Anda di halaman 1dari 17

Penerapan Metode Scrodinger pada Sistem Atom Hidrogen (H)

[Pengembangan Konsep]

Pendauluan

1. Dalam catatan kuliah ke-10 telah diuraikan tentang solusi persamaan


Scrodinger untuk sistem atom hidrogen. Telah diperoleh bahwa solusinya
ditandai oleh 3 bilanganbulat (n, l, m) yang dinamakan perangkat bilangan
kuantum.
Bentuk solusinya: π›Ήπ‘›π‘™π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‡) = 𝑅𝑛𝑙 (π‘Ÿ)π›Ήπ‘™π‘š (πœƒ, πœ‡) juga telah di bahas dalam
catatan kuliah sebelumnya. Dengan demikian fungsi gelombang atom
hidrogen diketahui.
Bab ini khusus ditujukan untuk meningkatkan makna dari persamaan
gelombang Scrodinger untuk atom hidrogen, artinya bagaimana persamaan
itu dapat diinterpretasikan dalam suatu kerangka konseptual yang lebih
mendasar.
Penjelasan ini merupakan pengembangan konseptual, tidak saja telaah sistem
atom hidrogen, tetapi juga mekanika kuantum sendiri.
Pertanyaannya adalah: Apakah yang dapat digali dari persamaan gelombang
Scrodinger untuk atom hidrogen, sehingga diperoleh gambaran yang lebih
komprehensip tentang landasan, metodologi dan teknik mekanika kuantum?.

2. Dalam BAB ini tetap akan dipergunakan model dasar tentang sistem atom
hidrogen yang menjadi pokok telaah dalam catatan kuliah ke-10.
Tahap-tahap pembahasannya adalah sebagai berikut:
a. Operator menentukan angular pangkat dua, 𝐿2 π‘œπ‘ , operator komponen z
momentum angular, πΏπ‘π‘œπ‘ , dan operator Hamilton π»π‘œπ‘ , dalam persamaan
gelombang atom hidrogen.
b. Fungsi eigen dan harga eigen untuk operator π»π‘œπ‘ , 𝐿2 π‘œπ‘ , dan πΏπ‘π‘œπ‘ .
c. Sistem atom hidrogen sederhana dalam medan magnet luar homogen.
d. Hubungan diantara operator π»π‘œπ‘ , 𝐿2 π‘œπ‘ , dan πΏπ‘π‘œπ‘ .
3. Pembahasan pada bab ini adalah terutama pada tingkat struktur, oleh karena
itu yang terpenting adalah elemen-elemen dalam sistem persamaan
gelombang Scrodinger untuk atom hidrogen dan hubungan antara elemen-
elemen termaksud. Yang dimaksud dengan elemen disini adalah operator-
operator, fungsi-fungsi dan karya-karya eigen.

Beberapa Operator Dalam Sistem Persamaan Gelombang Scrodinger Untuk


Atom Hidrogen

4. Operator Hamilton untuk Atom hidrogen (model Sederhana) adalah:

ℏ2 1 πœ• πœ• 1 πœ• 1 πœ•2
Н𝑂𝑃 = βˆ’ [ 2 (π‘Ÿ 2 ) + 2 + 2 ] + 𝑉(π‘Ÿ)
2 π‘Ÿ πœ•π‘Ÿ πœ•π‘Ÿ π‘Ÿ sin πœƒ πœ•πœƒ π‘Ÿ sin πœƒ πœ•πœ‡ 2

Eigen function untuk Н𝑂𝑃 adalah:

Ψ𝑛,𝑙,π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‡) = 𝑅𝑛𝑒 (π‘Ÿ)π‘Œπ‘™π‘š (πœƒ, πœ‡)

Dengan eigen value:

π‘š0 𝑍 2 𝑐 + 1
Ε𝑛 = βˆ’
(4πœ‹πœ€0 )2 2ℏ2 𝑛2

Ternyata bahwa tiap..... lebih luas. Perubahan makna tersebut ternyata


memberikan landasan bertolak yang lebih konseptual.
Sebelum meningkat lebih jauh perlu diperoleh terlebih dahulu bentuk 𝐿2 π‘œπ‘ ,
dan πΏπ‘π‘œπ‘ dalam kordinat bola.

5. Batasan momentum angular adalah:

𝑖 𝑗 π‘˜βƒ—
βƒ— = (π‘Ÿ π‘₯ 𝑃⃗) = | π‘₯
𝐿 𝑦 𝑧|
𝑝π‘₯ 𝑝𝑦 𝑝𝑧
βƒ— (𝑦𝑝π‘₯ βˆ’ 𝑧𝑝𝑦)
βƒ— = ⃗𝑖 (𝑦𝑝𝑧 βˆ’ 𝑧𝑝𝑦) βˆ’ ⃗𝑗 (π‘₯𝑝𝑧 βˆ’ 𝑧𝑝π‘₯) + π‘˜
𝐿

Dalam menggunakan postulat Scrodinger tentang pembentukan operator,


diperoleh
πœ• πœ•
𝐿π‘₯π‘œπ‘ = βˆ’π‘–β„ (𝑦 βˆ’π‘§ )
πœ•π‘§ πœ•π‘¦

πœ• πœ•
πΏπ‘¦π‘œπ‘ = βˆ’π‘–β„ (𝑧 βˆ’π‘₯ )
πœ•π‘₯ πœ•π‘§

πœ• πœ•
πΏπ‘§π‘œπ‘ = βˆ’π‘–β„ (π‘₯ βˆ’π‘¦ )
πœ•π‘¦ πœ•π‘₯

Langkah berikutnya adalah mentransformasikan tiga bentuk di atas dalam


kordinat bola. Untuk keperluan tersebut dipergunakan transformasi

π‘₯ = π‘Ÿ sin πœƒ cos πœ‡ π‘Ÿ = (π‘₯ 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 )1/2

3
𝑦 = π‘Ÿ sin πœƒ sin πœ‡ πœƒ = cos βˆ’1 ( (π‘₯ 2 +𝑦 2 +𝑧 2 )1/2 )

𝑦
𝑧 = π‘Ÿ cos πœƒ 𝑦 = tanβˆ’1 π‘₯

Sedangkan

πœ• πœ•π‘Ÿ πœ• πœ•πœƒ πœ• πœ•πœ‡ πœ•
= + +
πœ•π‘§ πœ•π‘§ πœ•π‘Ÿ πœ•π‘§ πœ•πœƒ πœ•π‘§ πœ•πœ‡
Dan bentuk serupa untuk x dan y

Transformasi koordinat memberikan bahwa,

πœ•π‘Ÿ πœ•π‘Ÿ πœ•π‘Ÿ
= cos πœƒ ; = sin πœƒ sin πœ‡ ; = sin πœƒ cos πœ‡
πœ•π‘§ πœ•π‘¦ πœ•π‘₯

πœ•πœƒ sin πœƒ πœ•πœƒ cos πœƒ sin πœ‡ πœ•π‘Ÿ


=βˆ’ ; = ; = cos πœƒ cos πœ‡
πœ•π‘§ π‘Ÿ πœ•π‘¦ π‘Ÿ πœ•π‘₯

πœ•πœ‡ πœ•πœ‡ cos πœ‡ πœ•πœ‡ sin πœ‡
=0 ; = π‘Ÿ sin πœƒ ; = βˆ’ π‘Ÿ sin πœƒ
πœ•π‘§ πœ•π‘¦ πœ•π‘₯

Dengan menggunakan hubungan-hubungan di atas akan diperoleh:

πœ• πœ•
𝐿π‘₯π‘œπ‘ = +𝑖ℏ [sin πœ‡ + cot πœƒ cos πœ‡ ]
πœ•πœƒ πœ•πœ‡
πœ• πœ•
πΏπ‘¦π‘œπ‘ = +𝑖ℏ [cos πœ‡ βˆ’ cot πœƒ sin πœ‡ ]
πœ•πœƒ πœ•πœ‡

πœ•
πΏπ‘§π‘œπ‘ = βˆ’π‘–β„ [ ]
πœ•πœ‡

Operator untuk pangkat duanya momentum angular 𝐿2 π‘œπ‘ :

𝐿2 π‘œπ‘ = 𝐿π‘₯ 2 π‘œπ‘ + 𝐿𝑦 2 π‘œπ‘ + 𝐿𝑧 2 π‘œπ‘

Ternyata bahwa: Momentum Angular

2 2
1 πœ• πœ• 1 πœ•2
𝐿 π‘œπ‘ = βˆ’β„ [ (sin πœƒ ) + ]
sin πœƒ πœ•πœƒ πœ•πœƒ sin πœƒ πœ•π‘¦ 2

6. Perhatikanlah persamaan eigenvalue untuk atom hidrogen:


Ξ—π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‡) = 𝐸 Ψ𝑛,𝑙,π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‡)
Dengan pemisahan variabel persamaan di atas dapat dijadikan 2 persamaan
differensial yang terkait, yaitu persamaan radial dan persamaan angular.
Sesuai dengan hasil di halaman 10-9, maka bentuk persamaa angular tersebut
adalah:
1 πœ• πœ• 1 πœ•2
βˆ’ (sin πœƒ )π‘Œ + π‘Œ = βˆ’π‘™(𝑙 + 1)π‘Œπ‘™,π‘š
sin πœƒ πœ•πœƒ πœ•πœƒ 𝑙,π‘š sin2 πœƒ πœ•πœ‡ 2 𝑙,π‘š

Dengan menggunakan hasil yang diperoleh dalam butir 5, persamaan radial


termaksud dapat dituliskan sebagai:

𝐿2 π‘œπ‘ π‘Œπ‘™,π‘š (πœƒ, πœ‡) = ℏ2 𝑙(𝑙 + 1)π‘Œπ‘™,π‘š (πœƒ, πœ‡)

Dilihat dari bentuk persamaan tersebut, dapat dikatakan bahwa bentuknya


adalah suatu eigenvalue equation untuk operator 𝐿2 ,dengan eigenfunction
π‘Œπ‘™,π‘š (πœƒ, πœ‡), dan eigen value ℏ2 𝑙(𝑙 + 1).
πœ•
𝐿2 π‘œπ‘ tidak mengandung operator π‘Ÿ, , ataupun lain operator yang secara
πœ•π‘Ÿ

eksplisit berkaitan dengan π‘Ÿ. Oleh karena itu operator tersebut tidak


memenuhi 𝑅𝑛𝑙 (π‘Ÿ).

Oleh karena itu:

𝐿2 π‘œπ‘ Ψ𝑛,𝑙,π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‡) = 𝑅𝑛𝑒 (π‘Ÿ)𝐿2 π‘œπ‘ π‘Œπ‘™,π‘š (πœƒ, πœ‡) =

ℏ2 𝑙(𝑙 + 1) 𝑅𝑛𝑒 (π‘Ÿ) π‘Œπ‘™,π‘š (πœƒ, πœ‡) = 𝑙(𝑙 + 1) Ψ𝑛,𝑙,π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‡)

Jadi Ψ𝑛,𝑙,π‘š merupakan eigenfunction dari 𝐿2 π‘œπ‘ .

𝐿2 π‘œπ‘ Ψ𝑛,𝑙,π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‡) = ℏ2 𝑙 (𝑙 + 1) Ψ𝑛,𝑙,π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‡)

Eigenvaluenya adalah:

ℏ2 𝑙 (𝑙 + 1) 𝐿 = βˆšπ‘™ (𝑙 + 1) ℏ

Jelas pula bahwa harga ekspektasi 〈𝐿2 βŒͺ sama dengan harga eigenvalue untuk
𝐿2 π‘œπ‘

7. Operator πΏπ‘§π‘œπ‘
𝐿𝑧 adalah komponen mometum angular dalam arah sumbu 𝑧.
Operatornya dalam sistem kordinat bola adalah:
πœ•
πΏπ‘§π‘œπ‘ = βˆ’π‘–β„
πœ•πœ‡
Apakah yang terjadi apabila πΏπ‘§π‘œπ‘ beroperasi pada fungsi angular Ξ¨,𝑙,π‘š ?
πœ• πœ•πΌπ‘š
πΏπ‘§π‘œπ‘ Ξ¨,𝑙,π‘š = βˆ’π‘–β„ Ξ¨,𝑙,π‘š = βˆ’π‘™π‘š [– 𝑖ℏ ]
πœ•πœ‡ πœ•πœ‡
= π‘šβ„Ξ¨π‘™,π‘š
Karena :
π‘‘πΌπ‘š 𝑑 1 1 π‘–πœƒπœ‡
βˆ’π‘–β„ = βˆ’π‘–β„ [ 𝑒 π‘–πœƒπœ‡ ] = β„π‘š 𝑒
π‘‘πœ‡ π‘‘πœ‡ √2πœ‹ √2πœ‹

= π‘šβ„Iπ‘š
Karena πΏπ‘π‘œπ‘ tidak mengandung π‘Ÿ ataupun turunan-turunannya, maka:

πΏπ‘π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‘) = π‘šβ„ Ξ¨π‘›π‘™π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‘)

Oleh karena itu Ψ𝑛,𝑙,π‘š juga merupakan eigenfunction dari πΏπ‘π‘œπ‘ dengan harga
eigenvalue π‘šβ„. Seperti halnya dengan 𝐿2 , maka juga harga ekspektasi βŒ©βˆ’π‘§βŒͺ
sama dengan eigenvalue πΏπ‘π‘œπ‘ ; π‘šβ„. ( πΏπ‘π‘œπ‘ = π‘šβ„.)

8. Operator 𝐿2 π‘œπ‘ adalah operator untuk 𝐿2 , sedangkan operator untuk 𝐿𝑧 adalah


πΏπ‘π‘œπ‘ . Kedua-duanya mempunyai eigenfunction yang sama yaitu perangkat
eigenfunction [Ξ¨π‘›π‘™π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‘)] untuk operator Hamilton Ξ—π‘œπ‘ . Operasi masing-
masing operator tersebut terhadap eigenfunction energi sistem atom hidrogen
dan memberikan:
𝐿2 π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š = ℏ2 𝑙 (𝑙 + 1)Ξ¨π‘›π‘™π‘š
πΏπ‘π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š = π‘šβ„ Ξ¨π‘›π‘™π‘š
Ξ—π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š = Ε𝑛 Ξ¨π‘›π‘™π‘š
Dengan:
π‘š0 𝑧 2 𝑒 + 1
Ε𝑛 = βˆ’
(4πœ‹πœ€0 )2 ℏ2 2 𝑛2

Disini terlihat kuantisadi:

Momentum angular ; 〈𝐿2 βŒͺ = ℏ2 𝑙 (𝑙 + 1)

Komponen 𝑧 momentum angular ; βŒ©πΏπ‘ βŒͺ = π‘šβ„

13,6
Energi sistem atom hidrogen :Ε𝑛 = βˆ’ 𝑒𝑣
𝑛2

Bilangna kuantum 𝑙 dan π‘š secara bersama-sama menjadikan bentuk initial


edar elektron mengelilingi initi atom. Refresentasinya dapat dilihat dalam
buku quantum physics, karangan Eisberg-resnick, halaman 270-275.
Refresentasi itu secara khusus dinyatakan sebagai rapat kebolehjadian elekton
dalam ruang tiga dimensi. Secara khusus dibuatkan tabel kuantisasi seperti di
bawah ini.

Eigenvalue problem untuk sistem atom hidrogen

Operator Eigenfunction Bilangan Eigenvalue


kuantum
Ξ—π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‘) 𝑛, 𝑙, π‘š π‘š0 𝑧 2 𝑐 +
Ε𝑛 = βˆ’
2 (4πœ‹Ξ•π‘ )2 ℏ2 𝑛2

𝐿2 π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‘) 𝑙 𝑙(𝑙 + 1)ℏ2

πΏπ‘π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‘) π‘š π‘šβ„

SISTEM ATOM HIDROGEN SEDERHANA DALAM MEDAN MAGNET


LUAR YANG HOMOGEN

9. Fungsi potensial 𝑉(π‘Ÿ) atom hidrogen memiliki kesetangkupan bola.


Kesetangkupan yang tinggi itu memberikan degenerasi yang sangat tinggi.
Energi Ε𝑛 sistem atom hidrogen yang ditandai oleh bilangan kuantum n,
ternyata sesuai dengan 𝑛2 buah eigenfunction yang kesemuanya memiliki
kuantum utama 1.
Contohnya, bilangan kuantum dengan bilangan kuantum n=2, memiliki
energi total sebesar Ξ•2 = βˆ’3,4 𝑒𝑣. Keadaan kuantum tersebut memiliki 4
buah eigenfunction yang berbeda:
Ξ¨2,0,0 , Ξ¨2,1,0 , Ξ¨2,1,1 π‘‘π‘Žπ‘› Ξ¨2,1,βˆ’1
Apabila atom dimaksud dimasukkan dalam suatu medan maksud yang
homogen, maka potensial yang dialami oleh elektron tidak memiliki
besertangkapan bola.
βƒ— akan menurunkan
Kehadiran medan magnet luar dengan induksi magnetik 𝐡
derajat kesetangkupan permasalahan fisiknya. Eigenfunction yang tadinya
berenergi sama memiliki energi yang berbeda. Hal tersebut menjadi
pembahasan dalam butir-butir berikut.
10. Dalam salah satu pekerjaan rumah F1-332 telah diturunkan bahwa pertautan
βƒ—βƒ— 𝑙 dan angular momentum
antara dipol magnet 𝑀 βƒ—
𝐿 dari elektron yang
memiliki inti atom adalah:
𝑒
βƒ—βƒ— 𝐿 =
𝑀 βƒ—
𝐿
2π‘š0
Untuk mudahnya di ambil saja sebagai arah sumbu z positif, arah dari medan
βƒ—.
induksi magnetik 𝐡
βƒ—βƒ— 𝐿 dalam arah z, adalah:
Komponen 𝑀
𝑒 𝑀𝐡
βƒ—βƒ— 𝐿𝑧 = βˆ’
𝑀 𝐿𝑍 = βˆ’ 𝐿
2 π‘š0 ℏ 𝑍
Dengan:
ℏ
𝑀𝐡 = < = 9,2732 π‘₯ 10βˆ’24 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’ π‘‡π‘’π‘ π‘™π‘Žβˆ’1 = 5,6564 π‘₯ 10βˆ’5 𝑒𝑣/π‘‡π‘’π‘ π‘™π‘Ž
2π‘š0

𝑀𝐡 dinamakan megnetik Bohr.

βƒ—βƒ— 𝐿 yang ditempatkan adalah


Suatu momen dipol magnetik dengan kekuatan 𝑀
βƒ— akan memiliki energi potensial:
medan magnet berkekuatan 𝐡
𝑒
𝑉𝐡 = βˆ’π‘€ βƒ—βƒ— 𝐿 𝐡
βƒ— = βƒ— .𝐡
𝐿 βƒ—
2π‘š0
𝑀0
𝑉𝐡 = βƒ— .𝐡
𝐿 βƒ—
ℏ
βƒ—
Karena arah z diambil sama dengan arah 𝐡
𝑀𝐡
𝑉𝐡 = 𝐡𝐿𝑍
ℏ
Hal mana kadang-kadang ditulis sebagai
𝑀𝐡
𝑉𝐡 = 𝑔𝐿 𝐡𝐿𝑧
ℏ
Dengan 𝑔𝐿 = 1, faktor orbital.
βƒ—
11. Energi total Ξ•β€² dari suatu atom hidrogen dalam medan magnet luar 𝐡
dipersentasikan oleh operator Hamilton Ξ—β€²π‘œπ‘
Hubungan antara Ξ—β€²π‘œπ‘ dan Ξ—π‘œπ‘ adalah:
Ξ—β€²π‘œπ‘ = Ξ—π‘œπ‘ + π‘‰π΅π‘œπ‘
Dengan
ℏ2 2
Ξ—π‘œπ‘ = βˆ’ βˆ‡ + 𝑉(π‘Ÿ)
2π‘š
Bagaimana dengan besarnya Ξ•β€² ??
Andaikanlah bahwa sistema atom hidrogen berada dalam keadaan kuantum
(𝑛, 𝑙, π‘š). Eigenfunction untuk keadaan tersebut adalah Ξ¨π‘›π‘™π‘š (π‘Ÿ, πœƒ, πœ‘)
Maka harga ekspektasi βŒ©Ξ•β€²βŒͺ adalah:
βˆ—
βŒ©Ξ•β€²βŒͺ = ∫ Ξ¨π‘›π‘™π‘š Ξ—β€²π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š 𝑑𝑇

βˆ—
βŒ©Ξ•β€²βŒͺ = ∫ Ξ¨π‘›π‘™π‘š βˆ— βˆ— βˆ—
[Ξ—π‘œπ‘ + 𝑉𝐡 π‘œπ‘ ] Ξ¨π‘›π‘™π‘š 𝑑𝑇 βˆ’ ∫ Ξ¨π‘›π‘™π‘š Ξ—π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š 𝑑𝑇 +
βˆ— βˆ—
∫ Ξ¨π‘›π‘™π‘š π‘‰π΅π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š 𝑑𝑇
Apabila dipergunakan saja notasi:
βˆ—
∫ Ξ¨π‘›π‘™π‘š Ξ—β€²π‘œπ‘ Ξ¨π‘›π‘™π‘š 𝑑𝑇 = βŒ©π‘›π‘™π‘š |Ξ—β€²π‘œπ‘ | π‘›π‘™π‘šβŒͺ

Maka hubungan di atas dapat ditulis sebagai:


βŒ©π‘›π‘™π‘š |Ξ—β€²π‘œπ‘ |π‘›π‘™π‘šβŒͺ = βŒ©π‘›π‘™π‘š |Ξ—π‘œπ‘ |π‘›π‘™π‘šβŒͺ + βŒ©π‘›π‘™π‘š |π‘‰π΅π‘œπ‘ |π‘›π‘™π‘šβŒͺ
Dimana diperoleh bahwa:
𝑀𝐡
βŒ©Ξ•β€²βŒͺ = Ε𝑛 βŸ¨π‘›π‘™π‘š|π‘›π‘™π‘šβŸ© + 𝑔𝐿 𝐡 βŒ©π‘›π‘™π‘š |𝐿𝑧 |π‘›π‘™π‘šβŒͺ
ℏ
Karena normalisasi, maka βŸ¨π‘›π‘™π‘š|π‘›π‘™π‘šβŸ© = 1 ; sedangkan 𝐿𝑍 |π‘›π‘™π‘šβŒͺ =
π‘šβ„ |π‘›π‘™π‘šβŒͺ ; sehingga:
𝑀𝐡
βŒ©Ξ•β€²βŒͺ = Ε𝑛 + π‘šβ„ 𝑔𝐿 𝐡
ℏ
Darimana diperoleh bahwa pergeseran harga energi karena kehadiran medan
βƒ— adalah:
magnet luar 𝐡
βˆ†Ξ• ≑ βŒ©Ξ•β€²βŒͺ βˆ’ Ξ•n
Atau
ΔΕ = (𝑔𝐿 𝑀𝐡 𝐡)π‘š
Dengan m bilangan kuantum magnetik.

12. Pergeseran harga energi atom hidrogen karena atom itu ditempatkan dalam
βƒ— adalah:
medan magnetik luar 𝐡
ΔΕ = (𝑔𝐿 𝑀𝐡 𝐡)π‘š
Ternyata bahwa:
a. Semua kuantum state dengan bilangan kuantum magnetik π‘š = 0, tidak
berubah bahwa energinya apabila atom tersebut ditempatkan dalam
βƒ—.
medan magnet luar 𝐡
b. Apabila kuantum state dinyatakan dengan bilangan kuantum magnetik
π‘š > 0, maka ΔΕ > 0. Energi sistem meningkat apabila atom di
sempatkan dalam medan 𝐡 luar.
c. Sebaliknya terjadi, ΕΔ < 0, apabila π‘š < 0

13. Sebelum kita menunjukkan bagaimana energi sistem atom hidrogen bergeser
βƒ— , dicantumkan terlebih dahulu di
di bawah pengaruh medan magnet luar 𝐡
bawah ini bagaimana menngambarkan secara skematis berdasar tingkat
energi untuk berbagai bilangan kuantum n dan l.
Gambar

Dalam arah vertikal ditempatkan energi dengan harga bilangan kuantum


utama n yang berlainan. Dimulai dengan tingkat energi n=1 yang energinya
Ξ•1 = βˆ’13,6 π‘’π‘‰π‘œπ‘™π‘‘. Tingkat teratas adalah tingkat dengan bilangan kuantum
utama 𝑛 = ∞ dan sesuai dengann keadaan terionisasi dengan Ξ•βˆž = 0
Tingkat energi dengan n yang sama tetapi l yang berlainan ditempatkan dalam
arah horizontal.
Superti diketahui maka semua tingkat energi dengan n yang sama, meskipun
l-nya berlainan, berimpit umpamanya tingkat dengan n=4, mempunyai
1 eigenfunction dengan l=0
3 eigenfunction dengan l=1 [π‘š = βˆ’1, 0, +1]
5 eigenfunction dengan l=2 [π‘š = βˆ’2, βˆ’1, 0, +1, +2]
7 eigenfunction dengan l=3 [π‘š = βˆ’3, βˆ’2, βˆ’1, 0, +1, +2, +3]
Kegandaan tersebut dinyatakan dalam tanda kurung disebelah setiap tingkat
energi.
Jika kolom semua l yang berlainan dikumpulkan maka kegandaan tingkat
n=4 tersebut adalah:
1+3+5+7=16
Atau (𝑛2 = 16)
Transisi dari suatu keadaan dapat pula digambarkan dengan skema yang
vertikal. Sebagai contok dicantumkan di bawah transisi dari keadaan (3,1, m’)
ke ( 2,0, m); dan dari keadaan (4,2,m’) ke (3,1,m). Transisi ini terjadi tanpa
βƒ— luar.
medan 𝐡
GAMBAR
βƒ— ?
20. Bagaimanakah transisi di atas tadi bila medan magnet luar 𝐡
Gambar
Pergeseran tingkat energi βˆ†Ξ• = (𝑔𝐿 𝑀𝐡 𝐡), karena π‘š = +1 atau βˆ’1.
Tanpa medan magnet luar energi transisi adalah:
Ξ•3 βˆ’ Ξ•2 = [βˆ’1,5 + 3,4] 𝑒𝑉 = 1,9 𝑒𝑉
βƒ— ada 3 energi transisi
Ada satu garis spektrum. Dengan medan magnet luar 𝐡
yang berlainan; masing-masing:
1,9 𝑒𝑉 + ΔΕ = Ξ•1
1,9 𝑒𝑉 = Ξ•2
1,9 𝑒𝑉 βˆ’ ΔΕ = Ξ•3
Sehingga akan terikat 3 garis spektrum. Perlu diperhatikan bahwa tingkat
dasar tak mengurai karena π‘š = 0. Hal yang sama dilakukan untuk transisi
kedua:
Gambar
Ternyata bahwa tidak semua transisi diperkenankan, ada suatu kaidah seleksi
untuk transisi dipole sebagai berikut:
Δ𝑙 = Β±1
βˆ†m = 0, Β±1
Kaidah ini akan diturunkan pada bola.
βƒ— menyebabkan pergeseran harga energi sistem
Lekadiran medan magnet 𝐡
atom hidrogen dengan:
βˆ†π‘šΞ• = (𝑔𝐿 𝑀𝐡 𝐡)π‘š = Ξ”, Ξ•π‘š
Dengan Ξ”, Ξ• ≑ 𝑔𝐿 𝑀𝐡 𝐡
Dengan medan magnet akan ada energi transisi seperti berikut:
0,65 𝑒𝑉 + βˆ†, Ξ•
0,65 𝑒𝑉
0,65 𝑒𝑉 βˆ’ Ξ”, Ξ•
Jadi dalam spektrum hanya terlihat 3 garis dengan πœ† yang berbeda. Ketiga
garis tersebut berasal dari 9 buah transisi............................
Jadi satu garis tunggal dalam spektrum pancaran atom hidrogen akan menjadi
triplet di bawah pengaruh medan magnet luar yang homogen.
Dibawah pengaruh medan magnet bumi yang cukup besar pemisahan ini
dapat di amati (efek zeeman)

21. Dalam butir ini akan ditelaah lebih lanjut pengaruh medan magent luar pada
sistem atom hidrogen. Pergeseran harga energi atom hidrogen berasal dari
potensial yang diperoleh momen dipol magnet (elektron berputar
mengelilingi inti) dalam medan magnet luar.
Bahwa energi pergeseran ini terkuantisasi memberikan pula pentunjuk bahwa
βƒ— 1 terkuantisasi dalam ruang yang dipengaruhi
arah angular momentum 𝐿
βƒ—
medan 𝐡
Dalam ruang yang bebas tidak ada arah yang khusus, semua arah sama
βƒ— mempunyai kedudukan sembarang dalam ruang.
keadaannya, dan 𝐿
βƒ—,
Apabila kemudian dalam ruang tersebut dihadirkan medan magnet luar 𝐡
maka terjadi perubahan sifat ruang tersebut. Kesetangkupan awal yang berupa
kesetangkupan bola berubah menjadi kesetangkupan yang lebih rendah.
βƒ— 𝐿 dan 𝐡
Karena interaksi anara π‘ˆ βƒ— mengahsilkan persamaan energi total atom
hidrogen yang terkuantisasi, maka atom hidrogen mengenal arah-arah
βƒ— terhadap
tertentu dalam ruang, khususnya bagi arah meomentum angular 𝐿
βƒ— (yang di ambil sebagai arah sumbu z positif).
arah 𝐡
Diketahui bahwa 〈𝐿2 βŒͺ = ℏ2 𝑙(𝑙 + 1), artinya besar angular momentum adalah
βƒ— dalam arah 𝑧 adalah β„π‘šβ„Ž,
β„βˆšπ‘™(𝑙 + 1). Sedangkan βŒ©πΏπ‘ βŒͺ yaitu komponen 𝐿
dengan π‘š = +1, βˆ’π‘™(𝑙 βˆ’ 1), βˆ’(𝑙 βˆ’ 2), ....... , βˆ’1, 0, +1, … … , (𝑙 βˆ’ 1).
Sebagai contoh ambillah suatu kasus dengan 𝑙 = 2
ο‚· Besarnya angular momentum adalah β„βˆšπ‘ = 𝐿
ο‚· Sedangkan projeksinya dalam arah – 𝑧 adalah βˆ’2ℏ, βˆ’β„, 0, +ℏ, +2ℏ
Hal tersebut digambarkan dalam sketsa di sebelah ini (gambar)

𝑙=2

π‘š = βˆ’2, βˆ’1, 0, +1, +2

〈𝐿βŒͺ = β„βˆšπ‘

βŒ©πΏπ‘ βŒͺ = βˆ’2ℏ, βˆ’β„, 0, +5, +2ℏ

βƒ— terkuantisasi apabila ada medan luar hadir dalam


Ternyata bahwa arah 𝐿
ruang.

22. Kehadiran suatu medan magnet yang homogen dalam ruang akan
βƒ— dalam ruang tersebut.
mengkuantisasikan arah angular momentum 𝐿
Kuantisasi arah angular momentum itu akan terekan sebagai pergeseran
enrgi total atom. Hal tersebut telah dibahas dalam butir-butir sebelumnya.
βƒ— juga akan melakukan gerak
Kecuali kuantisasi tersebut, ternyata bahwa 𝐿
presisi mengelilingi sumbu 𝑧.
βƒ— suatu elektron atom H yang
Di bawah pengaruh suatu induksi magnetik 𝐡
βƒ— 𝐿 , akan mengalami suatu momen gaya
memiliki momen dipole magnetik π‘ˆ
(klasik) sebesar:
𝑔𝐿𝑀𝐡
βƒ—βƒ— 𝐿 π‘₯ 𝐡
𝜏=𝑀 βƒ— = βˆ’ βƒ— π‘₯𝐡
𝐿 βƒ—
ℏ
𝑔𝑙 = 1
Menurut hukum mekanika yang klasik (TPB) impuls momen gaya 𝜏 βˆ†π‘‘
βƒ— ) dari sistem
memberikan perubahan (βˆ†πΏ
βƒ—
𝜏 βˆ†π‘‘ = βˆ†πΏ
|𝝉 βƒ— | (βˆ†πœ‘) sin πœƒ
βƒ— | (βˆ†π‘‘) = |𝐿
βƒ— ) perubahan angular
Dalam ungkapan di atas (βˆ†π‘‘) adalah waktu, dan (βˆ†πΏ
momentum. Sudut βˆ†πœ‘ adalah seperti tertera dalam sketsa di sebelah
(gambar)
Jadi
βˆ†πœ‘
βƒ—| (
|𝜏| = |𝐿 ) sin πœƒ
βˆ†π‘‘
|𝜏| = πœ”πΏ sin πœƒ
βƒ— mengelilingi sumbu – 𝑧.
Dimana πœ”πΏ adalah frekuensi perputara 𝐿
Momen gaya 𝜏 besarnya adalah
𝑔𝐿 𝑀𝐡
[𝜏 = βˆ’ βƒ— π‘₯𝐡
𝐿 βƒ—]
ℏ
𝑀𝐡
|𝜏| = 𝑔𝐿 𝐡 𝐿 sin πœƒ
ℏ
Jadi diperoleh bahwa:
𝑀𝐡
𝑔𝐿 𝐡 𝐿 sin πœƒ = 𝐿 sin πœƒ πœ”πΏ
ℏ
Dimana diperoleh bahwa: frekuensi presisi atau frekuensi larmir πœ”πΏ
besarnya:
𝑀𝐡
πœ”πΏ = 𝑔𝐿 𝐡
ℏ
Atau apabila dipergunakan notasi vektor
𝑔𝐿𝑀𝐡
πœ”
⃗𝐿= βƒ—
𝐡
ℏ
Larmir frekuensi ini mempunyai manfaat yang praktis seperti umpamanya
menentukan besarnya induksi magnetik 𝐡. Pengukuran tersebut
dikembalikan pada pengukuran frekuensi.

23. Dalam butir ini diberikan contoh numerik tentang pengaruh medan magnetik
βƒ— pada atom hidrogen.
𝐡
Andaikanlah kuat medan induksi magnetik adalah 𝐡 = 104 π‘”π‘Žπ‘’π‘ π‘ 
= 1 π‘‡π‘’π‘ π‘™π‘Ž . fokus pada ........

13,6 13,6
Ξ•3 βˆ’ Ξ•2 = βˆ’ βˆ’ βˆ’ = 1,89 𝑒𝑉 = 3,02 π‘₯ 10βˆ’19 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’
9 4
Frekuensi yang terkait dengan transisi ini adalah:
Ξ•3 βˆ’ Ξ•2
πœ•3,2 = = 4,56 π‘₯ 1014 𝐻𝑧
β„Ž
𝑐
πœ†3,2 = = 0,657 π‘₯ 10βˆ’6 π‘š = 0,66 𝑒
πœ•3,2
𝑀𝐡 = 9,27 π‘₯ 10βˆ’24 π‘‡π‘’π‘ π‘™π‘Ž/π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’
βˆ†Ξ• = (𝑔𝐿 𝑀𝐡 𝐡) π‘š
ΔΕ = 1 π‘₯ 9,27 10βˆ’24 π‘₯ 1
ΔΕ = 9,27 x 10βˆ’24 joule
Karena
β„Žπ‘’
Ξ• = β„Žπœ• =
πœ†
Maka:
β„Žπ‘’
ΔΕ = βˆ’ Ξ”πœ†
πœ†2
πœ†2
Ξ”πœ† = βˆ’ ΔΕ
β„Žπ‘
Pergeseran panjang gelombang:
(0,66π‘₯10βˆ’6 )2
Ξ”πœ† = βˆ’ = 9,27 π‘₯ 1024
(6,63 π‘₯ 10βˆ’34 ) π‘₯ 3π‘₯108
Ξ”πœ† = 2,0 π‘₯ 10βˆ’11 π‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ = 0,20 Γ…
Bagaimana dengan frekuensi larmor
𝑀𝐡 9,27π‘₯ 10βˆ’24
πœ”πΏ = 2πœ‹πœ•πΏ = 𝑔𝐿 𝐡= = 8,60 π‘₯ 1010 𝐻𝑧
ℏ 1,054 π‘₯ 10βˆ’34
Besarnya orbital angular momentum untuk elektron di tingkat 3𝑝 :
〈𝐿βŒͺ = βˆšπ‘™ (𝑙 + 1)ℏ 𝑒 = 1 𝑑 2𝑠 = 𝐿 = 0
〈𝐿βŒͺ = β„βˆš2 = 1,49 π‘₯ 10βˆ’34 π‘—π‘œπ‘’π‘™π‘’
Hubungan antara operator Ξ—π‘œπ‘ , 𝐿2 π‘œπ‘ , πΏπ‘π‘œπ‘
24. Telah diperoleh bahwa:
1 πœ• πœ• 1 πœ•2
𝐿2 π‘œπ‘ = βˆ’β„2 [ (sin πœƒ ) + 2 ]
sin πœƒ πœ•πœƒ πœ•πœƒ sin πœƒ πœ•πœ‘ 2
πœ•
πΏπ‘π‘œπ‘ = βˆ’π‘–β„
πœ•πœ‘
Tetapi:
πœ• 1 πœ• πœ• 1 πœ•π‘§
πΏπ‘π‘œπ‘ 𝐿2 π‘œπ‘ = βˆ’π‘–β„ [βˆ’β„2 { (sin πœƒ ) + 2 }]
πœ•πœ‘ sin πœƒ πœ•πœƒ πœ•πœƒ sin πœƒ πœ•πœ‘ 2
1 πœ• πœ• 1 πœ•π‘§
πΏπ‘π‘œπ‘ 𝐿2 π‘œπ‘ = βˆ’β„2 [ (sin πœƒ ) + 2 ] (βˆ’π‘–β„)
sin πœƒ πœ•πœƒ πœ•πœƒ sin πœƒ πœ•πœ‘ 2
πΏπ‘π‘œπ‘ 𝐿2 π‘œπ‘ = 𝐿2 π‘œπ‘ πΏπ‘π‘œπ‘
Jadi
𝐿2 π‘œπ‘ πΏπ‘π‘œπ‘ βˆ’ πΏπ‘π‘œπ‘ 𝐿2 π‘œπ‘ = 0
Yang ditulis sebagai
[𝐿2 π‘œπ‘ , πΏπ‘π‘œπ‘ ] = 0
Diketahui bahwa 𝐿2 π‘œπ‘ dan πΏπ‘π‘œπ‘ berkomutasi
Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa juga:
[Ξ—π‘œπ‘ , πΏπ‘π‘œπ‘ ] = 0
[Ξ—π‘œπ‘ , 𝐿2 π‘œπ‘ ] = 0
Ξ—π‘œπ‘ , 𝐿2 π‘œπ‘ dan πΏπ‘π‘œπ‘ adalah seperangkat operator yang berkomutasi
sesamanya.

Anda mungkin juga menyukai