Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menstruasi merupakan suatu proses normal yang terjadi setiap bulannya pada

hampir semua wanita. Menstruasi adalah terjadi nya pengeluaran darah pada

vagina, menstruasi berlangsung 3 sampai 5 hari (Winkjosatro, 2009). Pola

menstruasi adalah serangkaian proses meliputi siklus menstruasi, lama menstruasi,

dan banyak nya darah saat menstruasi (Yuniarsih, Sumy Dwi Antono, 2014).

Remaja rata-rata telah mengalami menstruasi pada usia 12 tahun (Yunarsih, Sumy

Dwi Antono, 2014). Remaja merupakan perubahan dari anak-anak menuju

dewasa, mulai dari usia 10 sampai 18 tahun (Menurut peraturan mentri kesehatan

RI Nomor 25 Tahun 2014).

Menstruasi yang dialami oleh remaja putri setiap bulan nya merupakan salah satu

faktor penyebab anemia. Anaemia didefinisikan sebagai suatu keadaan

hemoglobin didalam darah lebih rendah dari pada normal untuk kelompok orang

menurut umur dan jenis kelamin. Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar

hemoglobin darah yang lebih rendah dari pada normal sebagai akibat ketidak

mampuan jaringan pembentuk sel darah merah daalam produksi nya guna

mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal. Anemia gizi besi adalah

anemia yang timbul karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel

darah merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu. Anemia gizi sangat umum

dijumpai diindonesia dan dapat terjadi pada semua golongan umur, dimana

1
2

keadaan hemoglobin didalam darah lebih rendah dari pada normal (Andriani,

2016).

Menstruasi pada remaja putri memeberikan beban ganda pada tubuh nya, karena

disamping mengalami pertumbuhan yang pesat remaja putri mengeluarkan darah

setiap bulan. Keluarnya darah dari tubuh remaja putri saat menstruasi

mengakibatkan hemoglobin yang tergantung dalam sel darah merah juga ikut

terbuang, sehingga cadangan zat besi dalam tubuh berkurang. Berkurag nya

cadangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan anemia (Yunarsih, Sumy Dwi

Antono, 2014). Remaja putri yang banyak mengalami menstruasi yang banyak

selama lebih dari 5 hari dikhawatirkan akan kehilangan zat besi(membutuh kan

zat besi pengganti) lebih banyak dari pada remaja putru yang menstruasi hanya 3

hari dan sedikit. Remaja putri sering kali menjaga penampilan, ingin kurus

sehingga berdiet dan mengurangi makan.

Diet yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan tubuh

kekurangan zat penting seperti zat besi (Andriani, 2016). Besi merupakan salah

satu elemen penting yang termasuk kedalam salah satu pembentuk hemoglobin

darah. Fungsi hemoglobin adalah mengangkut oksigen dan mengedarkan

keseluruh tubuh. Apabila tidak terpenuhi, maka akan menyebab kan gangguan

pada berbagai macam organ tubuh. Sehingga dibutuh kan kandungan besi yang

cukup untuk menyesuai kan kebutuhan besi diberbagai organ (Putu Ristyaning, I

Made Afryan Susane L, 2016).


3

Menstruasi menyebab kan remaja putri kehilangan zat besi 20mg per bulan.

Prelevensi anemia pada remaja putri tahun 2005 diindonesian 26,50%. Pemberian

besi dapat mencegah dapat mencegah terjadi nya anemia dengan meningkat kan

kadar hemoglobin. Salah satu bahan makanan yang mengandung senyawa

pembentuk hemoglobin dalam darah adalah madu. Madu adalah cairan kental

yang dihasil kan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar (Pratiwi Wulandari,

2015). Madu merupakan panganan mengandung besi(Fe), vitamin C, vitamin B

kompleks dan asam folat yang dapat membantu pembentukan sel darah merah,

sehingga dengan mengkonsumsi madu pada usia remaja yang menderita anemia

dapat membantu meningkatkan pembentukan sel darah merah dan mencegah

anemia.

Penelitian menunjukan bahwa remaja putri rentan dengan anemia dikarenakan

disamping mengalami pertumbuhan yang pesat remaja putri mengeluarkan darah

setiap bulan. Keluarnya darah dari tubuh remaja putri saat menstruasi

mengakibatkan hemoglobin yang tergantung dalam sel darah merah juga ikut

terbuang, sehingga cadangan zat besi dalam tubuh berkurang. Mengkonsumsi

madu dapat meningkatkan pembentukan sel darah merah. Berdasarkan latar

belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang”Penerapan terapi konsumsi

madu untuk meningkatkan HB pada remaja putri yang mengalami anemia pada

saat menstruasi”.
4

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah

”Bagaimana pengaruh konsumsi madu untuk meningkatkan HB pada remaja putri

yang mengalami anemia pada saat menstruasi”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh konsumsi madu untuk mreningkatkan HB

pada remaja putri yang mengalami anemia pada saat menstruasi.

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui gambaran kejadian anemia remaja putri pada

saat menstruasi.
2. Untuk Mengetahui pengaruh madu terhadap peningkatan HB.
3. Untuk Mengetahui hubungan konsumsi madu untuk meningkatkan

HB pada remaja putri yang mengalami anemia pada saat

menstruasi.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat bagi remaja putri

Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, memberikan

informasi tentang pengaruh madu terhadap peningkatan HB pada

anemia.

1.4.2. Manfaat bagi penulis


5

Meningkatkan pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh madu

terhadap peningkatan HB.

1.4.3. Manfaat bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

bacaan diperpustakaan.

1.4.4. Manfaat bagi responden

Diharapkan dapat mengetahui terapi konsumsi madu untuk

meningkatkan HB pada remaja putri yang mengalami anemia pada

saat menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai