Anda di halaman 1dari 8

Yuspa Hanum dan Tukiman, Dampak Pernikahan Dini Terhadap…………, hal.

36 - 43

DAMPAK PERNIKAHAN DINI


TERHADAP KESEHATAN ALAT REPRODUKSI WANITA

Yuspa Hanum dan Tukiman*)

ABSTRACT

One of the important issues about reproduction healthy in internasional conference


population and development (ICDP) di Kairo (1994), is sexuality and reproduction
healthy . the purpose of marriage is obtaining descendants . Children obtained from the
pregnancy is healthy reproductive at 20-30 years is a good age in reproduction cause
the organs in body women had grown perfect. Early age marriage make more
incidence, physical or psychological problem. Early age marriage make complicated in
pregnancy and childbrith as pelvis narrow, hemorrhaging and death for both mother
and child. And than early age marriage make stress to adolescent cause haven’t
readiness in a mental. the purpose is know the description about impact early age
marriage to the womens reproductive organs.

Kata Kunci : Dampak pernikahan dini dan alat reproduksi wanita.

Pendahuluan 36 tahun 2009 memberikan batasan 20


tahun. Karena hubungan seksual yang

S
alah satu isu penting tentang dilakukan pada usia dibawah 20 tahun
kesehatan reproduksi yang bresiko terjadi kanker serviks, serta
dibacakan dalam konferensi penyakit menular seksual. Perkawinan usia
kependudukan sedunia internasional muda meyebabkan terjadinya komplikasi
conference population and development kehamilan dan persalinan antara lain pada
(populasi konferensi dan perkembangan) kehamilan dapat terjadi preeclampsia,
(ICDP) di Kairo (1994), adalah tentang resiko persalinan macet karena besar
seksual dan kesehatan reproduksi. Isu ini kepala anak tidak dapat menyesuaikan
diangkat sebagai salah satu pokok bahasan bentuk punggung yang belum berkembang
karena adanya berbagai masalah sempurna. Pada persalinan dapat terjadi
reproduksi yang dihadapi dimasa kini. Saat robekan yang meluas dari vagina
ini kita sering dihadapkan dengan umur menembus ke kandung kemih dan meluas
rata-rata remaja yang menikah dibawah ke anus. Pada bayi dapat terjadi berat
usia antara 14-15 tahun (Widyaastuti dkk, badan lahir rendah atau berat badan bayi
2009). lahir besar. Resiko pada ibu yaitu dapat
Undang-undang perkawinan No.1 meninggal (Bunners, 2006).
tahun 1974 memperbolehkan seorang Ada beberapa faktor yang menjadi
perempuan usia 16 tahun dapat menikah, penyebab ataupun faktor pendorong
sedangkan undang-undang kesehatan No. terjadinya pernikahan dini. Pertama,

*)
Dra. Yuspa Hanum, M.S. : Staf Pengajar Jurs. PKK FT UNIMED
Drs. Tukiman, MKM. : Staf Pengajar pada FKM USU Medan

36 ISSN : 1693 - 1157


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 13 (26) Des. 2015
ISSN : 1693 - 1157

masalah ekonomi yang rendah dan Bila dianalisis dampak negatif


kemiskinan menyebabkan orang tua tidak pernikahan dini lebih banyak dari pada
mampu mencukupi kebutuhan anaknya dan damapak positifnya.untuk itu perlu adanya
tidak mampu membiayai sekolah sehingga komitmen dari pemerintah dalam menekan
mereka memutuskan untuk menikahkan angka pernikahan dini di Indonesia.
anaknya dengan harapan sudah lepas Pernikahan dini bisa menurunkan Sumber
tanggung jawab untuk membiayai Daya Manusia Indonesia karena
kehidupan anaknya ataupun dengan terputusnya mereka untuk memeroleh
harapan anaknya bisa memperoleh pendidikan.Alhasil,kemiskinan semakin
penghidupan yang lebih baik. Kedua, banyak dan beban Negara juga semakin
kehamilan diluar nikah dan ketakutan menumpuk, oleh karena itu usaha yang
orang tua akan terjadinya hamil diluar tepat adalah pemerintah mencanangkan
nikah mendorong anaknya untuk menikah program wajib belajar 12 tahun dengan
diusia yang masih belia. Ketiga,social- syarat pemberian bantuan dan biaya gratis
budaya atau adat istiadat yang diyakini bagi siswa kurang mampu.
masyarakat tertentu semakin menambah Menikah sebelum cukup usia,
presentase pernikahan dini di Indonesia, ternyata masih banyak terjadi di kota
misalnya keyakinan bahwa tidak boleh maupun di daerah-daerah di Indonesia.
menolak pinangan seseorang pada putrinya Budaya perjodohan bahkan sejak anak
walaupun masih dibawah usia 18 tahun perempuan belum lulus SD atau SMP,
terkadang dianggap menyepelekan dan masih dilakukan banyak orangtua,
menghina ,menyebabkan orang tua terutama yang tinggal di pedesaan. Dari
menikahkan putrinya. penelitian yang dilakukan Koalisi
Hal menarik dari presentase Perempuan Indonesia (KPI) Cabang
pernikahan dini di Indonesia adalah Rembang, pernikahan dini yang dilakukan
terjadinya perbandingan yang cukup anak-anak usia sekolah masih terbilang
signifikan antara di pedesaan dan tinggi. Pada 2006 - 2010, jumlah anak
perkotaan. Berdasarkan Analisis survei menikah usia dini (menikah di bawah usia
penduduk antar sensus (SUPAS) , (2005) 17 tahun) masih meningkat walaupun
dari Badan Koordinasi Keluarga persentasenya naik turun.
Berencana Nasional (BKKBN) didapatkan
angka pernikahan di perkotaan lebih Perkawinan Usia Muda
rendah dibanding di pedesaan, untuk
kelompok umur 15-19 tahun perbedaannya Perkawinan usia muda dapat
cukup tinggi yaitu 5,28% di perkotaan dan didefenisikan sebagai ikatan lahir batin
11,88% di pedesaan. Hal ini menunjukkan antara seorang pria dengan wanita sebagai
bahwa wanita usia muda di perdesaan suami istri pada usia yang masih
lebih banyak yang melakukan perkawinan muda/remaja. Pernikahan dini atau kawin
pada usia muda. Banyak faktor pendorong muda sendiri adalah pernikahan yang
yang melatar belakangi perbandingan dilakukan oleh pasangan ataupun salah
tersebut seperti dalam uraian diatas. satu pasangannya masih dikategorikan

PUSDIBANG – KS UNIMED 37
Yuspa Hanum dan Tukiman, Dampak Pernikahan Dini Terhadap…………, hal. 36 - 43

