KEPERAWATAN KELUARGA
Kelompok 1
Di Susun Oleh :
2018/2019
KEPERAWATAN KELUARGA 1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pendekatan
Konseling Psikoanalitik.
Tujuan dari penyususnan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga. Kami merasa bahwa dalam pembuatan tugas ini masih menemui
beberapa kesulitan dan hambatan, di samping itu juga kami menyadari bahwa dalam
penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan
lainnya, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak.
KEPERAWATAN KELUARGA 2
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..................................................................................................9
KEPERAWATAN KELUARGA 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
KEPERAWATAN KELUARGA 4
C. Tujuan
KEPERAWATAN KELUARGA 5
BAB II
PEMBAHASAN
Prespektif dasar dari psikoanalisis adalah bahwa tingkah laku orang dewasa
merupakan refleksi (penjelmaan) pengalaman masa kecilnya. Teori ini menekankan
bahwa orang bergerak melalui suatu tahapan (stage) yang pasti silam tahun-tahun
awal perkembangannya yang berhubungan dengan sumber-sumber kesenangan
seksual (seksual pleasure). Tahapan ini ditandai dengan tahap oral, anal, phalik dan
genital. Teori psikoanalisis juga memperkenalkan konsep ketidaksadaran sebagai
bagian kepribadian, dimana terletak keinginan-keinginan, impuls-impuls dan konflik-
konflik yang dapat mempunyai pengaruh langsung pada tingkah laku. Pada dasarnya
tingkah laku individu dipengaruhi atau dimotivasi oleh determinan kesadaran maupun
ketidak sadaran.
Teori psikoanalisis ini telah mengarahkan kerja para ahli psikologi sosial pada
sejumlah topik tentang tingkah laku sosial yang diselidiki dalam arti proses-proses
ketidaksadaran. Sebagai contoh, tingkah laku agresi dipandang sebagai suatu
manifestasi pembawaan sejak lahir yaitu yang disebut sebagai instink mati dalam
ketidaksadaran. Contoh lainnya, prasangka dalam kelompok minoritas dipandang
sebagai konflik individu pada masa kecil dengan orang tuanya yang kaku (otoriter)
yang kemudian dicerminkan dalam ketidaksukaannya pada orang-orang dewasa yang
tidak mirip dengan dirinya.
KEPERAWATAN KELUARGA 6
bagian dari proses konseling serta menjadikan pemahamannya sebagai bagian dari
upaya meningkatkan kesadaran dirinya dengan mengkoreksi terhadap pengalaman-
pengalaman emosionalnya. Sumber konflik adalah materi-materi yang tertekan pada
alam ketidaksadaran, terutama yang terjadi pada awal kehidupannya.
Untuk itu, konselor harus dapat membantu dan memotivasi klien agar mampu
menghayati dan mengekspresikan pengalaman-pangalaman masa lampaunya secara
terbuka, untuk selanjutnya ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan
tujuan utama untuk merekontruksikan kepribadiannya. Dengan demikian, anak
berkebutuhan khusus sebagai klien dapat secara sadar mampu membuat pilihan-
pilihan dan memperoleh kebebasan yang lebih besar dalam menyatakan perasaan
maupun dalam bertindak sebagai wujud pemahaman baru terhadap kepribadiannya.
KEPERAWATAN KELUARGA 7
mengungkapkan pengalaman masa lalunya. Klien di minta mengutarakan apa saja
yang terkintas dalam pikirannya. Tujuan teknik ini adalah agar klien
mengungkapakan pengalaman masa lalu dan menghentikan emosi emosi yang
berhubungan dengan pengalaman traumatik masa lalu. Hal ini di sebut juga
katarisi.
2. Analisi mimpi
Klien di minta untuk mengungkapakan tentang berbagai kejadian dalam
mimpnya dan konselor berusaha untuk menganalisisnya. Teknik ini di gunakan
untuk menilik masalah masalah yang belum terpecahnya. Proses terjadinya mimpi
adalah karena pada waktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan kompleks yang
terdesak pun muncul ke permkaan. Menurut freud, mimpi ini di tafsirkan sebagai
jalan raya mengekspresikan keinginan keinginan dan kecemasan yang tak di
sadari.
3. Interpretasi
Mengungkapkan apa yang terkandung di balik apa yang di katakan klien, baik
dalam asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi klien. Konselor
menetapkan, menjelaskan dan bahkan mengajar klien tentang makna perilaku
yang termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan trensferensi.
4. Analisis resistensi
Resistensi berarti penolakan, analisis resuistensi di tunjukan untuk
menyadarkan klien terhadap alasan alasan terjadinya penolakannya (resistensi).
Konselor meminta perhatian klien untuk mrnafsirkan resistensi.
5. Analisis transferensi
Transferensi adalah mengalihkan, bisa berupa perasaan dan harapan masa lalu.
Dalam hal ini, klien di upayakan unuk menghidupkan kembali pengalaman dan
konflik masa lalu terkait dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan yang
oleh klien di bawa ke masa sekarang dan di kepaskan ke konselor. Biasanya klien
membenci atau mencintai konselor. Konselor menggunakan sifat sifat netral,
objektif, anonim, dan pasif agar bisa terungkap transferensi tersebut.
KEPERAWATAN KELUARGA 8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
• Id
• Ego
• Superego
KEPERAWATAN KELUARGA 9
DAFTAF PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis
http://www.slideshare.net/langgengprayogo/pendekatan-psikoanalisa-
49837489
https://khuldy.wordpress.com/psikoanalisis.
KEPERAWATAN KELUARGA 10