Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA

PENDEKATAN KONSELING PSIKOANALITIK

Kelompok 1

Di Susun Oleh :

1. Anastaya Mahtiara (16142014242008)


2. Fitria Febri Lestari (16142014271037)
3. Frisky Indrawan (16142014273039)
4. Intan Nofika. CS (16142014281047)
5. Maudwi Ehnis (16142014295061)
6. Nuredi dwi Novianto (16142014303069)
7. Retno Monicha Sari (16142014315081)
8. Soliyah (16142014329095)
9. Yunis Febriyansah (16142014345111)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2018/2019

KEPERAWATAN KELUARGA 1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami

memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pendekatan

Konseling Psikoanalitik.

Tujuan dari penyususnan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Keluarga. Kami merasa bahwa dalam pembuatan tugas ini masih menemui

beberapa kesulitan dan hambatan, di samping itu juga kami menyadari bahwa dalam

penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan-kekurangan

lainnya, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak.

Dengan terselesaikannya makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Purwokerto,02 April 2019

KEPERAWATAN KELUARGA 2
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan .......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendiekatan Konseling Psikoanalitik......................................... 6

B. Tujuan Pendekatan Konseling Psikoanalitik................................................6


C. Proses Pendekatan Konseling Psikoanalitik.................................................7
D. Teknik-teknik Pendekatan Konseling Psikoanalitik.....................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... .......10

KEPERAWATAN KELUARGA 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pemikiran dan kajian empirik di kalangan para ahli tentang


kepribadian manusia telah melahirkan berbagai teori yang beragam sesuai dengan
perspektif pemikiran dan pengalaman pribadi para ahli yang membangun teori
tersebut. Teori-teori kepribadian yang dikenal dewasa ini oleh masyarakat diantaranya
adalah teori psikoanalisa, behavioristic, humanistic dan biologic. Berikut ini disajikan
teori kepribadian psikoanalisis dari Sigmund freud.
Ada dua asumsi yang mendasari teori psikoanalisis Freud, yaitu (1) asumsi
determinisme psikis dan (2) asumsi motivasi tak sadar. Asumsi determinisme psikis
(psychic determinism) meyakini bahwa segala sesuatu yang dilakukan, dipikirkan,
atau dirasakan individu mempunyai arti dan maksud, dan itu semuanya secara alami
sudah ditentukan. Adapun asumsi motiasi tak sadar (unconscious motivation)
meyakini bahwa sebagian besar tingkah laku individu (seperti perbuatan, berfikir dan
merasa) ditentukan oleh motif tak sadar.
Freud membagi struktur kepribadian ke dalam tiga komponen, yaitu id, ego
dan superego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen
tersebut. Id merupakan komponen kepribadian yang primitive. Ego merupakan
eksekutif atau manajer dari kepribadian. Super ego merupakan komponen moral
kepribadian yang terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan
buruk, benar dan salah.

B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian pendekatan konseling psikoanalitik ?

2. Apa tujuan dari pendekatan konseling psikoanalitik ?

3. Bagaimana proses pendekatan konseling analitik ?

4. Bagaimana teknik pendekatan konseling psikoanalitik ?

KEPERAWATAN KELUARGA 4
C. Tujuan

Tujuan di buatnya makalah ini untuk :

1. Mengetahui Pengertian pendekatan konseling psikoanalitik

2. Mengetahui Tujuan dari pendekatan konseling psikoanalitik

3. Mengetahui Bagaimana proses pendekatan konseling analitik

4. Mengetahui Bagaimana teknik pendekatan konseling psikoanalitik

KEPERAWATAN KELUARGA 5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendiekatan Konseling Psikoanalitik

Prespektif dasar dari psikoanalisis adalah bahwa tingkah laku orang dewasa
merupakan refleksi (penjelmaan) pengalaman masa kecilnya. Teori ini menekankan
bahwa orang bergerak melalui suatu tahapan (stage) yang pasti silam tahun-tahun
awal perkembangannya yang berhubungan dengan sumber-sumber kesenangan
seksual (seksual pleasure). Tahapan ini ditandai dengan tahap oral, anal, phalik dan
genital. Teori psikoanalisis juga memperkenalkan konsep ketidaksadaran sebagai
bagian kepribadian, dimana terletak keinginan-keinginan, impuls-impuls dan konflik-
konflik yang dapat mempunyai pengaruh langsung pada tingkah laku. Pada dasarnya
tingkah laku individu dipengaruhi atau dimotivasi oleh determinan kesadaran maupun
ketidak sadaran.

Teori psikoanalisis ini telah mengarahkan kerja para ahli psikologi sosial pada
sejumlah topik tentang tingkah laku sosial yang diselidiki dalam arti proses-proses
ketidaksadaran. Sebagai contoh, tingkah laku agresi dipandang sebagai suatu
manifestasi pembawaan sejak lahir yaitu yang disebut sebagai instink mati dalam
ketidaksadaran. Contoh lainnya, prasangka dalam kelompok minoritas dipandang
sebagai konflik individu pada masa kecil dengan orang tuanya yang kaku (otoriter)
yang kemudian dicerminkan dalam ketidaksukaannya pada orang-orang dewasa yang
tidak mirip dengan dirinya.

Dalam kenyataannya para ahli psikologi sosial mengakui pengaruh yang


relatif sedikit dari teori psikoanalisis. Disamping itu, teori psikoanalisis hanya dapat
menggambarkan fakta tetapi tidak dapat dipakai sebagai predictor tingkah laku.

B. Tujuan Pendekatan Konseling Psikoanalitik


Tujuan utama psikoanalisa adalah untuk mengurangi symptom psikopathologi
dengan memunculkan pikiran dan perasaan-perasaan yang tertekan atau direpresi ke
dalam alam kedasarannya. Untuk itu, dalam prosesnya rintangan-rintangan harus
dapat diatasi, walaupun memerlukan waktu yang cukup lama, sulit, dan mungkin
menyakitkan. Sedangkan agar berhasil, penting untuk melibatkan emosi sebagai

KEPERAWATAN KELUARGA 6
bagian dari proses konseling serta menjadikan pemahamannya sebagai bagian dari
upaya meningkatkan kesadaran dirinya dengan mengkoreksi terhadap pengalaman-
pengalaman emosionalnya. Sumber konflik adalah materi-materi yang tertekan pada
alam ketidaksadaran, terutama yang terjadi pada awal kehidupannya.
Untuk itu, konselor harus dapat membantu dan memotivasi klien agar mampu
menghayati dan mengekspresikan pengalaman-pangalaman masa lampaunya secara
terbuka, untuk selanjutnya ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan
tujuan utama untuk merekontruksikan kepribadiannya. Dengan demikian, anak
berkebutuhan khusus sebagai klien dapat secara sadar mampu membuat pilihan-
pilihan dan memperoleh kebebasan yang lebih besar dalam menyatakan perasaan
maupun dalam bertindak sebagai wujud pemahaman baru terhadap kepribadiannya.

C. Proses Pendekatan Konseling Psikoanalitik


1. Fungsi konselor
1) Konselor berfungsi sebagai penafsir dan penganalisis
2) Konselor bersikap anonim, artinya konselor berusaha tak di kenal klien,
dan bertindak sedikit sekali memperlihatkan perasaan dan pengalamanya,
sehingga klien dengan mudah dapat memantulkan perasaanya untuk di
jadikan sebagai bahan anlisis.
2. Langkah-lankah yang di tempuh :
1) Menciptakan hubungan kerja dengan klien
2) Tahap krisis bagi klien yaitu kesukaran dalam mengungkapkan
masalahnya dan melakukan transferensi
3) Tilikan terhadap masa lalu klien terutama pada masa kanak kanaknya
4) Pengembangan reesitensi untuk pemahamn diri
5) Oengembangan hubungan transferensi klien dengan konselor
6) Melanjutkan lagi hal hal yang resistensi
7) Menutup wawancara konseling

D. Teknik-teknik Pendekatan Konseling Psikoanalitik


1. Asosiasi Bebas
Mengupayakan klien untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari
alam pengalaman dan pemikiran sehari hari sekarang, sehingga klien mudah

KEPERAWATAN KELUARGA 7
mengungkapkan pengalaman masa lalunya. Klien di minta mengutarakan apa saja
yang terkintas dalam pikirannya. Tujuan teknik ini adalah agar klien
mengungkapakan pengalaman masa lalu dan menghentikan emosi emosi yang
berhubungan dengan pengalaman traumatik masa lalu. Hal ini di sebut juga
katarisi.
2. Analisi mimpi
Klien di minta untuk mengungkapakan tentang berbagai kejadian dalam
mimpnya dan konselor berusaha untuk menganalisisnya. Teknik ini di gunakan
untuk menilik masalah masalah yang belum terpecahnya. Proses terjadinya mimpi
adalah karena pada waktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan kompleks yang
terdesak pun muncul ke permkaan. Menurut freud, mimpi ini di tafsirkan sebagai
jalan raya mengekspresikan keinginan keinginan dan kecemasan yang tak di
sadari.
3. Interpretasi
Mengungkapkan apa yang terkandung di balik apa yang di katakan klien, baik
dalam asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi klien. Konselor
menetapkan, menjelaskan dan bahkan mengajar klien tentang makna perilaku
yang termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan trensferensi.
4. Analisis resistensi
Resistensi berarti penolakan, analisis resuistensi di tunjukan untuk
menyadarkan klien terhadap alasan alasan terjadinya penolakannya (resistensi).
Konselor meminta perhatian klien untuk mrnafsirkan resistensi.
5. Analisis transferensi
Transferensi adalah mengalihkan, bisa berupa perasaan dan harapan masa lalu.
Dalam hal ini, klien di upayakan unuk menghidupkan kembali pengalaman dan
konflik masa lalu terkait dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan yang
oleh klien di bawa ke masa sekarang dan di kepaskan ke konselor. Biasanya klien
membenci atau mencintai konselor. Konselor menggunakan sifat sifat netral,
objektif, anonim, dan pasif agar bisa terungkap transferensi tersebut.

KEPERAWATAN KELUARGA 8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan


reduksionistik.Dalam teori psikoanalisis, kepribadian dipandang sebagai suatu
struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem yakni:

• Id
• Ego
• Superego

KEPERAWATAN KELUARGA 9
DAFTAF PUSTAKA

LN Syamsu & Nurihsan A. 2009. Teori Kepribadian. Bandung. PT Remaja


Rosdakarya.

Surya Muhammad. 2010. Teori-Teori Konseling. Bandung. Pustaka Bani


Quraisy

https://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis

http://www.slideshare.net/langgengprayogo/pendekatan-psikoanalisa-
49837489

https://khuldy.wordpress.com/psikoanalisis.

KEPERAWATAN KELUARGA 10

Anda mungkin juga menyukai