remaja yang berusia dibawah 19 tahun menonton blue film. Sehingga jika terjadi
(WHO, 2006). Perkawinan usia muda kehamilan akibat hubunganseks pra nikah
merupakan perkawinan remaja dilihat dari maka jalan yang diambil adalah menikah
segi umur masih belum cukup atau belum pada usia muda. Tetapi ada beberapa
matang dimana di dalam UU Nomor 1 remaja yang berpandangan bahwa mereka
tahun 1974 pasal 71 yang menetapkan menikah muda agar terhindar dari
batas maksimun pernikahan di usia muda perbuatan dosa,seperti seks sebelum nikah.
adalah perempuan umur 16 tahun dan laki- Hal ini tanpa didasari oleh pengetahuan
laki berusia 19 tahun itu baru sudah boleh mereka tentang akibat menikah pada usia
menikah. muda (Ira Damayanti, 2012 dalam
Perkawinan usia muda adalah Jazimah, 2006).
perkawinan yang dilakukan di bawah usia
20 tahun (BkkbN, 2010). Perkawinan usia b. Faktor Pendidikan
muda adalah nama yang lahir dari Tingkat pendidikan yang rendah
komitmen moral dan keilmuan yang kuat, atau tidak melanjutkan sekolah lagi bagi
sebagai sebuah solusi alternatif, sedangkan seorang wanita dapat mendorong untuk
batas usia dewasa bagi laki-laki 25 tahun cepat-cepat menikah. Permasalahan yang
dan bagi perempuan 20 tahun, karena terjadi karena mereka tidak mengetahui
kedewasaan seseorang tersebut ditentukan seluk beluk perkawinan sehingga
secara pasti baik oleh hukum positif cenderung untuk cepat berkeluarga dan
maupun hukum Islam (Sarwono, 2006). melahirkan anak. Selain itu tingkat
Sedangkan dari segi kesehatan, pendidikan keluarga juga dapat
perkawinan usia muda itu sendiri yang memengaruhi terjadinya perkawinan usia
ideal adalah untuk perempuan di atas 20 muda. Perkawinan usia muda juga
tahun sudah boleh menikah, sebab dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
perempuan yang menikah di bawah umur masyarakat secara keseluruhan. Suatu
20 tahun berisiko terkena kanker leher masyarakat yang tingkat pendidikannya
rahim, dan pada usia remaja, sel-sel leher rendah akan cenderung untuk
rahim belum matang, maka kalau terpapar mengawinkan anaknya dalam usia masih
Human Papiloma Virus (HPV) muda.
pertumbuhan sel akan menyimpang Berdasarkan penelitian yang
menjadi kanker (Ira Damayanti, 2012 dilakukan di Kecamatan Gejugjati dan
dalam Kompono, 2007). Lekok Kabupaten Pasuruan sebanyak 35%
pasangan yang menikah di bawah umur
Faktor yang Memengaruhi Perkawinan dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Hal
Usia Muda ini menunjukan bahwa pendidikan
merupakan salah satu faktor yang
a. Faktor Pengetahuan penyebab dalam perkawinan usia muda
Faktor utama yang memengaruhi baik pendidikan remaja maupun
remaja untuk melakukan hubungan seks pendidikan orang tua (Saipul ,2011 dalam
pranikah adalah membaca buku porno dan Hanggara, 2006).

38 ISSN : 1693 - 1157


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 13 (26) Des. 2015
ISSN : 1693 - 1157

c. Faktor Pergaulan Bebas Hal ini sesuai dengan penelitian


Mayoritas laki-laki dan perempuan yang dilakukan Hanggara di Kecamatan
yang kawin di bawah umur 20 tahun akan Gegugjati Kabupaten Pasuruan tahun 2010
menyesali perkawinan mereka. Sayang yaitu 61,6 % remaja yang melakukan
sekali orang tua sendiri sering tetangga perkawinan usia dini karena faktor budaya.
dan media, faktor pengetahuan yang Dimana faktor budaya di sini adalah orang
minim ditambah rasa ingin tahu yang tua yang menjodohkan atau memaksa
berlebihan, dan juga faktor perubahan kawin anaknya.
zaman.
Suasana keluarga yang tenang dan Dampak Pernikahan Dini
penuh curahan kasih sayang dari orang-
orang dewasa yang ada di sekelilingnya, Pernikahan dini berpengaruh
akan menjadikan remaja dapat terhadap kejadian kanker leher rahim
berkembang secara wajar dan mencapai (Loon, 1992). Faktor resiko usia menikah
kebahagiaan. Sedangkan suasana rumah pada usia dini berhubungan dengan
tangga yang penuh konflik akan kejadian kanker leher rahim. Semakin dini
berpengaruh negatif terhadap kepribadian seorang perempuan melakukan hubungan
dan kebahagiaan remaja yang pada ahirnya seksual semakin tinggi risiko terjadinya
mereka melampiaskan perasaan jiwa lesi prakanker pada leher rahim. Sehingga
dalam berbagai pergaulan dan perilaku dengan demikian semakin besar pula
yang menyimpang (Al-Mighwar, 2006). kemungkinan ditemukannya kanker leher
rahim. Hal ini disebabkan pada usia
d. Faktor budaya tersebut terjadi perubahan lokasi
Perkawinan usia muda terjadi sambungan skuamo-kolumner sehingga
karena orang tuanya takut anaknya relatif lebih peka terhadap stimulasi
dikatakan perawan tua sehingga segera onkogen (Damayanti, 2012 dalam Jacobs,
dikawinkan. Faktor adat dan budaya, di 1995).
beberapa belahan daerah di Indonesia, Wanita menikah di bawah usia 16
masih terdapat beberapa pemahaman tahun biasanya 10-12 kali lebih besar
tentang perjodohan. Dimana anak gadisnya kemungkinan terjadi kanker leher rahim
sejak kecil telah dijodohkan orang tuanya. dibandingkan dengan mereka yang
Dan akan segera dinikahkan sesaat setelah menikah di atas usia 20 tahun. Pada usia
anak tersebut mengalami masa menstruasi. tersebut rahim seorang remaja putri sangat
Pada hal umumnya anak-anak perempuan sensitif. Serviks remaja lebih rentan
mulai menstruasi di usia 12 tahun. Maka terhadap stimulus karsinogenik karena
dapat dipastikan anak tersebut akan terdapat proses metaplasia yang aktif, yang
dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh di terjadi dalam zona transformasi selama
bawah batas usia minimum sebuah periode perkembangan. Metaplasia epitel
pernikahan yang diamanatkan UU skuamosa biasanya merupakan proses
(Ahmad, 2009). fisiologis. Tetapi di bawah pengaruh
karsinogen, perubahan sel dapat terjadi

