Anda di halaman 1dari 5

Human Being: a holistic view

Abdul Al Aziz

Penting untuk diketahuin, pengertian manusia secara menyeluruh, sebelum


membahas konsepsi unsur manusia itu sendiri. Menurut para ahli, Manusia adalah
bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal
karena jasmani dan rohani merupakan satu barang (Nicolas D, Sudiarja). Menurut
Avibebo J.I Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada
atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”. Sedangkan menurut Upanisads manusia
adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana ataubadan fisik.
Dan Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany Manusia adalah mahluk yang paling
mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki
3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor
keturunan dan lingkungan. Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa unsur
manusia ada 3, yaitu jasad, rohani dan akal.
Istilah manusia banyak disinggung dalam Al-qur’an dengan menggunakan
lafadz basyar, insan, an-nas, bani adam yang kesemuanya memiliki makna yang tidak
sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk Allah yang unik,
istimewa, yang dimuliakan dibandingkan dengan makhluk yang lain, meskipun tidak
menutup kemungkinan manusia mempunyai sisi kelemahan disamping kelebihannya.
Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri kepada manusia untuk berlomba-lomba dengan
penuh keyakinan mencapai perannya, fitrahnya sebagai kholifah fil ardhi dan ‘Abdullah.
Perbedaaan tersebut dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut:
1. Kata basyar
Kata ini dinyatakan didalam al-Quran sebanyak 36 kali tersebar didalam
26 surat, secara etimologi basyar berarti kulit kepala, wajah atau tubuh yang
menjadi tempat tumbuhnya rambut. Penamaan ini menunjukkan makna bahwa
secara biologis yang mendominasi manusia adalah pada kulitnya di bandingkan
dengan rambut dan bulunya..

2. Kata al-insan
Kata al-insan berasal dari kata uns, disebutkan didalam Al-Quran
sebanyak 73 tersebar didalam 43 surat. Secara etimologi, al-insan dapat di artikan
harmonis, lemah lembut tampak, dan pelupa. Kata ini digunakan didalam al-quran
untuk menunjukkan totalitas manusia sebagai mahkluk yang berdeminsikan
jasmani dan rohani. Harmonisasi kedua aspek tersebut yang mengantarkan manusia
sebagai makhluk yang unik dan istimewa, sempurna sehingga mampu
menyandang status sebagai khalifah Allah.

3. Kata al-nas
Kata ini di sebut didalam Al-Quran sebanyak 240 kali dan tersebar
didalam 53 surat. Kata ini menunjukkan pada eksistensi manusia sebagai makhluk
sosial secara keseluruhan tanpa melihat status keimanan dan kekafiran. Dilihat dari
segi kandungan maknanya maka kata ini lebih bersifat di umum dibandingkan
dengan kata insan.

4. Kata al-ins
M. Quraish Shihab mengatakan bahwa kata al-ins berakar dari kata “ al-
nisyan” yang berarti “lupa” dari akar kata “naus” yang berarti “ pergerakan atau
dinamisme. Kata al-ins dilawankan dengan kata “al-jin” dan “al-nufur” yang
berarti “ menetap”.
Konsep al-ins dapat di pahami sebagaimana di kemukakan oleh Al-Quran
bahwa manusia mempunyai kewajiban yang sama dengan jin yakni sama-sama di
perintahakan untuk beribadah kepada Allah.

5. Kata bani adam


Secara etimologi bani adam bermakna keturunanan nabi adam. Menurut
al-Thabathba’i penggunaan bani adam adalah untuk menunjukkan arti manusia
secara umum, yang setidaknya dapat dikaji dalam tiga aspek. Pertama, anjuran
untuk berbudaya sesuai dengan ketentuan Allah. Kedua, adalah mengingatkan
kepada keturunan nabi Adam agar tidak terjerumus kepada rayuan setan yang
mengajak kepada keingkaran. Ketiga, memanfaatkan isi alam dalam rangka untuk
beribadah kepada Allah SWT. Kesemuanya itu merupakan anjuran sekaligus
peringatan Allah dalam rangka memuliakan keturunan Adam di bandingkan
dengan makhluk yang lain.
Manusia terdiri dari sesuatu yg kelihatan (jasad) dan sesuatu yg tidak kelihatan (ruhani).
Jasad manusia memiliki (mengandung) 4 anasir atau 4 unsur yaitu :
1. Api
2. Udara
3. Air
4. Tanah

