Liberalisme juga harus
menjamin bahwa kelompok - kelompok yang terkonsentrasi secara teritorial dapat menjalankan
kedaulatan mereka, yaitu hak moral mereka untuk menentukan hubungan politik mereka
melalui pemisahan diri (Beran, 1984).
2
Jika dibandingkan dengan pemikiran tokoh ketiga, Susan B. Coutin dalam tulisannya
yang berjudul “Denationalization, Inclusion, and Exclusion: Negotiating the Boundaries of
Belonging”memberikan gambaran mengenai fenomena eksklusi atau denasionalisasi
kewarganegaraan berdasarkan pengalamannya menjadi sukarelawan di kantor organisasi
masyarakat Amerika Tengah di Los Angeles pada tahun 1999. Dalam memahami fenomena
ini, Susan merujuk pada catatan Bosniak yang mengatakan bahwa kewarganegaraan setidaknya
memiliki empat dimensi, yaitu status hukum, hak, aktivitas politik, dan identitas kolektif
(Susan, 2000). Scara garis besar, karya Coutin menunjukkan dampak dari denasionalisasi ini
terhadap mereka yang telah dikecualikan (ekslusi).
Mereka yang telah telah dikecualikan atau ditolak harus mengembangkan bentuk –
bentuk keanggotaan lainnya termasuk tinggal dan bekerja di suatu negara tanpa memiliki status
hukum, berpartisipasi dalam jaringan transnasional, dan bertindak sebagai warga negara. Susan
mengatakan bahwa dimensi kewarganegaraan yang beragam memunculkan strategi untuk
melegitimasi bentuk keanggotaan informal (Susan, 2000). Imigran yang tidak berdokumen
bertukar informasi tentang peluang kerja serta mendatangi teman, keluarga, dan mantan
tetangga mereka untuk mendapatkan bantuan dalam mencari perumahan. Komunitas migran di
Amerika Serikat juga menampilkan layanan ilegal dan semi-ilegal seperti pemalsuan dokumen,
praktisi hukum yang tidak berlisensi, dan penukaran uang. Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja ilegal juga berartisipasi dalam jaringan rahasia (Susanm 2000). Secara umum, tulisan
Susan B. Coutin memberikan gambaran mengenai perjuangan para imigran dalam
mendapatkan izin tinggal di Amerika Serikat.
Penulis menilai bahwa ketiga penulis membahas mengenai perjuangan masyarakat
dalam memenuhi hak moralnya sebagai warga negara. Namun, yang membedakan adalah
bahwa Linklater memberikan penjelasan fundamental dan mendasar mengenai transformasi
komunitas politik, sedangkan kedua tokoh lainnya memberikan gambaran mengenai fenomena
– fenomena transformasi komunitas politik. Fenomena – fenomena yang ditunjukkan dan
digambarkan oleh Harry Beran dan Susan B. Coutin memberikan gambaran lebih lanjut dan
melengkapi pemahaman mengenai transformasi komunitas politik.

3
DAFTAR PUSTAKA

Beran, Harry. “A Liberal Theory of Secession”. Political Studies, Vol. 32, Iss. 1, (1984): 21 –
31.

Coutin, Susan B. "Denationalization, Inclusion, and Exclusion: Negotiating the Boundaries of


Belonging." Indiana Journal of Global Legal Studies, Vol. 7, Iss. 2, Article 8, (2000):
585 – 593.

Linklater, Andrew. “The Transformation of Political Community: E.H. Carr, Critical Theory
and International Relations.” Review of International Studies 23, no. 3 (1997): 321-338.

Anda mungkin juga menyukai