Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY “W” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI


SENSORI HALUSINASI DI RSJ GRHASIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik


Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Disusun oleh:
Indah Laily Fadlilah
P07120111018

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY “W” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI DI RSJ GRHASIA

telah disahkan pada,


Hari, tanggal : Sabtu, 21 September 2013
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Bangsal Srikandi RSJ GRHASIA

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Pendidikan


PENGKAJIAN
Ruangan Rawat : Bangsal Srikandi RSJ Grhasia
Tanggal Dirawat : 7 September 2013

I. IdentitasPasien
Inisial : Ny. W
Tanggal Pengkajian : 16 September 2013
Umur : 57 tahun
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Status : Nikah
No CM : 0061729
Alamat : Jogahan, Canden, Jetis, Bantul
Sumber data : Klien, observasi, studi dokumen

II. AlasanMasuk
Sejak 6 bulan klien mengalami perubahan perilaku, klien sering marah –
marah dan mudah tersinggung. 2 bulan sebelum masuk rumah sakit klien
mengeluh sulit tidur, klien sering bicara sendiri dan tertawa sendiri. Klien
dibawa ke RSJ Grhasia karena sering bicara sendiri, akhir – akhir ini klien
sering mengamuk melempari orang – orang dan sulit tidur.

III. Faktor Predisposisi


Klien baru pertama kali dirawat di RSJ Grhasia, namun klien mengikuti
rawat jalan di poliklinik jiwa RSJ Grhasia. Saat melakukan rawat jalan klien
tidak rutin untuk minum obat. Klien hanya minum obat jika ada yang
mengingatkannya.

IV. Faktor Presipitasi


. Klien mengatakan dirumah dikatakan tidak waras oleh suaminya. Klien
mengatakan anak dari kakaknya mengalami gangguan seperti klien yaitu suka
mendengar suara – suara.
V. Fisik
1. Tanda – tanda Vital
TD : 110 / 70 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
2. Keluhan Fisik
Klien mengatakan dari semalam batuk dan tenggorokannya sakit, klien
mengeluh kedinginan, namun klien tidak memiliki alergi dingin. Klien
mengalami batuk berdahak dan dahaknya dapat keluar. Klien tidak
mengalami masalah lain dengan fisiknya, klien mengatakan berat
badannya selama dirawat di RSJ Grhasia tambah 1 kilogram.
VI.Psikososial
1. Genogram

: laki-laki : laki-laki meninggal


: perempuan : perempuan meninggal
: klien
: tinggal serumah : Perempuan gangguan jiwa

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien menganggap tidak ada masalah dalam dirinya. Klien
menganggap dirinya baik-baik saja. Klien tidak memiliki masalah
dengan bagian tubuhnya dan sudah bersyukur dengan apa yang
sudah didapatkan dan diberikan oleh Allah SWT.
b. Identitas diri
Sebelum dirawat, klien mengatakan dirumah membantu pekerjaan
suaminya disawah dan membereskan rumah. Klien selalu
membersihkan peralatan rumah.
c. Peran diri
Klien sudah menikah dan memiliki satu orang anak, klien sudah
memiliki satu cucu dan akan menambah satu cucu lagi.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin pulang dan ingin bekerja seperti sebelum
dirawat.
e. Harga diri
klien mengatakan tidak minder dan merasa senang dengan dirinya
yang sekarang. Klien mengatakan tubuhnya sudah bagus.

3. Hubungan sosial
Klien dapat bersosialisasi dengan pasien – pasien yang ada dibangsal
tempat klien dirawat. Klien juga memiliki satu teman dekat yang ada
dibangsal. Dirumah klien dapat bersosialisasi dengan baik, namun
beberapa bulan terakhir klien tidak bisa bersosialisasi dengan baik
kepada tetangga dan orang – orang yang ada disekitarnya. Klien dulu
mengikuti beberapa kelompok masyarakat yang ada didesanya, namun
sudah lama klien tidak mengikutinya.

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam, klien memakai jilbab dan selalu
berusaha untuk menutupi auratnya. Klien yakin dengan Allah SWT
dan selalu berusaha beribadah dengan baik.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan setiap hari beribadah dengan tepat waktu, klien
mengatakan selalu berdzikir kepada Allah SWT.
VII. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan klien terlihat cukup rapih, klien berjilbab, klien menggunakan
baju seragam yang diberikan oleh rumah sakit. Klien tidak terbalik
memakai baju dan berpenampilan baik.
2. Pembicaraan
Klien dapat diajak diskusi dengan orang lain, klien kooperatif saat ditanya
dan dapat berbicara dengan baik. Klien berbicara dengan biasa tidak
gagap dan tidak dengan nada tinggi. Klien dapat berpindah dari kalimat
satu dengan kalimat selanjutnya dan berkaitan. Klien kurang bisa focus
dengan pembicraan karena klien dengar suara – suara.
3. Aktivitas motorik
Klien terkadang terlihat gelisah karena klien selalu merasa akan di jemput
oleh keluarganya. Klien terlihat kurang bisa tenang kalau sudah
mendengar suara – suara yang selalu dia dengarkan.
4. Alam perasaan
Klien sering merasa khawatir karena merasa akan dijempu oleh
keluarganya tetapi keluarganya tidak kunjung datang untuk menjemput
klien.
5. Afek
Afek klien tumpul, klien hanya bereaksi bila ada stimulus emosi.
6. pertemuan selama wawancara
Klien kooperatif ketika diajak berpertemuan dengan perawat, saat
berpertemuan klien dapat mempertahankan kontak mata dengan
pewawancara.
7. Persepsi
Klien mengalami halusinasi pendengara
Halusinasi pendengaran :
Klien terlihat sering tertawa sendiri dan berbicara sendiri. Klien
mengatakan mendengar suara yang mengajaknya untuk bercerita. Saat
berpertemuan klien juga terlihat berbicara sendiri, setelah ditanya klien
mendengar apa, klien mengatakan kalau klien diberitahu keluarganya
sudah menjemputnya namun sudah satu bulan kok tidak sampai –
sampai. Klien mengatakan sering mendengar suara – suara tersebut. Dan
suara tersebut dapat muncul kapan saja, saat klien sendiri maupun saat
klien sedang berbincang dengan orang lain.
8. Proses pikir
Proses pikir klien sirkumtansial, yaitu pembicaraan yang berbelit-belit tapi
sampai pada tujuan pembicaraan. Ketika menjawab pertanyaan, klien
kadang harus dituntun dulu agar sampai ketujuan pembicaraan.
9. Isi pikir
Gangguan isi pikir klien adalah Waham curiga, yaitu pikiran kalau
suaminya itu jahat kepada dirinya dan akan melukainya. Klien
mengatakan yang harusnya dirawat itu suaminya bukan dia, karena
suaminya jahat terhadap diri klien.
10. Tingkat kesadaran
Klien dapat menyebutkan keberadaanya sekarang yaitu di RSJ Grhasia.
Klien juga dapat mengenal siapa saja orang yang ada di sekitarnya. Klien
tidak terlihat bingung dengan keberadaannya sekarang. Klien dapat
menilai waktu dan suasana yang ada dibangsal tempat klien dirawat.
11. Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang (sulit mengingat
kejadian lebih dari satu bulan). Klien dapat mengingat jangka pendek
yaitu klien dapat menceritakan apa yang sudah dilakukan beberapa hari
yang lalu.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien memiliki konsentrasi yang cukup baik, namun klien suka teralihkan
dengan suara – suara yang didengarkan oleh klien. Klien dapat berhitung
dengan baik saat disuruh untuk menghitung klien mampu berhitung
dengan baik dan dapat berkonsentrasi.
13. Kemampuan penilaian
Ganguan kemampuan pemilaian klien ringan. Klien dapat mengambil
keputusan yang sederhana dengan bantuan. Saat klien diberikan
kesempatan untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu
sebelum mandi klien memilih mandi dulu sebelum makan.
14. Daya tilik diri
Daya tilik diri klien cenderung mengingkari. Klien mengatakan bahwa
dirinya baik-baik saja, padahal klien sebenarnya sakit.
VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Klien mengatakan makan apa yang disediakan oleh rumah sakit. Klien
selalu menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit. Klien
tidak meilih – milih makanan. Semua makanan yang ada klien makan.
Selesai makan klien selalu mencuci alat makannya dan mengembalikan
ketempat yang sudah disiapkan.
2. BAB/BAK
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam hal BAB dan BAK. Klien BAB
dan BAK di WC.
3. Mandi
klien mengatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore. Klien mandi dengan
tertib dan selalu menggosok gigi dan 2 hari sekali keramas. Klien
mengatakan mandi sesuai dengan jadwal yang ada di rumah sakit. Kuku
tangan dan kuku kaki klien tidak kotor namun sedikit panjang. Klien tidak
memiliki masalah dengan bau badan karena saat pengkajian tidak ada
bau yang mencolok pada badan klien.
4. Berpakaian
Cara berpakaian klien baik, cukup rapi dan baju klien terlihat bersih. Klien
selalu menggunakan baju seragam yang diberikan oleh rumah sakit dan
setiap pagi selalu ganti baju.
5. Istirahat dan tidur
Di RSJ klien tidur siang karena klien terpengaruh obat yang diberikan
oleh dokter. Klien tidur malam jam 20.30 WIB karena jadwal yang
ditentukan jam 21.00 WIB semua pasien harus sudah tidur. Klien
mengatakan tidak ada masalah dengan pola tidurnya.
6. Penggunaan obat
Selama di RSJ Grhasia klien mendapat terapi obat. Klien mnegatakan
meminumnya setiap hari dan tidak ada efek seperti pusing, mual, muntah
setelah meminum obat tersebut. Efek samping yang didapat klien
hanyalah mengantuk.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan pernah melakukan rawat jalan di poliklinik RSJ
Grhasia, namun obat yang diberikan tidak diminum dengan teratur. Klien
hanya tinggal serumah dengan suaminya dan suaminya kadang lupa
untuk mengingatkan klien minum obat.
8. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan dirumah kegiatannya selalu membantu pekerjaan
suaminya disawah dan mengerjakan tugas – tugas ibu rumah tangga..
9. Kegiatan selama di RSJ Grhasia
Klien mengikuti semua kegiatan yang ada di RSJ Grhasia, seperti
rehabilitasi, terapi aktivitas kelompok dan kegiatan yang terjadwal, klien
selalu mengikutinya dengan aktif.

IX. Mekanisme Koping


Klien mengatakan tidak ada orang yang dekat dengan klien. klien
mengatakan suami klien jarang berpertemuan dengan klien. klien lebih
sering ngomonng sendiri dari pada harus mengungkapkan masalahnya
dengan orang lain.
VIII. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Klien tidak memiliki masalah dengan lingkungan tempat klien tinggal. Klien
dapat bersosialisasi dengan semua pasien yang ada dibangsal. Semua
pasien yang ada saling memberikan dukungan satu sama lain.
IX. Pengetahuan
Pengetahuan klien kurang mengenai pengendalian perilaku kekerasan dan
manfaat minum obat. Ketika ditanya tentang apa itu halusinasi, klien dapat
menjelaskan sedikit, yaitu mendengar apa yang tidak nyata.
X. Aspek Medik
Diagnosa medik : F.20.3 ( Skizofrenia tak terinci )
Axis I : F. 20. 3 ( Skizofrenia tak terinci )
Axis II : cenderung skizoid
Axis III : belum ada dx
Axis IV : tidak ada keluhan / tidak jelas
Axis V : GAF 41 – 50
Klien mendapatkan terapi obat sebagai berikut :
a. THP (Triheksilpenidine) 2mg 1 – 0 – 1 : obat untuk mengurangi efek
samping.
b. CPZ (Chlorpromazin) 25mg 1 – 0 – 1 : anti psikotik (untuk membuat
pikiran menjadi tenang dengan memblokade dopamin pada reseptor
pasca neuron diotak).
c. Respiradon 2 mg 1 – 0 – 1 ( menghilangkan Waham )
d. Amoxicilin 500 mg 1 – 1 – 1 : anti biotik
Analisis Data
Data Masalah
DS :
- Klien mengatakan mendengar suara yang
mengajaknya untuk bercerita.
- Saat berpertemuan klien juga terlihat
berbicara sendiri, setelah ditanya klien
mendengar apa, klien mengatakan kalau
klien diberitahu keluarganya sudah
menjemputnya namun sudah satu bulan kok
tidak sampai – sampai.
Gangguan sensori
- Klien mengatakan sering mendengar suara
persepsi : halusinasi
– suara tersebut. Dan suara tersebut dapat
pendengaran dan
muncul kapan saja, saat klien sendiri
penglihatan.
maupun saat klien sedang berbincang
dengan orang lain.
DO:
- Klien terlihat sering tertawa sendiri
- Klien terlihat sering melihat ke arah tertentu,
pandangan kadang kosong seperti
memikirkan sesuatu (melamun).
- klien sering bicara sendiri

DS :
- klien sering marah – marah dan mudah
tersinggung.
Resiko Perilaku
- klien sering mengamuk melempari orang –
kekerasan
orang
DO :
- Klien tampak gelisah dan tidak bisa tidur
DS : Managemen regimen
- Klien mengatakan hanya minum obat kalau terapi inefektif
merasa sakit dan jika sudah tidak merasa
sakit klien tidak menghabiskan obat yang
diberikan oleh dokter
DO :
- Saat melakukan rawat jalan klien tidak rutin
untuk minum obat.

XI. Daftar MasalahKeperawatan


1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Management regiment terapi inefektif

RisikoPerilakuKekerasan ( Akibat )

Gangguan sensori persepsi:


halusinasi pendengaran ( Core Problem )

koping individu tidak efektif, managemen regiment terapi inefektif ( Penyebab )


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

INISIAL KLIEN : Ny. W NO. RM : 0061729


Hari, tanggal : 16 September 2013 Ruangan : Bangsal Srikandi
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosis Rasional
Tujuan Kriteria Tindakan Keperawatan
Senin, 16 Sept Senin, 16 Sept 2013 Senin, 16 Sept 2013 Senin, 16 Sept 2013 Senin, 16 Sept 2013
2013 12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB
12.30 WIB TUM : klien dapat setelah 1 x pertemuan a. Bina hubungan saling a. Bina hubungan saling
Gangguan mengontrol halusinasi klien menunjukkan percaya dengan percaya adalah dasar
persepsi sensori : yang dialaminya tanda-tanda percaya menggunakan prinsip dalam melakukan
halusinasi kepada perawat : komunikasi terapeutik. tindakan keperawatan
- ada kontak mata selanjutnya.
TUK 1 : - ekspresi bersahabat b.Observasi tingkah laku b. Observasi tingkah laku
Klien dapat membina - bersedia klien terkait dengan dapat digunakan untuk
hubungan saling mengungkapkan halusinasinya (*dengar, mengidentifikasi apa
percaya dan dapat masalah yang diahadapi lihat, raba, penghidu, halusinasi yang dialami
mengenal raba atau kecap). klien.
halusinasinya. c. Diskusikan dengan klien c. Diskusi dengan klien
tentang isi halusinasi membantu klien
(apa yang mengenal halusinasinya
b. Setelah 1x didengar/dilihat), waktu dan memberi pengertian
pertemuan, klien dapat terjadinya, frekuensi, pada klien halusinasi
menyebutkan : situasi yang yang dialami.
- isi menyebabkan halusinasi
- waktu dan respon pasien saat
- frekuensi halusinasi muncul.
- situasi pencetus
- respon atau perasaan
saat terjadi halusinasi.

TUK 2 : a. Setelah 1x a. Identifikasi bersama klien a. Identifikasi koping klien


Klien dapat mengontrol pertemuan klien cara atau tindakan yang dapat mengetahui
halusinasinya. menyebutkan dilakukan jika terjadi apakah selama ini
tindakan yang halusinasi (tidur, marah, koping yang digunakan
biasanya dilakukan menyibukkan diri, dll). efektif dan tepat atau
untuk Beri pujian jika cara yang tidak.
mengendalikan digunakan adaptif. Jika
halusinasinya. maladaptif, diskusikan
kerugian cara tersebut.
b. Diskusikan cara baru
untuk mengontrol
halusinasi :
- Menghardik. Katakan
pada diri sendiri bahwa
b. Setelah 1x ini tidak nyata (saya b. Diskusi dapat
pertemuan klien tidak mau dengar!) memberikan
dapat menyebutkan - Bercakap-cakap pemahaman pada klien
cara baru dengan orang lain. yang baik untuk
mengontrol - Melakukan aktivitas mengontrol
halusinasi yang terjadwal halusinasinya :
:menghardik, - Menggunakan obat - Menghardik, upaya
bercakap-cakap secara teratur. mengendalikan diri
dengan orang lain, dengan menolak
aktivitas yang halusinasi.
terjadwal, - Bercakap-cakap
menggunakan obat menimbulkan distraksi.
secara teratur. - Dengan aktivitas
terjadwal, klien tidak
akan mengalami
banyak waktu luang
sendiri yang sering
mencetuskan
halusinasi.
- Teratur minum obat
c. Bantu klien memilih cara mencegah kondisi
c. Setelah 2 x yang yang sudah putus obat dan
pertemuan klien dianjurkan dan latih kekambuhan.
dapat memilih dan untuk mencobanya. c. Bantuan meningkatkan
memperagakan cara rasa percaya diri klien
mengatasi d. Beri kesempatan untuk dan keyakinan dalam
halusinasi. melakukan cara yang mengontrol
d. Setelah 3 x dipilih dan dilatih. Pantau halusinasinya.
pertemuan klien pelaksanaan yang telah d. Kesempatan dan
dapat melaksanakan dipilih dan dilatih, jika pemantauan adalah
cara yang tealh berhasil beri pujian. bentuk evaluasi
dipilih untuk keberhasilan dari
mengendalikan tindakan klien untuk
halusinasinya. mengontrol
halusinasinya
.
TUK 3: a. Setelah 1 x interakisi a. Buat kontrak dengan a. Kontrak waktu yang
Klien dapat dukungan keluarga menyatakan keluarga untuk jelas membuat keluarga
dari keluarga setuju untuk mengikuti pertemuan (waktu, mempersiapkan waktu
pertemuan dengan tempat dan topik). untuk hadir.
perawat.
b. setelah 2 x pertemuan b. Diskusi dengan keluarga b. Diskusi tentang
keluarga dapat : pengertian halusinasi, halusinansi
menyebutkan kembali tanda gejala, proses meningkatkan
pengertian, tanda terjadinya, cara merawat pengetahuan dan
gejala dan cara pasien, obat halusinasi pemahaman tentang
perawatan klien beri informasi waktu penyakit yang dialami
halusinasi. kontrol ke rumah sakit. klien dan cara
merawatnya.
c. Setelah 2 x pertemuan c. Latih keluarga untuk c. Latihan meningkatkan
keluarga dapat membantu klien ketrampilan dan
membantu klien mengontrol halusinasi kemandirian keluarga.
mengontrol halusinasi. pada klien langsung.

Indah Indah

Senin, 16 Sept Senin, 16 Sept 2013 Senin, 16 Sept 2013 Senin, 16 Sept 2013 Senin, 16 Sept 2013
2013 12.30 WIB 12.30 WIBSetelah 1 x 12.30 WIB 12.30 WIB
12.30 WIB TUM : Klien tidak pertemuan klien a. Bina hubungan saling a. Bina hubungan saling
Resiko Perilaku melakukan perilaku menunjukkan tanda- percaya dengan percaya adalah dasar
Kekerasan kekerasa tanda percaya kepada menggunakan prinsip dalam melakukan
TUK 1 : perawat : komunikasi terapeutik. tindakan keperawatan
Klien dapat membina - ada kontak mata selanjutnya.
hubungan saling - ekspresi bersahabat
percaya -bersedia
mengungkapkan
masalah yang
dihadapi
TUK 2 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Beri kesempatan untuk a. Dengan memberi
mengidenifikasikan klien dapat mengungkapkan kesempatan
penyebab perilaku menyebutkan penyebab perasaannya mengungkapkan
kekerasan perilaku marahnya perasaannya dapat
mengetahui masalah
yang dialami oleh klien
b. Bantu klien untuk b. Dengan
mengungkapkan mengungkapkan
penyebab perasaan penyebab perasaan
jengkel atau kesal. jengkel maka perawat
bisa menentukan
tindakan selanjutnya
TUK 3 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan klien a. Agar dapat
mengidentifikasikan klien dapat mengungkapkan apa meringankan beban
tanda dan gejala prilaku menyebutkan tanda dan yang dialami dan di pikiran yang dialami
kekerasan gejala marahnya rasakan saat ini. oleh klien.
b. Bantu klien bermain b. Agar dapat dipantau
peran sesuai dengan tindakan yang
prilaku kekerasan yang dilakukan oleh klien.
biasa dilakukan
c. Simpulkan bersama c. Agar klien mengetahui
klien tanda dan gejala tanda dan gejala
jengkel atau kesal. jengkelnya.
TUK 4 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan klien untuk a. Dengan memberikan
mengidentifikasikan klien dapat mengungkapkan kesempatan untuk
prilaku kekerasan yang menyebutkan perilaku perilaku kekerasan yang mengungkapkannya
biasa dilakukan. kekerasan yang biasa biasa dilakukan (verbal, perawat dapat
dilakukan ketika marah pada orang lain, pada menentukan tindakan
lingkungan dan pada diri selanjutnya
sendiri).
b. Bantu klien bermain b. Agar dapat diketahui
peran sesuai dengan bahwa tindakan yang
prilaku kekerasan yang dilakukan salah.
biasa dilakukan
c. Bicarakan dengan c. Agar dapat
klien,apakah dengan dipertimbangkan
cara yang klien lakukan perbuatan yang
masalahnya selesai dilakukannya adalah
sikap yang
menyimpang atau
salah.
TUK 5 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Bicarakan akibat atau a. Agar dapat diketahui
mengidentifikasikan klien dapat kerugian dari cara yang bahwa tindakan yang
akibat prilaku
menyebutkan akibat dari dilakukan klien. dilakukan telah
kekerasan.
perilaku marahnya merugikan dirinya
sendiri
b. Bersama klien b. Agar klien termotivasi
menyimpulkan akibat untuk mempelajari cara
dari cara yang dilakukan yang dapatmencegah
klien. prilaku kekerasan.
c. Tanyakan kepada klien c. Agar klien termotivasi
”apakah ia ingin untuk mempelajari cara
mempelajari cara baru yang dapatmencegah
yang sehat”. prilaku kekerasan
TUK 6 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan kegiatan fisik a. Dengan mendiskusikan
mendemonstrasikan klien dapat yang biasa dilakukan kegiatan yang biasa
cara fisik untuk mendemonstrasikan 2 klien. dilakukan dapat
mencegah prilaku kegiatan fisik untuk memotivasi kegiatan
kekerasan mencegah perilaku yang baik dilakuakan
marahnya b. Beri pujian atas kegiatan b. Agar dapat
fisik yang biasa meningkatkan harga
dilakukan oleh klien. diri klien.
TUK 7 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan cara bicara a. Dengan mendiskusikan
mendemonstrasikan klien dapat yang baik dengan klien cara bicara yang biasa
cara sosial untuk mendemonstrasikan dan beri contoh cara dilakukan dapat
mencegah prilaku cara bicara yang baik. bicara yang baik dan memotivasi cara bicara
kekerasan mita klien mengikuti yang baik dilakukan.
contoh cara bicara yang
baik.
b. Minta klien mengulang b. Agar dapat diketahui
sendiri. bahwa tindakan yang
dilakkan benar atau
salah.
c. Beri pujian atas c. Agar dapat
keberhasilan klien. meningkatkan HD Klien
TUK 8 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan dengan klien a. Dengan mendiskusikan
mendemonstrasikan klien dapat kegiatan ibadah yang kegiatan ibadah, klien
cara spritual untuk menyebutkan kegiatan pernah dilakukan. dapat mengingat
mencegah prilaku ibadah yang pernah kegiatan ibadah yang
kekerasan dilakukan dan biasa dilakukan.
mendemonstrasikan b. Minta klien b. Dengan memberikan
kogiatan ibadah mendemonstrasikan kesempatan untuk
kegiatan ibadah yang mendemontrasikannya
akan dilakukan. dapat menerapkan
kegiatan ibadah yang
dilaksanakan
c. Beri pujian atas c. Dapat meningkatkan
keberhasilan Klien. harga diri klien
TUK 9 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Diskusikan dengan klien a. Agar klien mau
mendemonstrasikan klien dapat tentang jenis obat yang mematuhi peraturan
kepatuhan minum obat menyebutkan jenis obat diminumnya (5 benar). minum obat.
untuk mencegah prilaku yang diminumnya dan b. Diskusikan dengan klien b. Dengan mendiskusikan
kekerasan manfaat minum obat tentang manfaat minum manfaat minum obat
obat. dapat merangsang
keinginan klien untuk
patuh minum obat.
TUK 10 : Klien dapat Setelah 1x pertemuan a. Anjurkan klien untuk ikut a. Dengan menganjurkan
mengikuti TAK : klien dapat mau TAK. klien TAK dapat
stimulasi persepsi mengikuti TAK membantu klien
pencegahan prilaku berpertemuan dengan
kekerasan. teman-temannya
b. Diskusikan dengan klien b. Agar dapat
tentang kegiatan selama mengevaluasi
TAK. perasaan klien
TUK 11 : Klien Setelah 1x pertemuan a. Identifikasi kemampuan a. Agar dapat diketehui
mendapatkan klien dapat keluarga dalam merawat seberapa jauh tentang
dukungan keluarga menyebutkan klien sesuai dengan perawatan keluarga
dalam melakukan cara keuntungan peran serta yang telah dilakukan ke terhadap klien.
pencegahan prilaku keluarga dalam keluarga dalam merawat
kekersan merawat klien klien.
b. Jelaskan keuntungan b. Agar dapat
peran serta keluarga menumbuhkan peran
dalam merawat klien. serta keluarga.
Indah

Indah
Senin, 16 Sept Senin, 16 Sept 2013 Senin, 16 Sept 2013 Senin, 16 Sept 2013 Senin, 16 Sept 2013
2013 12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB 12.30 WIB
12.30 WIB TUM: keluarga akan Setelah 1x pertemuan, Lakukan Home visite Validasi data klien dan
Management menujukkan keluarga mengetahui a. BHSP dengan keluarga pengetahuan keluarga
regiment terapi kemampuan merawat cara merawat klien b. Identifikasi suasana yang cukup tentang
inefektif dan melaksanakan dengan kriteria: dalam keluarga yang minum obat motivasi
program terapi. - Keluarga dapat dapat mendukung keluarga untuk mengawasi
TUK: menjelaskan cara program terapi klien taat terapi obat
1. Keluarga merawat klien c. Beritahukan keadaan
mengetahui cara dengan baik (misal: klien saat ini
merawat klien memantau langsung d. Jelaskan cara merawat
dengan baik. klien minum obat) klien di rumah agar
kondisi semakin
membaik dari keadaan
semula.

2. Keluarga klien Setelah 2x Pertemuan, 1. Identifikasi peran dan


melaksanakan dan keluarga melaksanakan struktur masing-masing Pengetahuan tentang
memantau program dan mematuhi program angggota keluarga. peran keluarga menjadi
terapi untuk klien terapi dengan kriteria: 2. Ajarkan padakeluarga salah satu dukungan
- Keluarga dapat klien tentang keahlian tersendiri bagi klien
mengatur pemberian membagi waktu
obat sesuai program berasarkan prograam
- Klien dapat terapi klien.
mendemonstrasikan 3. Berikan pengertian dan
penggunaan obat penjelasan dlam
dengan benar memperbaiki dan
- Klien dan keluarga meningkatkan peran
memahami akibat anggota keluarga sebagi
berhenti minum obat care giver demi
kesembuhan klien.
4. Anjurkan klien meminta
sendiri obat pada
keluarga (jika waktunya
Indah minum obat).
5. Berikan penjelasan pada
keluarga akibat berhenti
minum obat tanpa
konsultasi.
6. Diskusikan dengan klien
tentang akibat berhenti
minum obat tanpa
konsultasi.
7. Berikan penjelasan pada
klien dan keluarga
tentang manfaat dan
efek samping obat.
8. Fasilitasi pertemuan
klien/ keluarga dengan
dokter

Indah
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Ny. W Ruangan : Bangsal Srikandi RSJ Grhasia RM. No : 0061729
IMPLEMENTASI TINDAKAN
DIAGNOSA EVALUASI
KEPERAWATAN
Senin, 16 September 2013 Senin, 16 September 2013
10.15 WIB 10.15 WIB
Membina hubungan saling percaya S : klien menyatakan bersedia diajak berdiskusi
- Menyapa klien sambil bersalaman kembali
- Memperkenalkan diri O : ada kontak mata, ekspresi wajah klien
- Menjelaskan tujuan bersahabat, klien bersedia berjabat tangan, duduk
- Menyampaikan kontrak waktu, topik, berdampingan, akan tetapi klien belum bisa
Gangguan Persepsi tempat mengutarakan masalah yang dihadapi karena klien
Sensori : Halusinasi merasa baik-baik saja.
pendengaran, RPK, A : klien percaya pada perawat
Indah P : lanjutkan intervensi tentang mengenal
Halusinasi dan RPK

Indah
Senin, 16 September 2013 Senin, 16 September 2013
10.25 WIB 10.25 WIB
a. Membantu klien mengenal halusinasinya. S : Klien mengatakan tahu apa itu halusinasi dan
Diskusi dengan klien isi, waktu, frekuensi mengerti. Klien mengatakan saat bebincang –
dan situasi yang mencetuskan halusinasi. bincang dengan perawat, klien mendengar suara –
suara yang mengatakan kalau klien akan dijemput.
Gangguan sensori persepsi
O : klien masih sering terlihat berbicara sendiri dan
: halusinasi pendengaran
Indah pandangan mata klien terlihat sering kosong.
A : Klien mengenal isi, waktu muncul dan frekuensi
halusinasi
P : lanjutkan intervensi : melatih cara mengontrol
halusinasi.
Indah
Resiko Perilaku Kekerasan Selasa, 17 September 2013 Selasa, 17 September 2013
08.00 WIB 08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 2 tentang mengontrol S : klien mengatakan mengerti dan merasa senang
perilaku kekerasan dengan aktivitas fisik bisa mengetahui cara baru untuk mengungkapkan
( memukul bantal dan nafas dalam ) emosi.
O : klien kooperatif dalam melakukan TAK, klien
mengikuti dari awal sampai akhir
A : klien mampu mengontrol PK dengan aktivitas
fisik
Indah P : lanjutkan intervensi selanjutnya: mengontrol
halusinasi dengan aktivitas verbal

Indah
Rabu, 18 September 2013 Rabu, 18 September 2013
13.00 WIB 13.00 WIB
Memberikan cara baru untuk mengontrol S : Klien mengatakan paham dengan cara – cara
halusinasi : baru yang sudah diberikan. Klien mengatakan akan
- Menghardik. Katakan pada diri sendiri mencoba yang bercakap – cakap dengan orang
bahwa ini tidak nyata (saya tidak mau lain.
Gangguan Persepsi dengar!) O : klien kooperatif, klien dapat menyebutkan 3 dari
Sensori : Halusinasi - Bercakap-cakap dengan orang lain. 4 cara baru mengontrol halusinasi.
Pendengaran - Melakukan aktivitas yang terjadwal A : klien memilih 2 cara baru mengontrol halusinasi
- Menggunakan obat secara teratur. yaitu bercakap – cakap dan aktivitas fisik
P : lanjutkan intervensi selanjutnya tentang
dukungan dari keluarga.

Indah
Indah
Rabu, 18 September 2013 Rabu, 16 September 2013
08.00 WIB 08.00 WIB
Melakukan TAK perilaku kekerasan SESI 3 S : klien mengatakan merasa senang karena sudah
Tentang mengontrol perilaku kekerasan tambah ilmu dan tahu bagaimana cara
dengan verbal / social mengendalikan emosi dengan tekhnik verbal.
O : klien mengikuti dengan antusias dari awal
Resiko perilaku Kekerasan sampai akhir, klien kooperatif.
A : klien mengontrol perilaku kekerasan dengan
Indah verbal / sosial
P : lanjutkan intervensi selanjutnya tentang minum
obat yang teratur

Indah
Resiko Perilaku Kekerasan Kamis, 19 september 2013 Kamis, 19 September 2013
08.00 WIB 08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 4 tentang mengontrol S : klien mengatakan agamanya islam, beribadah
Perilaku kekerasan dengan spiritual yang sering dilakukan solat 5 waktu dan berdzikir.
O : klien kooperatif dan mengikuti TAK dari awal
sampai akhir.
Indah A : klien mencoba bacaan solat yang dilakukan
P : lanjutkan Intervensi selanjutnya tentang obat
yang teratur

Indah
Jum’at, 20 september 2013 Jum’at, 20 September 2013
08.00 WIB 08.00 WIB
Melakukan TAK sesi 5 tentang minum obat S : klien mengatakan mengerti dan paham kalau
minum obat itu perlu walaupun ada efek
sampingnya. Klien mengatakan kalau dirinya suka
mengantuk kalau habis minum obat.
Resiko Perilaku kekerasan Indah O : Klien kooperatif dan mengikuti TAK dari awal
sampai akhir.
A : klien minum obat secara teratur
P Lanjutkan Intervensi selanjutnya tentang penkes
dengan keluarga klien

Indah

Anda mungkin juga menyukai