PUSDIBANG – KS UNIMED 39
Yuspa Hanum dan Tukiman, Dampak Pernikahan Dini Terhadap…………, hal. 36 - 43

sehingga mengakibatkan suatu zona anak, akan meningkatkan kepedulian


transformasi yang patologik (Melva, dalam menghentikan praktek pernikahan
2007).Perubahan yang tidak khas ini usia dini.
menginisiasi suatu proses yang disebut Berikut ini resiko atau bahaya yang
neoplasma intraepitil serviks (Cervical mengancam gadis dibawah umur saat
Intraepithelial Neoplasia (CIN) yang hamil di usia muda di bawah 20 tahun :
merupakan fase prainvasif dari kanker
leher rahim. Di bawah usia 18 tahun, alat- 1) Secara ilmu kedokteran ,organ
alat reproduksi seorang perempuan masih reproduksi untuk gadis dengan umur
sangat lemah. Jika dia hamil, maka dibawah 20 tahun ia belum siap untuk
akibatnya akan mudah keguguran karena berhubungan seks atau mengandung,
rahimnya belum begitu kuat, sehingga sulit sehingga jika terjadi kehamilan berisiko
untuk terjadi perlekatan janin di dinding mengalami tekanan darah tinggi
rahim. Selain itu, kemungkinan mengalami (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi
kelainan kehamilan dan kelainan waktu ini biasanya tidak terdeteksi pada
persalinan ( Damayanti, 2012 dalam tahap-tahap awal, tapi nantinya
Nafsiah, 2009). menyebabkan kejang-kejang,
Kasus pernikahan usia dini banyak perdarahan bahkan kematian pada ibu
terjadi di berbagai penjuru dunia dengan atau bayinya.
berbagai latar belakang. Telah menjadi
perhatian komunitas internasional 2) Kondisi sel telur pada gadis dibawah 20
mengingat risiko yang timbul akibat tahun , belum begitu sempurna,
pernikahan yang dipaksakan, hubungan sehingga dikhawatirkan bayi yang
seksual pada usia dini, kehamilan pada dilahirkan mengalami cacat fisik.
usia muda, dan infeksi penyakit menular
seksual. Kemiskinan bukanlah satu- 3) Berisiko mengalami kanker serviks
satunya faktor penting yang berperan (kanker leher rahim), karena semakin
dalam pernikahan usia dini. Hal lain yang muda usia pertama kali seseorang
perlu diperhatikan yaitu risiko komplikasi berhubungan seks, maka semakin besar
yang terjadi di saat kehamilan dan saat risiko daerah reproduksi terkontaminasi
persalinan pada usia muda, sehingga virus.
berperan meningkatkan angka kematian
ibu dan bayi. Selain itu, pernikahan di usia Selain itu, pernikahan di usia muda
dini juga dapat menyebabkan gangguan juga berdampak pada hal-hal yang lain.
perkembangan kepribadian dan Menurut Rosaliadevi , (2012) dampak
menempatkan anak yang dilahirkan perkawinan usia muda antara lain:
berisiko terhadap kejadian kekerasan dan
keterlantaran. Masalah pernikahan usia a. Terhadap biologis
dini ini merupakan kegagalan dalam Anak secara biologis alat-alat
perlindungan hak anak. Dengan demikian reproduksinya masih dalam proses menuju
diharapkan semua pihak termasuk dokter kematangan sehingga belum siap untuk

40 ISSN : 1693 - 1157


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 13 (26) Des. 2015
ISSN : 1693 - 1157

melakukan hubungan seks dengan lawan d. Terhadap perilaku seksual


jenisnya, apalagi jika sampai hamil menyimpang
kemudian melahirkan. Jika dipaksakan Adanya prilaku seksual yang
justru akan terjadi trauma, perobekan yang menyimpang yaitu prilaku yang gemar
luas dan infeksi yang akan membahayakan berhubungan seks dengan anak-anak yang
organ reproduksinya sampai dikenal dengan istilah pedofilia. Perbuatan
membahayakan jiwa anak. Patut ini jelas merupakan tindakan ilegal
dipertanyakan apakah hubungan seks yang (menggunakan seks anak), namun dikemas
demikian atas dasar kesetaraan dalam hak dengan perkawinan seakan-akan menjadi
reproduksi antara isteri dan suami atau legal. Hal ini bertentangan dengan
adanya kekerasan seksual dan pemaksaan UU.No.23 tahun 2002 tentang
(penggagahan) terhadap seorang anak. Perlindungan Anak khususnya pasal 81,
ancamannya pidana penjara maksimum 15
b. Terhadap psikologis tahun, minimum 3 tahun dan pidana denda
Secara psikis anak juga belum siap maksimum 300 juta dan minimum 60 juta
dan mengerti tentang hubungan seks, rupiah. Apabila tidak diambil tindakan
sehingga akan menimbulkan trauma psikis hukum terhadap orang yang menggunakan
berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit seksualitas anak secara ilegal akan
disembuhkan. Anak akan murung dan menyebabkan tidak ada efek jera dari
menyesali hidupnya yang berakhir pada pelaku bahkan akan menjadi contoh bagi
perkawinan yang dia sendiri tidak yang lain.
mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu,
ikatan perkawinan akan menghilangkan e. Terhadap anak-anaknya
hak anak untuk memperoleh pendidikan Masyarakat yang telah
(Wajar 9 tahun), hak bermain dan melangsungkan perkawinan pada usia
menikmati waktu luangnya serta hak-hak muda atau di bawah umur akan membawa
lainnya yang melekat dalam diri anak. dampak. Selain berdampak pada pasangan
yang melangsungkan perkawinan pada
c. Terhadap sosial usia muda, perkawinan usia muda juga
Fenomena sosial ini berkaitan berdampak pada anak-anaknya. Karena
dengan faktor sosial budaya dalam bagi wanita yang melangsungkan
masyarakat patriarki yang bias gender perkawinan di bawah umur 20 tahun, bila
yang menempatkan perempuan pada posisi hamil akan mengalami gangguan pada
yang rendah dan hanya dianggap kandungannya dan banyak juga dari
pelengkap seks laki-laki saja. Kondisi ini mereka yang melahirkan anak yang
sangat bertentangan dengan ajaran agama prematur.
apapun termasuk agama Islam yang sangat
menghormati perempuan. Kondisi ini f. Terhadap masing-masing keluarga
hanya akan melestarikan budaya patriarki Selain berdampak pada pasagan
yang bias gender yang akan melahirkan suami-istri dan anak-anaknya perkawinan
kekerasan terhadap perempuan. di usia muda juga akan membawa dampak

PUSDIBANG – KS UNIMED 41
Yuspa Hanum dan Tukiman, Dampak Pernikahan Dini Terhadap…………, hal. 36 - 43

terhadap masing-masing keluarganya. Saran


Apabila perkawinan di antara anak-anak
mereka lancar, sudah barang tentu akan a. Untuk orang tua : tetap menjaga dan
menguntungkan orang tuanya masing mendidik putra-putri nya agar tiak
masing. Namun apabila sebaliknya terjerumus dalam pergaulan bebas. Dan
keadaan rumah tangga mereka tidak tanamkan ilmu agama yang benar pada
bahagia dan akhirnya akan terjadi generasi muda yang sehat.
perceraian. Hal ini akan mengkibatkan b. Untuk masyarakat : tetap mencegah dan
bertambahnya biaya hidup mereka dan mengawasi bagi mereka yang sering
yang paling parah lagi akan memutuskan berkhalwat diluaran atau diarea
tali kekeluargaan diantara kedua belah terbuka. Dan menjadi penasehat bagi
pihak. mereka yang sudah melakukan nya.
c. Bagi remaja putri lebih banyak
Kesimpulan melakukan kegiatan positif dan
menjauhi hal – hal yang bersifat
Salah satu tujuan perkawinan adalah negatif.
untuk memperoleh keturunan. Keturunan
diperoleh dari kehamilan dalam masa
reproduksi yang sehat yaitu umur istri
antara 20-30 tahun usia tersebut
merupakan usia terbaik karena organ-
organ reproduksi dalam tubuh wanita telah
tumbuh sempurna. Pernikahan dengan usia
yang belum tepat pada waktunya akan
banyak menimbulkan masalah, baik
masalah fisik atau pun masalah secra
psikologi. Banyak nya pernikahan dini
yang terjadi juga dikarenakan banyak
faktor, misalnya akibat pergaulan bebas,
budaya, adat istiadat dan lain sebagainya.
Pernikahan dini juga mengakibatkan
terjadinya penyakit atau kerusakan-
kerusakan pada alat reproduksi wanita.
Oleh karena itu semua pihak ahrus tetap
menjaga dan mengawasi atau bahkan
mencegah adanya pernikahan dini. Karena
ekan merusak generasi muda.

42 ISSN : 1693 - 1157


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 13 (26) Des. 2015
ISSN : 1693 - 1157

Daftar Pustaka

Al-Mighwar. 2006. Psikologi Remaja, Notoatmojo, S. 2010. Metodologi


Bandung: Penerbit Pustaka Setia Penelitian Kesehatan. Jakarta :
BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Rineka Cipta
Dirinya. Jakarta. BKKBN Notoatmojo, S. 2006. Promosi Kesehatan
BKKBN. 2005. Kartu Informasi KHIBA dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
(Kelangsungan Hidup Ibu Bayi, Cipta
dan Anak Balita). Sarwono, S.W. 2006 psikologi Remaja.
Bobak. 2006. Keperawatan Maternitas. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Jakarta : EGC Persada
Budiarto. 2006. Metodologi Penelitian Watoni. 2010. Perceraian Akibat
Kedokteran, Jakarta : EGC Pernikahan Dini. UIN. Sunan
Bunners, A.A, 2006. Pemberdayaan Kalijaga
Wanita dalam Bidang Kesehatan.
Yogyakarta : Yayasan Essentia Widya, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi.
Medica Andi. Yogyakarta : Fitramaya
Damayanti Ira. 2012. Gambaran reamaja http://bhebhesalimah.blogspot.co.id/2013/
putri tentang dampak pernikahan 03/resiko-kehamilan-di-usia-
dini pada kesehatan reproduksi remaja.html
siswi kelas XI di SMK BATIK 2 http://www.smallcrab.com/others/1278-
Surakarta. Skripsi. Surakarta pernikahan-usia-dini-dan-
Manuaba, I.G. 2008. Memahami permasalahannya
Kesehatan Reproduksi. Jakarta : http://www.dautic.com/bahaya-virus-
EGC toksoplasma-bagi-ibu-hamil.
Notoatmojo, S. 2008. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta

PUSDIBANG – KS UNIMED 43

Anda mungkin juga menyukai