1. Unsur udara/angina (Hawa)


QS.Shaad (38):71-72 (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.". Maka apabila telah
Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah
kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."
Dari ayat diatas terdapat sebuah kata yang perlu digaris bawahi, yaitu kata "tiup" .
Tiup biasanya ada hubungannya dengan angin. (Wa Allahu 'alam bissawab, hanya Allah
SWT saja yang Maha Tahu tafsir ayat diatas). Selain itu sesuatu yang hidup (manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan) tentu membutuhkan udara (mungkin Oksigen atau CO2). Kita
juga membutuhkan udara (oksigen) untuk bernafas. Ini berarti tubuh kita juga mengandung
anasir angin/udara.
2. Unsur Air (Nafsu)
QS.Al Furqaan (25):54. Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia
jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Yang dimaksud air tersebut adalah air mani yang mana air mani itu salah satunya
mengandung unsur air. Selain itu badan kita juga mengandung 60% air, darah mengandung
90% air, makanan kita juga mengandung air. Itu semua artinya bahwa jasad kita
mengandung anasir air atau unsur air.
3. Unsur Tanah. (Dunia)
QS.Shaad (38):71-72 (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.". Maka apabila telah
Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah
kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."
Yang dimaksud manusia pada ayat diatas adalah Nabi Adam AS. Selanjutnya unsur
tanah tersebut di turunkan ke anak cucu Nabi Adam. Selain itu makanan yang kita makan
sebetulnya adalah berasal dari tanah (saripati tanah) Dengan demikian berarti bahwa
badan/jasad kita mengandung tanah.
4. Unsur Api (Syetan)
Dalam surat Al Baqarah (2):24. Mengandung arti Maka jika kamu tidak dapat
membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari
neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jasad manusia mengandung unsur
api, karena isi neraka adalah serba panas (serba api) yg bahan bakarnya dari batu dan orang
kafir. Selain itu setiap makanan yang kita makan jika prosesnya dimasak dulu tentu pasti
menggunakan api. Anasir/unsur api tidak dapat berdiri sendiri, dia untuk bisa hidup perlu
anasir lain yaitu anasir angin/udara (oksigen).
Firman Allah SWT, yang artinya “Hendaklah manusia itu memikirkan dari apakah
asal kejadiannya”. Sabda Rosullullah Saw, “Musuh yang perlu kamu lawan ialah musuh yang
ada pada dirimu sendiri sebangsa Hawa, Nafsu, Dunia , Setan”.
Mengapa timbul Hawa? Karena unsur Angin yang telah memenuhi segala Rongga
pada tubuh kita maka timbullah Hawa. Mengapa timbul Nafsu? Karena unsur Air yang telah
menjadi Urat,Benak, Tulang pada tubuh kita maka timbullah Nafsu. Mengapa timbul Dunia?
Karena unsur Tanah yang telah menjadi Daging, Kulit, Bulu dan Roma pada tubuh kita maka
timbullah Dunia Kenapa Timbul Syetan? Karena unsur Api yang telah menjadi darah pada
tubuh kita maka timbullah Syetan.
Ke-empat unsur diatas Air, Angin, tanah dan Api merupakan unsur yang membentuk
tubuh kita yang menimbulkan sifat Hawa, Nafsu, Dunia dan Syetan. Pertanyaannya bagaimana
kita untuk mengendalikan unsur tersebut bukan menghilangkannya.
Segala sesuatu dimuka bumi ini Allah ciptakan tidak ada yang sia-sia bahkan menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Dari keempat unsur diatas ada pengendalinya
masing-masing yaitu:
1. Hawa dikendalikan oleh Iman
2. Nafsu dikendalikan oleh Islam
3. Dunia dikendalikan oleh Tauhid
4. Syetan dikendalikan oleh Maarifat
Jadi Keempat sifat itu AIR, ANGIN, TANAH, API dikendalaikan oleh IMAN,
ISLAM, TAUHID, MAARIFAT. Manusia itu terdiri dari empat unsur tersebut, sempurnalah
semua unsur bumi dan langit yang meliputi tubuh manusia.
Pembahsan yang sering dibahas adalah bagian Nafsu, nafsu manusia terbagi kedalam
4 kelompok, yaitu:
1. NAFSU AMARAH: Nafsu amarah disebut juga EGO adalah nafsu yang paling rendah,
paling buruk dan paling jahat tingkatannya dibandingkan dengan nafsu-nafsu yang
lainnya. Bahkan ada yang mengatakan nafsu/ego ini lebih kejam dari pada 70 sifat syetan.
Nafsu amarah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus terluar sebagai
pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna merah. Karena menempati lapisan
terluar maka nafsu ini biasanya lebih cepat responnya kalau ada apa-apa dibanding dengan
jenis nafsu yang lainnya. Nafsu amarah berasal dari unsur saripati api, sama dengan jin yg
juga diciptakan dari unsur api. Disini ada kesamaan unsur antara pembuatan manusia
dengan pembuatan jin yaitu sama sama mengandung unsur api. Karena berasal dari unsur
api tentu nafsu ini juga akan membawa/mewarisi sifat-sifat dari api itu sendiri.
2. NAFSU LAWWAMAH: Nafsu lawwamah itu nafsu yang selalu menyesali perbuatannya,
baik perbuatan terpuji maupun perbuatan tercela, artinya bahwa nafsu ini diri yang tidak
mempunyai pendirian. Sifat seperti ini dimiliki oleh anasir angin dan memang nafsu ini
tercipta dari anasir angin. Coba kita perhatikan tingkah laku angin. Angin bergerak tidak
tentu arahnya (tidak punya pendirian), terkadang ke arah utara, selatan, timur, barat, keatas
dll. Bergeraknya angin biasanya tergantung oleh musim atau tekanan angin. Jika manusia
lebih dominant nafsu lawwamahnya maka orang tersebut cenderung mempunyai sifat tidak
punya pendirian, selalu terbawa arus, plinplan, terbawa oleh mode trend saat itu. Selain itu
nafsu ini juga mempunyai sifat sama dengan sifat binatang, yaitu nafsu birahi/sex dan
nafsu makan yg terkadang berlebihan. Nafsu lawwamah secara bawaan lahir menempati
lapisan pembungkus kedua dari luar setelah nafsu amarah sebagai pembungkus hati nurani
dan Cahaya nafsu ini berwarna kuning.
3. NAFSU MULHIMAH: Nafsu mulhimah berasal dari anasir air. Karena berasal dari
saripati air maka nafsu ini mewarisi sifat-sifat dari air.Selain itu nafsu ini juga mempunyai
sifat empati, gampang iba dan belas kasihan terhadap sesama, suka menolong, dll. Nafsu
mulhimah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus ketiga dari luar setelah
nafsu lawwamah sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna putih.
4. NAFSU MUTMAINAH: Nafsu mutmainah berasal dari saripati tanah. Karena berasal dari
saripati tanah maka nafsu ini mewarisi sifat-sifat dari tanah. Oleh karena itu orang yg sudah
mencapai tingkatan sifat tanah/bumi atau nafsu mutmainah ini biasanya mempunyai sifat
yang sabar, rela menanggung beban orang lain dan lain-lain. Sifat lain dari nafsu ini adalah
selalu ingin beribadah terus sehingga terkadang yang lainnya terlupakan. Nafsu
mutmainah secara bawaan lahir menempati lapisan pembungkus keempat dari luar setelah
nafsu mulhimah sebagai pembungkus hati nurani dan cahaya nafsu ini berwarna hitam.

Anda mungkin juga menyukai