Anda di halaman 1dari 6

Penelitian Pengaruh pijat refleksi………

PENGARUH PIJAT REFLEKSI KAKI TERHADAP GANGGUAN


TIDUR PADA LANSIA HIPERTENSI
Ns. Ditte Ayu Suntara, M.Kep

ABSTRACT

A disorder of sleep is trouble sleeping and felt that they were not enough sleep. sleep disorders
could have happened in elderly who 60 year old up found 7 % of cases who have trouble disorder.
Group elderly more complain woke up earlier than at 5 am, in addition there are 30% group age 70
years many woke up at night. Therapy alternative that can be used be used for the treatnebt sleep
disorders one of them massage reflection feet, research design is Quasi Experimental using Pretest –
Posttest Control Group Desain approach to 20 patient with sleep disorder (10 intervention group and
10 control group) in Puskesmas Tanjung Sengkuang. Sampling using simple purposive sampling.
Results of univariate analysis showed the average Sleep disorders before foot massage reflection in
the intervention group was 14,70, while the control group was 12,50. In the mean Sleep disorders
after foot massage reflection the foot is 8,00 , while in the control group was 12,20. The influence of
massage reflection the foot against the sleep disorders in get the results on obtained value t count = -
3,048 < - 2.100 (value t table) and And the p = 0,007 < 0,05, So that can be concluded is influence
siqnifikan sleep disorders in elderly with hypertension given treatment by elderly hypertension not
given treatment. Expected to elderly with the disorder sleep can do massage reflection of the foot as
therapy alternative to anticipate sleep disorders.

Keywords : Sleep disorders, massage reflection the foot


Bibliography : 58 (1960 – 2016)

1. PENDAHULUAN dibandingkan dengan penyakit lainnya


Lanjut usia adalah kelanjutan dari usia (WHO, 2015).
dewasa yang merupakan suatu proses alami Data Depkes Indonesia, lansia yang
yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang mengalami ganguan tidur per tahun sekitar
Maha Esa. Akibatnya jumlah lanjut usia 750 orang. Setiap tahun diperkirakan
semakin bertambah dan cenderung lebih sekitar 35% - 45% orang dewasa
cepat dan pesat (Nugroho, 2006). Semakin melaporkan adanya gangguan tidur dan
bertambahnya umur manusia, terjadi proses sekitar 25% mengalami gangguan tidur
penuaan secara degeneratif yang akan yang serius. Prevalensi gangguan tidur pada
berdampak pada perubahan – perubahan lansia cukup tinggi yaitu sekitar 50% pada
pada diri lansia tersebut, tidak hanya tahun 2009 (Depkes RI, 2010).
perubahan fisik, tetapi juga kognitif, Data gangguan tidur Pada kelompok
perasaan, sosial dan sexual (Azizah, 2010). lanjut usia 60 tahun, ditemukan 7% kasus
Perubahan – perubahan yang terjadi pada yang mengalami masalah gangguan tidur
lansia tersebut dapat menimbulkan berbagai (hanya dapat tidur tidak lebih dari 5 jam
macam gangguan, salah satunya adalah sehari). Hal yang sama ditemukan pada
gangguan tidur. 22% kasus pada kelompok usia 70 tahun.
Menurut WHO Tahun 2003 di Demikian pula, kelompok lanjut usia lebih
dapatkan kurang lebih 18% penduduk banyak mengeluh terbangun lebih awal dari
dunia mengalami gangguan tidur dan pukul 05.00. selain itu, terdapat 30%
meningkat setiap tahunnya. Pada saat ini kelompok usia 70 tahun yang banyak
diperkirakan 1 dari 3 lansia mengalami terbangun pada malam hari (Nugroho,
gangguan tidur nilai ini cukup tinggi jika 2006).

9
Jurnal Kesehatan STIKes Mitra Bunda Persada Vol. 10 No 1 Januari 2018
Penelitian Pengaruh pijat refleksi………

Lansia rentan terhadap gangguan tidur 2. METODOLOGI PENELITIAN


karena adanya tekanan pola tidur, usia 2.1 Rancanagn penelitian
merupakan salah satu faktor penentu Jenis rancangan dalam penelitian
lamanya tidur yang dibutuhkan seseorang. ini ialah metode Quasi
Semakin tua usia maka semakin sedikit Eksperimen dengan menggunakan
pula lama tidur yang dibutuhkan (Asmadi, rancangan Pretest – Posttest
2008). Penanganan masalah gangguan tidur Control Group Design. Yaitu
yang terjadi pada lansia perlu dilakukan dengan menggunakan kelompok
intervensi yang bersifat holistik dalam intervensi dan kelompok kontrol
menangani masalah gangguan tidur pada Pemilihan subjek penelitian ini
lansia. Salah satu alternatif penanganan tidak dilakukan secara
non farmakologis yang digunakan yaitu randominasi, yaitu dengan
terapi pijat (Massage) yang merupakan menggunakan purposive sampling.
salah satu terapi yang digunakan dalam 2.2 Populasi dan Sampel
menangani masalah gangguan tidur pada Populasi pada penelitian ini ialah
lansia. Terapi pijat ini merupakan upaya seluruh lansia hipertensi diwilayah
penyembuhan yang aman, efektif, dan kerja Puskesmas Tanjung
tanpa efek samping, serta bisa dilakukan Sengkuan Kota Batam yang
sendiri maupun dengan bantuan yang sudah berjumlah 927 orang, Sama
ahli (Firdaus, 2011). dengan 13,89%. Sampel penelitian
Pijet refleks kaki, merupakan ini 10 kelompok intervensi dan 10
pemijitan dapat memberikan rangsangan kelompok kontrol.
berupa tekanan pada pada kaki dibagian 2.3 Instrumen Penelitian
bawah (telapak kaki), punggung kaki, dan instrumen dalam penelitian ini
bagian samping kaki. Titik refleksi pada yaitu kuesioner gangguan tidur
kaki kanan dan kaki kiri semua dan teknik – teknik pijat kaki.
berhubungan dengan sistem peredaran 2.4 Tempat dan Waktu Penelitian
darah yang mengalir pada organ – organ di Wilayah Kerja Puskesmas
saraf tubuh berdasarkan Rangsangan Tanjung Sengkuang Kota Batam,
tersebut diterima oleh reseptor saraf (saraf waktu Penelitian tanggal 25
penerima rangsangan) tersebut langsung September – 8 Oktober 2017
dikirim ke otak. Sinyal yang dikirim dengan lansia gangguan tidur.
langsung keotak dapat melepaskan 2.5 Definisi Operesional
ketegangan dan memulihkan keseimbangan  Variabel Bebas pijat refleksi
seluruh tubuh (Barbara & Kevin K, 2012). kaki, Definisi Operasional
Tujuan pada penelitian ini yaitu : yaitu pijat yang dilakukan
1. untuk mengidentifikasi gangguan tidur pada kaki dengan memberikan
pada kelompok intervensi dan kelompok penekanan pada bagian kaki
kontrol sebelum pijat refleksi kaki. bawah(telapak kaki),
2. untuk mengidentifikasi gangguan tidur punggung kaki, Samping kaki.
pada kelompok intervensi dan kelompok pada lansia gangguan tidur
kontrol sesudah pijat refleksi kaki. dilakukan selama 15 menit.
3. untuk menganalisis perbedaan gangguan parameter : pijat refleksi
tidur pada kelompok intervensi sebelum dilakukan selama 15 menit,
dan sesudah pijat refleksi kaki. satu minggu dilakukan 3 kali
4. untuk menganalisis perbedaan gangguan dengan waktu penelitian 2
tidur pada kelompok kontrol sebelum minggu. Cara ukur : dengan
dan sesudah pijat refleksi kaki. Observasi, Alat ukur : Teknik
5. untuk menganalisis pengaruh pijat pemijatan kaki, Skala ukur :
refleksi kaki terhadap gangguan tidur Nominal, Hasil ukur :
pada lansia hipertensi di Wilayah Kerja Intervensi (dilakuakn pijat
Puskesmas Tanjung Sengkuang kota refleksi kaki) dan Kontrol
Batam.  Variabel terikat gangguan
tidur, Definisi Operasional :

10
Jurnal Kesehatan STIKes Mitra Bunda Persada Vol. 10 No 1 Januari 2018
Penelitian Pengaruh pijat refleksi………

yaitu keadaan dimana sebelum dilakukan pijat refleksi


seseorang mengalami kaki pada kelompok kontrol dan
kesulitan untuk tidur atau intervensi
kesulitan untuk tetap tertidru
yang membuat lansia merasa
belum cukup tidur, parameter :
nilai nominal gangguan tidur Kelo N Me SD Mi Med 95
0, cara ukur : wawancara, alat
mpok an n – ian %
ukur : kuesioner gangguan Ma CI
tidur, skala ukur: interval,
x
hasil ukur : 0-27 (0= tidak ada
Interv 1 14, 3,7 9 – 15,0 12,
gangguan, 1-9=gangguan tidur
ensi 0 70 43 20 0 02-
ringan, 10-18= gangguan tidur
17,
sedang, 19-27= gangguan tidur
38
berat).
Kontr 1 12, 3,7 7 – 12,0 9,8
ol 0 50 19 20 0 4 -
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
15,
3.1 Karakteristik responden
16
3.2 gangguan tidur pada lansia

No Karekteristik Kelompok Kelompok


Responden Intervensi Kontrol 3.3 gangguan ridur pada lansia sesudah
Frek % n Frek % n pijat refleksi kaki pada kelompok
1 Usia 10 10 intervensi dan kontrol
a. 60-69
tahun 3 30 4 40
b. > 70 tahun 7 70 6 60 Kelom N M SD Min Medi 95
2 Jenis Kelamin 10 10 pok ea – an %
a. Laki-Laki 3 30 3 30 n Ma CI
b. Perempuan 7 70 7 70 x
3 Pekeraan 10 10 Interve 1 8,0 2,35 4– 9,00 6,3
a. Tidak nsi 0 0 7 11 1-
Bekerja 8 80 8 80 9,6
b. Buruh 1 10 1 10 9
c. Jualan 1 10 1 10 Kontro 1 12, 3,49 7– 11,5 9,7
l 0 20 0 19 0 0-
14,
70

11
Jurnal Kesehatan STIKes Mitra Bunda Persada Vol. 10 No 1 Januari 2018
Penelitian Pengaruh pijat refleksi………

3.3Analisa Bivariat
 Hasil Analisis Perbedaan Gangguan
Tidur Sebelum dan Sesudah Pijat  Pengaruh pijat refleksi kaki terhadap
Refleksi Kaki pada Kelompok gangguan tidur dengan uji t-tidak
Intervensi Menggunakan Uji T- berpasangan.
Berpasangan.

Ganggua n Mea SD Selisi p- Ganggua n Mea Selisi p-


n tidur n h valu n tidur n h valu
Mean e Mean e

Sebelum 1 14,70 3,74 6,700 0,00


0 3 0
1 8,00 2,35 Sebelum 1 8,00 3,71 0,300 0,08
Sesudah
0 7 0 9 1

 Hasil Analisis Perbedaan Gangguan


Tidur Sebelum dan Sesudah Pijat
Refleksi Kaki pada Kelompok Sesudah 1 12,50 3,49
Kontrol Menggunakan Uji T- 0 0
berpasangan.

Ganggua n Mea SD Selisi p-


n tidur n h valu
Mean e
Sebelum 1 12,50 3,71 0,300 0,08
0 9 1
Sesudah 1 12,20 3,49
0 0
PEMBAHASAN

1. Gangguan tidur pada lansia sebelum Adit (2013) yang menyatakan bahwa
dilakukan pijat refleksi kaki pada di dapatkan rata – rata skor ganggan
kelompok intervensi dan kelompok tidur pada lansia kelompok intervensi
kontrol. dan kelompok kontrol sebelum di
Hasil analisis univariat didapatkan lakukan pijat refleksi kaki tidak jauh
bahwa secara keseluruhan rata-rata berbeda dengan nilai skor pada
gangguan tidur pada kelompok kelompok intervensi sebesar 30,50 dan
intervensi adalah 14,70 dengan standar kelompok kontrol sebesar 30,28 maka
deviasi sebesar 3,743, dan kelompok dapat disimpulkan tidak ada perbedaan
kontrol 12,50 dengan standar deviasi yang signifikan tingkat gangguan tidur
sebesar 3,719. Gangguan tidur pada lansia sebelum dilakukan pijat
terendah adalah 7 pada kelompok refleksi kaki.
kontrol sedangkan gangguan tidur 2. Gangguan tidur pada lansia sesudah
tertinggi adalah 20 pada kedua dilakukan pijat refleksi kaki pada
kelompok. Gangguan tidur adalah kelompok intervensi dan kelompok
suatu keadaan seseorang mengalami kontrol.
kesulitan untuk tidur atau kesulitan Bedasarkan hasil penelitian dapat
untuk tetap tertidur yang membuat dilihat bahwa, terjadi penurunan
penderita merasa belum cukup tidur gangguan tidur sebelum dan sesudah
pada saat terbangun. Hal ini sejalan pijat refleksi kaki pada kelompok
dengan penelitian yang dilakukan oleh intervensi sebanyak 6,70. Dengan rata-

12
Jurnal Kesehatan STIKes Mitra Bunda Persada Vol. 10 No 1 Januari 2018
Penelitian Pengaruh pijat refleksi………

rata nilai gangguan tidur sebelum Temuan pada penelitian ini sesuai
14,70 dan rata-rata nilai gangguan dengan uji klinis oleh Pranoto (2016)
tidur sesudah pijat refleksi kaki 8,00. dalam sebuah skripsi tentang pengaruh
Namun hal yang sama tidak masse kaki terhadap penurunan
ditunjukkan pada kelompok kontrol, gangguan tidur pada lansia dengan
dimana hanya terjadi penurunan menggunakan desain Quasi
gangguan tidur sebesar 0,30 antara pre Ekperimentpada 30 responden
dan post test. Dengan rata-rata nilai gangguan tidur, di dapatkan hasil
gangguan tidur sebelum 12,50 dan terdapat perbedaan rata – rata
rata-rata nilai gangguan tidur sesudah gangguan tidur post test antara
adalah 12,20. Pijat refleksi menurut kelompok eksperimen dengan p-
Puthusseril (2006) adalah pemijatan di value=0,001.
daerah atau titik refleksi pada bagian 4. Perbedaan gangguan tidur pada
kaki atau tangan, dengan membelai kelompok kontrol sebelum dan
lembut secara teratur untuk sesudah diberikan pijat refleksi kaki
meningkatkan refleksasi. Edwin Hasil analisis uji t-berpasangan pada
Bowers C, manabahkan bahawa pijat kelompok kontrol didapatkan bahwa
refleksi kaki merupakan pemijatan tidak ada perbedaan yang signifikan
yang dapat memberikan rangsangan nilai rata-rata gangguan tidur dengan
berupa tekanan pada kaki di bagian α˃0,05 (p-value= 0,081) antara pre
bawah (telapak kaki), punggung kaki, dan post test nilai gangguan tidur.
dan bagian samping kaki. Tekanan Temuan pada penelitian ini sesuai
pada saraf kaki ini akan memberikan dengan uji klinis oleh Kurnia (2014)
rangsangan bioelektrik yang dapat yang menggunakan desain quasy
memperlancar sirkulasi aliran darah eksperiment designspada 20 responden
dan cairan tubuh menyalurkan nutrisi gangguan tidur, didapatkan hasil
serta oksigen ke sel – sel tubuh bahwa ada tidak ada perbedaan rata-
menjadi lancar yang akan memberikan rata gangguan tidur sebelum dan
efek relaksasi dan akan merangsang sesudah pijat refleksi kaki pada
rasa ngantuk. Hal ini juga sejalan kelompok kontrol dengan nilai P-
dengan penelitian yang dilakukan oleh value= 0,286.
Rochmad Agus (2014) yang 5. Pengaruh pijat refleksi kaki terhadap
menyatakan bahwa didapatkan gangguan tidur pada lansia hipertensi.
penurunan gangguan tidur sebelum Hasil diatas diperoleh nilai t hitung = -
dan sesudah pijat refleksi kaki yaitu 3,048 < - 2.100 (nilai t tabel) dan nilai
sebesar 3,86. Dengan nilai mean p = 0,007 < 0,05 sehingga dapat
sebelum perlakuan yaitu 16,13 disimpulkan ada pengaruh yang
sedangkan nilai mean sesudah siqnifikan gangguan tidur pada lansia
perlakuan yaitu 12,27. Hasil penelitian dengan hipertensi yang diberikan
ini menunjukkan bahwa pijat refleksi perlakuan dengan lansia hipertensi
kaki secara signifikan bermanfaat yang tidak diberikan perlakuan. Hal
dalam menurunkan gangguan tidur ini juga sejalan dengan penelitian yang
pada lansia, dibuktikan dengan hasil dilakukan oleh Putu (2013) dalam
skor nilai gangguan tidur yang sebuah skripsi tentang pengaruh pijat
bermakna. refleksi terhadap insomnia pada lansia
3. Perbedaan gangguan tidur pada dengan menggunakan desain Quasi
kelompok intervensi sebelum dan Ekperiment pada 18 responden
sesudah diberikan pijat refleksi kaki. gangguan tidur, di dapatkan hasil
Hasil analisis uji t-berpasangan pada bahwa ada pengaruh yang yang
kelompok intervensi didapatkan signifikan pijat refleksi kaki terhadap
bahwa ada perbedaan yang signifikan insomnia pada lansia dengan p – value
nilai rata-rata gangguan tidur dengan = 0,007 <α (0,05) dengan perbedaan
α˂0,05 (p-value= 0,000) sebelum dan sejumlah – 4,7222 di bandingkan
sesudah pijat refleksi kaki. kelompok kontrol.

13
Jurnal Kesehatan STIKes Mitra Bunda Persada Vol. 10 No 1 Januari 2018
Penelitian Pengaruh pijat refleksi………

bahwa ada perbedaan yang signifikan


gangguan tidur sebelum dan sesudah pijat
KESIMPULAN refleksi kaki pada lansia hipertensi
1. Hasil analisa univariat gangguan tidur dengan α < 0,05 (p-value = 0,000).
sebelum dilakukan pijat refleksi kaki pada 4. Hasil analisa uji t-berpasangan pada
kelompok intervensi dan kelompok kelompok kontrol didapatkan hasil bahwa
kontrol didapatkan pada kelompok tidak ada perbedaan gangguan tidur
intervensi 14,70 dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah pijat refleksi kaki
12,50. dengan α > 0,05 (p-value = 0,081) .
2. Hasil analisis univariat gangguan tidur 5. Hasil uji t-tidak berpasangan di dapatkan
sesudah dilakukan pijat refleksi kaki pada hasil nilai t hitung = -3,048 < - 2.100 (
kelompok intervensi dan kelompok nilai t tabel) dan nilai p = 0,007 < 0,05 ,
kontrol didapatkan pada kelompok sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh
intervnsi adalah 8,00 dan kelompok yang siqnifikan gangguan tidur pada
kontrol 12,20. lansia hipertensi yang diberikan perlakuan
3. Hasil analisis uji t-berpasangan pada dengan lansia hipertensi yang tidak
kelompok intervensi didapatkan hasil diberikan perlakuan.

DAFTAR PUSTAKA

Adit. (2013). Pengaruh Pijat Refleksi Nugroho, W. (2008). Keperawatan


Kaki Terhadap Penurunan gerontik dan geriatric. Jakarta :
Tekanan Darah Pada Penderita EGC.
Hipertensi di Desa Kasindir
Kecamatan Jorlang Hataran Nugroho. (2011). Hipertensi tekanan
Kabupaten Simalungun. Di unduh darah tinggi. Yogyakarta: Penerbit
pada tgl 13 juli 2017 Kansius
Asmadi. (2008). Terapi pijat untuk
kesehatan, kecerdasan otak dan Nugroho, W. (2008). Keperawatan
kegiatan daya ingat. Yogyakarta : Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3.
buku biru Jakarta: EGC.
Azizah. (2010). Gangguan Tidur pada firdaus. (2011). Keperawatan
Lanjut Usia Diagnosis dan Gerontik. Yogyakarta: Nuha
Penatalaksanaan dalam Cermin Medika.
Dunia Kedokteran. Grup PT Kalbe Rochmad. (2007). Meredam hipertensi
Farma, Jakarta. dengan aerobic. Di unduh pada
Dinkes. (2012). Hipertensi Masih tanggal 16 maret 2017 dari
Menjadi Masalah Besar Indonesia http://radmarssy.wordpress.com//m
dalam eredam-hipertensi-dengan-aerobik/
http://www.diskes.jabarprov.go.id/i who (2013) Undang- Undang Online,
ndex.php/subMenu/informasi/berita “Undang-undang Kesejahteraan
/detailberita/124, diakses tanggal Lansia nomor 13 tahun 1998,”
13 Oktober 2013. artikel Di unduh pada 17 Februari
Kurnia. (2014). pengaruh pijat refleksi 2017 dari
kaki terhadap gangguan tidur pada file:///C:/Users/Acer/Downloads/U
lansia. Diunduh pada tgl 9 Oktober ndang-Undang-tahun-1998-13-
2017. 98%20(3).pdf

14
Jurnal Kesehatan STIKes Mitra Bunda Persada Vol. 10 No 1 Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai