Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. i


1.PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 1
2.KONSEP INFRASTRUKTUR HIJAU .................................................................................................. 3
a. Peningkatan Kualitas Air............................................................................................................ 4
b. Peningkatan Kualitas Udara: .................................................................................................... 5
c. Penghematan Energi ................................................................................................................... 6
d. Pelestarian habitat alami makhluk hidup............................................................................... 6
3.PENERAPAN INFRASTRUKTUR HIJAU .......................................................................................... 8
4.PENUTUP .............................................................................................................................................. 12
5.REFERENSI .......................................................................................................................................... 13

i
1. PENDAHULUAN
Infrastruktur adalah fasilitas-fasilitas berupa fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh
agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan jaringan air, tenaga listrik,
pembangunan limbah atau IPAL, sarana transportasi dan pelayanan pelayanan untuk
menfasilitasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan sosial dan ekonomi (Kodoatie, R.J., 2005).

Infrastruktur merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi masyarakat dalam
upaya pembangunan. Tersedianya infrastruktur akan membantu terlaksanannya tujuan terhadap
pembangunan. Infrastuktur merupakan sebuah akses dan jalan awal dalam melakukan kegiatan
aktivitas ekonomi. Pembangunan infrastruktur yang baik serta tepat sasaran akan mendorong
pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut dan sebaliknya jika infrastruktur tersebut tidak tersedia
dengan baik di wilayah tersebut maka pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tidak akan bisa
berkembang sesuai tujuan masing-masing wilayah. Pembangunan terhadap infrastruktur
seharusnya dijadikan prioritas pembangunan di wilayah yang sedang berkembang untuk
mendorong pembangunan dan mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Infrastruktur memegang peran penting sebagai roda penggerak dalam melakukan


pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Berbagai macam infrastruktur yang
di gunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang vital guna mendukung berbagai
kegiatan pemerintahan, perekonomian, industri dan kegiatan sosial di masyarakat dan
pemerintahan (Soemardi dan Reini D, 2009).

menurut (Sadono, 2011) infrastruktur merupakan komponen utama dalam


mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi suatu negara.
Infrastruktur dalam meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi ini berupa jalan raya, pelabuhan
laut, lapangan terbang, kawasan industri, alat-alat perhubungan seperti telepon dan alat
pengangkutan, dan fasilitas penyediaan air dan listrik.

Pertumbuhan penduduk dan kebutuhan yang meningkat terhadap sumber daya alam
menimbulkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada lingkungan terutama yang dihadapi
oleh kawasan perkotaan saat ini. Pembangunan yang di lakukan terhadap suatu kawasan
seringkali kurang memperhatikan nilai ekosistem. Efek yang terjadi jika tidak memperhatikan
lingkungan sekita maka akan terjadi ketidakseimbangan sistem lingkungan: air, tanah dan udara
yang menyebabkan kualitasnya makin menurun. Beberapa negara maju saat ini sudah mulai
mempraktekkan sebuah konsep untuk menjaga keberlangsungan ekosistem lingkunga tersebut,

1
yaitu dengan mempraktekkan pembangunan infrastruktur hijau dan menerapkannya dalam
rencana pembangunan kawasan berwawasan lingkungan.

Infrastruktur Hijau (Green Infrastructure) adalah sebuah upaya atau pendekatan yang di
lakukan untuk menjaga lingkungan yang sustainable dalam program penataan ruang terbuka
hijau dan menjaga proses-proses alami yang di lakukan oleh alam itu sendiri seperti siklus air
hujan, kondisi tanah dan sebagainya. Konsep infrastruktur hijau adalah membentuk lingkungan
dengan proses alami agar tetap menjaga ekosistem lingkungannya yang dilakukan oleh alam
meliputi air hujan, kualitas air, hingga pada mitigasi banjir. Arah dari penerapan dalm infrastruktur
hijau ini adalah untuk mendukung suatu communities development dengan meningkatkan kondisi
lingkungan dan memelihara ruang terbuka hijau (EPA, 2013).

Jaringan infrastruktur hijau menurut Benedict dan McMahon (2006) adalah sistem suatu
kawasan alami dan ruang terbuka yang saling terkait dalam menjaga nilai ekosistem, kondisi
udara dan air, serta memberikan manfaat bagi makhluk hidup. Jaringan infrastruktur hijau setelah
terbentuk menjadi kerangka acuan untuk melakukan pembangunan berkelanjutan berbasis
lingkungan kedepannya, mejaga SDA yang masih ada dan sebagai upaya konservasi lahan untuk
mengakomodasi pertumbuhan terhadap populasi yang mengakibatkan kepadatan penduduk
sehingga ada pencegahan dari upaya konservasi yang dilakukan tersebut.

2
2. KONSEP INFRASTRUKTUR HIJAU
Infrastruktur hijau dapat mencegah atau menjaga keberlangsungan siklus sumber daya
alam secara alami, mengingat pemanfaatan SDA terutama di lingkungan perkotaan telah
meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan terhadap kota. Pengurangan
polusi udara merupakan bagian dari usaha atau upaya untuk mencapai lingkungan yang sehat
dan bersih bagi tiap penghuninya wilayah tersebut. Masyarakat wajin berperan aktif didalamnya
dan sebagai unsur utama dalam tercapainya pada pengembangan infrastruktur hijau.
Pengembangan infrastruktur hijau dilakukan untuk melibatkan berbagai fungsi peraturan dan
kebijakan perencanaan ruang suatu kawasan atau wilayah yang berbasis lingkungan alami
melalui mekanisme teknis pada infrastruktur. Hal ini dapat saja diterapkan dengan membentuk
kawasan perkotaan atau wilayah yang dapat menjaga keberlangsungan sumber daya alam
secara mandiri yaitu dengan mengintegrasikan manajemen dalam infrastruktur sehari-hari.

Gambar 1. Kerangka Infrastruktur Hijau

Sumber : Lafortezza, 2013

Infrastruktur hijau merupakan sebuah hubungan infrastruktur terhadap jaringan ruang hijau
yang berfungsi melestarikan atau menjaga ekosistem alam guna memberikan manfaat yang
berkesinambungan bagi manusia dari sekarang hingga masa depan. Konsep penggunaan lahan
yang efisien dan berkelanjutan dengan mengintegrasikan fungsi ekosistem melalui kegiatan di
dalam suatu lahan yang sama. Salah satunya memberikan kembali ruang untuk ekosistem

3
lingkungan, infrastruktur hijau dapat mempertahankan dan menciptakan fitur-fitur lanskap yang
menjamin ketersediaan sumberdaya lingkungan seperti air bersih, tanah yang produktif bahkan
dapat berfungsi sebagai daerah rekreasi. Oleh karena itu, penerapan konsep tersebut dapat
mendukung pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat sekaligus menjadi kontribusi penting
untuk alam dan iklim. Tujuan-tujuan penerapan jaringan infrastruktur hijau tersebut diantaranya
adalah:

(1) Membuka pikiran dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melindungi
lingkungan alam betapa penting bagi kelangsungan hidup selanjutnya,

(2) Menemukan jaringan hubungan dari lahan alami guna memperoleh manfaat bagi
kehidupan,

(3) menerapkan kesempatan untuk melindungi aset alami melalui upaya konservasi dan
strategi pengembangan ekonomi yang terintegrasi agar keberlangsungan sumber daya alam
tersebut tetap terjaga dimasa yang akan datang.

Beberapa program yang dilakukan guna pembinaan infrastruktur hijau yang dicanangkan
dan disosialisasikan di Amerika Serikat adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan Kualitas Air


Penyimpanan Air Hujan:
Dengan menampung air hujan, penerapan infrastruktur hijau dapat mengurangi masuknya air
hujan ke sistem drainase serta dapat menaggulangi penguapan yang bisa saja terjadi hujan
dengan intensitas sangat tinggi. Penerapan infrastruktur hijau dapat mencegah terjadinya
banjir yaitu dengan mengurangi volume yang masuk dalam sistem limpasan permukaan atau
sungai. Pemerintah mengharapkan tiap masyarakat membangun sistem instalasi untuk
menangkap dan mengalirkan air hujan ke area infiltrasi.

Peningkatan Suplai Air:


Pengolahan air hujan menggunakan sistem infiltrasi dapat menimbulkan ketepatan terhadap
sistem pasokan air. Air yang dikumpulkan dalam penampungan air hujan dapat digunakan
untuk penggunaan lainnya seperti di dalam dan luar rumah secara signifikan dapat
mengurangi penggunaan air perkotaan. Air yang terinfiltrasi dapat mengisi ulang air tanah.

4
Gambar 2. Diagram Sistem Air Hujan di Brooklyn Bridge Park.
(Sumber : Brooklyn Bridge Park Conservancy/Michael Van Valkenburgh Associates)

infrastruktur Hijau Sebagai Penghematan Anggaran Infrastruktur Negara:


Penerapan yang dilakukan dari infrastruktur hijau dapat menghemat anggaran infrastruktur
dengan sistem konvensional (penggunaan yang dilakukan secara umum) seperti yang masih
banyak terpasang sekarang ini. Infrastruktur hijau tidak membutuhkan biaya sebesar biaya
pembuatan infrastruktur lainnya, serta lebih ringan dalam hal biaya perawatan.

b. Peningkatan Kualitas Udara:


Pengurangan Ground Level Ozone:
Terbentuknya Ground Level Ozone dapat dikurangi atau dicegah dengan cara melakukan
penanaman banyak jenis vegetasi yang mengurangi temperature suhu di udara, mengurangi
gas emisi buangan dari penggunaan AC berlebih, serta mengurangi polusi udara dari pabrik-
pabrik, pembuangan dan pembakaran bahan bakar.
.

5
Pengurangan Partikel Polusi Melalui Penerapan Infrastruktur Hijau:
Keberadaan pepohonan, taman, dan infrastruktur hijau lain dapat membantu mengurangi
polusi yang dapat mengganggu kesehatan secara langsung. Kanopi yang terdapat di pohon
akan mengurangi polusi secara signifikan dan meningkatkan kesehatan lingkungan udara
terhadap polusi udara. Salah satu program yang dilakukan pada kota di Amerika Serikat
adalah Green Street atau penanaman tanaman di sekitar jaringan jalan, ataupun di halaman
gedung kawasan terbangun.

Gambar 3. Greenstreet di Nashville Boulevard


(Sumber: New York City Dept. of Parks and Recreation)

c. Penghematan Energi
Penghematan energi merupakan salah satu program yang dilakukan untuk mengurangi
penggunaan SDA yang digunakan secara berlebihan. Beberapa contoh program dari EPA
dalam penghematan energi adalah Green Power Partnership dan EnergySTAR, yaitu program
yang mengarahkan ke masyarakat dan perusahaan untuk mempergunakan teknologi yang
ramah lingkungan.

d. Pelestarian habitat alami makhluk hidup


Habitat alami makhluk hidup merupakan salah satu unsur dalam ekosistem saat ini. Dengan
adanya infrastruktur hijau diharapkan dapat dikembangkan untuk memberi ruang secara alami
bagi makhluk hidup seperti serangga, burung-burung dll, misalnya dengan membangun taman
kota, Green Drainage,dan Green Rooftop (Vegetated Rooftop).

6
Gambar 4. Vegetated Rooftop di Lancaster, Pennsylvania
(Sumber: LiveGreen)

7
3. PENERAPAN INFRASTRUKTUR HIJAU
Penerapan yang sudah dilakukan oleh negara Amerika Serikat dalam infrastruktur hijau
tersebut adalah sebagai berikut:
 Downspout Disconnection
Downspout disconnection merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengarahkan
air hujan yang jatuh ke atap agar tidak langsung menuju ke jaringan drainase namun dapat
ditampung dalam bak penampung air hujan, kolam, atau pada permukaan tanah sehingga
air hujan dapat terinfiltrasi dengan baik ataupun dapat tersimpan untuk dimanfaatkan lagi
sebagai penyediaan air jika terjadi kekeringan.

Gambar 5. Contoh pemasangan Downspout Disconnection


(Sumber: www.water.epa.gov)

 Sistem Penampungan Air Hujan (Rainwater Harvesting)


Sistem penampungan air hujan adalah suatu upaya yang di lakukan dengan
mengumpulkan dan menyimpan air hujan untuk digunakan pada waktu yang mendatang.
System ini jika dilakukan dengan dirancang dengan tepat guna sesusai sasaran, sistem
penampungan air hujan dapat memperlambat dan mengurangi limpasan, disamping
menyediakan sumber air tambahan. Sistem ini dapat diaplikasikan di daerah yang kering
dengan pasokan air terbatas.

8
Gambar 6. Sistem Penampungan Air Hujan
(Sumber: www.water.epa.gov)

 Bioretensi/ Bioinfiltrasi
Bioretensi atau Bioinfiltrasi adalah sebuah cekungan dangkal bervegetasi yang dapat
mengumpulkan dan menyerap limpasan air dari atap, trotoar, jalan-jalan dan sebagainya.
Bioretensi berfungsi sebagai proses hidrologi yang dilakukan secara alami dengan
infiltrasi, limpasan, dan evapotranspirasi yang sesuai dengan kondisi alami. Bioretensi
dapat diterapkan di setiap tempat, hanya membutuhkan suatu area yang tidak tertutup.

Gambar 7. Beberapa Penerapan Bioretensi di Amerika Serikat


(Sumber: www.dcnr.state.pa.us)

9
 Planter Boxes
Planter Boxes adalah sebuah taman perkotaan yang ukuran kecil berfungsi
mengumpulkan dan menyerap limpasan hujan dari trotoar, tempat parkir, dan jalan-jalan.
Biasanya terdapat di kawasan terbangun dengan ruang terbatas seperti di daerah
perkotaan. Selain itu, dapat pula menambah nilai keindahan di pinggir jalan.

Gambar 8.Planted Box di Michigan sebagai bagian dari program Green Street
(Sumber: www.dcnr.state.pa.us)

 Permukaan Atap Bervegetasi (Green Roofto)


Peletakan vegetasi (tanaman) pada permukaan atap rumah merupakan salah satu cara
untuk menciptakan kondisi simpanan air buatan alami serta dapat mengurangi
pemanasan akibat aktivitas perkotaan. Disamping itu, atap ber vegetasi dapat menambah
unsur keindahan suatu kota

Gambar 9. penampang melintang lapisan untuk membentuk Green Rooftop


(Sumber: LiveGreen/ www.dcnr.state.pa.us)

10
 Bioswales
Bioswales adalah sebuah saluran yang mempunyai vegetasi untuk dapat mengalirkan air
hujan dan berfungsi sebagai area infiltrasi air. Dua fungsi sekaligus dalam satu macam
infrastruktur dapat menjadi alternatif penanggulangan genangan atau permasalahan
banjir di kawasan terbangun. Dapat pula diterapkan di sepanjang jalan hingga ke tempat
parkir umum, sehingga ketika hujan limpasan air dapat mengalir atau terinfiltrasi dan
mengurangi beban saluran yang ada.

Gambar 10. Contoh Bioswalesdi Amerika Serikat


(Sumber: www.water.epa.gov)

 Jalan dan Trotoar Tembus Air (Permeable Pavements)


Jalan dan trotoar tembus air merupakan sebuah solusi yang dilakukan negara ini pada
permukaan jalanan yang dapat menginfiltrasi air hujan ataupun menyimpan air hujan yang
jatuh diatasnya. Jalanan tembus air dapat terbuat dari beton dan aspal porus yang mudah
ditembus air, atau bahan-bahan lain yang dibentuk sedemikian rupa agar air dapat tetap
terinfilitrasi.

Gambar 11. PenerapanPermeable Pavements


(Sumber: Publikasi EPA, 2010)

11
4.PENUTUP

KESIMPULAN

Infrastruktur hijau merupakah salah satu infrastruktur yang digunakan dalam


menanggulangin permasalahan yang terjadi seperti adanya peristiwa banjir di suatu wilayah.
Dengan melakukan pembuatan infrastruktur hijau tersebut diharapkan adanya perubahan
terhadap ekosistem lingkungan yang awalnya banyak permasalahan terjadi menjadi berguna
untuk makhluk hidup, sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua makhluk hidup.
Infrastruktur ini pun sangat penting karena dapat membantu proses alamiah yang terjadi di alam,
seperti infiltrasi air yang prosesnya terjadi alamiah tanpa adanya campur tangan dari makhluk
hidup. Pengembangan pembangunan yang berkelanjutan akan sangat berguna jika di dukung
dari infrastruktur hijau karena fungsinya dapat mencegah permasalahan alam yang terjadi.

Penerapan sebuah infrastruktur hijau di negara Amerika Serikat untuk kebutuhan akan
lingkungan yang nyaman, bersih, indah, sehat dan berkelanjutan menjadi hal yang peting
sehingga perlu direncanakan dalam pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.
Infrastruktur publik seperti jalan, saluran drainase, taman kota bahkan dinding bangunan pun
harus disesuaikan dalam mendukung fungsi lingkungan agar tetap berfungsi sebagaimana
fungsinya.

Keberhasilan dalam penerapan inrastruktur hijau di banyak kota pun tidak terlepas dari
dukungan dari masyarakat dan tentunya keseriusan pemerintah dalam mengatur sesuai dengan
peraturan, membina, melaksanakan, dan mengawasi program yang ada dan proyek infrastruktur
hijau yang telah direncanakan oleh lembaga pemerintah. Pembangunan berkelanjutan yang
berbasis lingkungan diangaap sangat penting sebagai pembangunan yang memperhatikan
ekosistem lingkungan yang ada. Penerapan infrastruktur hijau juga bukan tidak mungkin untuk
mulai diterapkan di beberapa negara berkembang saat ini seperti Indonesia karena sebagian
besar konsep terhadap program infrastruktur hijau mampu diterapkan dan disesuaikan dengan
kondisi lingkungan Indonesia. Harapan kedepannya akan terbentuk hubungan sinergis antara
manusia dengan lingkungan alam, dengan demikian akan tercipta lingkungan yang sehat dan
nyaman bagi makhluk hidup.

12
5. REFERENSI

EPA, 2013, “Regulatory Announcement: EPA Proposes 2013 Renewable Fuel Standards”, Office
of Transportation and Air Quality, Environmental Protection Agency (EPA), United States.

Kodoatie, R.J., 2005, Pengantar Manajemen Infrastruktur, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Rajawali Pers, Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai