Anda di halaman 1dari 63

Sejarah Kromatograf

Kromatograf sebagai metode pemisahan secara fsikokimia telah ditemukan sejak


awal abad ke 20 oleh seorang botanist keturunan Rusia-Italia, M.S. Tswet. Ia
memaparkan penomena pemisahan yang berdasarkan pada absorpsi pada 21 maret
1903 pada Warsaw Society of Natural Sciences, yang kemudian dia beri nama
Chromatography, merupakan transliterasi dari bahasa Yunani (greek) yang artinya
penulisan warna.

Sejarah Kromatograf berkembang, Sepuluh tahun setelahnya, L.S. Palmer di US dan


C. Dhere di Eropa secara independen mempublikasikan proses pemisahan yang mirip
dengan Tswet. Pad 1931, Lederer bersama dengan Kuhn dan Winterstein
mempublikasikan paper tentang purifkasi xantofl pada kolom absorpsi CaCO3
berdasarkan prosedur Tswet. Pada tahun 1941, A. J. P. Martin and R. L. M. Synge dari
Cambridge University menemukan kromatograf partisi, dan mendapatkan nobel
pada tahun 1952.

Kromatograf yang ditemukan oleh Tswet dalam bentuk kromatograf cair-padat


(liquid-solid chromatography) mengalami perkembangan selama lebih dari 50 tahun
ke dalam bentuk kromatograf gas (gas chromatography), kromatograaf lapis tipis
(Tin Layer chromatography) dan kromatograf cair-cair (liquid-liquid
chromatography). Adalah prof. Horvath dari Yale university, mendesain instrumen
yang memiliki kolom yang kecil, yang sangat resisten terhadap aliran fase gerak,
inilah HPLC, dan nama HPLC diperkenalkan oleh Prof. Horvart pada tahun 1970 pada
the Twenty-frst Pittsburgh Conference in Cleveland.

PENDAHULUAN TENTANG KROMATOGRAFI

Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tswest (1906),


seorang ahli botani Rusia. Tswest menyiapkan kolom yang diisi dengan serbuk
kalsium karbonat, dan kedalamnya dituangkan campuran pigmen tanaman yang
dilarutkan dalam eter. Secara mengejutkan, pigmen memisahkan dan
membentuk lapisan berwarna di sepanjang kolom. Ia menamakan kromatografi
pada teknik pemisahan baru ini, dimana “chroma” berarti warna serta “graphein”
yang berarti tulisan. Kemudian kimiawan dari Swiss Richard Martin Willstätter
(1872-1942) menerapkan teknik ini untuk risetnya yakni untuk pemisahan
pigmen klorofil.

Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan


atas distribusi deferensial komponen sampel diantara dua fasa. Hal tersebut
mengacu pada beberapa sifat komponen, yaitu :

 Melarut dalam cairan

 Melekat pada permukaan padatan halus

 Bereaksi secara kimia

Sifat-sifat tersebutlah yang dimanfaatkan dalam metode kromatografi ini,


yaitu perbedaan migrasi komponen-komponen di dalam sampel.

PENDAHULUAN TENTANG GC (GAS CHROMATOGRAPHY)

Kromatografi gas (GC) adalah jenis umum dari kromatografi yang


digunakan dalam kimia analitik untuk memisahkan dan menganalisis senyawa
yang dapat menguap tanpa dekomposisi. GC dapat digunakan untuk pengujian
kemurnian zat tertentu, atau memisahkan komponen yang berbeda dari
campuran (jumlah relatif komponen tersebut juga dapat ditentukan). GC dapat
digunakan dalam mengidentifikasi suatu senyawa.

Kromatografi gas, berdasarkan fasa gerak dan fasa diamnya merupakan


kromatografi gas-cair. Dimana fasa geraknya berupa gas yang bersifat inert,
sedangkan fasa diamnya berupa cairan yang inert pula, dapat berupa polimer
ataupun larutan. Adapun gambaran umum dari GC adalah sebagai berikut :

DASAR TEORI GC
Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan
atas distribusi deferensial diantara dua fasa mengacu pada beberapa sifat
komponen sampel, yaitu :

 Melarut dalam cairan

 Melekat pada permukaan padatan halus

 Bereaksi secara kimia

Sifat-sifat tersebutlah yang dimanfaatkan dalam metode kromatografi ini,


yaitu perbedaan migrasi komponen-komponen di dalam sampel.

Pada prinsipnya pemisahan dalam GC adalah disisebabkan oleh perbedaan


dalam kemampuan distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam di dalam
kolom pada kecepatan dan waktu yang berbeda.

JENIS DAN MACAM ALAT GC

Kromatografi gas terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan mekanisme pemisahan partisi, yaitu:

1. Kromatografi gas–cair (KGC),

 fase diamnya berupa cairan yang diikatkan pada suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase diam. Partisi
komponen cuplikan didasarkan atas kelarutan uap komponen bersangkutan pada zat cair (fasa diam).

2. Kromatografi gas-padat (KGP)

 fase diamnya berupa padatan dan kadang-kadang berupa polimerik. Pada kromatografi gas-padat, partisi komponen
cuplikan didasarkan atas fenomena adsorpsi pada permukaan zat padat (fasa diam). Namun KGP jarang digunakan sehingga
pada umumnya yang disebut dengan GC saat ini adalah KGC.

KOMPONEN ALAT GC

1. Gas Pengangkut

Gas pengangkut/ pemasok gas (carrier gas) ditempatkan dalam silinder


bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi
tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara Iansung. Gas pengangkut
harus memenuhi persyaratan :

a. Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan material


dalam kolom.
b. Murni dan mudah diperoleh, serta murah.

c. Sesuai/cocok untuk detektor.

d. Harus mengurangi difusi gas.

Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon


dioksida dan hidrogen. Gas helium dan argon sangat baik, tidak mudah
terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati
dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga CO2.

Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh ditektor yang


digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran
dan pengukur tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi, ada pengukur
kecepatan aliran gas serta sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan
pengotor gas lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas diatur melalui pengatur
tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan
pengatur halus (fine) pada kromatografi. Tekanan gas masuk ke kromatograf
(yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10-50 psi (di atas tekanan ruangan)
untuk memungkinkan aliran gas 25-150 mL/menit pada kolom terpaket dan 1-
25 mL/menit untuk kolom kapiler.

2. Tempat injeksi ( injection port)

Dalam kromatografi gas cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan
uap dapat dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik
berbentuk cairan dan padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang
berbentuk cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan
pemanasan sebelum masuk dalam kolom.

Tempat injeksi dari alat GLC/KGC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan


alat, suhu dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan
suhu ini adalah batiwa suhu tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik
didih campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila
kita tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka kita harus
mencoba-coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika
puncak-puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan
pertama terlalu rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu
tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau
penguraian dari senyawa yang akan dianalisa.

Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan


melalui tempat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi
yang sering disebut "a gas tight syringe".

Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu


banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan
pada waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml untuk gas dan 0,2 - 20 ml
untuk cairan seperti pada gambar di bawah.

3. Kolom

Coulom, ada dua jenis kolom yang digunakan dalam GC. Yang pertama
adalah kolom kemas, yaitu berupa tabung yang terbuat dari gelas atau
steinstless berisi suatu padatan inert yang dikemas secara rapi. Kolom ini
memiliki ukuran panjang 1,5-10 m dan diameter 2,2-4 nm.

Yang kedua adalah kolom kapiler, yang biasanya terbuat dari silica
dengan lapisan poliamida. Kolom jenis ini biasanya memiliki ukuran panjang 20-
26 m dengan diameter yang sangant kecil
4. Detektor

Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah


dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat
melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat
molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik tersebut
diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. Detektor yang umum
digunakan:

a. Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)

b. Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)

c. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)

d. Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)

e. Detektor nyala alkali

f. Detektor spektroskopi massa

Detector, yang paling umum digunakan dalam GC adalah detector ionisasi nyala (FID) dan detector kondutivitas
termal (TCD). Kedunya peka terhadap berbagai komponen dan dapat berfungsi pada berbagai konsentrasi. Sementara TCD
pada dasarnya universal dan dapat digunakan untuk mendeteksi setiap komponen selain gas pembawa (selama
konduktivitas mereka berbeda dari gas pembawa, suhu detektor),dalam jumlah besar sensitif terutama untuk hidrokarbon.
Sedangkan FID tidak dapat mendeteksi air. TCD adalah detector non-destruktif, sedangkan FID adalah detector destruktif.
Biasanya detector ini akan dihubungkan dengan Spektrokopi Masa, sehingga akan menjadi rangkaian alat GC-MS. Adapun
salah satu bentuk dari FID adalah sebagai berikut :
5. Oven kolom

Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan sedikit dibawah titik didih
sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan
bisa mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah.

6. Recorder

Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui elektrometer menjadi bentuk
kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan
cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area maupun
tinggi dari kromatogram. Sinyal analitik yang dihasilkan detektor disambungkan oleh rangkaian elektronik agar bisa diolah
oleh rekorder atau sistem data.

Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di atas kertas tersebut
dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan
dinamika keluaran penguat sinyal detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang
sesuai dengan kondisi sampel dan jenis detektor yang digunakan.

Ada beberapa detektor yang dapat digunakan dalam kromatografi gas. Detektor yang berbeda akan memberikan
berbagai jenis selektivitas. Detektor non selektif merespon senyawa kecuali gas pembawa, Detektor selektif meresponi
berbagai senyawa dengan sifat fisik atau kimia umum dan detektor khusus menanggapi suatu senyawa kimia tunggal.
Detektor juga dapat dikelompokkan ke dalam concentration dependant detectors and mass flow dependant detectors.
Sinyal dari concentration dependant detectors terkait dengan konsentrasi zat terlarut dalam detektor, dan
biasanya Pengenceran sampel akan menurunkan respon detektor. Mass flow dependant detectors biasanya
menghancurkan sampel, dan sinyal tersebut tergantung dengan laju di mana molekul-molekul zat terlarut menuju ke
detektor.

PROSEDUR DAN CARA PENGGUNAAN GC

 Mengaktifkan GC

1. Aktifkan Un-interrupable Power Supply (UPS) jika ada.

2. Buka katup gas (alirkan gas ke GC)

- Gas Helium (He) sebagai gas pembawa (carier)

- Gas Nitrogen (N2) sebagai pembawa (carier) dan sebagai make up gas (FID)

- Gas Hydrogen (H2) sebagai gas pembakar (FID)

- Gas Compress Air sebagai pembakar (FID)

3. Aktifkan computer.

4. Aktifkan Gas Chromatography (GC) dengan tombol On/Off berada di sisi kiri
bawah, tunggu hingga GC selesai initialisasi & self test (kira-kira 2 menit).

5. Aktifkan software chemstation dengan doble Program click kiri icon instrument
1 online atau klik start Instrument 1 online. ChemStation

6. Pastikan menu berada pada Load Method (Conditioning Methode) Method


“Method and Run Control” pilih metode yang diinginkan.

7. Sebelum digunakan, pastikan column sudah diconditioning dengan suhu 20 oC


dibawah suhu maximum column atau diatas suhu operational tetapi tidak
diperbolehkan melewati suhu max column seperti yang tertera di tag column.

8. Conditioning GC selama 30 menit. Pilih Methode yang akan digunakan untuk


analisa (Method and Run Control)

 Analisis Sampel

1. Isi Operator Sample Info Isi identitas sampel melalui : Run Control Name, Sub
Directory (untuk memudahkan pencarian data, gunakan tanggal hari ini), Nama
Signal, Nama Sample, komentar bila ada.
2. Apabila menggunakan Sequance, isi identitas sampel melalui : Sequence Isi
Operator Name, Sub Directory (untuk memudahkan Parameter pencarian data,
gunakan tanggal hari ini), Pastikan Data file Prefix/Counter, Nama Signal,
Counter.
Sequence Table :

3. Pastikan Parts of Method to Run berada pada According to Runtime Checklist :


Sequence
- Location : isikan lokasi vial sampel
- Sample Name : sampel yang akan dianalisa
- Method Name : method yang digunakan untuk analisa
- Inj/Location : jumlah injeksi pada satu lokasi vial
- Inj Volume : jumlah sampel yang diinjeksikan ke GC
- Injector : Front atau Back
- Sample Info : apabila diperlukan
Save Sequence.Sequence

4. Tunggu hingga status di layar computer ready (warna hijau) atau pada display
GC : Ready for Injection dan lampu indicator “not ready” (warna merah) pada
panel GC off.
Run Sequence.

5. Pastikan ikon Sequence aktif dengan cara pilih Run Control

6. Tunggu hingga analisa selesai, hasil analisa akan langsung tercetak secara
otomatis.

 Kalibrasi Standar

1. Setelah selesai “running” standard, pada menu View klik menu Data Analysis,
double click Data yang diinginkan.

2. Ambil data yang akan dianalisa melalui : File

3. Bila pada data yang dipilih terdapat “peak” yang tidak dikehendaki (Auto
Integration), klik Integration, Save lewat icon bergambar buku, isi nilai
parameter yang cocok, klik Yes.
4. Isi Calibration Table melalui Calibration, isi column dengan nama ”Auto
Calibration Table Concentrasi” masing-masing compound, klik Yes.

5. Bila data sudah terkalibrasi dan ingin di edit, cukup melalui Replace, bila ada
waktu retensi (RT) yang berubah, ganti dengan RT yang baru.

6. Simpan data yang sudah terkalibrasi.

7. Cetak hasil kalibrasi melalui menu Report

 Mematikan GC

1. Turunkan suhu inlet dan detector tanpa mematikan gas carrier.

2. Tunggu hingga suhu di Oven, Inlet, dan Detector berada pada suhu dibawah 50
0
C.

3. Close software Chemstation : File

4. Tekan tombol Off (matikan GC)

5. Matikan UPS jika ada

6. Tutup kembali katup gas Helium (He), Nitrogen (N2), Hydrogen (H2), dan
Compress Air.

KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROMETER
MASSA (GC-MS)
Kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS) adalah metode yang
mengkombinasikan kromatografi gas dan spektrometri massa untuk mengidentifikasi
senyawa yang berbeda dalam analisis sampel. Kromatografi gas dan spketometer masa
memilki keunikan masing-masing dimana keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dengan menggambungkan kedua teknik tersebut diharapkan mampu meningkatkan
kemamapuan dalam menganalisis sampel dengan mengambil kelebihan masing-masing
teknik dan meminimalisir kekurangannya.

Kromatografi gas dan spketometer masa dalam banyak hal memiliki banyak
kesamaan dalam tekniknya. Untuk kedua teknik tersebut, sampel yang dibutuhkan dalam
bentuk fase uap, dan keduanya juga sama-sama membutuhkan jumlah sampel yang sedikit
( umumnya kurang dari 1 ng). Disisi lain, kedua teknik tersebut memiliki perbedaan yang
cukup besar yakni pada kondisi operasinya. Senyawa yang terdapat pada kromatografi gas
adalah senyawa yang digunakan untuk sebagai gas pembawa dalam alat GC dengan tekanan
kurang lebih 760 torr, sedangkan spketometer massa beroperasi pada kondisi vakum dengan
kondisi tekanan 10-6 – 10-5 torr.

Prinsip kerja

GC-MS adalah terdiri dari dua blok bangunan utama: kromatografi gas dan
spektrometer massa . Kromatografi gas menggunakan kolom kapiler yang tergantung pada
dimensi kolom itu (panjang, diameter, ketebalan film) serta sifat fase (misalnya 5% fenil
polisiloksan). Perbedaan sifat kimia antara molekul-molekul yang berbeda dalam suatu
campuran dipisahkan dari molekul dengan melewatkan sampel sepanjang kolom. Molekul-
molekul memerlukan jumlah waktu yang berbeda (disebut waktu retensi) untuk keluar dari
kromatografi gas, dan ini memungkinkan spektrometer massa untuk menangkap, ionisasi,
mempercepat, membelokkan, dan mendeteksi molekul terionisasi secara terpisah.
Spektrometer massa melakukan hal ini dengan memecah masing-masing molekul menjadi
terionisasi mendeteksi fragmen menggunakan massa untuk mengisi rasio.

Instrumen/alat :

1. Gas Chromatography (GC)

· Injection port

Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Tetapi kebanyakan
senyawa organik berbentuk cairan dan padatan. Oleh karena itu, senyawa yang berbentuk
cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum
masuk dalam kolom. Panas itu terdapat pada tempat injeksi. Namun demikian suhu
tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi perubahan
karena panas atau penguraian dari senyawa yang akan dianalisa. Kita juga t idak boleh
menginjeksikan cuplikan terlalu banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah
cuplikan yang diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 -
20 ml untuk cairan seperti pada gambar di bawah.

· Oven
Oven digunakan untuk memanaskan column pada temperature tertentu sehingga
mempermudah proses pemisahan komponen sample. Biasanya oven memiliki jangkauan
suhu 30oC – 320oC.

· Column

Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Ada beberapa bentuk kolom,
diantaranya lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Kolom selalu
merupakan bentuk tabung. Berisi fasa diam, sedangkan fasa bergerak akan lewat
didalamnya sambil membawa sample. Secara umum terdapat 2 jenis kolom, yaitu:

1) Packed column, umumnya terbuat dari glass atau stainless steel coil dengan panjang 1 – 5
m dan diameter kira-kira 5 mm.

2) Capillary column, umumnya terbuat dari purified silicate glass dengan panjang 10-100 m
dan diameter kira-kira 250 mm. Beberapa jenis stationary phase yang sering digunakan:

ü Polysiloxanes untuk nonpolar analytes/sample.

ü Polyethylene glycol untuk polar analytes/sample.

ü Inorganic atau polymer packing untuk sample bersifat small gaseous species.

2. Mass Spectrometer (MS) sebagai detektor

· Sumber ion

Setelah analit melalui kolom kapiler, ia akan diionisasi. Ionisasi pada spektroskopi massa
yang terintegrasi dengan GC ada dua, yakni Electron Impact ionization (EI) atau Chemical
Ionization (CI), yang lebih jauh lagi terbagi menjadi negatif (NCI) dan positif (PCI).
Berikutnya akan dijelaskan ionisasi EI. Ketika analit keluar dari kolom kapiler, ia akan
diionisasi oleh elektron dari filamen tungsten yang diberi tegangan listrik. Ionisasi terjadi
bukan karena tumbukan elektron dan molekul, tapi karena interaksi medan elektron dan
molekul, ketika berdekatan. Hal tersebut menyebabkan satu elektron lepas, sehingga
terbetuk ion molekular M+, yang memiliki massa sama dengan molekul netral, tetapi
bermuatan lebih positif. Adapun perbandingan massa fragmen tersebut dengan muatannya
disebut mass to charge ratio yang disimbolkan M/Z. Ion yang terbentuk akan didorong
ke quadrupoles ataumass filter. Quadrupoles berupa empat elektromagnet.

· Filter
Pada quadrupoles, ion-ion dikelompokkan menurut M/Z dengan kombinasi frekuensi radio
yang bergantian dan tegangan DC. Hanya ion dengan M/Z tertentu yang dilewatkan
oleh quadrupoles menuju ke detektor.

· Detector

Detektor terdiri atas High Energy Dynodes (HED) dan Electron Multiplier (EM)detector.
Ion positif menuju HED, menyebabkan elektron terlepas. Elektron kemudian menuju kutub
yang lebih positif, yakni ujung tanduk EM. Ketika elektron menyinggung sisi EM, maka akan
lebih banyak lagi elektron yang terlepas, menyebabkan sebuah arus/aliran. Kemudian sinyal
arus dibuat oleh detektor proporsional terhadap jumlah ion yang menuju detektor.

3. Komputer

Data dari spekrometri masa dikirim ke computer dan diplot dalam sebuah grafik yang
disebut spectrum masa.

Limitasi/Batasan

Secara umum, penggunaan metode GC-MS hanya terbatas untuk senyawa dengan tekanan
uap berkisar10-10 torr. Kebanyakan senyawa dengan tekanan lebih rendah hanya dapat
dianalisis jika senyawa tersebut merupakan senyawa turunan (contoh , trimetilsili eter).
Penentuan penentuan gugus fungsional pada cincin aromatic masih sulit. Untuk senyawa
isomer tidak dapat dibedakan oleh spketometer (sebagai contoh : naftalena vs azulena), tapi
dapat dipisahkan dengan kromatograpi.

Sensivitas dan Batas Deteksi

Bergantung pada faktor pelarutan dan metode ionisasi, sebuah ekstrak dengan 0,1 – 100 ng
dari setiap komponen mungkin dibutuhkan agar sesuai jumlah yang diinjeksikan.

Perbandingan dengan Teknik lainnya IR spketometer dapat menyediakan informasi posisi


aromatic isomer dimana GC-MS tidak bisa; namun IR biasanya lebih rendah sensitivitasnya
sebesar 2 – 4. NMR (nuclear magnetic resonance) spektrometri dapat memberikan
informasi rinci pada konformasi molekuler ekstrak; namun biasanya NMR lebih rendah
sensivitasnya sebesar 2-4.

Sampel

Keadaan sampel harus dalam keadaan larutan untuk diijeksikan ke dalam kromatografi.
Pelarut harus bersifat volatile dan organic (sebagai contoh heksana atau dikllorometana).
Jumlah sampel bergantung pada metode ionisasi yang dilakukan, biasanya yang sering
digunakan untuk analisis sensivitas adalah sebesar 1 – 100 pg per komponen.

Informasi analitikal

GC-MS digunakan untuk identifikasi kualitatif dan pengukuran kuantitatif dari komponen
individual dalam senyawa campuran kompleks. Terdapat perbedaan strategi analisis data
untuk aplikasi keduanya.

Keunggulan dari metode ini adalah sebagai berikut :

1. Efisien, resolusi tinggi sehingga dapat digunakan untuk menganalisa partikel berukuran
sangat kecil seperti polutan dalam udara

2. Aliran fasa bergerak (gas) sangat terkontrol dan kecepatannya tetap.

3. Pemisahan fisik terjadi didalam kolom yang jenisnya banyak sekali, panjang dan
temperaturnya dapat diatur.

4. Banyak sekali macam detektor yang dapat dipakai pada kromatografi gas (saat ini dikenal 13
macam detektor) dan respons detektor adalah proporsional dengan jumlah tiap komponen
yang keluar dari kolom.

5. Sangat mudah terjadi pencampuran uap sampel kedalam fasa bergerak.

6. Kromatograf sangat mudah digabung dengan instrumen fisika-kimia yang lainnya, contohnya
GC/FT-IR/MS.

7. Analisis cepat, biasanya hanya dalam hitungan menit.

8. Tidak merusak sampel.

9. Sensitivitas tinggi sehingga dapat memisahkan berbagai senyawa yang saling bercampur dan
mampu menganalisa berbagai senyawa meskipun dalam kadar/konsentrasi rendah. Seperti
dalam udara, terdapat berbagai macam senyawa yang saling bercampur dan dengan ukuran
partikel/molekul yang sangat kecil.

Kekurangan dari metode ini adalah sebagai berikut :

1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap

2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar.
Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin
dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada
metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam dan
zat terlarut.

KROMATOGRAFI, JENIS DAN CARA KEJA

Kromatograf menurut Keulmans pada tahun 1959 adalah teknik pemisahan


campuran secara fsika didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-
komponen campuran tersebut di antara dua fase, fase diam (padat atau cair)
dan fase gerak (cair atau gas). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa
terdapat dua komponen penting dalam kromatograf, yang fase diam (padat atau
cair) dan fase gerak (cair atau gas).

Defnisi kromatograf menurut IUPAC (International Union of Pure and Applied


Chemistry), kromatograf adalah metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen dalam sampel, dimana komponen tersebut didistribusikan diantara
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa padatan atau
cairan yang dilapiskan pada padatan atau gel.

Bila fasa diam berupa zat padat aktif, maka kromatograf ini dikenal dengan
kromatograf penyerapan (adsorption chromatography). Bila fasa diam berupa
zat cair, maka teknik ini disebut kromatograf partisi atau kromatograf
pembagian (partition chromatography).

Suatu campuran pewarna dapat dipisahkan dengan teknik kromatograf karena


adanya perbedaan kelarutan antara zat penyusun campuran pewarna tersebut.
Selain itu, kecepatan bergerak partikel penyusun sangat dipengaruhi oleh ukuran
partikel penyusunnya. Senyawa yang lebih kecil akan bergerak lebih cepat dari
pada senyawa dengan ukuran lebih besar. Misalnya, tinta hitam merupakan
campuran beberapa warna. Kita dapat memisahkan campuran warna tersebut
dengan kromatograf sehingga kita dapat melihat komponen penyusun warna
hitam tersebut.

Sejarah Kromatograf
Kromatograf pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli botani asal Rusia
pada tahun 1906 yaitu Mikhail Semyonovich Tsvet (1901-1903). Tsvet pertama
kali menemukan teknik kromatograf dalam penelitiannya untuk memisahkan
klorofl dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman.

Mikhail Semyonovich Tsvet, penemu teknik pemisahan kromatograf

Pada penelitian tersebut, Tsvet menggunakan sebuah kolom gelas yang diisi
dengan serbuk kalsium karbonat untuk memisahkan pigmen tanaman. Bubuk
kalsium karbonat ini berfungsi sebagai penyerap (adsorben), sehingga kolom
tersebut dikenal dengan istilah kolom adsorben.

Metode ini kemudian diuraikan dalam sebuah pertemuan yaitu XI Congress of


Naturalists and Doctors di St. Petersburg pada tanggal 30 Desember 1901,
sedangkan terbitan pertama yang berisi tentang deskripsi metode ini
dipublikasikan di dalam Proceedings of the Warsaw Society of Naturalists, section
of biology tahun 1903. Tsvet pertama kali menggunakan istilah kromatograf
dalam 2 papernya tentang klorofl dalam jurnal botanical German, Berichte der
Deutschen Botanischen Gesellschaft pada tahun 1906.
Konstruksi kromatograf sederhana yang dilakukan oleh Tsevet

Pada awal perkembangannya, metoda kromatograf berkembang sangat lambat


selama dua puluh tahun pertama. Pada tahun 1948 A. Tiselius dari Swedia
mendapatkan hadiah nobel dalam bidang kromatograf yaitu analisis dengan
elektroforesis dan adsorpsi. Setelah metoda kromatograf partisi diperkenalkan
pada tahun 1952, metoda kromatograf menjadi suatu metoda yang sangat
universal.

Metoda kromatograf banyak digunakan dalam bidang biokimia, kimia organik


maupun kimia anorganik, kimia analisa, kimia bahan pangan dan bidang lainnya.
Pada perkembangan selanjutnya, kromatograf telah dilengkapi dengan
perangkat canggih seperti komputer dan alat bantu lain sehingga memperluas
pemanfaatannya dalam berbagai disiplin ilmu yang lain. Kromatograf terus
berkembang dengan lahirnya berbagai jenis kromatograf antara lain
kromatograf gas-spektrometri massa (GC-MS), kromatograf cair tekanan tinggi
(HPLC) serta kromatograf ion.

Prinsip Kerja Kromatograf


Kromatograf bekerja dengan prinsip dasr yaitu jumlah zat terlarut yang berbeda
untuk masing-masing komponen pada waktu tertentu saat kesetimbangan
terjadi antara fase diam dan fase geraknya. Pemisahan dengan metode
kromatograf dapat terjadi apabila suatu molekul maupun senyawa memiliki sifat
yang berbeda, di antaranya adalah:
1. Memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut.

2. Memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berikatan yang berbeda satu
sama lain dengan fase diamnya.

3. Memiliki sifat mudah menguap (volatil) pada temperatur yang berbeda.

Berikut ini penjelasan singkat mengenai pemisahan senyawa pada kromatograf.


Pemisahan secara kromatograf, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan
ditempatkan pada sistem tertentu (seperti: kolom) di mana dalam sistem
tersebut terdapat bagian yang diam atau stasioner (biasanya berupa padatan
atau cairan yang dideposisikan pada padatan) yang disebut sebagai fasa diam
dan kemudian dibawa atau mengalir melalui suatu bagian mobile atau yang
diketauhi sebagai fase gerak, dimana selama proses pengaliran tersebut akan
terjadi interaksi antara komponen senyawa dengan fase diamnya. Selama
berinteraksi akan terjadi proses pelarutan, adsorpsi maupun penguapan dari
komponen senyawa yang akan dipisahkan.

Sifat-sifat dari komponen penyusun senyawa tersebut akan menentukan apakah


komponen-komponen tersebut mampu bergerak bebas (berinteraksi lemah) atau
berinteraksi kuat dalam fase diamnya. Bila semua komponen-komponen yang
ada tidak dapat bergerak dalam fase diam, maka proses pemisahan tidak
mungkin dapat berlangsung. Apabila dapat bergerak, pemisahan akan
bergantung pada sejauh mana kecepatan bergerak di antara komponen-
komponen tersebut maupun perbedaan kecepatannya dengan kecepatan fasa
gerak yang dipakai pada sistem tersebut.

Oleh karena itu pada metoda kromatograf perlu dilakukan pemilihan fase gerak
sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat bergerak dengan kecepatan
yang berbeda-beda sehingga proses pemisahan dapat terjadi. Secara umum
dapat dikatakan bahwa kromatograf adalah proses migrasi diferensial dimana
komponen-komponen sampel ditahan secara selektif oleh fase diam.

Gambar berikut merupakan ilustrasi pemisahan menggunakan metode


kromatograf kolom.
Gambar berikut merupakan ilustrasi pemisahan menggunakan metode kromatograf kolom.

Pemisahan komponen A dan B pada kolom kromatograf


Kromatogram Pemisahan Senyawa A dan B

Pada gambar tersebut, sampel berada dalam fasa gerak (eluen) dimasukkan ke
dalam kolom pemisahan. Komponen dalam sampel akan mulai terpisah sesaat
setelah berada dalam kolom. Setelah berinteraksi dengan fase diam kolom,
eluen dan komponen senyawa akan keluar dari kolom melalui detektor untuk
selanjutnya dianalisis secara kuantitatif.

Teori pemisahan pada kromatograf


Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan tentang proses
pemisahan yang digunakan dalam metode kromatograf, yaitu plate theory dan
rate theory.

1. Plate Theory,
dikenalkan pertama kali oleh Martin dan Synge pada tahun 1941. Teori ini
didasarkan pada analogi dengan proses distilasi dan ekstraksi. Plate Theory
mengasumsikan bahwa pada kromatograf kolom terdapat sejumlah lapisan-
lapisan pemisah yang dikenal sebagai theoretical plates. Pemisahan sampel
antara fasa diam dan gerak terjadi pada “plates” tersebut. Analit bergerak
sepanjang kolom melalui transfer keseimbangan fasa gerak dari satu plate ke
plate selanjutnya.

Teori Plate

Dalam plate theory, kita mengasumsikan bahwa kolom kromatograf merupakan


sebuah sistem tetap dalam kesetimbangan. Masing-masing spesies menunjukkan
sistem keseimbangan antara fasa diam dan fasa geraknya.
2. Rate Theory,
dikenalkan oleh J.J. van Deemter pada tahun 1956 dimana proses pemisahan
didasarkan pada jumlah pemisahan pada kondisi dinamisnya. Proses yang terjadi
dalam kolom membutuhkan waktu tertentu untuk zat terlarut mencapai
keseimbangan dengan fase diam dan fase geraknya. Hasil analisis kromatogram
berupa puncak-puncak kromatograf yang dipengaruhi oleh laju elusinya. Bentuk
atau karakter pelebaran puncak kromatogram disebabkan oleh 3 faktor yaitu
difusi eddy, difusi longitudinal dan transfer masa.
a. Diffusi Eddy
Difusi Edi disebabkan karena ketidakseragaman packing pada kromatograf
kolom, meliputi perbedaan bentuk, ukuran partikel-partikel pengisi kolom, cara
pengisian kolom, dan diameter dari kolom Perbedaan ini mengakibatkan solut
akan mengambil jalan yang berbeda untuk melalui kolom sehingga terjadi
perbedaan waktu keluarnya molekul-molekul dari kolom. Perbedaan tersebut
menyebabkan pelebaran puncak dari solut. Untuk memperkecil efek ini,
digunakan partikel-partikel kecil dengan ukuran sama tetapi tidak menyebabkan
penurunan tekanan yang terlalu tinggi dalam kolom, diameter kolom yang kecil,
pengepakan yang mampat dan ukuran sama tanpa memecahkan partikel-
partikel pengisi kolom tersebut.

Pelebaran puncak akibat distribusi Eddy

b. Difusi Longitudinal
Difusi Longituidinal disebabkan karena kecenderungan zat terlarut untuk
berdifusi. Molekul-molekul zat terlarut cenderung untuk berdifusi dari daerah
yang konsentrasinya tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Akibatnya,
waktu melintasi kolom, molekul-molekul akan menyebar (berdifusi) ke belakang
dan ke depan. Derajat pelebaran puncak pada longitudinal diffusion dipengaruhi
oleh proses difusi solut dan Laju alir solut selama melewati kolom.
Difusi Longitudinal

c. Transfer Massa
Transfer massa untuk pemisahan zat terlarut pada fase diam, tidak terjadi begitu
saja melainkan bergantung pada partisi zat terlarut dan koefsien difusinya.

Yang pertama transfer massa fase gerak. Solut yang tidak bergerak melalui
kolom ketika berada pada fase gerak dalam kondisi stagnant akan membutuhkan
waktu lebih lama di dalam kolom daripada solut yang melewati kolom begitu saja
bersama fase geraknya. Transfer massa fase gerak dapat menyebabkan
pelebaran puncak kromatogram karena perbedaan profl alir pada kanal atau
diantara partikel pendukung pada kolom. Solut yang melalui bagian tengah kanal
akan lebih dahulu mencapai ujung kolom daripada solut yang melalui bagian tepi
kanal. Derajat pelebaran puncak yang dipengaruhi oleh difusi Eddy dan transfer
massa fase gerak dikarenakan ukuran dari packing materialnya dan laju difusi
solut.
Difusi transfer massa fasa gerak

Yang kedua adalah Transfer massa fase gerak tetap (stagnant). Transfer massa
fase gerak stagnant menyebabkan pelebaran puncak karena perbedaan laju
difusi dari molekul solut antara fase gerak diluar pori pada fase diam (flowing
mobile phase) dengan fase gerak didalam pori (stagnant) pada fase diamnya
(stagnant mobile phase). Derajat pelebaran puncak sangat dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu ukuran, bentuk dan struktur pori dari packing material, difusi
dan retensi dari solute, serta laju alir solut ketika melalui kolom.

Difusi transder massa fasa gerak tetap

Jenis-jenis kromatograf
Jenis-jenis kromatograf dapat diklasifkasikan antara lain berdasarkan jenis fase
(baik fasa diam maupun bergerak) yang digunakan, sistem geometri dan prinsip
pemisahannya. Perhatikan tabel di bawah ini, tabel penggolongan kromatograf.
1. Kromatograf berdasarkan fasa yang terlibat
Pemisahan tipe kromatograf berdasarkan fase yang terlibat ditunjukkan pada
tabel berikut :

2. Kromatograf berdasarkan sistem geometri


Klasifkasi jenis kromatograf berdasarkan sistem geometrinya dapat dibagi
menjadi kromatograf kolom dan kromatograf planar.
a. Kromatografi kolom
Kromatograf kolom, fase diamnya terdeposisi pada pipa yang berbentuk kolom.
Pada kromatograf kolom, komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama
fase gerak melalui kolom tersebut dan kemudian setiap komponen akan
terpisahkan.

Kromatograf gas menggunakan kolom sebagai pemisah

Setiap komponen yang keluar dari kolom akan masuk ke detektor untuk
dianalisis. Hasilnya disajikan dalam bentuk puncak-puncak (peaks) kromatogram
yang mengidentifkasikan konsentrasi eluen sebagai fungsi waktu. Luasan
puncak sebanding dengan konsentrasi komponen sampel.

Kolom Kapiler Kromatograf

b. Kromatografi planar
Kromatograf Planar (Kromatograf lapis tipis) merupakan jenis kromatograf di
mana fase diamnya berupa flm tipis dengan partikel padat yang terikat bersama
melalui kekuatan mekanik pada senyawa pengikat seperti kalsium sulfat.

Kromatograf planar – kromatograf lapis tipis

Pada kromatograf lapis tipis ini komponen yang akan dipisahkan bergerak
bersama fase gerak dalam sebuah bidang datar. Senyawa yang bergerak terlihat
seperti noda (spot) yang dapat dikenali. Posisi noda menunjukkan identitas suatu
komponen/senyawa, sedangkan besar atau intensitas noda menunjukkan
konsentrasinya.

Pada kromatograf planar ini beberapa bercak komponen/senyawa dapat


dipisahkan langsung secara bersamaan maupun dipisahkan dengan beberapa
langkah, dimana langkah yang selanjutnya tegak lurus arahnya dengan langkah
yang pertama. Cara ini dikenal dengan metode kromatograf dua dimensi.
Gambar dibawah ini menunjukkan proses pemisahan menggunakan metode
kromatograf planar.
3. Kromatograf berdasarkan prinsip pemisahan
Klasifkasi jenis kromatograf berdasarkan prinsip pemisahannya dapat dibagi
menjadi Kromatograf Adsorpsi, Kromatograf Partisi, Kromatograf Pertukaran
ion, Exclusion Chromatography dan Affinity Chromatography.
a.Kromatografi Adsorpsi
Pada jenis kromatograf adsorpsi, prinsip pemisahan berdasarkan proses adsorpsi
analit dalam permukaan padatan fase diam. Padatan fase diam dapat berupa
silika gel atau alumina yang memiliki luas permukaan relatif besar. Kromatograf
adsorpsi merupakan salah satu metode kromatograf yang cukup lama.
Pemisahan didasarkan pada perbedaan sifat afnitas adsorpsi dari komponen
sampel pada permukaan padatan aktif. Kromatograf adsorpsi menggunakan fase
gerak cairan maupun padatan yang mampu teradsorp pada permukaan fase
diamnya. Pada gambar dibawah ini ditunjukkan interaksi adsorpsi antara analit
pada fase gerak dengan permukaan fase diamnya.
Kromatograf adsorpsi

Metode kromatograf adsorpsi memiliki beberapa kelemahan dia antaranya yang


pertama adalah keterbatasan jumlah adsorben yang dapat digunakan untuk
melakukan pemisahan. Kedua adalah koefsien distribusi terhadap adsorpsi yang
seringkali tergantung pada konsentrasi total komponen yang akan dipisahkan,
sehingga mengakibatkan pemisahan kurang sempurna.
b. Kromatografi Partisi
Kromatograf partisi adalah kromatograf dimana proses pemisahannya
berdasakan kemampuan adsorpsi analit pada lapisan tipis cairan yang dilapiskan
pada partikel padatan inert fase diamnya. Prinsip utama pemisahan berdasarkan
perbedaan kelarutan antara komponen sampel pada fase diamnya (gas
chromatography), atau berdasarkan perbedaan kelarutan komponen dalam fase
gerak dengan fase diamnya (liquid chromatography). Keuntungan metode
kromatograf partisi ini adalah distribusinya tidak bergantung pada konsentrasi,
sehingga pemisahan dapat terjadi lebih baik.
Kromatograf partisi

c. Kromatografi Pertukaran ion


Pada kromatograf penukar ion, ion terpisahkan berdasarkan gaya
elektrostatiknya membentuk grup fungsional yang bermuatan pada fase diam.
Kromatograf penukar ion menggunakan resin sebagai padatan fase diam yang
berguna untuk mengikat anion atau kation. Larutan ion bermuatan pada fase
gerak akan berikatan denga resin yang memiliki muatan berlawanan melalui
gaya elektrostatik.

Kromatograf penukar ion


d. Exclusion Chromatography
Exclusion Chromatography merupakan tipe kromatograf yang tidak banyak
dipengaruhi oleh interaksi antara fase diam dengan zat terlarutnya. Proses
pemisahan berdasarkan volume hidrodinamik dari molekul atau partikel. Dalam
teknik ini, gel nonionik dengan ukuran pori yang sama digunakan untuk
memisahkan campuran berdasarkan perbedaan ukuran molekulnya (BM).

Kromatograf eksklusi

Molekul-molekul yang kecil akan memasuki pori-pori dari gel sedangkan molekul
besar akan melewati sela-sela gel lebih cepat bila dibandingkan dengan molekul
yang melewati pori-porinya. Jadi urutan elusi mula-mula adalah molekul yang
lebih besar, molekul sedang, dan terakhir molekul yang paling kecil. Apabila fasa
diamnya adalah gel yang hidrofl maka teknik ini disebut gel fltration
chromatography dan bila digunakan gel yang hidrofob (polystyrene-
divinylbenzene) disebut gel permeation chromatography.
e. Affinity Chromatography
Kromatograf afnitas bekerja berdasarkan pada interaksi spesifk antara satu
jenis molekul zat terlarut dengan jenis molekul lain yang terimmobilisasi dalam
fase diam. Sebagai contoh, molekul yang terimmobilisasi dapat menjadi antibodi
untuk beberapa protein yang spesifk. Saat zat terlarut yang mengandung
campuran protein melewati molekul ini, hanya protein tertentu saja yang akan
bereaksi dengan antibodi yang terimmobilisasi pada fase diam.

Kromatograf afnitas

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Gas Cromathograpy.(http://teaching.shu.ac.uk/hwb/chemistry/tutorials/ chrom/gaschrm.htm.


Diakses tanggal 31 Januari 2011 )

Gadeng,Irwan.2010. Prosedur Penggunaan Alat Gas Chromatography (GC) Agilent 7890A.


(http://Irwan.blogspot.com/2010/ 08/ Prosedur-penggunaan- alat-gc.html. Diakses tanggal 31
Januari 2011 )

Hendayana, Sumar Ph.D. 2006. Kimia Pemisahan, Metode Kromatografi dan Elektrolisis Modern.
Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

Madbardo.2010. Kromatografi Gas.(http://madbardo.blogspot.com/2010/ 02/kromatografi-gas.html.


Diakses tanggal 31 Januari 2011 )

Soebagio, Drs, dkk. 2005. Kimia Analitik II. Malang : UM Press.


Title: DIAGRAM METODA KROMATOGRAFI

1
DIAGRAM METODA KROMATOGRAFI
2
Group Ion Excl HPCL Basa Kuat CH2N(CH3)3,Cl- Med
Basa N(CH3)3,Cl- Basa Lmh NH(R)2,Cl- Asam Kuat
SO3-,H Med Asam HPO3-,Na
Excl Chromt ? LC berdasar pemisahan/per perbedaan
dimensi molekul. Contoh kompl camp protein dan
estrogen ? BM beda,? dpt dipisahkan dg
Chromatografi
3
KROMATOGRAFI

salah satu cara pemisahan dengan

dasar analisis menggunakan

Pemisahan tergantung pada gerakan relatif dua


fasa tersebut. Dari sifat-sifat kedua fasa ?
Kromatografi dapat digolongkan
4
(No Transcript)
5
Dari 4 macam bentuk fasa yang dapat digunakan
untuk an. Kromatografi ? Sistem Kromatografi
dibedakan 1. ƒG Cair ? ƒT Padat

2. ƒG Gas ? ƒT Padat

Krom gas Padat GC

6
3. ƒG Cair ? ƒT Cair Krom Partisis ? Krom
Kertas 4. ƒG Gas ? ƒT Cair ? Krom. Gas Cair
GLC ? Krom. Kolom Kapiler .
Semua pemisahan dg kromatografi tgt pada
kenyataan bahwa senyawa-senyawa yang dipisahkan,
terdistribusi sendiri diantara fasa-fasa gerak
dan tetap dalam perbandingan yang sangat
berbeda-beda satu sama lain.
7
KROMATOGRAFI SERAPAN

ƒT Zat padat berfungsi sebagai adsorben

ƒG Zat cair
Permukaan partikel padat biasanya lebih aktif
daripada bagian dalam. Yang pada umumnya
dikatakan mempunyai aktivitas permukaan
Survace Activity.

Bila partikel dimasukkan dalam larutan ?


permukaan partikel mempunyai daya tarik baik
terhadap zat larut atau pelarutnya.

Daya tarik / absorbsi dalam bentuk

Elektrostastik (Ionik)

Daya tarik dua dipol

Antara dipol dan dipol induksi

Kekuatan Vander Waals

Partikel padat yang mempunyai aktivitas permukaan


dalam kromatografi dinamakan Adsorben.

9
KESEIMBANGAN ADSORBSI

Bila larutan mengalir melalui permukaan aktif


terjadi proses adsorbsi dan desorbsi.

Hubungan antara konsentrasi zat yang ada dalam


larutan (CM) dan yang teradsorbsi (CS) terlukis
sebagai berikut

A
Cm
Cs
Bentuk (A) bentuk konveks, terjadi karena adanya
variasi aktivitas dari permukaan yang ada.
Hubungan demikian sering dinamakan Freunddlich
Isotherm yang terjadi umumnya pada sistem padat
cair.
10
B
Cm
Cs
Kurve isoterm garis lurus (B) merupakan keadaan
yang dikehendaki, permukaan ? akan menjadi jenuh
dengan zat yang diadsorbsi. Kemiringan (slope)
dari kurve isoterm garis lurus merupakan koef
distribusi dan ? tergantung besarnya konsentrasi.
11
C
Cm
Cs
Kurve isoterm bentuk konkaf (bentuk C) dihasilkan
dari reaksi yang terjadi sedemikian sehingga
menyebabkan mempercepat proses adsorbsi secara
keseluruhan.
12

Ketiga macam perbedaan proses adsorbsi


menyebabkan terjadinya distorsi puncak yang
dihasilkan.

Puncak bentuk condong (Tailing) biasanya


diakibatkan adsorben terlalu aktif. Hal ini dpt
dikurangi ? ) menutup sisi aktif dengan zat lain
)menaikkan suhu, ) me(-) banyaknya sampel yang
akan dipisahkan.
13
ADSORBEN

Alumina dan silika gel. merupakan dua adsorben


yang paling populair penggunaannya.

Contoh urutan absorben sesuai kemampuan


adsorbsi ? ? ? ?

1. Alumina 5. Kalium Karbonat

2. Charcoal / Arang 6. Sukrosa

3. Silika Gel 7. Starch / Pati

4. Magnesia 8. Serbuk Selulosa

Aktivitas permukaan setiap adsorben berbeda.


Perlakuan pendahuluan menurut cara-cara yang
ditentukan dapat menghilangkan perbedaan
aktivitas tersebut.

14
Contoh Daya adsorbsi alumina, ? dapat diatur
dengan mengatur kandungan ? air. Alumina ----
3600C / 5 jam, ----- , dibiarkan menyerap air
sampai kadar tertentu yang dinyatakan dalam skala
Brockmann. Alumina berkadar air 3 mempunyai
aktifitas yang umum digunakan. Luas permukaan
alumina 150 m2/g, kadar air cukup 5 untuk
pelapisannya.
15

Silika gel yang memp luas permukaan ? 500 m2/g


tetapi mempunyai aktivitas kimia lebih kecil,
banyak digunakan untuk pemisahan senyawa organik
yang peka terhadap perubahan-perubahan karena
aktivitas permukaan yang mempunyai sifat katalik.

Hubungan skala Brockmann dan

kadar air alumina

Skala Brockmann Kadar Air

I1

II 3

III 6

IV 10

V 15

16
ZAT PELARUT

) Zat pelarut mempunyai peranan penting dalam


Elusi yang dapat menentukan baik-buruknya
pemisahan.

) Zat pelarut yang mampu menjalankan Elusi


terlalu cepat ? ? akan mampu memisahkan secara
sempurna.

) Elusi yang terlalu lambat ? menyebabkan waktu


Retensi lama.

Sebaiknya zat pelarut ? tergantung dari kekuatan


elusinya. Kekuatan zat elusi ? daya penyerapan
pada penyerap (zat pengisi) kolom.

17

Kekuatan penyerapan ? dg me ? polaritas zat yang


diserap.

Menurut TRAPPE, kekuatan elusi dari deretan


pelarut dalam kolom dg silika gel,

? Air Murni ? Metanol ? Etanol ? Propanol

Aseton ? Etil Asetat ? Dietil Eter ? Kloroform


Metilenia Cl ? Benzana ? Toluena

Trikloretilen ? Karbon Tetra Cl ? Sikloheksan

Heksan.

18

Menurut Williams pelarut-pelarut dalam kolom


menggunakan carbon aktif untuk pemisahan
asam-asam amino dan sakarida dalam larutan

Adalah

Etil Asetat ?, Dietil Eter ?, Propanol ?, Aseton


?, Etanol ?, Metanol ?, Air Murni ?.

Catatan pelarut harus betul-betul murni.

19
PENGISIAN DAN CARA KERJA KOLOM

Pengisian kolom harus dikerjakan dengan seragam.


) Penyeragaman kepadatan dalam kolom dengan
vibrator atau planger,

)atau adsorben dimasukkan ke dalam kolom dalam


bentuk bubur (Slurry) dan partikelnya dibiarkan
me?.

Pengisian ?seragam menimbulkan rongga di


tengah-tengah kolom.

Bagian dasar / bawah dan atas dari isian kolom


diberi glasswool atau sintered glass disc untuk
menyangga isian.

20
Kecepatan elusi sebaiknya ) konstant, dan )tgt
dari ? ukuran partikel bhn isian kolom ?
Dimensi kolom ? Viskositas cairan ? Tekanan
untuk mengalirkan zat pelarut
21
PENANGANAN CUPLIKAN

Memasukkan cuplikan dari atas kolom merupakan hal


yang sangat penting

? Cuplikan harus rata

Dlm keadaan larutan yg sepekat


mungkin???

? Dicegah terjadinya ?

Dicegah terjadinya penggoncangan

kolom

Untuk mendapatkan permukaan rata ? permukaan


penyerap / bahan isian diberi kertas saring atau
pasir yang bersih hingga membentuk lapisan tipis.

22
Pemasukan cuplikan melalui pipet kecil ujung
pipet ditempelkan pada dinding kolom. Selama zat
cair lepas dari pipet, ujung pipet digerakkan
berkeliling dalam kolom, dan diupayakan ?
menyentuh penyerap / bahan isian. Cuplikan yang
tertinggal dalam dinding kolom dicuci dengan cara
yang sama menggunakan pelarut murni. Bila semua
cuplikan telah turun ke bagian bahan penyerap,
bahan pelarut / ƒG dapat dimasukkan melalui
corong pisah.
23

Dlm kromatografi ini fasa tetap / stasioner ?


berupa zat padat tetapi cairan.

Fasa geraknya juga berupa cairan HPLC High


Performance Liquid

Chromatography.

Liq-liq Partition Chromatogra phy

Zat yang dilarutkan akan terdistribusi dg


sendirinya diantara 2 fasa zat cair

24

Dan sesuai dengan koef partisinya.

Perbedaan koef partisi dari berbagai komponen ?


campuran dapat dipisahkan.

Keuntungan kromatografi partisi dengan adsorbsi,


karena

Daya ulangnya lebih baik

Dari data kelarutan, hasil dapat diramalkan


Koef distribusi konstant dalam jangka yang
agak luas ? dapat menghasilkan puncak yang
simetris lebih tajam

25
Keunggulan HPLC

1. Dapat menangani senyawa-2 yang stabilitas


terhadap suhu dan volatilitasnya terbatas,

bila tanpa menggunakan derivatisasi.

Contoh analisis beberapa jenis gula, dg

HPLC tanpa derivatisasi

2. t pemisahan singkat ? 5 10 menit untuk

satu sampel.

3. Dapat digunakan untuk anal. Kuantitatif dg

presisi yang cukup tinggi.

4. Merup teknisi analisis yg peka,mempunyai

resolusi yang baik untuk pemisahan senyw

serupa.

26
Efisiensi maksimal dapat dicapai dg ) mengatur
kecepatan aliran fasa gerak yang kecil, sehingga
analisis memakan waktu yang lama. Untuk
menanggulangi hal ini perlu diperhatikan )
Me ? P aliran ƒ gerak ) Me(-)jarak tempuh zat yg
dianalisis ) dlm proses partisi,dg
menggunakan bahan isian atau penyangga
(Packing Material)
27

Bahan isian sebagai penyangga harus inert thd


senyawa-2 yang akan dipisahkan.

fT (stasr). Berupa cairan yang dilapiskan pada


permukaan bahan penyangga (Packing Material).

Ikatan antara bahan penyangga dg ƒT , dapat


berupa ikatan fisik maupun kimiawi.

Dua tipe bahan isian yang ada dipasaran ?


Pellicular Beads dan Microporous Prarticle.
? Pellicula Beads terdiri dari bagian dalam yg
padat, ? berpori, biasanya dari bahan silika,
kulit luar tipis bersifat porous, dg ketebalan
1/30 1/40 dari ? bagian dalam. Besar partikel
keseluruhan ? 40 ?.m.

28
Kelemahan tipe ini ? luar permukaan dari kulit
yang berpori ? ? 1-25 m2/g ? jarang dipakai ?
Microporous Particle / Mikropartikel Ukuran
antara 3-10 ?.m ? memberikan luas permukaan besar
antara 200-300 m2/g ? Efisiensi tinggi karena ?
plat teoritis dapat mencapai 10.000 dalam kolom
sepanjang 25 cm. Kromatografi partisi cair - cair
? ƒT dan ƒG harus ? bercampur.
29

Pelarut lebih polar digunakan sebagai ƒStat ?


sistem dinamakan Krom Fase Normal.

Contoh

Air sebagai ƒT yang melapisi silika gel secara


tipis. Air ter-ads. 50 dari berat silika gel.
kadang-2 dipakai sistem buffer.

Untuk menghasilkan tR yang diharapkan jumlah


fraksi terlarut dalam ƒG berkisar 0,05 0,5.

Bila ƒT dipakai senyawa non polar, dan ƒG polar


merupakan kebalikan fase normal. Reverse Phase
Chromatography untuk ini penyangga padat yang
non polar dapat digunakan bubuk karet dengan
lapis tipis benzen sebagai ƒT dan air sebagai ƒG.

30
SUSUNAN PERALATAN

Pada HPLC dan GLC ? jauh berbeda.

Komponen utama

? Reservoir pelarut untuk fase gerak

? Pompa untuk mengalirkan fase gerak / mobile dg


kecepatan dan tekanan tetap

? Injector untuk memasukkan sampel

Ada 2 macam ? ? On Coloum

Injection / Langsung
? Holding Loop Injection / ? langsung

31
? Kolom ? Detector ? D. Ultraviolet ? D.
Fluoresens ? D. Konduktivitas ? D.
Indeks Refraksi ? D. FID. Flame
Ionitation
Detector. ? Recorder
32
KOLOM KROMATOGRAFI

Dapat berupa pipa gelas dg kran dan gelas


penyaring di dalamnya.

Ukuran kolom dan efisiensi kolom dapat dihitung


secara teoritis.

Skema pemisahan dua campuran A danB dengan kolom


kromatografi

33
(No Transcript)
34
KESEIMBANGAN DISTRIBUSI

Perbedaan migrasi merup hsl distribusi


keseimbangan dr senyawa A, B, C, diantara fTdan
fG.

Distribusi molekul cuplikan antara dua fasa


dinyatakan dlm tetapan keseimbangan dikenal sbg
koef Distr

atau partisi KD

1
CS Kadar senyawa dlm fT (Diam), (fo) CM Kadar
senyawa dlm fG (Mobil), (fa)
35
K, meliputi berbagai macam mekanisme tgt sifat-2
fasa dan interaksi cuplikan dengan setiap fasa.
k ? ? populasi CS ? CM ? Mol cuplikan akan
tinggal lebih lama di ƒSts ƒo
36
Saat Seimbang ?
Kecepatan migrasi ditentukan ? mol dalam fasa
gerak
BS ? BM
AM ? AS
37
Sebagai dasar retensi

Keseimbangan dinamik

sebenarnya yang ada ?

faktor kapasitas yang setara dengan CS.VS / CM.VM


38
(No Transcript)
39
Harus selalu 1, karena k0, maka kecepatan
solut tidak pernah lebih besar dari kecepatan ƒM
Ciri khas kedua pemisahan kromatografi ?
penyebaran Mol yang menyebabkan perbedaan puncak
kromatogram.
? Molekul-molekul membentuk garis sempit luas
puncak awal.
40
DIFUSI EDDY

Perbedaan aliran F gerak

dalam kolom ? molekul

cuplikan melewati jalan

berbeda, tergantung aliran

yang diikuti.

? Dalam waktu tertentu - Lorong alir ?, kecep.


alir ? ? jarak yang ditempuh molekul
panjang. - Lorong alir ??, kecep. alir ? ?
jarak yang ditempuh mol pendek.
41
? Perpindahan massa ƒG berhubungan dg perbedaan
kecepatan alir setiap bagian dari suatu lorong. ?
ƒG berdekatan dg partikel, akan bergerak lambat /
? bergerak. ? ƒG ditengah aliran bergerak lebih
cepat ? dlm rentang waktu tertentu molekul
cuplikan dekat partikel menempuh jarak
lebih pendek. molekul cuplikan di tengah
aliran menempuh jarak lebih panjang.
42

Partikel fasa diam yang berpori ƒG yang masuk


dalam pori ? bergerak.

? Molekul cuplikan bergerak keluar masuk pori


secara difusi
? Setelah molekul berdifusi dalam pori dan
terikat dengan berbagai cara dalam fasa tetap /
diam ?

- Bila molekul cuplikan

terikat lama dalam ƒT

karena difusi terlalu dlm ? menempuh jarak


ke bawah lebih pendek.

43
TEORI KELAJUAN / KECEPATAN
Dikembangkan oleh Van Deemter orang Belanda ?
Pers Van Deemter

Pers ini berguna untuk meningkat kan

peranan kolom kromatografi ? efisiensi kolom.

? diukur dengan

44
A Difusi Eddy / Dif. Olakan B Difusi
Longitudinal C Transfer. Massa ? Kecepatan
aliran ƒG dlm kolom (cm/dtk)
45
(No Transcript)
46
Hmin dan ?Opt diperoleh dari turunan 1 Pers Van
Deemter ?
47
(No Transcript)
48
Ciri Khas Kurve / Peak. Kromatogram

Setiap senyawa meninggalkan kolom dalam bentuk


simetri, sebagai kurve gaus

Setiap puncak keluar dlm waktu tertentu, yang


dapat dipakai sebagai identifikasi senyawa

tR waktu retensi diukur mulai waktu injeksi


cuplikan ? waktu puncak maksimum meninggalkan
kolom

Perbedaan waktu retensi tR berdekatan. Semakin


besar ?tR dari campuran semakin mudah dipisahkan

49
RETENSI
Jika kecpt aliran ƒG dlm kolom µ cm/dtk

? kecepatan rata-rata cuplikan x

µx tgt dari µ dan R (Fraksi Mol X dalam ƒG )


50
Hub µ , tR dan panjang kolom L.(cm)
tR waktu retensi ? waktu yang diperlukan fraksi
solut bermigrasi sepanjang lintasan kolom
51
? Dapat terlihat dalam chromatografi
k Faktor Kapasitas
Konsep teori plat dari persamaan binomial
52
Retensi kadang-kadang diukur dengan satuan
Volume VR ? Vol total ƒG yang diperlukan untuk
mengelusi puncak senyawa x. VR tR x kecepatan
alir ƒG melalui kolom F ml/dtk VR tR.F Vol
Total ƒG dalam kolom VM tM.F VR lebih
disenangi dari tR karena tR berubah dengan
berubahnya kecep. alir (F, µ), sedang VR tidak
tergantung pada (F, µ). µ cm/dtk
53
Konsep Teori Lempeng / Plat
Teori lempeng plat, perlu untukmenerangkan proses
terjadinya suatu pemisahan secara kromatografi.
Karena proses yang terjadi pada kromatografi
anlog dengan proses ekstraksi bertingkat yang
dilakukan oleh Craig. Dimana fasa diam dalam
kromatografi dianggap terdiri dari sejumlah ruang
yang mempunyai ukuran sama dan tiap ruang
mengandung sejumlah fasa mobil dan fasa
diam. Dengan teori ekspansi binomial, distribusi
sampel dalam ruang dinyatakan dalam rumus.
54

Distribusi sampel dlm ruang tersebut merupakan


fungsi dari koef distribusi (KD). Perbandingan
volume pelarut yang digunakan (Vs / Vm) dan
jumlah pemindahan atau transfer (n).

Teori plat dapat menggambarkan kecepatan migrasi


secara kuantitatif tetapi tidak dapat menerangkan
bagaimana terjadinya pelebaran pik. Sehingga
teori tersebut dilengkapi dengan teori kinetik /
teori kecepatan.

sampel.
55
Fraksi waktu tinggal dalam fasa gerak, sbg dasar
RETENSI dinyatakan dlm pers 2, 3, 4 Fraksi waktu
tinggal dalam fasa mobil sama dengan jumlah
molekul dalam fasa mobil dibagi dengan jumlah
total molekul dalam sampel
Fraksi dlm fasa gerak (R)
(R)
k K.Vs/Vm .. (3) ? faktor kapasitas setara
Cs.Vs/Cm.Vm
Besaran-besaran dlm kromatografi
56
WAKTU RETENSI

Apabila kecepatan alir fm (u, cm/dtk) diatur


tetap, t tetap, perbandingan fasa diam dan fasa
mobil tetap, ? setiap komponen dalam suatu sampel
akan mempunyai waktu tinggal yang tetap, yaitu
waktu yang diperlukan oleh suatu komponen untuk
melintasi suatu fasa diam dengan panjang L.(cm) ?
waktu retensi (tR)

57
Bila kecepatan rata-rata cuplikan x ux, maka ux
akan tergantung dari u dan R (fraksi mol x dalam
fm)
58
Hubungan u dg tR dan panjang lintasan L(cm) ? tm
waktu yang diperlukan oleh fasa mobil itu
sendiri (tanpa sampel) untuk keluar dari fasa diam
Konsep teori lempeng / plat
59
FAKTOR SELEKTIFITAS ?
Untuk pemisahan 2 zat terlarut A, B ? melalui
kolom kromatografi ? perlu diketahui faktor
selektivitas A, B
KB, KA adalah Koef Partisi A dan B
k Faktor Kapasitas
Dalam eksperimen ?
tR? t terkoreksi
60
RESOLUSI KOLOM Rs
METODA LUAS PEAK ?
61

Resolusi perubahan nyata antara dua spesies B,


A dalam kolom
Dari grafik resolusi terbaca 3 bentuk resolving
power yang ? sama.

Rs 1,5 Memisahkan A dan B secara komplit,


meskipun masih ada over lap 0,3. Resolusi Base
Line

Rs 1,0 Daerah peak B masih mengandung A 4 -


2,5 dan sebaliknya

Rs 0,75 A dan B belum sama sekali terpisahkan

62

Utk pemisahan yg baik R 1,5 ? 99,7

Pemisahan spesies dlm kromatografi erat


hubungannya dengan faktor-faktor

Efisiensi kolom 2. Efisiensi pelarut

Eff kolom diukur sbg ? plat teoritis N,

Ketinggian ekivalen terhadap plat teoritis HETP

63
L Panjang Kolom
dari pers. Gauss ?
? stand deviasi pengamatan ? Pers. Gauss ?
standard deviasi Peak Kromatografi
64
Daerah kurve Gauss maks, termasuk diperhitungkan
2 standard deviasi 2 ? Sehingga dalam
perhitungan intersep kurve maks diperhitungkan
pula kira-kira 2 ?.
65
W Lebar puncak yg diukur pada perpotongan
tangen dan garis dasar
66
Catatan tR, W diukur dg satuan yang sama. Cara
lain untuk menghitung / memperkirakan N ? dg
membandingkan terhadap W ½ Lebar ½ H.
29
67
Hubungan Antara Rs dan Kolom

Hub matematis antara RS, kB, kA, ? dan N.

Dengan asumsi WA W? W

Maka Pers (18) RS


Pers (28) N
68
Eliminasi kA dg substitusi ? kB/kA
69
Bila diasumsikan WA WB W
70
Gambar Pemisahan Sebagai Fungsi RS dan Kadar
Relatif
Dari penjabaran rumus, diketahui bahwa untuk
mengatur resolusi k dan N berpengaruh, sedang
71
Gambar Perubahan k, N, ? terhadap Resolusi
72

Dari pers. RS terhadap ?, N, k, ternyata faktor


(i), (ii), dan (iii) ? saling bergantung, dengan
demikian dapat dioptimalkan dulu faktor (i) baru
yang lain.

Selektivitas pemisahan ditunjukkan faktor ? yang


berubah dengan mengatur susunan ƒgerak dan
ƒtetap.

? Me ? ? ? pergeseran satu puncak relatif


terhadap lainnya.

? Waktu pemisahan dan tinggi dua puncak ? begitu


berubah untuk perub ? yang wajar.

73
Efisiensi pemisahan ditunjukkan faktor (ii) N,
dengan mengubah L dan µ, N suatu kolom di ?, ?
menghasilkan penyempitan dua puncak dan menaikkan
tinggi puncak. Waktu pemisahan ? langsung
dipengaruhi. Faktor (iii), k berubah dengan
mengubah kekuatan fasa gerak. Perubahan k dapat
berpengaruh besar pada pemisahan. k ? ?
perubahan jelek, tR pendek. k ? ? terjadi
kenaikan nyata resolusi, meskipun tinggi puncak
turun cepat dan waktu pemisahan naik.
74
Pengaruh ? Cuplikan
75

Dari gambar cuplikan kromatogram terlihat /


terbaca

a. Cuplikan sedikit, ? Tinggi puncak naik


dg bertambahnya
cuplikan

? tR ? dipengaruhi ? RS tetap

b. Jumlah Cuplikan Kritik, - waktu retensi


menurun

c. d. Pe () cuplikan berlanjut, ? Terjadi


penurunan nyata pada pemisahan dan tR.

Untuk pemisahan analitik, lebih baik bekerja pada


daerah dimana k tetap, yaitu ? cuplikan harus
kurang dari kapasitas linear kolom.

76
PUNCAK BEREKOR Pada sistem Kromatografi yang
baik, setiap puncak merupakan kurve GAUSS
SIMETRI. Puncak berekor kadang-kadang muncul
dalam kromatogram, dengan 4 bentuk kemungkinan
77

A Terjadi karena ketidak cocokan antara cuplikan


dengan ƒG atau ƒT. Ditandai dengan lambat kembali
ekor puncak pada garis dasar

Pemisahan terhadap puncak berikutnya jadi jelek

Jika terjadi puncak berekor tipe ini, perlu


dicoba ƒG, ƒT yang lain atau dicoba metoda lain

Bentuk A Berekor Kimia


78
Bentuk B Berekor Pelarut

B Akibat dari puncak pelarut cuplikan

Penggunaan cuplikan sedikit mungkin, atau


menaikkan RS

C Terjadi karena kolom kurang efisien, efisiensi


kolom ??.

Jarang terjadi pada kromatografi cairan

D Puncak sedikit kurang simetri dan ini biasa


terjadi pada semua kromatografi

Bentuk C Poisson
Bentuk D Eksponansial Normal
79
KROMATOGRAFI PLANAR

Thin Layer Chromatography TLC KLT.

Teknik ini dikembangkan oleh EGON STAHL dengan


menghamparkan penyerap pada lempeng gelas
sehingga merupakan lapisan tipis.

80

KLT cepat populair karena memberikan banyak


keuntungan

Peralatan sederhana

Murah

Waktu analisis cepat

Daya pisah cukup baik

Sebagian besar teori kolom dapat diterapkan pada


KLT.

Pemisahan dilakukan oleh keseimbangan berturutan


cuplikan terhadap dua fasa, satu diantaranya
bergerak terhadap yang lain.

81
Derajat retensi pada KLT dinyatakan sebagai

Jarak yg telah ditempuh pelarut dapat diukur


dengan mudah dan jarak tempuh cuplikan diukur
pada pusat kerapatan maksimum.

82
Hubungan koefisien distribusi dengan Rƒ ?
AM, AS luas penampang melintang dua fasa (tegak
lurus lempeng)
83

Luas penampang melintang sukar diukur ? persamaan


di atas kurang praktis,

Rƒ merupakan bentuk modifikasi dari tetapan


keseimbangan.

Rƒ terbentuk dari

macam adsorben, ketebalan,

metoda arah pengembangan,


kadar dan jumlah cuplikan, serta

jarak yang ditempuh / noda.

84
Dengan melihat ketergantungan harga Rƒ ? akan
lebih mudah dan tepat menggunakan harga Rƒ
relataif atau R standard. Dimana suatu senyawa
standard di () ke cuplikan. Harga RSTD adalah
angka banding jarak tempuh dua bercak tersebut
dalam waktu pengembangan yang sama.
85
(No Transcript)
86
FAKTOR KAPASITAS

Persamaan-2 yang telah dijabarkan dapat


diadaptasi pada TLC.

tR, tM waktu yang dibutuhkan senyawa bergerak


dalam fasa ? dR

Bila µ kecepatan linier

87
(No Transcript)
88

Semua prosedur kromatografi, kondisi optimum


untuk suatu pemisahan merupakan kecocokan antara
f tetap dan f gerak.

KLT / TLC fasa tetap berupa lapis tipis, pada


umumnya digunakan silika gel.

Untuk penggunaan dalam suatu tipe pemisahan


perbedaan fasa tetap terletak pada

Struktur

Pori-pori

Struktur lubang

89

Silika gel perdagangan

Ukuran 10 - 40µ ? berpengaruh pada µ

dan pemisahan
? Ukuran 20 1500A

80 150 pori besar

? Luas permukaan 300 1000m2/g

? Kelembaban relatif 45 75 mengikat air 7


20

? Sangat higroskopis

? Deaktivasi ditentukan kelembaban relatif kamar


dan penyimpanan lempeng silika gel ? perlu
diperhatikan

Berpengaruh pd proses serapan


90
Macam-macam gel di perdagangan

Silika gel dg pengikat

silika gel G dg pengikat - CaSO4 5-15

silika gel S dg pengikat - pati

2. Silika gel dg pengikat dan indikator

flourisense

? Silika gel GF atau GF 24

Berflourisens kehijauan jika dilihat dg UV

? pendek.

Indikator yg digunakan timah-kadmium

sulfida atau mangan-timah silikat aktif.

3. Silika gel tanpa pengikat

Silika gel H atau silika gel N.

Lebih stabil dibanding bentuk I.

91
4. Silika gel tanpa pengikat dengan indikator
flourisense. 5. Silika gel untuk pemisahan
preparatif. Silika gel PF254 366 6. Alumina
dengan pH 9, 7, 4 Dengan pengikat CuSO4 7.
Selulosa, sebagai fasa diam KLT ? diperoleh
mekanisme sama pada krom. kertas Selulosa untuk
KLT ada 2 bentuk - serat asli -
Monokristal Pemilihan fasa gerak pada KLT dengan
silika gel / alumina sebagai ft, mengikuti aturan
kromatografi serapan.
92
PELARUT SEMI MIKROSTOP (Menurut kenaikan sifat
Hidrofob) banyak digunakan.

? Kloroform biasanya distabilkan dengan Etanol

?) Air n. Anil Alkohol

Formanida Etil Asetat

Metanol Eter

Asam Asetat n. Butil Asetat

Etanol Kloroform

Isopropanol ?)) Benzena

Aseton Siklo Heksan

n. Propanol Eter Petroleum

Tert-butanol Petroleum

Fenol m. Parafin

n. Butanol

?) Untuk pemisahan senyawa Hidrofil

?)) Untuk pemisahan senyawa Lipofil

93
METODOLOGI

1. Pembuata Lempeng Lapis Tipis

? Ukuran lempeng gelas yang biasa digunakan 20 x


20, 20 x 10, 20 x 5 cm

? Pencucian - Air () deterjen ?Keringkan

- Aseton ? keringkan

? Pelapisan - 30 g bahan pelapis dibuat


bubur dengan air atau pelarut lain

- Pindahkan dengan segera dalam alat


perata.

- Ratakan bubur pada lempeng dengan


ketebalan 0,25mm

Untuk pemisahan preparatif tebal lapisan 0,5


2,0 mm.
? Pindahkan lempeng pada rak dengan hati-hati,
diamkan 30 menit

------- t 100 1200C 1 jam

? Simpan dalam Desikator

94
Perbandingan Bahan dan Pelarut untuk Lempeng
PENOTOLAN CUPLIKAN? Lempeng lapis tipis
konvensional (20 x 20, 20 x 10, 20 x 5) dengan
tebal 0,2 mm. Cuplikan ditotolkan sebagai bercak
bulat dengan diameter 3 6 mm, atau berupa
garis 1,5 2 cm dari tepi bawah.
95
PENOTOLAN CUPLIKAN? Lempeng lapis tipis
konvensional (20 x 20, 20 x 10, 20 x 5)
,dengan tebal 0,2 mm. . Cuplikan ditotolkan
sebagai bercak bulat dg diameter 3 6 mm, atau
berupa garis 1,5 2 cm dari tepi bawah.
96

Penotolan dengan mikro pipet atau microsyringe


diperlukan 1 20 µL. Kelebihan bahan totolan
menyebabkan bercak asimetri danperubahan harga
Rƒ.

HETP pada KLT biasanya 10 x 10, 10 x 20 cm.


diperlukan cuplikan dalam nano ? pikogram setiap
bercak. Diameter bercak harus tidak lebih 1,0
1,5 mm dan vol cuplikan 0,2 µL.

97
PENGEMBANGAN KROMATOGRAM
Kromatogram biasanya dikembangkan dlm bejana
pengembang gelas atau logam yg tertutup dan jenuh
dengan uap pelarut.
98
Teknik Perbaikan Pemisahan

Pengembangan Berkelanjutan

ƒ gerak dialirkan pada bagian atas lempeng


pengembang. Teknik ini digunakan untuk senyawa
dengan Rƒ 0,05 0,2 setelah pengembangan pertama.

99
Pengembangan Dua Dimensi Cuplikan ditotolkan di
salah satu pojok kemudian dikembangkan seperti
biasa. Kemudian diputar 900 sehingga pita
pemisahan I terletak pada bagian bawah lempeng ?
dilakukan pengembangan II sehingga terjadi
pemisahan berbeda pada arah kedua. Teknik ini
berguna untuk cuplikan yg mengandung banyak
penyusun.
100
Pengembangan Serkuler Fasa gerak dialirkan
dengan sumbu atau pompa melalui pipa kapiler
ditengah lapisan / tetap. Senyawa terlarut
bergerak dari tengah penotolan menghasilkan
lingkaran-lingkaran sempit. Pengembangan
Beberapa Kali Fasa gerak biasanya mudah menguap,
diuapkan setelah terjadi pengembangan. Lempeng
dikembangkan lagi dengan ƒG yang sama atau
berbeda.
101
METODA IDENTIFIKASI

Untuk melihat senyawa ? berwarna pada lempeng


pengembang, biasanya dilakukan metoda sebagai
berikut

1. Dengan UV (254 366 mm)

a. Pada lap berfluorisensi (S GF254)

bercak muncul sebagai bercak

hitam.

b. Senyawa berfluorisensi, pd lapisan

biasa bercak akan terlihat

berfluorisensi.

102
2. Disemprot pereaksi yg menghasilkan
warna atau berfluorisensi. Digunakan utk deteksi
asam sulfat, (H2SO4 p., 50 H2SO4, 50
H2SO4 dlm Metanol). Reaksi ini terbentuk
dlm keadaan dingin atau dg --------100
-1200C - ? dapat digunakan pada ft organik
atau sbg bahan pendukung pati - Pereaksi
lain yg banyak igunakan uap iodium
103
(No Transcript)
104
Faktor yg mempengaruhi gerakan noda dlm KLT yang
juga berpengaruh terhadap Rƒ
1. Struktur kimia senyawa yang dipisahkan.

2. Sifat adsorben dan derajat aktivitasnya.

Aktivitas di ? kan dg pemanasan dlm oven.

3. Tebal dan kerataan lapisan penyerap.

4. Pelarut o kemurnian f gerak.

- Kemurnian pelarut sangat penting

- Perbandingan campuran pelarut perlu


diperhatikan.

5. Derajat kejenuhan uap dalam bejana


pengembangan.

6. ? cuplikan yang digunakan

Tetesan cuplikan ?? ? Tendensi penyebaran


noda

Kesalahan harga Rƒ ? Terbentuknya ekor

? Efek kesetimbangan lain

105
7. Suhu, pemisahan sebaiknya pada suhu tetap Hal
ini terutama untuk mencegah perubahan-perubahan
dalam komposisi pelarut karena penguapan,(
perubahan fasa). 8. Kesetimbangan Kesetimbangan
dalam KLT lebih penting dalam krom. kertas ?
perlu diupayakan atmosfer dalam bejana jenuh
dengan uap pelarut. Gejala atm. bejana ? jenuh ?
pengembangan dengan permukaan pelarut cekung,
fasa gerak bergerak lebih berat di bagian tepi ?
.. harus dihindarkan.
106
KROMATOGRAFI KERTAS

? Prinsip sama KLT, hanya fasa tetap digunakan


kertas bukan lempengan.

Pelarut bergerak melalui serat-serat kertas oleh


gaya kapiler, dan menggerakkan komponen
cuplikan. Pada perbedaan jarak dalam arah aliran
pelarut.

107
Bila permukaan pelarut mulai bergerak sampai
waktu tetentu/ditetapkan, kertas Diambil dan
dikeringkan. Kedudukan dari permukaan pelarut
dibe ri tanda. Jika senyawa campuran berwarna
?akan terlihat noda yang terpisah Bila tdk
berwarna ?perlu diteksi dg UV,di Metoda
identifikasi yg plg mudah dengan Berdasar
kedudukan noda relatif terhadap Permukaan
pelarut dg harga Rf
108
(No Transcript)
109
BEBERAPA FAKTOR PENENTU Rƒ

1. Pelarut ? pentingnya koefisien partisi

2. Suhu ? perubahan suhu merubah koefisien

partisi dan kecepatan alir

3. Ukuran bejana ? vol. bejana

mempengaruhi homogenitas atmosfer jadi

mempengaruhi kecepatan penguapan

komponen pelarut.

4. Kertas ? sesuai jenis berpengaruh thd

keseimbangan partisi.

5. Sifat campuran.

110
APLIKASI DATA ANALISIS

1. Substan A dan B mempunyai waktu retensi tRA


16,40 tRB 17,63 menit pada kolom 30 cm. Lebar
dasar puncak A 1,11 dan B 1,21 menit. Hitung

a. RS resolusi kolom

b. N ? rata-rata plate dalam kolom

c. H tinggi plate orisinil

d. Panjang kolom untuk mencapai RS 1,5

e. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengelusi B


dari kolom (d)

f. Berapa tinggi plate dibutuhkan untuk RS 1,5


pada kolom orisinil 30 cm dan waktu orisinil

111
Penyelesaian
112
d. k dan ? ? berubah dengan kenaikan N ataupun L
? substitusikan N1 dan N2 pada persamaan
113
Elusi B dalam kolom (?) dengan RS 1,5
membutuhkan waktu 35 menit.
114
f. Dari persamaan (e) H1 dan H2
disubstitusikan
H1 H orisinil H2 H baru untuk mencapai RS
1,5 dg L.tR.orisinil
115

2. KLT dipakai untuk memisahkan campuran 3


carbamate insektisida

1) Carbofuran

2) Carbaryl

3) Metalkamate

Sampel 5 µL larutan mengandung 1 mg/mL setiap


komponen dalam CHCl3

Fasa gerak toluen / isoprophyl ether 70 / 30.


KLT 20 x 20 cm

? Cuplikan ditotolkan sebelah kanan KLT

? Standard dari 3 komponen sebelah kiri KLT

Dari pengamatan dengan ukuran cm diperoleh data

dM 9,8

dR)1 1,7 W1 0,57

dR)2 2,5 W2 0,54

dR)3 3,9 W3 0,75

Hitung a. Rƒ untuk ketiga carbamate b. Tinggi


plate untuk setiap spot (noda)

About PowerShow.com

PowerShow.com is a leading presentation/slideshow sharing website. Whether your application is


business, how-to, education, medicine, school, church, sales, marketing, online training or just for
fun, PowerShow.com is a great resource. And, best of all, most of its cool features are free and easy
to use.

You can use PowerShow.com to find and download example online PowerPoint ppt presentations on
just about any topic you can imagine so you can learn how to improve your own slides and
presentations for free. Or use it to find and download high-quality how-to PowerPoint ppt
presentations with illustrated or animated slides that will teach you how to do something new, also
for free. Or use it to upload your own PowerPoint slides so you can share them with your teachers,
class, students, bosses, employees, customers, potential investors or the world. Or use it to create
really cool photo slideshows - with 2D and 3D transitions, animation, and your choice of music - that
you can share with your Facebook friends or Google+ circles. That's all free as well!

For a small fee you can get the industry's best online privacy or publicly promote your presentations
and slide shows with top rankings. But aside from that it's free. We'll even convert your
presentations and slide shows into the universal Flash format with all their original multimedia glory,
including animation, 2D and 3D transition effects, embedded music or other audio, or even video
embedded in slides. All for free. Most of the presentations and slideshows on PowerShow.com are
free to view, many are even free to download. (You can choose whether to allow people to download
your original PowerPoint presentations and photo slideshows for a fee or free or not at all.) Check
out PowerShow.com today - for FREE. There is truly something for everyone!

presentations for free. Or use it to find and download high-quality how-to PowerPoint ppt
presentations with illustrated or animated slides that will teach you how to do something new, also
for free. Or use it to upload your own PowerPoint slides so you can share them with your teachers,
class, students, bosses, employees, customers, potential investors or the world. Or use it to create
really cool photo slideshows - with 2D and 3D transitions, animation, and your choice of music - that
you can share with your Facebook friends or Google+ circles. That's all free as well!

For a small fee you can get the industry's best online privacy or publicly promote your presentations
and slide shows with top rankings. But aside from that it's free. We'll even convert your
presentations and slide shows into the universal Flash format with all their original multimedia glory,
including animation, 2D and 3D transition effects, embedded music or other audio, or even video
embedded in slides. All for free. Most of the presentations and slideshows on PowerShow.com are
free to view, many are even free to download. (You can choose whether to allow people to download
your original PowerPoint presentations and photo slideshows for a fee or free or not at all.) Check
out PowerShow.com today - for FREE. There is truly something for everyone!

moreless
Recommended

RecommendedRelevanceLatestHighest RatedMost Viewed

Recommended
Sort by:

Related More from user

Page of

/5
»

Promoted Presentations

PowerPoint Templates - Are you a PowerPoint presenter looking to impress your audience with
professional layouts? Well, you’ve come to the right place! With over 30,000 presentation design
templates to choose from, CrystalGraphics offers more professionally-designed s and templates with
stylish backgrounds and designer layouts than anyone else in the world. And their quality is top
notch. That’s why our impressive Templates for PowerPoint product line won the Standing Ovation
Award for “Best PowerPoint Templates” from Presentations Magazine. Visit www.crystalgraphics.com
to learn more!

CrystalGraphics 3D Character Slides for PowerPoint - CrystalGraphics 3D Character Slides for


PowerPoint

Chart and Diagram Slides for PowerPoint - Beautifully designed chart and diagram s for PowerPoint
with visually stunning graphics and animation effects. Our new CrystalGraphics Chart and Diagram
Slides for PowerPoint is a collection of over 1000 impressively designed data-driven chart and
editable diagram s guaranteed to impress any audience. They are all artistically enhanced with
visually stunning color, shadow and lighting effects. Many of them are also animated. And they’re
ready for you to use in your PowerPoint presentations the moment you need them.

Related Presentations

??????????????????????????????????? Lec09 :: Behavioral Modeling with UML Behavioral Diagrams


Interaction Diagrams State Diagrams Activity Diagram Last Updated :: 17/04/2551 Mr. Nattapong
Songneam xnattapong@hotmail.com http://www.siam2dev.com - Title: Behavioral Diagrams -
StateTransition Subject: Object-Oriented Analysis and Design Author: Jarungjit Parnjai Last modified
by: siam2dev Created Date | PowerPoint PPT presentation | free to view
UML Class Diagrams Sequence Diagrams - UML Class Diagrams. Sequence Diagrams. CS2335.
Summer 2002. Agenda. Class Diagrams. Symbology ... Symbology. Class Diagrams. A class diagram
shows: Classes ... | PowerPoint PPT presentation | free to view

E-R Diagram (Entity Relationship Diagram) - Title: E-R Diagram (Entity Relationship Diagram) Author:
lek Last modified by: COMPAQ-IT Created Date: 12/11/2006 1:50:34 PM Document presentation
format | PowerPoint PPT presentation | free to view

E-R Diagram (Entity Relationship Diagram) - Title: E-R Diagram (Entity Relationship Diagram) Author:
lek Last modified by: DarkUser Created Date: 12/11/2006 1:50:34 PM Document presentation format
| PowerPoint PPT presentation | free to view

E-R Diagram (Entity Relationship Diagram) - Title: E-R Diagram (Entity Relationship Diagram) Author:
lek Last modified by: lek Created Date: 12/11/2006 1:50:34 PM Document presentation format |
PowerPoint PPT presentation | free to view

E-R Diagram (Entity Relationship Diagram) - E-R Diagram (Entity Relationship Diagram) | PowerPoint
PPT presentation | free to view
03 | Entity Relationship Diagram (ER- Diagram) - Sistem Basis Data 03 | Entity Relationship Diagram
(ER- Diagram) Issa Arwani, S.Kom., M.Sc. Tri Afirianto, S.T., M.T. Weak Entity (lanj.) KARYAWAN
MEMILIKI TANGGUNGAN ... | PowerPoint PPT presentation | free to view

UML Diagrams: The Static Model Class Diagrams - UML Diagrams: The Static Model Class Diagrams |
PowerPoint PPT presentation | free to view

Orbital Diagrams, Electron Configurations, and Dot diagrams - ... Dot diagram O 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s
4p 4d 4f 5s 5p 5d 5f 5g 6s 6p 6d 6f 6g 6h 7s 7p 7d 7f 7g 7h 7i 3. Magnesium Z = 12 B) electron
configuration A) ... | PowerPoint PPT presentation | free to view

New Jersey Straight Line Diagrams: Move Beyond Generating Stick Diagrams - It was a collection of
stick diagrams showing locations of events referenced to ... Dashboard Displays. Theme-based Query
Builder. Q&A. Donald O. Perry ... | PowerPoint PPT presentation | free to view

Venn diagrams and Carroll diagrams - How to use Venn and Carroll diagrams Things that are red
Things in a pencil case Things that are red Things in a pencil case 2 2 1 1 Carroll diagram Four-sided
Not ... | PowerPoint PPT presentation | free to view

Automating the Synthesis of UML StateChart Diagrams from Multiple Collaboration Diagrams - Use
Case Diagrams (UsecaseD) Interaction between system and actors ... Collaboration Diagrams
(CollD) ... StateChart Diagram (StateD) Sequence of states an ... | PowerPoint PPT presentation | free
to view
Evacuation Diagram - Evacdirect develops fire safety evacuation diagrams to ensure safest escape of
a person via shortest emergency routes. We have professionals to create an evacuation diagrams
that meets our Australian standards. For More details visit us:- http://www.evacdirect.com.au |
PowerPoint PPT presentation | free to view

UML Diagrams - UML Diagrams A tool for presentation of Architecture | PowerPoint PPT
presentation | free to view

Activity Diagrams - Activity Diagrams | PowerPoint PPT presentation | free to view

Chart and Diagram Slides for PowerPoint - Beautifully designed chart and diagram s for PowerPoint
with visually stunning graphics and animation effects. Our new CrystalGraphics Chart and Diagram
Slides for PowerPoint is a collection of over 1000 impressively designed data-driven chart and
editable diagram s guaranteed to impress any audience. They are all artistically enhanced with
visually stunning color, shadow and lighting effects. Many of them are also animated. And they’re
ready for you to use in your PowerPoint presentations the moment you need them. | PowerPoint
PPT presentation | free to view

Force Diagrams - Force Diagrams Some commonly used conventions: Smooth, as in A smooth surface
or A smooth pulley implies that friction is ignored. Rough, as in A rough ... | PowerPoint PPT
presentation | free to view
Venn Diagrams - Venn Diagrams Sets, Unions, Intersections, and Complements Venn Diagrams
Vocabulary Universe Element Set Subset Disjoint Mutually Exclusive Finite Infinite ... | PowerPoint
PPT presentation | free to view

Designer Charts and Diagrams - CrystalGraphics now offers a package of 89 beautifully designed
charts and diagrams. For more info visit:
http://www.crystalgraphics.com/presentations/diagrams.main.asp | PowerPoint PPT presentation |
free to view

Sequence Diagram - Objects are represented horizontally across the top of the diagram The first
object is an Actor, the one who initiated the Use Case Each object has a lifeline | PowerPoint PPT
presentation | free to view

Orbital Diagrams - Orbital Diagrams. Use individual orbitals. Give subshell arrangement ... Write the
orbital diagram for the electrons in an oxygen atom. Timberlake lecturePLUS ... | PowerPoint PPT
presentation | free to view

Sequence Diagrams - Sequence Diagrams | PowerPoint PPT presentation | free to view

Interaction Diagrams - Chapter 15 Interaction Diagrams | PowerPoint PPT presentation | free to view
MTO diagram - MTO diagram Normalt: Borehytta plasseres i sikres mulig posisjon. Normalt: Tiltak
virker Nytt: Tiltak virker ikke Nytt: Plassering av borehytte, midt i | PowerPoint PPT presentation |
free to view

Anda mungkin juga menyukai