Anda di halaman 1dari 11

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Puskesmas Lampaseh Kota

Puskesmas Lampaseh Kota merupakan Puskesmas dengan layananrawat

jalan yang terletak di jalan Rama Setia LR. Sjahmidin NO – Telpon ( 0861)

7413669 Gampong Lampaseh kota dengan luas wilayah : 5, 447 Km2

1. Visi :

- Terwujudnya puskesmas madani

2. Misi :

- Menjadikan lingkungan puskesmas bersih, teratur, indah dan nyaman

- Menjadikan hubungan yang harmonis antar sesama dan mitra kerja

- Memberikan pelayanan bermutu dan islami

- Memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat


(PHBS).

B. Wilayah kerja UPTD Puskesmas Lampaseh Kota

Puskesmas Lampaseh Kota Memiliki 6 (enam) wilayah kerja yang berada

pada 6 (enam) gampong dengan luas wilayah sebagai berikut :

1. Gampong Merduati

2. Gampong Keudah

3. Gampong Peulanggahan

4. Gampong Lampaseh Kota

5. Gampong Jawa

6. Gampong Pande

27
28

C. Program Kegiatan UPTD Puskesmas Lampaseh Kota

Puskesmas Lampaseh Kota melaksanakan 6 program wajib dan 9 program

pengembangan pokok Puskesmas yang pelaksanaannya dilakukan didalam gedung

dan diluar gedung Puskesmas. Kegiatan pokok Puskesmas tersebut meliputi :

6 (enam) Program Wajib Pelayanan Kesehatan Upaya kesehatan promosi

kesehatan

a. Upaya kesehatan lingkungan

 Penyehatan air

 Hiegine dan sanitasi makanan dan minuman

 Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah

 Penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga

 Penyehatan sanitasi tempat-tempat umum dan industri

 Pengamanan tempat pengelolan pestisida

 Klinik sanitasi

 Pengendalian vektor

b. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)

c. Upaya perbaikan gizi masyarakat

d. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

 TB paru

 Malaria

 Kusta

 Imunisasi
29

 Diare

 ISPA

 Demam Berdarah Dengue (DBD)

 Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Menular Seksual dan HIV /

AIDS

 Sistem Kewaspadaan Dini

e. Upaya pengobatan

 Pengobatan dan Perawatan

 Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan Penunjang

D. Hasil Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai tanggal 19 s/d 24 Agustus

2015 pada ruang rekam medis sesuai sampel yang ditetapkan. Teknik

pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner.

Dibawah ini adalah tabel distribusi frekuensi data hasil penelitian tentang

gambaran sistem pelaporan angka kesakitan di unit rekam medis terhadap

efektivitas dan efisiensi di Puskesmas Lampaseh Kota Banda Aceh Tahun 2015.

Adapun hasil penelitian yang ditetapkan adalah sebagai berikut :


30

1. Data Demografi Responden

Hasil pengolahan data tentang distribusi frekuensi responden berdasarkan

jenis kelamin, berdasarkan umur (Depkes RI 2009), dan berdasarkan jenis

pekerjaan (Sakerna,Notoatmodjo, 2012) dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut :

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur, dan
Pekerjaan

No Data Demografi Frekuensi %

1 Umur:

- 26 – 35 3 100%

2 Pendidikan

-SPK 2 66,7

-DIII 1 33,3

Berdasarkan dari tabel di atas bahwa petugas rekam medis yaitu dengan

rata-rata umur yang 26-35 tahun sebanyak 3 orang (100%) dengan jenis

pendidikan DIII sebanyak 2 orang (66,7) dan pendidikan SPK sebanyak 1 orang

(33,3).
31

1. Sistem Pelaporan Angka Kesakitan di Unit Rekam Medis Terhadap

Efektivitas dan Efisiensi

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Sistem Pelaporan Angka Kesakitan Di Unit Rekam
Medis Terhadap Efektivitas Dan Efisiensi
Sistem Pelaporan Angka Kesakitan
No Di Unit Rekam Medis Terhadap frekuensi Presentase %

Efektivitas Dan Efisiensi


1 Tinggi 2 66.7
2 Rendah 1 33.3
Jumlah 3 100
Data Primer (Diolah, Agustus 2015)

Berdasarkan Tabel 5.2, pada sistem pelaporan angka kesakitan di unit rekam

medis terhadap efektivitas dan efisiensi didapat 2 responden yang menyatakan

tinggi dengan nilai persentase 66.7% dan yang menyatakan rendah sebanyak 1

responden dengan nilai persentase 33.3 %.

2. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Pelaporan Angka Kesakitan di Unit


Rekam Medis

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pencatatan Dan Pelaporan Sistem Pelaporan Angka
Kesakitan Di Unit Rekam Medis

No Pencatatan Dan Pelaporan Sistem frekuensi Presentase %


Pelaporan Angka Kesakitan
1 Terampil 2 66.7
2 Kurang terampil 1 33.3
Jumlah 3 100
(Diolah, 20 Agustus 2015)

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas, pada pencatatan dan pelaporan sistem

pelaporan angka kesakitan di unit rekam medis didapat 2 responden yang


32

menyatakan terampil dengan nilai persentase 66.7% dan yang menyatakan kurang

terampil sebanyak 1 responden dengan nilai persentase 33.3 %.

3. Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Pemamfaatan Fasilitas Pelaporan

Terkait Angka Kesakitan oleh Petugas Rekam Medis

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Tingkat Efektivitas Dan Efisiensi Pemamfaatan Fasilitas
Pelaporan Terkait Angka Kesakitan Oleh Petugas Rekam Medis

No Pemanfaatan Fasilitas frekuensi Presentase %


1 Tinggi 2 66.7
2 Rendah 1 33.3
Jumlah 3 100
(Diolah, 20 Agustus 2015)

Berdasarkan Tabel 5.4 diatas, pada tingkat efektivitas dan efisiensi

pemamfaatan fasilitas pelaporan terkait angka kesakitan oleh petugas rekam medis

didapat 2 responden yang menyatakan tinggi dengan nilai persentase 66.7% dan

yang menyatakan rendah sebanyak 1 responden dengan nilai persentase 33.3 %.

4. Pengetahuan dan Kemampuan Petugas Terhadap Sistem Pelaporan

Angka Kesakitan di Unit Rekam Medis.

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan Kemampuan Petugas Terhadap Sistem
Pelaporan Angka Kesakitan Di Unit Rekam Medis.

No Pengetahuan Dan Kemampuan frekuensi Presentase %


1 Tinggi 2 66.7
2 Rendah 1 33.3
Jumlah 3 100
(Diolah, 20 Agustus 2015)

Berdasarkan Tabel 5.5 diatas, pada Pengetahuan Dan kemampuan petugas

terhadap sistem pelaporan angka kesakitan di unit rekam medis didapat 2


33

responden yang menyatakan tinggi dengan nilai persentase 66.7% dan yang

menyatakan rendah sebanyak 1 responden dengan nilai persentase 33.3 %.

E. Pembahasan

1. Sistem Pelaporan Angka Kesakitan Di Unit Rekam Medis Terhadap

Efektivitas Dan Efisiensi

Berdasarkan hasil penelitian sistem pelaporan angka kesakitan di unit rekam

medis terhadap efektivitas dan efisiensi didapat 2 responden yang

menyatakantinggi dengan nilai persentase 66.7% dan yang menyatakan rendah

sebanyak 1 responden dengan nilai persentase 33.3 %.

Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana

target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. (SP,Hasibuan,1984)

Efesiensi adalah usaha mencapai prestasi yang sebesar-besarnya dengan

menggunakan kemungkinan-kemungkinan yang tersedia (material, mesin, dan

manusia) dalam tempo yang sependek-pendeknya, didalam keadaan yang nyata

tanpa mengganggu keseimbangan antara faktor-faktor tujuan, alat, tenaga, dan

waktu (The Liang Gie,1976).

Penelitian ini didukung oleh penelitian Baihaqi (2011) dimana penelitian

yang dilakukan lebih banyak responden yang menyatakan tingginya efektifitas

dan efisiensi di dukung oleh kinerja petugas.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa sistem pelaporan

angka kesakitan di unit rekam medis terhadap efektivitas dan efisiensi sudah
34

terlaksana dengan baik, dikarenakan lebih dominannya responden yang

menyatakan Tinggi dari pada responden yang menyatakan Rendah.

2. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Pelaporan Angka Kesakitan di Unit


Rekam Medis

Berdasarkan hasil penelitian sistem pencatatan dan pelaporan sistem

pelaporan angka kesakitan di unit rekam medis didapat 2 responden yang

menyatakanTinggi dengan nilai persentase 66.7% dan yang menyatakan Rendah

sebanyak 1 responden dengan nilai persentase 33.3 %.

Sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas angka kesakitan angka

kesakitan (SP3) merupakan instrumen vital dalam sistem kesehatan. Informasi

tentang kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan di puskesmas, kematian, dan

berbagai informasi kesehatan lainnya berguna untuk pengambilan keputusan dan

pembuatan kebijakan di tingkat kabupaten atau kota maupun kecamatan (Santoso,

2008).

Penelitian ini didukung oleh penelitian Qurata (2010) dimana penelitian

yang dilakukan lebih banyak responden yang menyatakan terampil dimana

pelaporan puskesmas angka kesakitan angka kesakitan (SP3) merupakan

instrumen vital dalam sistem kesehatan. Informasi tentang kesakitan.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa sistem pencatatan dan

pelaporan sistem pelaporan angka kesakitan di unit rekam medis sudah terlaksana

dengan baik, dikarenakan lebih dominannya responden yang menyatakan terampil

dari pada responden yang menyatakan kurang terampil.


35

3. Tingkat Efektivitas dan Efisiensi Pemanfaatan Fasilitas Pelaporan

Terkait Angka Kesakitan oleh Petugas Rekam Medis

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tingkat efektivitas dan

efisiensi pemanfaatan fasilitas pelaporan terkait angka kesakitan oleh petugas

rekam medis didapat 2 responden yang menyatakantinggi dengan nilai persentase

66.7% dan yang menyatakan rendah sebanyak 1 responden dengan nilai

persentase 33.3 %..

Fasilitas atau peralatan adalah segala sesuatu yang menunjang kemudahan

pelaksanaan tugas dan pengelolaan rekam medis (Depkes RI, 1997). Fasilitas

adalah sarana yang digunakan untuk melancarkan dan memudahkan pelaksanaan

suatu pekerjaan (Lupiyoadi, 2006).

Penelitian ini didukung oleh penelitian Ahmat R (2014) dimana penelitian

yang dilakukan lebih banyak responden yang menyatakan tinggi dimana fasilitas

adalah peralatan dan sarana rumah sakit yang memenuhi standar seiring dengan

tuntutan masyarakat yang mengharapkan pelayanan prima berorientasikan pada

kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa tingkat efektivitas dan

efisiensi pemamfaatan fasilitas pelaporan terkait angka kesakitan oleh petugas

rekam medis sudah terlaksana dengan baik, dikarenakan lebih dominannya

responden yang menyatakan tinggi dari pada responden yang menyatakan rendah.
36

4. Sistem Pengetahuan dan Kemampuan Petugas Terhadap Sistem

Pelaporan Angka Kesakitan di Unit Rekam Medis.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat pengetahuan dan kemampuan

petugas terhadap sistem pelaporan angka kesakitan di unit rekam medis didapat 2

responden yang menyatakan tinggi dengan nilai persentase 66.7% dan yang

menyatakan rendah sebanyak 1 responden dengan nilai persentase 33.3 %.

Menurut pendekatan kontruktivitas, pengetahuan dan

kemampuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari,

melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman,

maupun lingkungannya. Pengetahuan dan kemampuan bukanlah sesuatu yang

sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya.

Pengetahuan dan kemampuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus

menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya

pemahaman-pemahaman baru, (Sudirmawi, 2011).

Penelitian ini didukung oleh penelitian Nopilawati (2012) dimana penelitian

yang dilakukan lebih banyak responden yang menyatakan Tinggi dimana potensi

yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai

makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya

sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya

kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa pengetahuan dan

kemampuan petugas terhadap sistem pelaporan angka kesakitan di unit rekam

medis oleh petugas rekam medis sudah tergolong tinggi, dikarenakan lebih
37

dominannya responden yang menyatakan tinggi dari pada responden yang

menyatakan rendah.

F. Keterbatasan penelitian

1. Penelitian ini tidak melakukan uji tarhadap validitas dan reabilititas

terhadap kuesioner.

Anda mungkin juga menyukai